Istilah “diksi” dalam bahasa Indonesia sering dipergunakan untuk merujuk pada dua
pengertian, yaitu (1) kata yang dipilih dan (2) proses pemilihan kata. Sebagai kata yang terpilih,
“diksi” dapat didefinisikan sebagai “kata atau kelompok kata” yang dipilih oleh seorang
pembicara atau penulis berdasarkan berbagai pertimbangan. “Diksi” sebagai proses dapat
didefinisikan sebagai kegiatan memilih dan menentukan “kata” atau “pilihan kata” yang
dianggap tepat dari segi makna dan implikasi makna yang ditimbukannya.
Mengapa kita harus memilih kata? Bolehkah kita memilih kata sekehendak sendiri tanpa
mempertimbangkan pengaruh kata-kata yang kita pilih itu terhadap lawan bicara kita?
Keengganan dan ketidakmampuan kita untuk memilih kata, akan berpengaruh terhadap
kesuksesan kita dalam bergaul. Orang yang sering memilih kata yang tidak tepat cenderung akan
tidak disukai orang lain karena dianggap tidak sopan, kasar, serta tidak menghargai orang lain.
Kata dalam makna lugas dan makna kias. Makna lugas adalah kata yang
dipergunakan dalam makna lazimnya, makna kata yang sesungguhnya. Makna kias adalah
makna baru yang merupakan hasil dari penempatan kata pada rangkaian kalimat yang tidak biasa.
Hal ini dilakukan karena dianggap memiliki kesamaan. Perhatikanlah kata bercetak tebal pada
dua kalimat berikut ini!
“Mahasiswa itu mengambil semua uang simpanannya untuk membayar uang kuliah”.
“Anak itu berusaha mengambil hati ibunya”.
Menurut Anda kata “mengambil” yang manakah yang merupakan kata dalam makna lugas?
Contoh lain.
“Perawat itu menunggu pasien yang sedang diperiksa di laboratorium”.
“Lelah rasanya aku menunggu dipenuhinya semua janji yang pernah kauucapkan”
Contoh lain.
“Dengan sikap hati-hati, perawat itu membuka pintu kamar ruang pasien”.
“Aku akan berusaha membuka pintu hatimu yang sudah lama terkunci”.
Kata dalam makna umum dan makna khusus. Sebuah kata bisa disebut kata “umum”
apabila cakupan maknanya lebih lebih luas dengan kata lain yang cakupan maknanya lebih
sempit. Misalnya, dapat kita lihat pada kalimat berikut ini.
“Pasien itu merasakan sakit yang luar biasa pada bagian perutnya”. Bandingkan dengan
kalimat:
“Pasien itu merasakan sakit yang luar biasa pada lambungnya”.
Menurut Anda, pada kedua kalimat itu, kata apa yang lebih umum pengertiannya dan
kata apa yang lebih khusus pengertiannya.
Dua kata atau lebih yang bersisonim. Untuk menghindari penggunaan kata yang
dianggap kasar, kurang hormat, dan agar tidak menyinggung perasaan lawan bicara, atau agar
terasa lebih indah, kita dapat memilih kata lain yang maknanya bersinonim. Perhatikan kata
bercetak tebal pada dua kalimat di bawah ini.
“Dari puncak bukit itu saya dapat menikmati keindahan kota Garut waktu malam”.
“Dari puncak bukit itu saya dapat menikmati keindahan kota Intan waktu malam”.
Kata dalam bentuk ungkapan dan makna idiomatik. Hampir dalam setiap peristiwa
komunikasi sering dipilih kata-kata dalam makna idiomatik. Kata-kata bermakna idiomatik
adalah kata atau kelompok kata yang maknanya tidak berhubungan makna dalam kata asalnya.
Perhatikan kata “kambing hitam” pada dua kalimat di bawah ini.
“Pada perayaan Idhul Adha tahun ini dia menyembelih kambing hitam yang dibelinya
dari teatangganya”.
“Pedagang kaki lima yang sebenarnya tidak ada kaitannya dengan peristiwa kerusuhan
itu, telah dijadikan kambing hitam”.