Anda di halaman 1dari 5

YouTube Ads : Info Riset Terbaru & Insight Untuk

Para Marketer
Anda seorang marketer? Tentunya melakukan promosi untuk menginformasikan atau
menawarkan produk Anda pada target audience merupakan tugas penting Anda.

Dan di jaman yang serba canggih seperti sekarang ini, semua kegiatan promosi sudah
semakin dimudahkan.

Sudah banyak media online yang bisa kita gunakan untuk melakukan promosi bisnis.

Bentuk iklan promosi ada macam-macam. Ada yang berupa visual, audio dan yang paling
keren adalah iklan yang bentuknya audio visual.

Ada keuntungan dari beriklan dengan menggunakan audio visual, konsumen akan lebih
paham mengenai produk yang ditawarkan.

Karena selain menampilkan gambar, konsumen juga dapat mendengar penjelasan detail
produk dari sang narrator atau biasanya mereka akan mengadakan demo produk.

Beriklan secara audio visual saat ini bukan cuma bisa dilakukan melalui media TV saja.
Anda juga bisa melalui media online seperti YouTube, Instagram atau dari blog pribadi.

Untuk saat ini, kita akan berbicara khusus seputar iklan YouTube.

Lalu, pernahkah Anda bertanya – tanya “Apakah rumit jika saya mau beriklan di YouTube?
Bisakah menghemat waktu atau budget saya?”

Agar dapat menjawab pertanyaan itulah artikel ini dibuat khusus untuk para marketer.

Apa yang akan dibahas dalam artikel adalah tentang riset baru yang menyatakan
bagaimana konsumen atau target Anda merespon sebuah iklan YouTube.

Mari kita mulai.

Info Terbaru Jika Anda Berencana untuk Beriklan di Youtube

1. Audiens Lebih Memilih untuk Melihat Iklan di Youtube Daripada Facebook

Kita semua tahu, kalau YouTube sudah menjadi ‘rajanya’ platform untuk video di dunia
maya.
Platform yang didirikan pada Februari 2005 tersebut mulai menarik mata para penontonnya.
Konsistensi YouTube yang hanya berfokus pada video, menjadikannya sebagai top social
media.

2 tahun kemudian, YouTube mengeluarkan fitur iklan dan hingga saat ini, para pengiklan
dapat memilih dari 6 format iklan yang berbeda.

Di sisi lain, menurut penelitian yang dilakukan Animoto.com pada tahun 2006, iklan video
masih didominasi oleh Facebook.

Studi dari 1.000 konsumen dan 500 marketers, menunjukan bahwa 60% konsumen
menonton konten harian iklan video di Facebook dan 55% menonton dari Youtube.

Baca selengkapnya di :  The State of Social Video: Marketing in a Video-First World

Bagaimana pun, ketertarikan seseorang akan jenis social medianya tergantung pada
masing-masing orang.

Facebook masih memimpin dengan 49% atas survey ketertarikan konsumen pada konten
video iklan. Sementara Youtube berada di tempat kedua dengan 32%.

Point Penting

Ketika YouTube menawarkan opsi mid-roll ads, dan Facebook pun memutuskan untuk
memulai hal yang sama dengan YouTube, ternyata hal tersebut mempengaruhi engagement
konsumennya.

Pada umumnya konsumen tidak menyukai dengan adanya perubahan. Apalagi, yang jika
berhubungan dengan platform social media yang mereka gunakan sehari-hari seperti
Facebook.

Hal tersebut juga akan menjadi isu yang besar. Bukan berarti semua konsumen tidak
menyukai adanya perubahan.

Bagi sebagian orang, perubahan merupakan sebuah penyegaran yang mestinya di lakukan
agar tidak terkesan monoton, namun tetap harus konsisten.

2. Iklan dengan Daya Tarik Produk

Social Media Marketing 101 mengatakan bahwa Anda harus mengetahui target audience
Anda dan rangkul mereka dalam usaha Anda.
Lalu, bagaimana kalau Anda tidak menargetkan target audience Anda? Apakah akan lebih
baik dan menghemat budget?

Menurut Strike Social’s 2017 YouTube Advertising Benchmark Report, ada sekelompok
konsumen konten YouTube yang menurut laporannya “tidak diketahui”.

Dinamai demikian karena informasi demografis dari sekelompok orang tersebut tidak dapat
diketahui.

Jadilah hal tersebut sebagai kekurangan ketika beriklan. Karena, bisa jadi iklan tersebut
diterima oleh orang yang bukan target audience kita.

Namun, data dari Strike Social’s 2017 menunjukan bahwa individu yang tidak diketahui
memiliki view rate (VR) 29,5% (6,5% lebih tinggi dari rata-rata) dan tingkat biaya per
tampilan (CPV) sebesar $ 0,034 (hampir 23% lebih rendah dari rata-rata).
Bila jenis kelamin pemirsa tidak diketahui, VR turun sedikit menjadi 28% dan CPV naik
sedikit ke $ 0,039.

Point Penting

Pendekatan ini sangat cocok untuk produk dan layanan yang bersifat gender atau usia serta
memiliki daya tarik universal.

3. Minat Audience dan User Device Mempengaruhi Tampilan Iklan

Data yang dikumpulkan oleh Strike Social menunjukkan bahwa minat seseorang untuk
memberikan insight tentang penerimaan mereka terhadap iklan di YouTube.

Misalnya, Strike Social menemukan bahwa yang mencari sensasi memiliki view rates (VR)
yang tinggi di beberapa negara.

Ketertarikan penonton yang lainnya adalah pada hal – hal yang tentang makanan.

Hal ini dibuktikan oleh beberapa postingan di YouTube yang menampilkan wisata kuliner,
keunikan kuliner dari berbagai belahan dunia, tutorial memasak dan lain – lain.

Melihat keadaan seperti itu, produsen – produsen makanan mulai bergerak untuk beriklan di
YouTube.

Perhatikan juga, perangkat apa yang target audience Anda pakai untuk menonton iklan di
Youtube?
Apakah itu pakai PC atau ponsel? Menurut survey, separuh dari penonton YouTube
menonton menggunakan ponsel.

Point Penting

Jangan takut untuk menargetkan audience yang keperluannya belum tentu sesuai dengan
pembeli utama Anda.

Meskipun Anda tidak akan mengubah target audience Anda secara keseluruhan, Anda
harus melakukan test A / B untuk segmen yang berbeda.

Sehingga Anda mendapatkan perbandingan tentang bagaimana grup baru ini merespon
iklan Anda.

4. Marketer Tetap Tertarik dengan YouTube

Seperti yang kita tahu bahwa iklan di YouTube sudah semakin banyak.

Terbukti ketika Anda membuka sebuah video di YouTube, baik pada bagian awal, tengah
maupun akhir konten ada saja iklan yang muncul.

Marketer menganggap iklan di YouTube lebih efektif dan efisien. Sehingga tidak heran jika
YouTube menjadi “primadona” para marketer untuk beriklan.

Menurut, laporan dari Social Media Examiner menemukan bahwa 65% dari 5.000 lebih
responden yang telah berkecimpung dalam bisnis lebih dari 3 tahun melaporkan bahwa
mereka masih tertarik menggunakan YouTube dalam rencana promosi social media mereka.

44% dari responden juga berencana untuk meningkatkan budget iklan mereka di YouTube.

Kesimpulan

Para marketer social media masih menganggap kalau YouTube adalah sebagai pilihan
tempat untuk beriklan yang ok.

Karena selain konten yang dimuat berjenis audio visual yang sangat mempengaruhi
pemahaman target audience, YouTube juga tidak pernah luput dari keseharian pengguna
social media.

Di sinilah kesempatan para marketer untuk menyebarkan informasi mengenai produknya


dengan beriklan di YouTube.

Tapi tentunya dengan cara dan gaya masing – masing marketer yang sesuai dengan
karakter target audiencenya.
Semoga bermanfaat.

Bila Anda memiliki kesulitan atau cerita atau pengalaman menarik berhubungan dengan
YouTube atau ada info terbaru tentang social media, sampaikan saja ke Digitalmarkerter.id
dan pembaca lainnya dengan mengisi kolom komentar di bawah ini.

Anda mungkin juga menyukai