Anda di halaman 1dari 9

Bab II Tinjauan Pustaka

II.1 Injeksi Air


Injeksi air merupakan salah satu metode Enhanced Oil Recovery (waterflood)
untuk meningkatkan perolehan minyak yang tergolong injeksi tak tercampur. Air
injeksi dinjeksikan dengan laju alir sebesar tertentu akan memberikan pendasakan
dan penyapuan minyak di dalam reservoir. Diharapkan air bergerak dibelakang
front minyak bergerak di depan front. Pada saat air injeksi tiba di sumur produksi,
maka produksi air akan meningkat dengan cepat. Kondisi ini dinamakan
breakthrough. Setelah breakthrough saturasi air dalam reservoir menjadi sangat
tinggi sehingga pada akhir proses ini fluida yang diproduksikan didominasi oleh
air, yang ditunjukan dengan meningkatnya water cut.

Proses penyapuan minyak oleh air mempengaruhi terhadap jumlah minyak yang
dapat diperoleh. Semakin tinggi effisiensi penyapuan, maka akan dihasilkan
minyak dalam jumlah besar. Pada injeksi air, penyapuan akan lebih dominan
terjadi di bagian bawah reservoir yang diakibatkan oleh gaya berat air yang cukup
memadai. Hal ini berbeda pada injeksi gas yang dominasi penyapuan terjadi pada
lapisan atas karena gas yang lebih ringan daripada gaya berat oil.

II.2 Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Waterflood


Ada beberapa faktor penting yang diperhatikan untuk menjamin keberhasilan
suatu proses waterflood. Semakin baik proses waterflood dilaksanakan, maka
semakin besar recovery factor yang dihasilkan. Adapun faktor-faktor tersebut
meliputi kondisi reservoir dan fluida, antara lain :

1. Kedalaman reservoir
Dari segi teknik, jika kedalaman kecil maka tekanan injeksi yang dapat
dikenakan terhadap reservoir juga kecil, karena tekanan dibatasi oleh
tekanan rekah. Dari segi ekonomi, jika kedalaman makin dalam, maka
biaya yang dikeluarkan semakin mahal.

4
2. Kemiringan
Faktor kemiringan mempunyai arti penting jika perbedaan rapat massa
antar fluida pendesakan dan fluida yang didesak cukup besar. Apabila
fluida pendesakan air, maka akan cenderung untuk bergerak lebih cepat
kebagian bawah. Bila fluida pendesakannya gas, maka akan cenderung
untuk menyusun dibagian atas dan membentuk payung. Fenomena tidak
terlalu besar jika kecepatan pendesakan besar sekali.

3. Tingkat heterogenitas reservoir


Heterogenitas suatu reservoir ditentukan oleh :
¾ Keseragaman ukuran butiran.
¾ Keseragaman stratigrafi/jenis batuan
¾ Kontinunitas yang dipengaruhi struktur/ stratigrafi
¾ Ada atau tidak skin effect dan berapa besar pengaruhnya terhadap
injeksi.

4. Sifat-sifat petrofisik
Beberapa sifat petrofisik batuan yang ikut menentukan faktor perolehan
dengan metode injeksi air yaitu : porositas, permeabilitas relatif sebagai
fungsi saturasi, tekanan kapiler, saturasi air dan wettability. Jika porositas
yang besar akan menghasilkan cadangan sisa semakin besar pula, sehingga
membuat prospek waterflood lebih baik.

5. Mekanisme pendorong
Peranan mekanisme pendorong sangat penting sekali, contohnya jika suatu
reservoir mempunyai tenaga pendorong air yang sangat kuat (strongly
water drive), maka penerapan injeksi air atau injeksi kimiawi tidak
memberi dampak yang berarti.
.
6. Cadangan minyak tersisa
Cadangan minyak tersisa adalah minyak yang tersisa dalam reservoir.

5
7. Saturasi minyak tersisa
Besarnya saturasi minyak tersisa menetukan mudah tidaknya pendesakan
yang dilakukan oleh fluida injeksi. Secara ekonomi,makin kecil harga
saturasi minyak, maka pengurasan minyak akan tidak ekonomis.
8. Viscositas minyak
Dalam hal pendesakan tak tercampur (immiscible), besar yang
menentukan efektivitas penyapuan adalah perbandingan mobilitas fluida
pendesak dengan minyak yang didesak. Semakin kecil perbandingan
mobilitas maka semakin baik efisiensi penyapuannya. Hal ini terjadi jika
viscositas fluida semakin kecil2.

II.2.1 Faktor Untuk Melakukan Injeksi Air


Ada beberapa alasan untuk melakukan injeksi air. Lima alasan melakukan injeksi
air adalah sebagai berikut :
1 Evaluasi reservoir.
Evaluasi reservoir artinya mekanisme pendorong, dan tekanan seperti
water drive,gas drive,dan lain-lain.
2 Potensi untuk dilakukan injeksi air.
Potensi untuk dilakukan injeksi air artinya suatu reservoir melihat
saturasi water, saturasi oil dan bentuk lapangan.
3 Estimasi nilai injeksi dan produksi.
Estimasi nilai injeksi dan produksi artinya beberapa nilai injeksi air
dan nilai produksi minyak.
4 Estimasi perolehan minyak saat awal untuk dilakukan injeksi air.
Estimasi perolehan minyak saat awal untuk dilakukan injeksi air
artinya berapa perolehan minyak awal sebelum injeksi, seperti saturasi
minyak dan faktor perolehan.
5 Indetifikasi variabel yang boleh menyebabkan ketidak-pastian di
analisa secara teknis
Indetifikasi variabel yang boleh menyebabkan ketidak-pastian di
analisa secara teknis artinya analisis lapangan.8

6
II.3 Parameter Untuk Injeksi Air

II.3.1 Perbandingan Mobilitas


Efisiensi perpindahan pada suatu proses pendesakan bervariasi terhadap jenis
fluida dan sifat-sifat batuan. Oleh sebab itu sulit membandingkan kelakukaan
pendesakan jika parameter-parameter ini berubah.

Perbandingan mobilitas dinyatakan sebagai perbandingan antara mobilitas fasa


pendesakan dibelakang front terhadap mobilitas fasa yang terdesak di depan front,
dinyatakan dengan :
λ pendesakan
M=
λdidesak

Untuk fluida pendesak air, maka persamaan menjadi :

krw
λ μw
M= w =
λo kro
μo

II.3.2 Efisiensi Perolehan


Daya efisiensi keseluruhan pendesakan/injeksi dinyatakan dengan hubungan :

ET = EA x EV x ED
ET merupakan efisiensi total yang menunjukkan banyaknya variasi teknik
waterflood yang dapat dilakukan untuk meningkatkan perolehan minyak dengan
modifikasi satu atau lebih dari tiap-tiap efisensi4.

Efisiensi penyapuan EA merupakan Efisiensi penyapuan yang dinyatakan sebagai


perbandingan antara luas daerah yang sudah tersapu dibelakang front terhadap
luas total unit pola injeksi.
Vertikal sweep efficiency EV menunjukan daerah vertikal yang kontak dengan
injeksi. EV Merupakan fungsi keheterogen vertikal dan tingkat gravity segregation

7
yang tergantung pada kemiringan dan permeabilitas vertikal dan horizontal dalam
reservoir.

Displacement efficiency (ED) menunjukan bagian dari minyak yang bergerak di


zona penyapuan yang telah terdesak. ED merupakan fungsi dari volume yang
diinjeksi, viscositas, fluida, dan kurva relatif dari batuan.

II.3.3 Waktu Tembus Fluida


Waktu tembus fluida pendesak (breakthrough time) adalah waktu yang diperlukan
fluida pendesak pertama kali memasuki sumur produksi. Dalam hubungnya
dengan perbandingan mobilitas, jika M lebih besar dari satu berarti fluida
pendesak mendahului fluida yang didesak, maka waktu tembus fluida pendesak
akan cepat terjadi sehingga menurunkan jumlah minyak yang terproduksikan.6

II.4 Studi pendekatan Model

II.4.1 Model Dykstra Person


Model Dykstra Person t merupakan injeksi air dalam suatu reservoir
menggunakan model mutilayer/ model 3 D. Menurut model Dykstra Person
faktor yang mempengaruhi injeksi air mobiltas, viscositas dan distribusi
permeabilitas. Model ini dengan asumsi; tiga dimensi, isotropik, isothermal, dan
tiga fase.2

II.4.2 Model Dua Fasa


Model dua fasa merupakan model yang dapat dari 2 fasa dalam reservoir. Darcy
Menyatakan persamaan disffusivity model 2 fasa sebagai berikut :

∂ ⎡⎛ Rso ko Rsw k w ⎞ ∂P ⎤ ∂ ⎡ ⎛ Rso So Rsw S w ⎞ ⎤


⎢⎜ + ⎟ ⎥ = ⎢φ ⎜ + ⎟⎥
∂x ⎢⎣⎝ μo Bo μ w Bw ⎠ ∂x ⎥⎦ ∂t ⎢⎣ ⎝ μo Bo μ w Bw ⎠ ⎥⎦

Sedangkan persamaan disffusivity model 3 fasa sebagai berikut :

8
∂ ⎡⎛ k g R k R k ⎞ ∂P ⎤ ∂ ⎡ ⎛ S g R S R S ⎞⎤
⎢⎜⎜ + so o + sw w ⎟ ⎥ = ⎢φ ⎜ + so o + sw w ⎟ ⎥
∂x ⎢⎣⎝ μ g Bg μo Bo μ w Bw ⎟⎠ ∂x ⎥⎦ ∂t ⎢⎣ ⎜⎝ μ g Bg μo Bo μ w Bw ⎟⎠ ⎥⎦

Dalam penelitian ini model 2 fasa yaitu minyak dan air.

II.5 Pola Geometri Injeksi

II.5.1 Pendesakan Tak Tercampur Satu Dimensi


Pada injeksi air tidak terjadi perpindahan massa antara minyak dengan fluida
injeksi. Hal ini berarti bahwa fluida injeksi tidak masuk ke dalam minyak. Agar
kondisi ini tercapai maka proses pendesakan terjadi harus dibawah kondisi
kesetimbangan. Kondisi kesetimbangan ini sangat dipengaruhi oleh komposisi
dari kedua fluida yang terlibat, selain itu besarnya tekanan injeksi dan temperatur
saat proses berlangsung.1

Mekanisme pendesakan immiscible antara minyak dan fluida pendesak dibagi


menjadi konsep. Mekanisme pendesakan immiscible antara minyak dan fluida
pendesak dibagi menjadi satu konsep adalah Konsep berdasarkan prinsip Torak.

II.5.1.1 Prinsip Torak


Konsep dasar prinsip torak adalah anggapan adanya bidang pemisah antara kedua
fluida. Dalam hal ini, minyak di depan sedangkan air pendesak mengalir
dibelakang front. Jadi daerah yang berhasil didesak dengan segera saturasi minyak
akan berubah menjadi saturasi minyak residu (Sor). Pendesakan model torak ini
merupakan model khusus dan pendesakan frontal, dimana saturasi pendesak pada
front sama dengan satu dikurangi saturasi residual fluida pendesaknya.

9
Gambar II.1 Pendesakan model frontal dan model torak

II.5.2 Pendesakan Tak Campur Dalam Area Dua Dimensi


Sifat dan karakteristik dari fluida yang didesak maupun pendesaknya serta
karakteristik reservoirnya akan menentukan efisiensi penyapuan dari metode
injeksi yang dilakukan. Injeksi air dikatakan pendesakan dua dimensi, jika
reservoir tipis sehingga variasi saturasi dalam arah vertikal dapat diabaikan.

Keberhasilan metode injeksi yang dinyatakn dalam besaran efisiensi penyapuan


tergantung dari bentuk-bentuk geometri injeksinya. Gambar dibawah ini
memperhatikan beberapa macam bentuk geometri injeksi yang dapat diterapkan
pada suatu reservoir minyak. Tiap reservoir yang akan dilakukan proses injeksi
terdapat sumur-sumur injeksi yang terletak pada bagian tengah atau tepi dari pola
geometri tersebut, seperti terlihat padaGambar II.2 berikut :

10
Gambar II.2 Berbagai macam pola sumur injeksi-produksi4

II.6 Fluida Tidak Baur


Adanya dua fasa fluida atau lebih disebut tidak baur (immiscible) pada tekanan
dan temperatur tertentu jika setelah dilakukan pengadukan pada waktu yang
cukup lama, terbentuk antar muka yang jelas. Air dan minyak tidak dapat baur
hampir pada semua kondisi reservoir dan permukaan karena kelarutan minyak
dalam air dan kelarutan air dalam minyak sangat kecil.

II.6.1 Wettability
Wettability adalah kecenderungan dari suatu fluida untuk menyebar diatas atau
menempel pada suatu permukaan padat dalam fluida immiscible lain. Dalam hal
ini permukaan padat adalah batuan reservoir, sandstone, limestone, atau dolomite.
Fluida yang terdapat pada rongga pori-pori batuan sepanjang injeksi air adalah

11
minyak, air dan gas. Bagaimanapun, kondisi gas dibawah lebih baik dari liquid,
akan membasahi permukaan batuan, dan hanya minyak dan air yang paling
mungkin sebagai wetting phase.2

II.6.2 Tekanan Kapiler


Konsep tekanan kapiler adalah karakteristik dari suatu batuan berpori yang
direpresentasikan oleh fenomena kapilaritas pada tabung kapiler. Suatu antar
muka minyak/air atau udara/air dalam suatu tabung yang besar adalah datar
karena gaya-gaya pembasah(wettibility forces) pada dinding-dinding tabung
terdistribusi pada daerah kelling tabung yang besar. Karenanya, tekanan fluida-
fluida pada antar muka adalah sama. Pori-pori pada batuan reservoir analog
dengan tabung kapiler karena diameternya sangat kecil. Jika diameter kecil, gaya-
gaya permukaan disebabkan oleh kebasahan padatan dari salah satu fluida
disemua bagian antar muka, menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan antar
kedua fasa fluida sepanjang antar muka.

Distribusi cairan di dalam media berpori tergantung pada sifat wettability. Sangat
penting untuk mengetahui fluida mana yang membasahi , untuk memastikan
fluida mana yang mengisi ruang pori.8

12

Anda mungkin juga menyukai