Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENTINGNYA ASI DAN MENYUSUI

KELOMPOK I

ESTI S.0019.G.005

ASRIANA MUSLAN S.0019.G.002

NOVITA FAJARWATI

ISLAWATI

STIKES KARYA KESEHATAN


PRODI S1 GIZI
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Ta’ala. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan dengan
baik dan tepat waktu. Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam pembuatan
tugas makalah ini.
Untuk itu semoga makalah yang dapat menjadi dasar dan acuan agar kita menjadi
lebih kreatif lagi dalam membuat suatu makalah.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
ASI merupakan makanan alamiah yang harus diberikan bayi sejak usia
dini, terutama pemberian ASI Eksklusif yaitu bayi hanya diberi ASI saja tanpa
tambahan makanan ataupun minuman lainnya selama 6 bulan pertama kehidupan,
di imbangi dengan pemberian makanan pendamping ASI setelah 6 bulan di
teruskan sampai 2 tahun menyusui dapat mengurangi kematian anak balita sekitar
20% . Pencapaian 6 bulan ASI Eksklusif bergantung pada keberhasilan Inisiasi
Menyusui Dini (IMD) satu jam pertama setelah kelahiran (Roesli 2008). Bayi
yang diberi susu selain ASI mempunyai risiko 17 kali mudah rentang mengalami
diare dan tiga sampai empat kali kemungkinan terkena ISPA dibandingkan
dengan bayi yang mendapatkan ASI (Depkes RI, 2005).

Menurut WHO dan UNICEF (2012) laporan anak dunia 2011 yaitu dari
136,7 juta bayi lahir diseluruh dunia dan hanya 32,6% dari mereka yang disusui
secara eksklusif selama 6 bulan pertama. Keberhasilan pemberian ASI Eksklusif
secara nasional hanya 33,6%, dan 35% menurut WHO Global Data Bank 2012
(Kurniawan, 2013). Persentase cakupan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6
bulan di Indonesia pada tahun 2014 yang sebesar 52,3% sedikit menurun bila
dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebesar 54,3%. Tahun 2015 sebesar
55,7%. Di Jawa Timur cakupan pemberian ASI Eksklusif sekitar 74,1%,
sedangkan di Ponorogo sendiri cakupan pemberian ASI Eksklusif tahun 2015
sebesar 77,7% dan data bulan Januari sampai September 2016 sebesar 72,9%,
Cakupan pemberian ASI Ekslusif terendah tahun 2016 yaitu Ponorogo Utara
sebesar 39,1% (Dinkes Ponorogo, 2016).

Menyusui merupakan proses fisiologis, tidak ada hal yang lebih bernilai
dalam ehidupan seorang anak selain memperoleh nutrisi yang berkualitas sejak
awal kehidupan. Pemberian ASI (Air Susu Ibu) merupakan nutrisi ideal untuk
menunjang kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal. Salah
satu upaya untuk meningkatkan status gizi bayi adalah dengan memberikan ASI
secara eksklusif. World Health Organization (WHO) merekomendasikan
pemberian ASI eksklusif sekurang-kurangnya selama 6 bulan pertama kehidupan
dan dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun rekomendasi
serupa juga didukung oleh American Academy of Pediatrics (AAP), Academy of
Breasfeeding Medicine demikian pula oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
(Suradi et al, 2010).
B. Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang diatas perumusan masalah yang diangkat
adalah untuk mengetahui peranan penting pemberian ASI dan menyusui.
C. Manfaat
1. Mengetahui pentingnya pemberian ASI
2. Mengetahui pentingnya menyusui
BAB II

PEMBAHASAN

A. ASI
1. Pengertian ASI
Air Susu Ibu atau disingkat ASI adalah susu yang diproduksi oleh manusia
untuk konsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum dapat
mencerna makanan padat . ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi
seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologis social, maupun spiritual.
ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi
serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat
makanan (Hubertin, 2003). ASI mengandung nutrisi yang memadai dimana
ASI memenuhi segala ebutuhan bayi di awal-awal kehidupannya. ASI sangat
penting untuk anak untuk mencapai perkembangan yang terbaik.
Kualitas ASI selalu baik karena dalam proses produksinya ASI akan selalu
mengambil zat-zat penting yang ada dalam tubuh ibu. Kalau makanan ibu
kurang, maka nutrisi akan diambil dari cadangan nutrisi dalam tubuh ibu.
Kalau kategori gizi ibu baik atau sedang, produksi ASI juga akan selalu baik.
2. Komposisi ASI
ASI mengandung sebagian besar air sebanyak 87,5%. Oleh karena itu bayi
yang mendapat cukup ASI tidak perlu mendapat tambahan air walaupun berada
di tempat yang bersuhu panas. Kekentalam ASI sesuai dengan saluran cerna
bayi,sehingga tidak menyebabkan bayi mengalami diare.Komposisi ASI terdiri
dari karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin.
a. Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah
satu sumber untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir dua
kali lipat disbanding laktosa yang ditemukan pada susu formula. Kadar
karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu tinggi tetapi jumlahnya meningkat
terutama laktosa pada ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan). Setelah
melewati masa ini maka kadar karbohidrat ASI relative stabil.
b. Protein
Kandungan protein dalam ASI cukup tinggi. Protein dalam ASI terdiri dari
protein whey dan casein. Kadar protein whey yang lebih tinggi
menyebabkan ASI mudah diserap dan dicerna.
c. Lemak
Kadar lemak dalam ASI pad amulanya rendah kemudian meningkat
jumlahnya.Lemak ASI berubah setiap kali diisap oleh bayiyang terjadi
secara otomatis. Komposisi lemak pada 5 menit pertama isapan akan
berbeda dengan 10 menit kemudian. Kadar lemak pada hari pertama berbeda
dengan hari kedua dan akan berubah menurut perkembangan bayi dan
kebutuhan energi yang dibutuhkan bayi. Jenis lemak dalam ASI merupakan
lemak rantai panjang yang merupakan lemak kebutuhan sel jaringan otak
dan sangat mudah dicerna serta mempunyai jumlah yang cukup tinggi.
Dalam bentuk Omega 3, Omega 6, DHA dan Acachidomid acid merupakan
komponen penting untuk meilinasi. Asam linoleat ada di dalam ASI dalam
jumlah tinggi. Lemak ASI mudah diserap dan dicerna oleh bayi.
d. Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap, walaupun kadarnya relative rendah
tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Zat besi dan kalsium di dalam
ASI merupakan mineral yang sangat stabildan jumlahnya tidak dipengaruhi
oleh diit ibu.
e. Vitamin
Vitamin yang terkandung dalam ASI diantaranya vitamin K, vitamin D,
vitamin E, vitamin A dan vitamin yang larut dalam air.
3. Manfaat ASI
ASI mempunyai sejuta manfaat. ASI memegang peran yang sangat
penting dalam meningkatkan kesehatan bayi. Berdasarkan data dari WHO,
hampir 90% kematian balita terjadi di negara berkembang dimana keadaan
ekonomi yang cukup sulit, kondisi sanitasi yang buruk, akses ke air bersih yang
kurang. Berbagai penyakit seperti diare, kekurangan gizi, malnutrisi meningkat.
Ditambah pula pemberian susu formula yang kurang higienis menyebabkan
penyakit diare merajalela.
Manfaat ASI dalam meningkatkan kesehatan bayi diantaranya yaitu (The
urban mama,”ASI dan Menyusui : Terbaik untuk Bayi, diakses tanggal 17
Agustus 2014) :
a. Bayi yang diberikan ASI 16,7 kali lebih jarang menderita pneumonia (radang
paru)
b. Risiko dirawat karena penyakit saluran pernafasan 3 kali lebih jarang
daripada bayi yang diberikan susu formula.
c. Bayi yang diberikan ASI 47% lebih jarang iare/ mencret dan 23,5% lebih
jarang menderita diare yang fatal (menyebabkan kematian)
d. Bayi yang diberikan ASI 6-8 kali lebih jarang menderita kanker (leukemia
limphositik, neuroblastoma, lymphoma maligna)
e. Mengurangi resiko diabetes/ kencing manis
f. Mengurangi resiko obesitas/ kegemukan di masa mendatang
g. Terhindar dari kurang gizi
h. Mengurangi resiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah
i. Bayi yang diberikan ASI lebih jarang menderita alergi
j. Mengurangi kemungkinan terkena penyakit asma
k. Mengurangi terkena infeksi dari bubuk susu formula yang tercemar
B. Menyusui
1. Pengertian Menyusui
Menyusui merupakan proses fisiologis, menyusui adalah proseses
pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu ibu dari payudara
ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan
susu. Pemberian ASI (Air Susu Ibu) merupakan nutrisi ideal untuk menunjang
kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal. Salah satu
upaya untuk eningkatkan status gizi bayi adalah dengan memberikan ASI
secara eksklusif. World Health Organization (WHO) merekomendasikan
pemberian ASI eksklusif sekurang-kurangnya selama 6 bulan pertama
kehidupan dan dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun
rekomendasi serupa juga didukung oleh American Academy of Pediatrics
(AAP), Academy of Breasfeeding Medicine demikian pula oleh Ikatan Dokter
Anak Indonesia (IDAI) (Suradi et al, 2010).
Teknik menyusui adalah memberikan posisi menyusui, pelekatan mulut
bayi pada payudara, sehingga bayi bisa dengan mudah menghisap puting susu
ibunya, dan cara memegang bayi pada saat menyusui (Yohmi, 2009).Teknik
menyusui yang benar seringkali tidak diperhatikan. Ibu belum memahami
tentang laktasi yang benar, seperti pentingnya ASI, proses pengeluaran ASI
(fisiologis menyusui), perlekatan yang baik, dan posisi saat menyusui. Jika
tidak dilakukan akan mengakibatkan pertumbuhan bayi kurang menjadi
terhambat (Hegar, 2008).
Kemampuan ibu dalam menyusui dengan benar khususnya bagi ibu
primipara sangat mendukung keberhasilan ibu dalam menyusui dengan teknik
yang benar. Cara menyusui berpengaruh terhadap keberhasilan menyusui,
sehingga seorang ibu perlu meni gkatkan pemahaman dan kemampuan selama
proses menyusui (Laily & Retno, 2011).
2. Fisiologi Menyusui
Menyusui yaitu produksi dan pengeluaran ASI merupakan rangsangan
mekanik, saraf, dan macam-macam hormon. Menurut Mansyur, Nurlina, &
Dahlan (2014) hormon dibedakan menjadi tiga yaitu :
a. Pembentukan kelenjar payudara
1) Masa kehamilan
Pada awal kehamilan duktus yang baru meningkat dan lobulus
dipengaruhi oleh hormon plasenta dan korpus luteum (Sukarni, Icemi, &
Wahyu, 2013)
2) Tiga bulan kehamilan
Pada bulan kehamilan ketiga, tubuh seorang perempuan akan
menghasilkan hormon untuk merangsang keluarnya ASI di payudara
antara lain progesteron untuk merangsang alveoli, esterogen untuk
menstimulasi saluran. ASI untuk mengembang, prolaktin untuk
mengembangkan alveoli
3) Trimester dua kehamilan
Laktogen plasenta berfungsi untuk menghasilkan kolostrum
b. Pembentukan Air Susu
Menurut penelitian (Astutik, 2014) terdapat dua refleks untuk
membentuk dan mengeluarkan air susu yaitu
1) Refleks Prolaktin
Hormon prolaktin berfungsi membuat kolostrum, refleks prolaktin
terjadi ketika hisapan bayi memberikan rangsangan ujung-ujung saraf
pada puting susu dan aerola berfungsi sebagai wadah dan menuju ke
hipothalamus melalui medula spinalis sehingga memacu pengeluaran
untuk merangsang sel alveoli yang nantinya menghasilkan air susu
(Sukarni, Icemi, & Wahyu, 2013).
2) Reflek Letdwon
Rangsangan hisapan bayi akan menstimulasi hipofisis untuk
mengeluarkan oksitosin. Hormon ini berfungsi memicu kontraksi di
uterus. Oksitosin memicu kontraksi dinding alveoli dan air susu yang
diproduksi keluar dari alveoli masuk ke dalam duktus sampai ke mulut
bayi (Lowdermilk, Perry dan Chasion, 2013). Faktor yang meningkatkan
reflek letdown mengamati bayi dengan penuh kasih dan
sayang, ,mencium bayi, mendengarkan suara bayi dan bersedia menyusui.
Faktor penghambatnya stres, bingung, pikiran kacau, cemas, takut
(Sundawati, 2011).
c. Mekanisme menyusui
a. Reflek Mencari atau Menangkap (Rotting Reflex)
Reflek ini muncul ketika payudara ibu menempel pada pipi atau
disekeliling mulut bayi. Hal ini menyebabkan kepala bayi memutar
menuju ke putting susu yang menyentuh pipi bayi secara spontan bayi
akan membuka mulut dan menghisap puting susu (Sukarni, Icemi, &
Wahyu, 2013).
b. Reflek Menghisap (Sucking Reflex)
Ketika langit-langit mulut bayi tersentuh putting susu ibu maka
reflek ini akan muncul, putting susu yang secara langsung masuk dalam
mulut bayi maka akan menarik lebih jauh dan menekan aerola sehingga
dengan tekanan tersebut bibir dan gerakan rahang akan berirama samapi
ke sinus lakteferius kemudian air susu akan mengalir ke puting (Astutik,
Reni, & Yuli, 2014).
c. Reflek menelan (Swallowing Reflex)
Ketika mulut bayi sudah terisi dengan ASI maka reflek ini akan
muncul, dan bayi akan menelan dengan spontan otott-otot di pipi akan
melakukan gerakan menghisap secara terus bertahap dan ASI akan keluar
banyak (Sukarni, Icemi, & Wahyu, 2013).
3. Teknik Menyusui
Teknik menyusui merupakan cara memberi ASI pada bayi dengan
pelekatan posisi ibu dan bayi dengan tepat (Arini, 2012). Teknik menyusui
akan dibutuhkan agar ibu dan bayi merasa nyaman dan bayi bisa merasakan
manfaat dari menyusui (Mansyur, Nurlina, & Dahlan, 2014).1) Waktu dan
Cara Menyusui Waktu untuk menyusui yang baik bertujuan membantu ibu
dalam mengosongkan payudara dan mencegah terjadinya bendungan ASI atau
payudara membengkak. Menurut Kemenkes RI (2015) waktu dan cara
menyusui yang baik, yaitu:
a. Menyusui sesuai kebutuhan bayi kapanpun bayi meminta (on demand)
b. Ibu menyusui bayi dari kedua payudara secara bergantian masing-masing 5-
15 menit hingga air susu berhenti keluar dan bayi berhenti menyusu dengan
melepas hisapannya secara spontan
c. Ibu menyusui bayinya minimal 8 kali sehari
d. Ketika bayi tidur lebih dari 3 jam maka bangunkan, dan susui
e. Ibu menyusui bayinya sampai payudara terasa kosong
f. Ketika bayi sudah kenyang, tetapi payudara masih terasa penuh ibu bisa
mengeluarkan ASInya dengan cara diperah dan disimpan
4. Manfaat Menyusui
a. Menghapus kemiskinan dan kelaparan
b. Pencapaian tujuan pendidikan dasar
c. Meningkatkan kesetaraan gender dan emansipasi perempuan
d. Mengurangi angka kematian anak
e. Memperbaiki tingkat kesehatan ibu
5. Masalah yang dialami saat menyusui
Ada beberapa masalah yang dialami saat ibu menyusui menurut Natia (2013)
yaitu :
a. Kurang informasi
Kurangnya informasi berdampak ibu menggunakan susu formula sebagai
pengganti ASI yang dainggap sama baiknya bahkan lebih baik dari ASI dan
ibu tidak mengetahui cara pemberian ASI dan menyusui secara efektif dan
manfaat dari ASI itu sendiri untuk bayinya.
b. Puting susu yang pendek / terbenam ke dalam ( Inverted Nipple)Ada tiga
macam bentuk putting susu yaitu panjang, pendek, datar atau tenggelam.
Kebanyakan ibu yang tidak mengetahui dan beranggapan bahwa dengan
kehamilan puting susu menjadi lentur dan mengecilkan peluang ibu untuk
menyusui.
c. Payudara bengkak ( Engorgement)
Terjadi saat tiga hari setelah melahirkan payudara sering terasa tegang, nyeri,
dan penuh
d. Puting susu nyeri
Terjadi selama awal menyusui. Puting susu nyeri berkurang setelah ASI keluar,
putting susu ibu dan mulut bayi dalam posisi posisi tepat
e. Putting susu tidak lentur
Pada awal kehamilan puting susu yang tidak lentur akan menyulitkan bayi
untuk menyusui dan akan menjadi lentur kembali saat menjelang persalinan.
f. Putting susu lecet (Abraded and or Cracked Nipple)
Di sebabkan trsuh (candidates) atau dermatitis dan kesalahan saat posisi
menyusui yang kurang tepat saat bayi menghisap pada putting.
g. Mastitis atau abses payudara
Terjadi pada masa nifa 1-3 minggu setelah persalinan akibat sumbatan saluran
ASI pada saat dihisap atau dikeluarkan dilakukan secara tidak efektif
h. Saluran ASI tersumbat (Obstructed Duct)
Air susu mengental hingga menyumbat lumen saluran. Akibat air susu jarang
dikeluarkan dan adanya penekanan jari ibu saat menyusui, posisi bayi atau bra
yang ketat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pemberian asi pada bayi sangat penting karna asi mengandung zat anti bodi
yang membantu pembentukan kekebalan tubuh untuk melawan dari berbagai
virus.
2. Menyusui sangat penting karna dapat membantu perkembang otak dan anak
sedangkan bagi ibu dapat mencegah terjadinya kanker payudara.
DAFTAR PUSTAKA

Berliana Monika, ST, “ASI dan menyusui : Terbaik untuk Bayi” dalam The Urban Mama
edisi, 11 Maret 2013, Berliana Monika, ST, MM Konselor Laktasi & La Leche
League. Diakses tanggal 17 Agustus 2014.

Berliana Monika, ST “ASI dan Menyusui : Terbaik untuk Mama” dalam The Urban
Mama edisi 18 Maret 2013, Berliana Monika, ST, MM konselor laktasi & La
Leche League. Diakses tanggal 17 Agustus 2014.

Faktaibuhamil.blogspot.com Mengenal AIMI. Diakses tanggal 17 Agustus 2014.

Menyusui.info. Ibu menyusui Indonesia Makin Sadar, 3 Juni 2014. Diakses tanggal 17
Agustus 2014.

50 Mitos dan Fakta tentang ASI dan Menyusui. Aimi-asi.org 9 Desember 2013. Diakses
tanggal 17 Agustus 2014.

Eka Sri Utami, “Kaitan menyusui dan MDGs dalam (aimi-asi.org)” 6 Agustus 2014,
Diakses tanggal 17 Agustus 2014.

ASI dalam al-quran (ungkapan cinta Allah swt) parentingislami.wordpress.com diakses


tanggal 2 Mei 2014

Anda mungkin juga menyukai