Anda di halaman 1dari 15

Nama : Aidil Ihsan Ansharie

NIM : 2002110954

RMK Audit

PROFESI AUDITOR

Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak dibidang jasa. Jasa
yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan, dan audit laporan keuangan
(Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan publik dalam menjalankan profesinya diatur oleh
kode etik profesi. Di Indonesia dikenal dengan nama Kode Etik Akuntan Indonesia. Di
samping itu dengan adanya kode etik, masyarakat akan dapat menilai sejauh mana seorang
auditor telah bekerja sesuai dengan standar-standar etika yang telah ditetapkan oleh
profesinya.

Kinerja auditor merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah
diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu. Dalam mengukur kinerja auditor,
menurut Larkin (1990) dalam Trisnaningsih (2007) terdapat empat dimensi personalitas,
yaitu kemampuan (ability), komitmen profesional, motivasi, dan kepuasan kerja. Seorang
auditor yang mempunyai kemampuan dalam hal auditing maka akan cakap dalam
menyelesaikan pekerjaan. Auditor yang komitmen terhadap profesinya maka akan loyal
terhadap profesinya seperti yang dipersepsikan oleh auditor tersebut. Motivasi yang dimiliki
seorang auditor akan mendorong keinginan individu auditor tersebut untuk melakukan
kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Adapun kepuasan kerja auditor
adalah tingkat kepuasan individu auditor dengan posisinya dalam organisasi secara relatif
dibandingkan dengan teman sekerja atau teman seprofesi lainnya.

Kinerja KAP yang berkualitas sangat ditentukan oleh kinerja auditor, secara ideal di
dalam menjalankan profesinya, seorang auditor hendaknya memperhatikan prinsip dasar
good governance dalam KAP tersebut. Auditor juga harus menaati aturan etika profesi.
Keberhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh
tingkat kompetensi, profesionalisme juga komitmen terhadap bidang yang ditekuninya.
Pada era globalisasi saat ini banyak sekali terjadi kasus-kasus hukum yang melibatkan
manipulasi akuntansi. Profesi auditor telah menjadi sorotan masyarakat dalam beberapa tahun
terakhir. Mulai dari kasus Enron di Amerika Serikat tahun 2001 yang lalu, yang telah
melahirkan UU SOX di Amerika Serikat sampai dengan kasus Telkom di Indonesia membuat
kredibilitas auditor semakin dipertanyakan. Kasus Telkom tentang tidak diakuinya KAP
Eddy Pianto oleh SEC (Securities Exchange Commission), dimana SEC tentu memiliki
alasan khusus mengapa mereka tidak mengakui keberadaan KAP Eddy Pianto. Hal tersebut
bisa saja terkait dengan kompetensi dan independensi yang dimiliki oleh auditor masih
diaragukan oleh SEC, dimana kompetensi dan independensi merupakan dua karakteristik
yang harus dimiliki oleh auditor.

Berdasarkan kasus-kasus tersebut, eksternal auditor seolah menjadi pihak yang harus
turut bertanggungjawab terhadap merebaknya kasuskasus manipulasi akuntansi seperti ini.
Posisi akuntan publik sebagai pihak independen yang memberikan opini kewajaran terhadap
laporan keuangan serta profesi auditor yang merupakan profesi kepercayaan masyarakat juga
mulai banyak dipertanyakan apalagi setelah didukung oleh bukti semakin meningkatnya
tuntutan hukum terhadap kantor akuntan. Padahal profesi akuntan mempunyai peranan
penting dalam penyediaan informasi keuangan yang handal bagi pemerintah, investor,
kreditor, pemegang saham, karyawan, debitur, juga bagi masyarakat dan pihak-pihak lain
yang berkepentingan.

Selain itu, timbulnya kasus-kasus hukum menimbulkan pertanyaan bagi banyak pihak
terutama terhadap tata kelola perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate
governance yang sekali lagi mengakibatkan terungkapnya kenyataan bahwa mekanisme good
corporate governance yang baik belum diterapkan.

Sunarsip (2001) dalam Wibowo (2009) mengemukakan bahwa terjadinya krisis


ekonomi di Indonesia disebabkan oleh tata kelola yang buruk (bad governance) pada
sebagian besar pelaku ekonomi (publik dan swasta). Lebih lanjut Sunarsip menyatakan
bahwa peran profesi akuntan selama ini masih belum optimal dalam mewujudkan good
governance. Oleh karena itu, tuntutan terhadap terwujudnya good governance (tata kelola
yang baik) sangat diperlukan, baik oleh perusahaan bisnis manufaktur maupun non-
manufaktur termasuk KAP sendiri.
Dalam hal ini auditor harus lebih diberdayakan agar mempunyai kontribusi yang
lebih besar dalam mewujudkan good governance tersebut, antara lain dengan pemahaman
good governance yang lebih baik, pengetahuan akan hukum bisnis, dan keahlian dalam
menganalisis kondisi mendatang yang lebih baik sehingga opini yang dihasilkan akan sangat
aktual dan terpercaya. Aturan yang mengacu prinsip good governance tidak hanya akan
mencegah skandal tetapi juga bisa mendongkrak kinerja korporat ( Samianto, 2004).

Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi yang diperlukan sebagai sarana


pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Namun,
di era persaingan yang sangat ketat seperti sekarang ini, perusahaan dan profesi auditor
samasama dihadapkan pada tantangan-tantangan yang berat. Mereka samasama harus
mempertahankan eksistensinya di peta persaingan dengan perusahaan kompetitor atau rekan
seprofesinya. Perusahaan menginginkan Unqualified Opinion sebagai hasil dari laporan audit,
agar performancenya terlihat bagus di mata publik sehingga ia dapat menjalankan operasinya
dengan lancar.

Menurut Chow dan Rice dalam Kawijaya dan Juniarti (2002), manajemen perusahaan
berusaha menghindari opini wajar dengan pengecualian karena bisa mempengaruhi harga
pasar saham perusahaan dan kompensasi yang diperoleh manajer. Namun, laporan keuangan
yang diaudit adalah hasil proses negosiasi antara auditor dengan klien (Antle dan Nalebuff,
1991 dalam Ng dan Hun-Tong Tan, 2003). Disinilah auditor berada dalam situasi yang
dilematis, di satu sisi auditor harus bersikap independen dalam memberikan opini mengenai
kewajaran laporan keuangan yang berkaitan dengan kepentingan banyak pihak, namun di sisi
lain dia juga harus bisa memenuhi tuntutan yang diinginkan oleh klien yang membayar fee
atas jasanya agar kliennya puas dengan pekerjaannya dan tetap menggunakan jasanya di
waktu yang akan datang. Posisinya yang unik seperti itulah yang menempatkan auditor pada
situasi yang dilematis sehingga dapat mempengaruhi kinerjanya.

Peranan pemimpin atau kepemimpinan dalam organisasi atau perusahaan ada tiga
bentuk yaitu peranan yang bersifat interpersonal, peranan yang bersifat informasional, dan
peran pengambilan keputusan (Siagian, 2002). Yang dimaksud dengan peranan yang bersifat
interpersonal dalam organisasi adalah bahwa seorang pemimpin dalam perusahaan atau
organisasi merupakan simbol akan keberadaan organisasi, seorang pemimpin bertanggung
jawab untuk memotivasi dan memberikan arahan kepada bawahan, dan seorang pemimpin
mempunyai peran sebagai penghubung. Peranan yang bersifat informasional mengandung arti
bahwa seorang pemimpin dalam organisasi mempunyai peran sebagai pemberi, penerima dan
penganalisa informasi. Sedangkan peran pemimpin dalam pengambilan keputusan
mempunyai arti bahwa pemimpin mempunyai peran sebagai penentu kebijakan yang akan
diambil berupa strategi- strategi bisnis yang mampu untuk mengem-bangkan inovasi,
mengambil peluang atau kesem-patan dan bernegosiasi dan menjalankan usaha dengan
konsisten.

Faktor pendukung untuk terciptanya manajemen kinerja yang baik diperlukan juga
komitmen yang dimiliki oleh setiap individu. Komitmen tersebut dapat tercipta apabila
individu dalam organisasi sadar akan hak dan kewajibannya dalam organisasi tanpa melihat
jabatan dan kedudukan masing-masing individu, karena pencapaian tujuan organisasi
merupakan hasil kerja semua anggota organisasi yang bersifat kolektif. Hal tersebut
membuktikan bahwa akuntabilitas pun sangat diperlukan sebagai pertanggungjawaban
kinerja setiap individu tersebut.

Penelitian akuntansi tentang gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi terhadap


kinerja pada perusahaan bisnis manufaktur sudah sering dilakukan, tetapi masih jarang sekali
dilakukan penelitian pada perusahaan bisnis non-manufaktur, seperti KAP dengan responden
auditor independen. Seperti penelitan sebelumnya yang dilakukan oleh Wati, Lismawati dan
Nila Aprilia (2010) yang dilakukan pada Auditor Pemerintah di BPKP perwakilan Bengkulu,
penelitian ini mencoba menggunakan responden yang berbeda yaitu menggunakan responden
Auditor yang bekerja di KAP wilayah Surakarta dan Yogyakarta sebagai respondennya.
Dalam hal ini peneliti ingin membuktikan secara empiris, apakah independensi, gaya
kepemimpinan, komitmen organisasi dan pemahaman good governance berpengaruh
terhadap kinerja auditor.

A. Sifat Kantor Akuntan Publik dan Akuntansi Publik


Akuntansi publik mendirikan kantor akuntan sebagai basis untuk melayani dan memberi
jasa para nasabah. Sedangkan akuntan publik mendirikan kantor akuntan untuk memberikan
jasa pelayanan kepada berbagai unit organisasi yang membutuhkan jasa akuntan, antara lain
melakukan pemeriksaan laporan keuangan. Mereka juga memberi jasa konsultasi manajemen.

a. Pemeriksa laporan keuangan yang disusun oleh nasabah, kemudian memberi jasa akuntansi
dan manajemen untuk menyempurnakan laporan keuangan yang akan disusun dalam periode
berikutnya.
b. Membantu penyusunan laporan keuangan suatu unit organisasi (perusahaan) untuk keperluan
perpajakan dan perkreditan.
c. Menyusun suatu metode akuntansi yang sesuai bagi bidang aktivitas unit organisasi yang
bersangkutan.
d. Menyusun laporan keuangan yang digunakan untuk tujuan studi kelayakan dalam rangka
mengajukan permintaan kredit kepada lembaga keuangan.
e. Dan lain-lain jasa akuntansi yang diperlukan oleh berbagai unit organisasi dengan ketentuan
para akuntan harus selalu bertindak independen (tidak memihak).

a. Standar Profesional Akuntan Publik


Mengingat profesi akuntan publik sangat penting perannya dalam dunia bisnis di Indonesia,
maka Akuntan Publik harus selalu menjaga integritas (integrity) dan profesionalisme melalui
pelaksanaan standar dan kode etik profesi secara konsekuen dan konsisten. Dalam setiap
penugasan yang diberikan, Akuntan Publik harus selalu bersikap independen dan
menggunakan kemahiran jabatannya secara profesional. Akuntan Publik dan KAP agar
menghindarkan diri dari tindakan tercela, seperti kolusi (collusion) dengan klien atau
menutupi terjadinya tindak kecurangan (fraud) yang sangat merugikan berbagai pihak.
Menetapkan prosedur dengan tujuan seperti tersebut, tidak berarti bahwa KAP bertugas
untuk menentukan integritas atau keandalan klien, dan tidak juga berarti bahwa KAP
berkewajiban kepada siapa pun, kecuali kepada dirinya, untuk menerima, menolak atau
mempertahankan kliennya. Namun, dengan berdasarkan pada prinsip pertimbangan hati-hati,
KAP disarankan selektif dalam menentukan hubungan profesionalnya seperti;

1. Penetapan Tanggung Jawab


KAP dapat menetapkan tanggung jawab kepada personelnya agar dapat melaksanakan
kebijakan dan prosedur pengendalian mutunya secara efektif. Hal-hal yang harus
mendapatkan pertimbangan memadai, dalam penetapan tanggung jawab, adalah kompetensi
individu, penetapan wewenang, dan lingkup supervisi yang diberikan.
2. Komunikasi
KAP wajib mengkomunikasikan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu kepada
personelnya dengan suatu cara yang akan memberikan keyakinan memadai bahwa kebijakan
dan prosedur tersebut dapat dipahami. Pada umumnya, komunikasi akan lebih baik apabila
dilakukan secara tertulis, namun efektivitas sistem pengendalian mutu KAP tidak terpengaruh
oleh ketiadaan dokumentasi kebijakan dan prosedur pengendalian mutu yang ditetapkan oleh
KAP. Umumnya, dokumentasi kebijakan dan prosedur pengendalian mutu pada KAP besar
akan lebih ekstensif dibandingkan dengan dokumentasi pada KAP kecil, begitu pula
dokumentasi akan lebih ekstensif pada KAP yang memiliki banyak kantor dibandingkan
dengan dokumentasi pada KAP yang hanya memiliki satu kantor.
3. Pemantauan
KAP harus memantau efektivitas sistem pengendalian mutunya dengan mengevaluasi, secara
rutin, kebijakan dan prosedur pengendalian mutunya, penetapan tanggung jawab, dan
komunikasi kebijakan dan prosedurnya. Inspeksi yang merupakan salah satu unsur
pengendalian mutu, termasuk dalam kegiatan pemantauan, namun kegiatan pemantauan tidak
hanya terbatas pada inspeksi saja.

  B. Aktivitas dan Stuktur Akuntan Publik

1. Aktivitas Kantor Akuntan


a. Jasa Atestasi
Jasa atestasi merupakan salah satu jasa dimana kantor CPA mengeluarkan komunikasi
tertulis yang menyatakan suatu kesimpulan tentang keandalan asersi tertulis yang menjadi
tanggung jawab pihak lain. Selanjutnya jasa atestasi ini dapat dibagi menjadi empat jenis,
yaitu:
1) Audit
Contoh utama dari jasa audit adalah audit laporan keuangan. Jenis audit ini meliputi
upaya memperoleh dan mengevaluasi bukti yang mendasari laporan keuangan historis yang
membuat asersi yang dibuat oleh manajemen entitas. Berdasarkan audit tersebut, CPA
memberikan pernyataan pendapat “positif” tentang apakah laporan tersebut telah menyajikan
secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Biasanya criteria yang telah
digunakan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
2) Pemeriksaan
Istilah pemeriksaan (examination) digunakan untuk menguraikan jasa lain yang
muncul dalam pernyataan positifsuatu pendapat tentang kesesuaian asersi yang di buat pihak
lain dengan criteria yang telah ditetapkan.

3) Review
Jasa review terutama terdiri dari permintaan keterangan dari manajemen entitas serta
analisis komparatifatas informasi keuangan. Lingkup jasa ini kurang signifikan apabila
dibandingkan dengan jasa audit atau jasa pemeriksaan. Tujuan review adalah untuk
memberikan “keyakinan negatif” sebagai lawan dari pernyataan posotif yang diberikan pada
suatu audit.
4) Prosedur yang telah disepakati
Lingkup kerja dalam melaksanakan prosedur yang telah disepakati juga lebih sempit
dibandingkan dengan jasa audit dan jasa pemeriksaan. Sebagai contoh, klien dan kantor CPA
dapat membuat kesepakatan bahwa prosedur-prosedur tertentu hanya akan dilaksanakan pada
elemen dan akun tertentu dalam laporan keuangan sebagai lawan dari laporan keuangan
secara keseluruhan. Untuk jenis jasa ini, kantor CPA dapat menerbitkan suatu “ringkasan
temuan”.

b. Penyuluhan Pajak
Kantor akuntan menyusun surat pemberitahuan pajak dari perusahaan dan perseorangan,
baik yang merupakan kliennya maupun yang bukan. Selain itu banyak kantor akuntan yang
mengurus pajak tanah, pajak hadiah, perencanaan perpajakan dan lain-lain konsultasi pajak.
c. Konsultasi Manajemen
Jasa ini berkisar dari pemberian saran sederhana mengenai pembenahan sistem akuntansi
sampai keikutsertaan dalam menyusun strategi pemasaran, memanfaatkan instalansi
komputer yang ada ada dengan sebaik-baiknya, dan konsultasi asuransi.

d. Jasa Akuntansi Serta Administrasi Pembukuan


Banyak klien kecil dengan staf akuntansi yang terbatas menyerahkan pembuatan laporan
keuangannya kepada kantor akuntan. Ada kalanya kantor akuntan tersebut juga
menyelenggarakan audit setelah jasa administrasi pembukuannya selesai, namun ada kalanya
pula tugasnya hanya terbatas pada penyusunan laporan keuangan saja tanpa melaksanakan
audit.

2. Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik


Karena besarnya tanggung jawab yang mereka sandang, adalah penting bagi tenaga ahli
yang bekerja di suatu kantor akuntan publik untuk
memiliki indenpendensi atau kebebasan dan kemampuan kerja (competence) yang tinggi.
Dengan kemampuan yang mereka miliki, mereka dapat melaksanakan suatu audit dengan
efektif dan efisien. Sebagian besar kantor akuntan publik dibangun dengan struktur
organisasional serupa yang terdiri atas staff akuntan, akuntan senior, manajer, dan patner
(rekan).
a. Auditor Staf
Orang tersebut biasanya digolongkan sebagai auditor staff (staff auditor) yang sering pula
disebut asisten atau auditor yunior. Auditor staf kerapkali melakukan tugas-tugas audit rutin
yang rinci, namun mereka mempunyai pengalaman yang sangat terbatas.
b. Auditor Senior
Auditor senior disebut juga auditor penanggung jawab adalah auditor yang memenuhi
syarat untuk memikul tanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta
penyusunan rancangan laporan auditor, yang akan dikaji ulang dan disetujui oleh manajer
auditor dan partner. Auditor senior bertanggung jawab atas pekerjaan lapangan audit dan
pada umumnya pengalaman dua sampai lima tahun dalam akuntansi publik.

c. Manajer
Manajer pada kantor akuntan publik biasanya mempunyai paling tidak lima tahun
pengalaman dalam akuntansi publik. Manajer pada umumnya tidak berada di kantor klien
untuk melakukan audit secara harian yang merupakan tanggung jawab auditor senior.
Manajer dapat bertanggung jawab atas penyelidikan atau supervisori dua atau lebih
perikarikatan audit sekaligus.
d. Rekan (partner)
Rekan atau pemilik adalah orang-orang yang memiliki kantor akuntan publik. Mereka
mengemban tanggung jawab penuh atas kegiatan-kegiatan kantor akungtan publik dan
praktiknya serta memegang peran utama dalam pengembangan klien.

C. Fungsi-Fungsi Organisasi Profesional Akuntan Publik


Suatu kantor akuntan yang sudah cukup besar dapat dibagi-bagi menurut jenis jasa
yang diberikan. Jika kita misalnya dapat melihat kantor akuntan yang dibagi menjadi Bagian
Pemeriksaan (Audit), Bagian Konsultasi (Management Service), Bagian Perpajakan dan
Bagian Penelitian dan Latihan. Pembagian ini dimaksud untuk memungkinkan pegawai
profesionil mengembangkan keahlian mereka kejurusan yang sesuai dengan pengetahuan dan
preferensi mereka sehingga memungkinkan pemberian jasa yang lebih baik bagi langganan.
Bagian pemeriksaan apabila pada waktu menyatakan suatu pendapat positif, praktisi
harus secara jelas menyatakan apakah, menurut pendapatnya, asersi disajikan sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan atau telah dinyatakan. Bagian konsultasi menawarkan macam-
macam jasa yang dirancang untuk memacu efektivitas dan efisiensi aktivitas bisnis
kliennya. Bagian perpajakan berfungsi menyusun surat pemberitahuan pajak dari perusahaan
dan perseorangan, baik yang merupakan kliennya maupun yang bukan. Dewasa ini hampir
semua kantor akuntan dapat memberikan penyuluhan pajak. Bagian penelitian dan pelatihan
ke dalam organisasi ia berfungsi sebagai penunjang, sama seperti bagian administrasi dalam
kantor tersebut, dan di luar organisasi bagian ini memberikan jasa-jasa dalam bidang latihan
pegawai-pegawai langganan.
1. Organisasi yang Berkaitan dengan Profesi Akuntan Publik di Amerika Serikat
Profesi akuntan public modern dipengaruhi oleh sejumlah organisasi professional dan
badan pengatur yang memiliki fungsi di dalam organisasi itu sendiri maupun yang secara
langsung dapat mempengaruhi profesi itu sendiri melalui kegiatan penetapan standar dan
pengaturan. Organisasi-organisasi yang mewakili sektor swasta dan public.
a. Organisasi Sektor Swasta
1) American Institute Of Certified Public Accountans (AICPA)
Organisasi profesi nasional untuk akuntan public di Amerika Serikat adalah AICPA.
Sebagaiman dinyataka dalam laporan tahunan, misi AICPA adalah bertindak atas nama
anggota serta menyediakan dukungan yang perlu untuk meyakinkan bahwa CPA telah
melayani kepentingan public dalam melaksanakan jasa profesional yang bermutu.
2) State Societies of Certified Public Accountants (Masyarakat CPA Negara Bagian)
Masyarakat CPA Negara bagain menjalankan fungsinya melalui sejumlah kecil staf yang
bekerja penuh waktu serta melalui berbagai komite yang terdiri para anggota sendiri.

3) Badan –Badan yang Menetapkan Standar Akuntansi


Financial Accounting Standards Board  (FASB= Dewan Standar Akuntansi Keuangan)
serta Governmental Accounting Standards Board(GASB)= Dewan Standar Akuntansi
pemerintahan) adalah badan-badan independen yang menetapkan standar sektor swasta.
Fungsi utamanya adalah mengembangkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
(GAAP) bagi setiap entitas bisnis dan nirlaba, entitas Negara bagian dan lokal.
b. Organisasi Sektor Publik
1) State Boards of Accuntancy (Badan Akuntansi Negara Bagian)
Badan-badan negara bagian ini berada di bawah Nasional Badan-Badan Akuntansi
Negara Bagian yang berfungsi mengindentifikasi, meneliti, dan menganalisis isu-isu besar
yang sedang muncul dan berkembang serta dapat mempengaruhi badan-badan akuntansi
negara bagian, memperkuat dan memelihara komunikasi dengan anggota badan.
2) Securities and Exchange Commision (Otoritas Pasar Modal di A.S.)
Berfungsi untuk mengatur peredaran saham yang ditawarkan untuk dijual kepada publik
dan selanjutnya mengatur perdagangan surat-surat berharga melalui bursa efek tidak resmi.
3) Internal Reveneu Service (Kantor Pajak di A.S.)
Fungsinya bertanggung jawab untuk mengelola dan menegakkan perundangan pajak
federal.
D. Standar Audit yang Berlaku Umum
Menurut Webster’s New International dictionary, standar adalah sesuatu yang ditentukan
oleh penguasa, sebagai suatu peraturan untuk mengukur kualitas, berat, luas, nilai, atau mutu.
Jika diterapkan dalam auditing, standar auditing adalah suatu ukuran pelaksanaan tindakan
yang merupakan pedoman umum bagi auditor dalam melaksanakan audit.
Pedoman umum yang dimaksud adalah berupa 10 standar auditing yang berlaku umum
(generally accepted auditing standards), yang dikembangkan oleh AICPA (American
Institute of Certified Public Accountants). Standar-standar ini memang tiak cukup spesifik
untuk memberikan pedoman yang berarti bagi praktisi akuntan publik, akan tetapi
menyajikan kerangka kerja atau acuan yang membuat AICPA dapat memberikan
interprestasi.
Sepuluh standar auditing dibagi menjadi tiga kelompok: (1) standar umum, (2) standar
pekerjaan lapangan. Dan (3) standar pelaporan. Standar umum mengatur syarat-syarat diri
auditor; standar pekerjaan lapangan mengatur mutu pelaksanaan auditing; dan (3) standar
pelaporan. Standar umum mengatur syarat-syarat diri auditor; standar pekerjaan lapangan
mengatur mutu pelaksanaan auditing, dan standar pelaporan memberikan panduan bagi
auditor dalam mengkomunikasikan hasil auditnya melalui laporan audit kepada pemakai
informasi keuangan standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia dalam Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 01 (SA Seksi 150) Standar Auditing
berikut ini:
1. Standar Umum
a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis
cukup sebagai auditor.
b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, indenpendensi dalam sikap mental
harus dipertahankan oleh auditor.
c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran
profesionalnya dengan cermat dan seksama.

2. Standar Pekerjaan Lapangan


a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi
dengan semestinya.
b. Auditor harus memperoleh pemahaman yang cukup mengenai entitas erta lingkungannya,
termasuk pengendalian internal, untuk menilai risikp salah saji yang material dalam laporan
keuangan karena kesalahan atau kecurangan, dan selanjutnya untuk merancang sifat, waktu,
serta luas prosedur audit.
c. Auditor harus memperoleh cukup bukti audit yang teoat dengan melakukan prosedur audit
agar memiliki dasar yang layak untuk memberikan pendapat menyangkut laporan keuangan
yang diaudit.

3. Standar Pelaporan
a. Auditor dalam laporan auditnya harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disajikan
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
b. Auditor dalam laporan auditnya harus mengidentifikasikan mengenai keadaan di mana prinsip
akuntansi tidak secara konsisten diikuti selama periode berjalan dibandingkan dengan periode
sebelumnya.
c. Jika auditor menetapkan bahwa pengungkapan secara informatif belum memadai, auditor
harus menyatakan dalam laporan audit.
d. Auditor dalam laporan auditnya harus menyatakan pendapat mengenai laporan keuangan
secara keseluruhan, atau menyatakan bahwa pendapat tidak dapat diberikan. Jika auditor
tidak dapat memberikan seuatu pendapat, auditor harus menyebutkan bukti alasan-alasan
yang mendasarinya dalam laporan auditor.
E. Standar dan Praktik Pengendalian Mutu dalam Profesi Akuntan
Pada tahun 1978, AICPA mendirikan Quality Control Standards Committee yang
bertanggung jawab untuk membantu kantor akuntan publik merumuskan dan melaksanakan
standar pengendalian mutu.[17] Quality Control Standards Committee telah menggariskan
sembilan unsur dari pengendalian mutu yang harus menjadi bahan pertimbangan kantor
akuntan dalam menetapkan kebijakan dan prosedur mereka sendiri. AICPA telah membentuk
sebuah divisi untuk mengamati kantor-kantor akuntan publik dengan dua seksi, SEC Practice
Section (untuk kantor akuntan yang mengaudit perusahaan yang go-public) dan Private
Companies Practice Section (untuk kantor akuntan yang mengaudit perusahaan biasa).
Tujuan mereka adalah untuk memperbaiki kualitas dari praktek-praktek yang dijalankan oleh
kantor akuntan publik sesuai dengan standar pengendalian mutu AICPA.

F.     Teknologi Informasi Mempengaruhi Pengendalian Intern


Sebelum membahas mengenai pengaruh teknologi informasi terhadap pengendalian
intern, pertama-tama kita akan membahas mengenai pentingnya pengendalian intern bagi
manajemen, auditor independen dan pihak eksternal.
Pengendalian intern (internal control) adalah suatu proses, yang dilaksanakan oleh dewan
direksi , manajemen dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk
menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan dalam kategori
berikut:
Ø Keandalan laporan keuangan
Ø Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
Ø Efektifitas dan efesiensi operasional[19].
Pengendalian intern sangat penting bagi manajemen dan auditor independen, hal ini telah
diakui dalam literatur profesinal selama beberapa tahun. Suatu terbitan tahun 1947 oleh
AICPA yang berjudul Internal Control menyebutkan faktor-faktor berikut sebagai faktor-
faktor yang berkontribusi terhadap meluasnya pengakuan atas pentingnya pengendalian
intern.
a)    Lingkup dan ukuran bisnis entitas telah menjadi sangat kompleks dan tersebar luas sehingga
manajemen harus bergantung pada sejumlah laporan dan analisis untuk mengendalikan
operasi secara efektif.
b)   Pengujian dan penelaahan yang melekat dalam sistem pengendalian intern yang baik
menyediakan perlindungan terhadap kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan
terjadinya kekeliruan dan ketidak beresan.
c)    Tidak praktis bagi auditor untuk melakukan audit atas kebanyakan perusahaan atas
pembatasan biaya ekonomi tanpa menguntungkan pada sistem pengendalian intern klien.
d)   Pemantauan merupakan suatu proses yang menilai kualitas kinerja pengendalian pada suatu
waktu.
G.    Dampak Teknologi Informasi Terhadap Proses Audit
Dalam perikatan audit, auditor akan menjumpai salah satu dari tiga tipe lingkungan
informasi komputer berikut: (1) stand-alone micro komputer, (2) on-line komputer system,
dan (3) database system.
Dari ketiga tipe tersebut masing-masing memiliki dampak terhadap proses audit yag
dilakukan oleh seorang auditor. Adapun dampak dari tiga tipe lingkungan informasi tersebut
masing-masing akan dibahas pada uraian berikut.

1.      Dampak Lingkungan Komputer Mikro


Berdasarkan karakteristik komputer mikro, maka dapat disimpulkan bahwa risiko
pengendalian dalam sistem komputer tersebut sangatlah tinggi.  Dalam hal ini, setelah auditor
memperoleh pemahaman mengenai lingkungan pengendalian dan arus transaksi, maka
auditor tidak perlu lagi melakukan riview terhadap pengendalian umum sistem informasi
komputer, namun lebih memusatkan pada usaha audit ke pengujian substansi pada atau
mendekati akhir tahun. Dengan demikian prosedur audit yang digunakan oleh auditor lebih
berfokus pada[20]:
a)    Pemeriksaan fisik dan konfirmasi aktiva
b)   Pengujian rinci
c)    Ukuran sampel yang lebih besar
d)   Penggunaan lebih banyak tehnik audit berbantuan komputer (jika diperlukan).

2.      Dampak sistem Komputer On-line


Dalam sistem ini seorang auditor dapat melakukan review terhadap aplikasi akuntansi
secara on-line sebelum sua aplikasi diimplementasikan, namun review yang dilakukan bukan
pada aplikasi setelah sistem ini dipasangkan. Hal ini dapat memberikan kesempatan pada
auditor untuk meminta fungsi tambahan jika diperlukan, seperti pembuatan data transaksi
rinci atau pengendalian didalam desain aplikasi.
Sistem komputer on-line memiliki dampak yang besar terhadap proses audit yang
dilakukan oleh auditor[21].

3.      Dampak Database
Di dalam lingkungan database proses audit akan dipengaruhi oleh luasnya data dalam
database yang digunakan untuk sistem akuntansi. Untuk memahami lingkungan pengendalian
database dan arus transaksi, auditor dapat mempertimbangkan dampak berikut ini terhadap
resiko audit dan perencanaan audit.
a.    DBMS dan aplikasi akuntansi signifikan yang menggunakan database.
b.    Standar dan prosedur untuk pengembangan dan pemeliharaan program aplikasi yang
menggunakan database.
c.    Fungsi pengelolaan database.
d.   Deskripsi pekerjaan, standar dan prosedur bagi individu yang bertanggung jawab terhadap
dukungan teknis desain pengelolaan dan operasi database.
e.    Prosedur yang digunakan untuk menjamin integritas, keamanan dan kelengkapan informasi
keuangan yang terdapat didalam database.
f.     Ketersediaan fasilitas audit didalam DBMS.

Apabila auditor memutuskan untuk melakukan pengujian pengendalian atau pengujian


substantif  berkaitan dengan database system, prosedur audit dapat mencakup fungsi DBMS.
Setelah auditor menggunakan fasilitas yang terdapat pada DBMS, maka ia perlu
mendapatkan kepercayaan penuh yang berkaitan dengan fungsi DBMS secara benar.
Karakteristik dalam database system dapat membuat auditor lebih efektif dengan
melakukan review terhadap aplikasi akuntansi baru sebelum aplikasi tersebut
diimplementasikan bila dibandingkan dengan review yang dilakukan pada waktu aplikasi
tersebut telah dipasang.
Kesimpuan

Dari pemaparan makalah di atas dapat kami tarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Sifat kantor akuntan publik dan akuntansi publik, Akuntansi publik mendirikan kantor
akuntan sebagai basis untuk melayani dan memberi jasa para nasabah. Sedangkan akuntan
publik mendirikan kantor akuntan untuk memberikan jasa pelayanan kepada berbagai unit
organisasi yang membutuhkan jasa akuntan, antara lain melakukan pemeriksaan laporan
keuangan. Mereka juga memberi jasa konsultasi manajemen.
2.    Aktivitas dan stuktur akuntan publik
a.    Aktivitas Kantor Akuntan antara lain; Jasa Atestasi, Penyuluhan Pajak, Konsultasi
Manajemen, dan Jasa Akuntansi Serta Administrasi Pembukuan.
b.    Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik antara lain; Auditor Staf, Auditor Senior,
Manajer, dan Rekan (partner).
3.    Fungsi-fungsi organisasi profesional akuntan publik
a.    Bagian pemeriksaan
b.    Bagian konsultasi
c.    Bagian perpajakan
d.   Bagian penelitian dan pelatihan
4.    Standar audit yang berlaku umum adalah standar umum, standar pekerjaan lapangan dan
standar pelaporan
5.    Standar dan praktik pengendalian mutu dalam profesi akuntan antara lain; Indenpendensi,
Penugasan karyawan dalam kontrak kerja, Konsultasi, Supervisi (pengawasan), Penerimaan
karyawan, Pengembangan keahlian, Promosi jabatan, Hubungan dengan klien dengan calon
klien, dan Inspeksi.
6.    Teknologi informsi mempengaruhi pengendalian intern berkenaan dengan keandalan laporan
keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku dan efektifitas dan
efesiensi operasional.
7.    Dampak teknologi informasi terhadap proses audit yaitu lingkungan komputer mikro, sistem
komputer on-line, dan database.
Daftar Pustaka

Purba,Radiks. Akuntansi untuk Manajer. Jakarta: PT Rineka Cipta. 1995.

Boyton,William C. Modern Auditing Edisi Ketujuh Jilid I. Jakarta: Erlangga. 2003.

William C. Boynton, dkk.  Modern Auditing. Jakarta: Erlangga. 2002.

http://makalahku05.blogspot.com/2017/06/makalah-auditing-tentang-kantor-akuntan.html

Anda mungkin juga menyukai