6/Mei/2021
TINJAUAN HUKUM PERKAWINAN DIBAWAH sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (6).
UMUR MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR Di antara Pasal 65 dan Pasal 66 disisipkan 1
16 TAHUN 2019 TENTANG PERKAWINAN1 (satu) pasal yakni Pasal 65A yang berbunyi
Oleh : Christi Rosyany Pangemanan2 sebagai berikut: Pasal 65A Pada saat Undang-
Diana Pangemanan-R3 Undang ini mulai berlaku, permohonan
Rudy R. Watulingas4 perkawinan yang telah didaftarkan berdasarkan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
ABSTRAK Perkawinan, tetap dilanjutkan prosesnya sesuai
Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuyk dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1
mengetahui bagaimana pengaturan Tahun 1974 tentang Perkawinan. 2. Bahwa
perkawinan dibawah umur dalam hukum dampak perkawinan dibawah umur dan
perkawinan dan bagaimana dampak solusinya adalah ; Meningkatnya angka
perkawinan dibawah umur dan solusinya, yag perceraian dan angka Kekerasan Dalam Rumah
dengan metode penelitian hukum normaif Tangga yang disebabkan oleh karena pasangan
disimpulkan: 1. Pengaturan perkawinan suami isteri yang masih berusia dibawah 19
dibawah umur tanggal 14 Oktober 2019 Tahun yang masih berkategori anak belum
pemerintah Indonesia memberlakukan mampu melaksanakan tujuan perkawinan yang
Undang Undang Nomor 16 Tahun 2019 yakni sesungguhnya yaitu membentuk keluarga
mengubah pasal tentang batas umur bahagia yang kekal yang berdasarkan
perkawinan yang diatur dalam Undang-Undang Ketuhanan Yang Maha Esa artinya pasangan ini
Nomor 1 Tahun 1974 sbb: Beberapa ketentuan belum memahami sesungguhnya arti sebuah
dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 perkawinan sebagai anugerah Tuhan Yang
tentang Perkawinan (Lembaran Negara Maha Esa yang harus dijaga secara bertanggung
Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1, jawab. Solusi yang penulis tawarkan dalam
Tambahan Lembaran Negara Republik menyikapi perkawinan dibawah umur adalah
Indonesia Nomor 3019) diubah sebagai berikut: melaksanakan program Strategi Nasional yang
Ketentuan Pasal 7 diubah sehingga berbunyi telah dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia
sebagai berikut: Pasal 7 (1) Perkawinan hanya melalui Kementerian Pemberdayaan
diizinkan apabila pria dan wanita sudah Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik
mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun. (2) Indonesia yakni Program Strategi Pencegahan
Dalam hal terjadi penyimpangan terhadap Perkawinan Anak di Indonesia mulai dari pusat
ketentuan umur sebagaimana dimaksud pada sampai di daerah daerah provinsi,
ayat (1), orang tua pihak pria dan/atau orang kabupaten/kota.
tua pihak wanita dapat meminta dispensasi Kata kunci: perkawinan; di bawah umur;
kepada Pengadilan dengan alasan sangat
mendesak disertai bukti-bukti pendukung yang PENDAHULUAN
cukup. (3) Pemberian dispensasi oleh A. Latar Belakang.
Pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat Perkawinan di bawah umur adalah
(2) wajib mendengarkan pendapat kedua belah perkawinan yang dilakukan oleh pria dan
calon mempelai yang akan melangsungkan wanita yang usianya belum mencapai batas
perkawinan. (4) Ketentuan-ketentuan umur untuk menikah, yang dimana batasan
mengenai keadaan seorang atau kedua orang umur untuk menikah sudah diatur di dalam
tua calon mempelai sebagaimana dimaksud undang-undang. Usia untuk melakukan
dalam Pasal 6 ayat (3) dan ayat (4) maka: 1 perkawinan menurut Undang-Undang Nomor
berlaku juga ketentuan mengenai permintaan 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan atas
dispensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
dengan tidak mengurangi ketentuan Perkawinan yang dalam Pasal 7 ayat (1), diatur
bahwa perkawinan hanya diizinkan apabila pria
1
Artikel Skripsi dan wanita sudah mencapai umur 19 (sembilan
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. belas) tahun.5
17071101451
3
Fakultas Hukum Unsrat, Doktor Ilmu Hukum 5Ibid. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 Pasal 7
4
Fakultas Hukum Unsrat, Doktor Ilmu Hukum Ayat 1.
47
Lex Privatum Vol. IX/No. 6/Mei/2021
48
Lex Privatum Vol. IX/No. 6/Mei/2021
XV/2017 yang salah satu pertimbangan resiko kematian ibu dan anak. Selain itu juga
Mahkamah Konstitusi dalam putusan tersebut dapat terpenuhinya hak-hak anak sehingga
yaitu "Namun tatkala pembedaan perlakuan mengoptimalkan tumbuh kembang anak
antara pria dan wanita itu berdampak pada termasuk pendampingan orang tua serta
atau menghalangi pemenuhan hak-hak dasar memberikan akses anak terhadap pendidikan
atau hak-hak konstitusional warga negara, baik setinggi mungkin.
yang termasuk ke dalam kelompok hak-hak sipil Maka pada tanggal 14 Oktober 2019
dan politik maupun hak-hak ekonomi, pemerintah Indonesia memberlakukan Undang
pendidikan, sosial, dan kebudayaan, yang Undang Nomor 16 Tahun 2019 yakni mengubah
seharusnya tidak boleh dibedakan semata-mata pasal tentang batas umur perkawinan yang
berdasarkan alasan jenis kelamin, maka diatur dalam Undang Undang Nomor 1 Tahun
pembedaan demikian jelas merupakan 1974 sbb:
diskriminasi." Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang
Dalam pertimbangan yang sama juga Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan
disebutkan Pengaturan batas usia minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
perkawinan yang berbeda antara pria dan 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara
wanita tidak saja menimbulkan diskriminasi Republik Indonesia Nomor 3019) diubah
dalam konteks pelaksanaan hak untuk sebagai berikut:
membentuk keluarga sebagaimana dijamin Ketentuan Pasal 7 diubah sehingga berbunyi
dalam Pasal 28B ayat (1) UUD 1945, melainkan sebagai berikut: Pasal 7
juga telah menimbulkan diskriminasi terhadap (1) Perkawinan hanya diizinkan apabila pria
pelindungan dan pemenuhan hak anak dan wanita sudah mencapai umur 19
sebagaimana dijamin dalam Pasal 28B ayat (2) (sembilan belas) tahun.
UUD 1945. Dalam hal ini, ketika usia minimal (2) Dalam hal terjadi penyimpangan
perkawinan bagi wanita lebih rendah terhadap ketentuan umur sebagaimana
dibandingkan pria, maka secara hukum wanita dimaksud pada ayat (1), orang tua
dapat lebih cepat untuk membentuk keluarga. pihak pria dan/atau orang tua pihak
Oleh karena hal tersebut, dalam amar wanita dapat meminta dispensasi
putusannya Mahkamah Konstitusi kepada Pengadilan dengan alasan
memerintahkan kepada pembentuk undang- sangat mendesak disertai bukti-bukti
undang untuk dalam jangka waktu paling lama pendukung yang cukup.
3 (tiga) tahun melakukan perubahan terhadap (3) Pemberian dispensasi oleh Pengadilan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
Perkawinan. Perubahan norma dalam Undang- wajib mendengarkan pendapat kedua
Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang belah calon mempelai yang akan
Perkawinan ini menjangkau batas usia untuk melangsungkan perkawinan.
melakukan perkawinan, perbaikan norma (4) Ketentuan-ketentuan mengenai
menjangkau dengan menaikkan batas minimal keadaan seorang atau kedua orang tua
umur perkawinan bagi wanita. calon mempelai sebagaimana dimaksud
Dalam hal ini batas minimal umur dalam Pasal 6 ayat (3) dan ayat (4)
perkawinan bagi wanita dipersamakan dengan maka:
batas minimal umur perkawinan bagi pria, yaitu 1. Berlaku juga ketentuan mengenai
19 (sembilan belas) tahun. Batas usia dimaksud permintaan dispensasi sebagaimana
dinilai telah matang jiwa raganya untuk dapat dimaksud pada ayat (2) dengan tidak
melangsungkan perkawinan agar dapat mengurangi ketentuan sebagaimana
mewujudkan tujuan perkawinan secara baik dimaksud dalam Pasal 6 ayat (6).
tanpa berakhir pada perceraian dan mendapat 2. Di antara Pasal 65 dan Pasal 66
keturunan yang sehat dan berkualitas. disisipkan 1 (satu) pasal yakni Pasal
Diharapkan juga kenaikan batas umur yang 65A yang berbunyi sebagai berikut:
lebih tinggi dari 16 (enam belas) tahun bagi Pasal 65A Pada saat Undang-Undang
wanita untuk kawin akan mengakibatkan laju ini mulai berlaku, permohonan
kelahiran yang lebih rendah dan menurunkan perkawinan yang telah didaftarkan
49
Lex Privatum Vol. IX/No. 6/Mei/2021
50
Lex Privatum Vol. IX/No. 6/Mei/2021
Dispensasi Kawin untuk kalangan para hakim di Pada pasal 13 ayat (1) dinyatakan 0rang-
lingkungan Pengadilan Agama, karena Perma ini orang yang terdapat dalam pasal 10 ayat (1)
lanjut dari lahirnya Undang-undang Nomor 16 harus didengar keterangannya.
tahun 2019 tentang Perubahan atas UU No. 1 Pada pasal 13 ayat (3) berbunyi jika pasal 13
tahun 1974 tentang Perkawinan yang ayat (1) tidak terlaksana maka penetapan batal
menentukan bahwa perkawinan hanya demi hukum.
diizinkan apabila seorang pria dan wanita telah Mahkamah Agung menegaskan bahwa
mencapai umur 19 (sembilan belas ) tahun. untuk menyelesaikan perkara permohonan
Oleh karena Perma ini mengatur hal baru dan dispensasi kawin ini harus memperhatikan
harus menjadi pedoman bagi seluruh hakim bila kepentingan anak dan beberapa aturan terkait
mengadili perkara dispensasi nikah. masalah perlindungan anak dan beliau juga
Mahkamah Agung juga berpendapat bahwa berharap dengan adanya Perma Nomor 5
beberapa hal baru yang ada dalam Perma ini Tahun 2019 diharapkan semua aparatur
yaitu: Pada pasal 1 dinyatakan bahwa Hakim Pengadilan Agama mempelajari dan memahami
yang dimaksud dalam Perma ini adalah Hakim dengan seksama agar tidak salah dalam
Tunggal sehingga untuk memeriksa perkara menerima dan menyelesaikan pemeriksaan
dispensasi kawin ini tidak perlu menggunakan perkara dispensasi kawin sesuai dengan
Hakim Majelis. ketentuan yang berlaku.
Pada pasal 5 Peraturan Mahkamah Agung ini Dengan demikian maka secara umum
dinyatakan selain akte kelahiran anak syarat pengajuan permohonan dispensasi kawin dapat
lainnya yang harus dilampirkan untuk dilaksanakan dengan syarat-syarat yang telah
mengajukan perkara dispensasi kawin adalah dipenuhi yakni:
ijazah terakhir anak, identitas dan status a. Kedua orang tua (ayah dan ibu) calon
pendidikan anak. mempelai yang masih dibawah umur,
Pada pasal 7 Peraturan Mahkamah Agung ini yang masing-masing sebagai pemohon I
dinyatakan dalam hal terdapat perbedaan dan pemohon 2 mengajukan
agama antara anak dan o rang tua/wali, permohonan tertulis ke Pengadilan
permohonan dispensasi kawin harus diajukan Agama.
pada pengadilan sesuai agama anak. b. Permohonan diajukan ke Pengadilan
Pada pasal 8 Peraturan Mahkamah Agung ini Amgama ditempat tinggal Pemhon.
dijelaskan jika kedua calon pengantin sama- c. Pemohon harus memuat:
sama dibawah umur, cukup diajukan di 1) identitas para pihak (ayah sebagai
pengadilan yang sama sesuai domisili salah satu pemohon 1 dan ibu sebagai pemohon
orang tua (satu pengadilan). II,
Pada pasal 9 ayat (1) tertulis sebelum 2) posita yaitu alasan-alasan atau dalil
menerima perkara Dispensasi Kawin, Panitera yang mendasari diajukannya
terlebih dahulu harus memeriksa kelengkapan permohonan, serta identitas calon
syarat administrasi, jika belum lengkap harus mempelai laki-laki atau perempuan,
dikembalikan untuk dilengkapi. 3) petitum yaitu hal yang dimohon
Pada pasal 10 ayat (1) tertera Pemohon di putusannya dari pengadilan.
persidangan wajib menghadirkan anak yang Adapun dokumen pelengkap lainnya yang
dimintakan dispensasi, calon suami/istri dan harus dipenuhi oleh Pemohon yakni
orang tua/wali dari calon istri/suami (besan). a. Asli surat/ kutipan akta nikah/ duplikat
Pada Pasal 10 ayat (6) termaktub jika yang kutipan akta nikah pemohon;
tersebut dalam ayat (1) tidak dapat dihadirkan, b. Fotocopy kutipan akta nikai/duplikat akta
maka perkara dinyatakan tidak dapat diterima.. nikah 2 (dua) lembar
Pada pasal 11 ayat (2) diterangkan Hakim c. Kartu tanda penduduk (KTP) yang masih
dan Panitera Pengganti yang memeriksa berlaku, atau apabila telah pindah dan
perkara dispensasi kawin tidak memakai atribut alamat tidak sesuai dengan KTP maka
persidangan. surat keterangan domisili dari kelurahan
setempat
d. Kartu keluarga (bila ada)
51
Lex Privatum Vol. IX/No. 6/Mei/2021
e. Akta kelahiran anak (bila ada) atau bukan hanya kepada para pemohon tapi
keterangan lahir juganuntuk kepentingan masyarakat pada
Setelah persyarat tersebut dipenuhi maka umumnya.
Pemohon mengajukan permohonan dispensasi Praktek perkawinan anak dibawah umur
kawin ke Pengadilan Agama atau Pengadilan melalui proses legalisasi perkawinan melalui
Negeri setempat dan berdasarkan hasil kajian permohonan dispensasi kawin di Pengadilan
telaah hakim tentang permohonan dispensasi Agama dan atau Pengadilan Negeri setempat
kawin maka pertimbangan hakim mengabulkan juga memunculkan suatu kekhawatiran salah
permohonan dispensasi kawin ada 2 yakni:6 satunya adalah pergaulan bebas yang semakin
a. Segi Yuridis Permohonan dispensasi marak dan potensi untuk bercerai bisa terjadi.
perkawinan telah diatur UU perkawinan Dalam beberapa penelitian penelitan yang
yakni Pasal 6 ayat 1, pasal 16 ayat 1, pernah dilakukan 7 bahwasanya Majelis hakim
Pasal 7 ayat (2) Pasal 8 UU Perkawinan mengatakan bahwasanya perkawinan anak di
dan Pasal 39 yang sekarang ini telah di bawah umur bisa menjadi salah satu faktor
ubah dengan Undang Undang Nomor 16 penyebab terjadinya perceraian yang
Tahun 2009 Ketentuan hukum tersebut diakibatkan oleh kurangnya keharmonisan
mengatur secara tegas tentang dalam rumah tangga khususnya dari segi
dispensasi kawin yang dalam hal ini kesiapan ekonomi dan sosial.
majelis hakim dengan menggunakan
pendekatan normatif tetap mengabulkan B. Dampak Hukum Akibat Perkawinan
permohonan dispensasi kawin karena Dibawah Umur Dan Solusinya.
telah diatur oleh UU No. 16 Tahun 2019 1. Meningkatnya angka perceraian.
tentang perkawinan. Tingginya angka perkawinan di bawah umur
b. Segi Psikologis Dari sisi psikologis anak ternyata juga sangat memengaruhi angka
yang walaupun belum berusia 19 tahun perceraian pada pasangan usia muda. Sistem
sudah bisa melakukan perkawinan, perkawinan di Indonesia yang masih permisif
karena anak seusia tersebut alat untuk perkawinan bawah umur, menjadi celah
reproduksinya sudah bisa dibuahi, terjadinya tingkat perkawinan bawah umur
ditambah lagi anak tersebut sudah haid, yang tinggi, Hal menjadi alarm atas dampak
dari segi emosial anak tersebut telah negatif dari pernikahan bawah umur.
cukup dewasa secara biologis. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Jika kita perhatikan secara seksama maka Mies Grijns dan Hoko Horii di Jawa Barat
terdapat korelasi yang utuh antara alasan menunjukkan bahwa 50% pernikahan dini
pemohon dan dasar pertimbangan hukum berakhir dengan perceraian, bahkan ketika usia
hakim dalam memutuskan permohonan pernikahannya baru satu atau dua tahun ini
dispensasi kawin yang bermuara pada satu disebabkan oleh ketidakcocokan pasangan dan
hakekat tujuan perkawinan yakni untuk ketidakmampuan dalam menjalankan
membentuk keluarga yang bahagia dan kekal rumahtangga secara bersama.8 Selain itu,
(Pasal 1 UU No. 1 Tahun 1974 tentang pasangan suami istri usia muda juga belum
Perkawinan). Hal ini semata-mata dilaksanakan mempunyai emosi yang stabil sehingga tidak
atas dasar pertimbangan kemaslahatan yang jarang mendorong terjadinya pertengkaran
maksudnya apabila tidak segera dilangsungkan
pernikahan terhadap calon mempelai maka
akan dikhawatirkan terjadi perbuatan yang
melanggar norma hukum, norma etika, norma
kesusilaan dan peraturan yang berlaku di
masyarakat. Kemaslahatan yang dimaksudkan 7 Imron, Ali. Dispensasi Perkawinan Perspektif
adalah memberikan manfaat yang lebih besar Perlindungan Anak. Artikel dalam “Jurnal Ilmiah Ilmu
Hukum QISTI”, Vol. 5 No. 1, Tahun 2011.
8 Mies Grijns dan Hoko Horii, “Child Marriage in a Village
6 Idayanti, Dwi. Pemberian Dispensasi Menikah Oleh in West Java (Indonesia): Compromises between Legal
Pengadilan Agama (Studi Kasus di Pengadilan Agama Obligations and Religious Concerns”, Asian Journal of Law
KotaAmbogu). Artikel dalam “Jurnal Lex Privatum”. Vol. 11 and Society 5 Maret 2018, diakses melalui
No. 2 Tahun 2014. https://doi.org/10.1017/als.2018.9, hlm. 8
52
Lex Privatum Vol. IX/No. 6/Mei/2021
bahkan kekerasan dalam rumah tangga dalam terciptanya budaya serta norma baru untuk
menghadapi persoalan kecil.9 perkawinan ideal. Namun, Undang Undang
Perkawinan membutuhkan independensi Perkawinan No. 16 Tahun 2019 yang menaikkan
dari individu-individu yang menjalaninya, usia minimal untuk menikah bagi perempuan
karena penuh dengan tanggung-jawab, dan laki-laki tidak sertamerta menjamin
pembuatan keputusan dan komitmen yang perkawinan anak dapat dicegah.
serius. Akan tetapi pasangan muda yang Undang Undang Perkawinan
menikah bawah umur tidak mampu mengatasi memperbolehkan pengajuan dispensasi
hal-hal tersebut. perkawinan jika calon pengantin tidak
memenuhi persyaratan usia minimal kawin.
2. Meningkatnya angka Kekerasan Dalam Selain itu, beberapa diskusi terkait perkawinan
Rumah Tangga. anak mengungkapkan bahwa ada kemungkinan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga dalam perkawinan tidak akan dicatatkan jika tidak
hasil pernikahan dibawah umur semakin marak memenuhi persyaratan usia kawin.
terjadi hal ini dikarenakan para pihak yang Terkait dispensasi perkawinan, terdapat
belum mencapai umur kedewasaan dan kenaikan pengajuan dispensasi perkawinan
pengalaman hidup di lingkungan masyarakat pada tahun 2018 sebanyak 20 kali lipat
yang cukup yang tentu saja hal itu dibandingkan tahun 2005. Jumlah dispensasi
mempengaruhi pola pikir dan juga pola perilaku yang tercatat adalah 13.783 kasus di peradilan
kedua orang tersebut ditambah lagi dengan agama dan 190 kasus di pengadilan.10 Penting
salah satu factor yaitu kurangnya tingkat juga untuk dicatat bahwa pengabulan
pendidikan yang menyebabkan orang tersebut dispensasi perkawinan mencapai 99% kasus.
belum memiliki pendidikan baik moral, hukum, Alasan hakim untuk mengabulkan adalah: 1)
etika yang baik dalam bermasyarakat apalagi anak anak berisiko melanggar nilai sosial,
dalam urusan rumah tangga yang mendorong budaya, dan agama; dan 2) kedua pasangan
terjadinya tindakan kriminalitas dan juga anak saling mencintai. Terlihat bahwa
kekerasan dalam rumah tangga oleh kedua pengabulan dispensasi perkawinan adalah
pasangan tersebut khususnya. perihal subjektivitas yang melibatkan
pertimbangan nilai, norma, dan budaya. Untuk
3. Solusi yang dapat dilakukan. mengatasi isu ini, Mahkamah Agung telah
Sebagaimana penjelasan pada bab memberlakukan naskah Peraturan MA (PERMA)
terdahulu bahwa perkawinan anak di Indonesia dan Surat Edaran MA (SEMA). PERMA dan
terkait erat dengan dualisme peraturan yang SEMA bertujuan membantu hakim peradilan
berlaku, yaitu UU No. 1 Tahun 1974 tentang agama dan pengadilan umum untuk mengadili
Perkawinan dan UU No. 35 Tahun 2014 tentang dispensasi perkawinan anak dengan
Perubahan UU Nomor 23 Tahun 2003 tentang mempertimbangkan hak-hak perlindungan
Perlindungan Anak. Advokasi untuk revisi usia anak.
perkawinan yang didasarkan pada keputusan Salah satu Strategi Nasional Pencegahan
Mahkamah Konstitusi pada bulan Desember Perkawinan Anak STRANAS 2020 – 2024
2018 terkait dengan ketidaksesuaian antara dibidang Pencegahan Perkawinan Anak
Undang Undang Perkawinan dengan Undang Dibawah Umur adalah yang diajukan oleh
Undang Perlindungan Anak. Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan
Kemudian pada 16 September 2019, DPR RI Perlindungan Anak yang meliputi 5 (lima)
11
sepakat menyetujui revisi Undang Undang strategi yaitu:
Perkawinan pasal 7a, yang mengatur usia 1) Optimalisasi Kapasitas Anak;
minimal bagi perempuan dan laki-laki untuk 2) Lingkungan yang Mendukung Pencegahan
menikah adalah 19 tahun. Perkawinan Anak;
Revisi terhadap Undang Undang Perkawinan 3) Aksesibilitas dan Perluasan Layanan;
Pasal 7a diharapkan dapat mendorong
10 Ibid, data dispensasi perkawinan di MA.
9 Djamilah, Reni Kartikawari, ‘Dampak Perkawinan Anak di 11
53
Lex Privatum Vol. IX/No. 6/Mei/2021
54
Lex Privatum Vol. IX/No. 6/Mei/2021
1. Perubahan nilai, norma, dan cara pandang Strategi 4. Penguatan Regulasi dan
terhadap perkawinan anak Kelembagaan, akan dicapai melalui fokus
2. Penguatan peran orang tua dalam strategi:
perlindungan anak. 1. Penguatan komitmen Aparat Penegak
Intervensi kunci: Hukum, petugas KUA, penyuluh, dan
1. Penguatan pemahaman dan peran orang guru;
tua, keluarga, organisasi 2. Penguatan proses pembuatan dan
sosial/kemasyarakatan, sekolah, dan perbaikan regulasi;
pesantren dalam pencegahan 3. Penegakan regulasi.
perkawinan anak; Intervensi kunci:
2. Transformasi layanan konseling dan 1. Peningkatan pengetahuan dan
pendampingan untuk orang tua secara keterampilan Aparat Penegak Hukum,
profesional; petugas KUA, penyuluh, dan guru;
3. Peningkatan keterampilan pengasuhan 2. Optimalisasi pencatatan perkawinan;
yang berkualitas khususnya bagi remaja 3. Harmonisasi, sinkronisasi, dan mengisi
(10-18 tahun/ Kemenkes); kekosongan regulasi (contoh: turunan UU
4. Pemberdayaan ekonomi keluarga Perkawinan);
(kewirausahaan, bantuan PKH) untuk 4. Penguatan proses peradilan untuk
memastikan anak yang miskin dan rentan dispensasi perkawinan (contoh: anak
mendapatkan bantuan sosial PKH; harus dihadirkan dalam sidang
5. Penguatan sistem dan lingkungan didampingi orang dewasa atau kuasa
sekolah ramah anak dengan hukum).
menambahkan HKSR; Strategi Kelima; Penguatan Koordinasi
6. Penguatan kelembagaan masyarakat di Pemangku Kepentingan, akan dicapai melalui
berbagai tingkatan hingga di tingkat desa fokus strategi:
dengan berbagai pelatihan dan 1. Peningkatan kerja sama lintas sektor,
keterampilan pendampingan anak. bidang, dan wilayah;
Strategi Ketiga;. Aksesibilitas dan Perluasan 2. Penguatan sistem data dan informasi;
Layanan, akan dicapai melalui fokus strategi: 3. Pengawasan, pemantauan, dan evaluasi.
1. Ketersediaan akses dan layanan sebelum Intervensi kunci:
terjadi perkawinan anak; 1. Penguatan forum koordinasi
2. Ketersediaan akses dan layanan setelah perencanaan dan pelaksanaan;
terjadi perkawinan anak. 2. Pemanfaatan data untuk
Intervensi kunci: penyempurnaan kebijakan;
1.Penyediaan layanan informasi kesehatan 3. Membangun sistem data dan informasi
reproduksi yang komprehensif dan sebagai dasar pelaksanaan layanan
ramah remaja (termasuk pencegahan rujukan bagi korban kehamilan tidak
kekerasan dalam pacaran, konten diinginkan (KTD) dan perkawinan anak.
pornografi, dampak perkawinan anak); Implementasi setiap strategi di semua
2. Percepatan pelaksanaan wajib belajar 12 tingkatan akan dikawal oleh
tahun, khususnya penjangkauan bagi kementerian/lembaga, sektor, dan
anak yang rentan mengalami perkawinan pemangku kepentingan terkait. Misalnya,
anak; di tingkat nasional antara lain akan
3. Pengembangan sistem rujukan layanan dikawal oleh KPPPA, Bappenas,
yang komprehensif bagi anak yang Kemenag, Kemdikbud, BKKBN,
mengalami kehamilan tidak diinginkan; Kemenkes, Kemenpora, dan Dewan
4. Pendampingan bagi korban perkawinan Perwakilan Daerah (DPD). Di tingkat
anak untuk mendapatkan seluruh hak daerah akan dikawal oleh Organisasi
anak (pendidikan, kesehatan, layanan Pemerintah Daerah (OPD) yang terkait
hukum, dll). urusan perempuan dan perlindungan
anak, seperti Dinas PPPA dan KB, Dinas
Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas
55
Lex Privatum Vol. IX/No. 6/Mei/2021
Sosial, P2TP2A, organisasi remaja (OSIS, (6). Di antara Pasal 65 dan Pasal 66
Forum Remaja Masjid), forum anak di disisipkan 1 (satu) pasal yakni Pasal 65A
berbagai tingkatan, dan lain-lain. Di yang berbunyi sebagai berikut: Pasal 65A
tingkat desa akan dikawal oleh kepala Pada saat Undang-Undang ini mulai
desa, forum anak, PATBM, Forum Remaja berlaku, permohonan perkawinan yang
Masjid, OSIS, guru, GenRE, dan telah didaftarkan berdasarkan Undang-
sebagainya. Seluruh strategi, fokus Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
intervensi, harapan pencapaian, dan Perkawinan, tetap dilanjutkan prosesnya
contoh implementasi serta sesuai dengan ketentuan Undang-Undang
kementerian/lembaga terkait. Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
2. Bahwa dampak perkawinan dibawah umur
PENUTUP dan solusinya adalah ; Meningkatnya
A. Kesimpulan angka perceraian dan angka Kekerasan
1. Pengaturan perkawinan dibawah umur Dalam Rumah Tangga yang disebabkan
tanggal 14 Oktober 2019 pemerintah oleh karena pasangan suami isteri yang
Indonesia memberlakukan Undang masih berusia dibawah 19 Tahun yang
Undang Nomor 16 Tahun 2019 yakni masih berkategori anak belum mampu
mengubah pasal tentang batas umur melaksanakan tujuan perkawinan yang
perkawinan yang diatur dalam Undang- sesungguhnya yaitu membentuk keluarga
Undang Nomor 1 Tahun 1974 sbb: bahagia yang kekal yang berdasarkan
Beberapa ketentuan dalam Undang- Ketuhanan Yang Maha Esa artinya
Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang pasangan ini belum memahami
Perkawinan (Lembaran Negara Republik sesungguhnya arti sebuah perkawinan
Indonesia Tahun 1974 Nomor 1, sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa
Tambahan Lembaran Negara Republik yang harus dijaga secara bertanggung
Indonesia Nomor 3019) diubah sebagai jawab. Solusi yang penulis tawarkan
berikut: Ketentuan Pasal 7 diubah dalam menyikapi perkawinan dibawah
sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal umur adalah melaksanakan program
7 Strategi Nasional yang telah dicanangkan
(1) Perkawinan hanya diizinkan apabila oleh Pemerintah Indonesia melalui
pria dan wanita sudah mencapai umur 19 Kementerian Pemberdayaan Perempuan
(sembilan belas) tahun. (2) Dalam hal Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia
terjadi penyimpangan terhadap ketentuan yakni Program Strategi Pencegahan
umur sebagaimana dimaksud pada ayat Perkawinan Anak di Indonesia mulai dari
(1), orang tua pihak pria dan/atau orang pusat sampai di daerah daerah provinsi,
tua pihak wanita dapat meminta kabupaten/kota.
dispensasi kepada Pengadilan dengan B. Saran.
alasan sangat mendesak disertai bukti- 1. Perlu dilakukan penyuluhan hukum
bukti pendukung yang cukup. (3) khususnya peraturan peraturan
Pemberian dispensasi oleh Pengadilan perkawinan dibawah umur oleh
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib mahasiswa Fakultas Hukum Unsrat
mendengarkan pendapat kedua belah didampingi oleh dosen ke sekolah sekolah
calon mempelai yang akan melangsungkan tingkat SMP dan SMA di wilayah provinsi
perkawinan. (4) Ketentuan-ketentuan Sulawesi Utara dan tingkat Kabupaten
mengenai keadaan seorang atau kedua /Kota yang ada.
orang tua calon mempelai sebagaimana 2. Perlu dilakukan sosialisasi Undang Undang
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) dan ayat Nomor 16 Tahun 2019 serta akibat
(4) maka: 1 berlaku juga ketentuan negative dari sebuah perkawinan dibawah
mengenai permintaan dispensasi umur kepada masyarakat luas.
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dengan tidak mengurangi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat
56
Lex Privatum Vol. IX/No. 6/Mei/2021
DAFTAR PUSTAKA
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2007), 45.
R. Subekti, R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata, (Jakarta: Pradnya
Paramita, 1978) , 51.
Riduan, Syahrani, Seluk-Beluk Dan Asas-Asas
Hukum Perdata, (Bandung: PT. Alumni,
2003), 209.
M. Yahya Harahap, Hukum Perkawinan
Nasional, (CV Zahir Trading CO Medan,
1975), Hal.6
Idayanti, Dwi. Pemberian Dispensasi Menikah
Oleh Pengadilan Agama (Studi Kasus di
Pengadilan Agama KotaAmbogu). Artikel
dalam “Jurnal Lex Privatum”. Vol. 11 No. 2
Tahun 2014.
Imron, Ali. Dispensasi Perkawinan Perspektif
Perlindungan Anak. Artikel dalam “Jurnal
Ilmiah Ilmu Hukum QISTI”, Vol. 5 No. 1,
Tahun 2011.
Mies Grijns dan Hoko Horii, “Child Marriage in a
Village in West Java (Indonesia):
Compromises between Legal Obligations
and Religious Concerns”, Asian Journal of
Law and Society 5 Maret 2018, diakses
melalui
https://doi.org/10.1017/als.2018.9, hlm. 8
Djamilah, Reni Kartikawari, ‘Dampak
Perkawinan Anak di Indonesia’, Jurnal
Studi Pemuda, Vol. 3 No. 1 Mei 2014, hlm.
13
https://www.unicef.org/indonesia/media/2856
/file/National-Strategy-Child-Marriage.
https://nasional.okezone.com/read/2020/01/3
1/337/2161488/perkawinan-anak-di-
indonesia(diakses 27 Des 2020 Jam 08.00. )
https://kemenpppa.go.id/index.php/page/read
/29/2569/stop-perkawinan-anak (diakses
pada 27 Des 2020 jam 08.00).
https://www.anakmandiri.org/2017/02/17/10-
hak-anak-berdasarkan-konvensi-hak-hak-
anak(diakses 27 Des 2020 Jam 10.00)
https://theconversation.com/5-alasan-
mengapa-perkawinan-anak-harus-
dilarang(diakses 26 Des 2020 Jam 22.00)
57