A. LAPORAN PENDAHULUAN
a. Definisi Hipertensi
World Health Organization (WHO) dan The International Society of Hypertension (ISH)
menetapkan bahwa hipertensi merupakan kondisi ketika tekanan darah (TD) sistolik lebih besar
dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih besar dari 90 mmHg. Nilai ini merupakan hasil rerata
minimal dua kali pengukuran setelah melakukan dua kali atau lebih kontak dengan petugas
(Yasmara, 2016).
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi secara
terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg atau
lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan peredaran darah
meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah
untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Koes Irianto, 2014).
Hipertensi juga merupakan faktor utama terjadinya gangguan kardiovaskular. Apabila tidak
ditangani dengan baik dapat mengakibatkan gagal ginjal, stroke, dimensia, gagal jantung, infark
miokard, gangguan penglihatan dan hipertensi (Andrian Patica N E-journal keperawatan volume
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi
sebagai respons peningkatan curah jantung atau peningkatan tekanan perifer (Reni, 2010).
Penyebab terjadinya hipertensi dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu yang dapat dirubah dan
tidak dapat dirubah. Factor yang tidak dapat dirubah diantaranya factor usia, jenis kelamin, dan
riwayat penyakit keluarga (Pratiwi, 2013). Dan untuk factor yang dapat dirubah yaitu factor gaya
hidup diantaranya kebiasaan merokok, konsumsi garam berlebih, konsumsi lemak jenuh, dan
Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri tetapi sering dijumpai
dengan penyakit lain, misalnya arterioskeloris, obesitas, dan diabetes militus. Berdasarkan
penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu (WHO, 2014) :
Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi tidak diketahui dengan pasti apa
penyebabnya. Para pakar menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita hipertensi
(genetik) dengan resiko menderita penyakit ini. Selain itu juga para pakar menunjukan stres
sebagai tertuduh utama, dan faktor lain yang mempengaruhinya. Faktor-faktor lain yang dapat
dimasukkan dalam penyebab hipertensi jenis ini adalah lingkungan, kelainan metabolisme, intra
seluler, dan faktor-faktor ynag meningkatkan resikonya seperti obesitas, merokok, konsumsi
Pada 5-10 persen kasus sisanya, penyebab khususnya sudah diketahui, yaitu gangguan hormonal,
penyakit diabetes, jantung, ginjal, penyakit pembuluh darah atau berhubungan dengan
kehamilan. Kasus yang sering terjadi adalah karena tumor kelenjar adrenal. Garam dapur akan
(Hipertensi Ringan)
(Hipertensi Sedang)
(Hipertensi Berat)
Hipertensi sangat Berat atau 201 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
Maligna
1) Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dengan wanita. Wanita diketahui mempunyai
tekanan darah lebih rendah dibandingkan pria ketika berusia 20-30 tahun. Tetapi akan mudah
menyerang pada wanita ketika berumur 55 tahun, sekitar 60% menderita hipertensi berpengaruh
pada wanita. Hal ini dikaitkan dengan perubahan hormon pada wanita setelah menopause
2) Umur
Perubahan tekanan darah pada seseorang secara stabil akan berubah di usia 20-40 tahun.
Setelah itu akan cenderung lebih meningkat secara cepat. Sehingga, semakin bertambah usia
seseorang maka tekanan darah semakin meningkat. Jadi seorang lansia cenderung mempunyai
tekanan darah lebih tinggi dibandingkan diusia muda (Endang Triyanto, 2014).
3) Keturunan (genetik)
Adanya faktor genetik tentu akan berpengaruh terhadap keluarga yang telah menderita
hipertensi sebelumnya. Hal ini terjadi adanya peningkatan kadar sodium intraseluler dan
rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium individu sehingga pada orang tua cenderung
beresiko lebih tinggi menderita hipertensi dua kali lebih besar dibandingan dengan orang yang
4) Pendidikan
resiko hipertensi pada pendidikan yang rendah, kemungkinan kurangnya pengetahuan dalam
menerima informasi oleh petugas kesehatan sehingga berdampak pada perilaku atau pola hidup
1) Obesitas
Pada usia pertengahan dan usia lanjut, cenderung kurangnya melakukan aktivitas
sehingga asupan kalori mengimbangi kebutuhan energi, sehingga akan terjadi peningkatan berat
badan atau obesitas dan akan memperburuk kondisi (Anggara, F.H.D., & N. Prayitno, 2013).
2) Kurang olahraga
peningkatan tekanan darah tinggi yang akan menurunkan tahanan perifer, sehigga melatih otot
jantung untuk terbiasa melakuakn pekerjaan yang lebih berat karena adanya kondisi tertentu.
3) Kebiasaan merokok
hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4
gram sodium atau 6 gram) (H. Hadi Martono Kris Pranaka, 2014-2015).
5) Minum alkohol
Ketika mengonsumsi alkohol secara berlebihan akan menyebabkan peningkatan
tekanan darah yang tergolong parah karena dapat menyebabkan darah di otak tersumbat dan
menyebabkan stroke.
6) Minum kopi
Satu cangkir kopi mengandung kafein 75-200 mg, dimana dalam satu cangkir kopi dapat
7) Kecemasan
jantung, curah jantung dan resistensi vaskuler, efek samping ini akan meningkatkan tekanan
darah. Kecemasan atau stress meningkatkan tekanan darah sebesar 30 mmHg. Jika individu
meras cemas pada masalah yang di hadapinya maka hipertensi akan terjadi pada dirinya. Hal ini
dikarenakan kecemasan yang berulang-ulang akan mempengaruhi detak jantung semakin cepat
c. Patofisiologi
Tekanan darah merupakan hasil interaksi antara curah jantung (cardiac output) dan
derajat dilatasi atau konstriksi arteriola (resistensi vascular sistemik). Tekanan darah arteri
dikontrol dalam waktu singkat oleh baroreseptor arteri yang mendeteksi perubahan tekanan pada
arteri utama, dan kemudian melalui mekanisme umpan balik hormonal menimbulkan berbagai
variasi respons tubuh seperti frekuensi denyut jantung, kontraksi otot jantung, kontraksi otot
polos pada pembuluh darah dengan tujuan mempertahankan tekanan darah dalam batas normal.
Baroreseptor dalam komponen kardiovaskuler tekanan rendah, seperti vena, atrium dan sirkulasi
pulmonary, memainkan peranan penting dalam pengaturan hormonal volume vaskuler. Penderita
hipertensi dipastikan mengalami peningkatan salah satu atau kedua komponen ini, yakni curah
jantung dan atau resistensi vascular sistemik (Nugraha, 2016)Hemodinamik yang khas dari
hipertensi yang menetap bergantung pada tingginya tekanan arteri, derajat kontriksi pembuluh
darah, dan adanya pembesaran jantung. Hipertensi sedang yang tidak disertai dengan
pembesaran jantung memiliki curah jantung normal. Namun demikian, terjadi peningkatan
resistensi vaskukar perifer dan penurunan kecepatan ejeksi ventrikel kiri (Nugraha, 2016).
Saat hipertensi bertambah berat dan jantung mulai mengalami pembesaran, curah jantung
mengalami penurunan secara progresif meskipun belum terdapat tanda-tanda gagal jantung. Hal
ini disebabkan resistensi perifer sistemik semakin tinggi dan kecepatan ejeksi ventrikel kiri
Penurunan curah jantung ini akan menyebabkan gangguan perfusi ke berbagai organ tubuh,
terutama ginjal. Kondisi ini berdampak pada penurunan volume ekstra sel dan perfusi ginjal yang
berujung dengan iskemik ginjal. Penurunan perfusi ginjal ini akan mengaktivasi system renin
angiostensin (Nugraha, 2016). Renin yang dikeluarkan oleh ginjal ini merangsang
lemah. Adanya angiotensin I pada peredaran darah akan memicu pengeluaran angiotensin
converting enzyme (ACE) di endotelium pembuluh paru. ACE ini kemudian akan mengubah
vasokonstriktor kuat, AII memiliki efek lain yang pada akhirnya meningkatkan tekanan darah.
Dampak yang ditimbulkan oleh AII antara lain hipertrofi jantung dan pembuluh darah, stimulasi
rasa haus, memicu produksi aldosterone dsn snit-diuretic hormone (ADH) (Nugraha, 2016).
Peningkatan tekanan darah sebagai dampak dari adanya AII ini terjadi melalui dua cara utama
1). Vasokonstriktor: AII menyebabksn vsdokondtriksi baik pada arteriol maupun vena.
Konstriksi arteriol akan meningkatkan tahanan perifer sehingga membutuhkan usaha jantung
lebih besar dalam melakukan pemompaan. Sedangkan pada vena dampak konstriksinya lemah,
tetapi sudah mampu menimbulkan peningkatan aliran balik darah vena ke jantung. Peningkatan
aliran balik ini akan menyebabkan peningkatan preload yang membantu jantung untuk melawan
resistensi perifer.
2). Perangsangan kelenjar endokrin: AII merangsang kelenjar adrenal untuk mengeluarkan
hormone aldosterone. Hormone ini bekerja pada tubula distal nefron. Dampak dari keberadaan
hormone aldosterone ini adalah peningkatan penyerapan kembali air dan NaCl oleh tubulus distal
nefron. Hal ini akan mengurangi pengeluaran garam dan air melalui ginjal. Kondisi ini membuat
volume darah meningkat yang diikuti pula dengan peningkatan tekanan darah. Dampak
hipertrofi jantung. Kondisi hipertrofi ini menyebabkan penyempitan ruang jantung sehingga
menurunkan preloaddan curah jantung. Jika jantung tidak dapat mengompensasi lagi, maka
terjadilah gagal jantung (Nugraha, 2016).Sedangkan tekanan intracranial yang berefek pada
tekanan intraocular akan mempengaruhi fungsi penglihatan bahkan jika penanganan tidak segera
dilakukan, penderita akan mengalami kebutaan. Penurunan aliran darah ke ginjal akibat dari
resistensi sitemik ini dapat menyebabkan kerusakan pada parenkim ginjal. Jika tidak segera
bahkan terkadang timbul tanpa gejala. Secara umum gejala yang dikeluhkan oleh penderita
Sebagian besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa:
1) Nyeri kepala saat terjaga, terkadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan
darah intracranial
3) Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat
Gejala lain yang yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi, yaitu pusing, muka merah,
sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain
e. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Farmakologis
Pengobatan standart yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi (Joint National
Commite on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure, USA, 1988)
menyimpulkan bahwa obat diuretic, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE
dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan
penyakit lain yang ada pada penderita. Bila tekanan darah tidak dapat di control selama satu
bulan, dosis obat dapat disesuaikan sampai dosis maksimal atau menambahkan obat golongan
lain atau mengganti obat pertama dengan obat golongan yang lain. Sasaran penurun tekanan
darah adalah kurang dari 140/90 mmHg dengan efek samping minimal. Penurunan dosis obat
dapat dilakukan pada golongan hipertensi ringan yang sudah terkontrol dengan baik selama satu
1) Diuretika
Diuretika adalah obat yang memperbanyak volume air kencing, mempertinggi pengeluaran
garan (NaCl). Dengan turunnya kadar Na+, maka tekanan darah akan turun dan efek
hipotensifnya kurang kuat. Obat yang sering digunakan adalah obat yang daya kerjanya panjang
sehingga dapat digunakan dosis tunggal, diutamakan diuretika yang hemat kalium.Obat yang
2) Alfa-blocker
Alfa-blocker adalah obat yang dapat memblokir reseptor alfa dan menyebabkan
vasodilatasi perifer serta turunnya tekanan darah. Karena efek hipotensinya ringan sedangkan
efek sampingnya kuat, misalnya hipotensi ortostatik dan takikardia, maka jenis obat ini jarang
digunakan.Obat yang termasuk dalam jenis Alfa-blocker adalah Prazosin dan Terazosin.
3) Beta-blocker
Mekanisme kerja obat beta-bloker belum diketahui dengan pasti. Diduga kerjanya
berdasarkan beta blokase pada jantung sehingga mengurangi daya dan frekuensi kontraksi
jantung. Dengan demikian, tekanan darah akan menurun dan daya hipotensinya naik.Obat yang
bisa dipakai dari jenis Beta-blocker adalah Propanolol, Atenolol, Pindolol, dan sebagainya.
4) Vasodilator
Obat Vasodilator dapat langsung mengembangkan dinding arteriole sehingga daya tahan
pembuluh perifer berkurang dari tekanan darah menurun.Obat yang termasuk dalam jenis
5) Antagonis Kalsium
Mekanisme obat Antagonis Kalsium adalah menghambat pemasukan ion kalsium ke dalam
sel otot polos pembuluh dengan efek vasodilatasi dan turunnya tekanan darah. Obat jenis
6) Penghambat ACE
Obat penghambat ACE ini menurunkan tekanan darah dengan menghambat Angiostensin
Coverting Enziyme yang berdaya vasokontriksi kuat.Obat penghambat ACE yang popular adalah
Sebenarnya sangat sederhana dan tidak memerlukan biaya, hanya diperlukan disiplin dan
kepatuhan dalam menjalani terapi hipertensi atau pola hidup yang sehat, sabar, dan ikhlas dalam
mengendalikan perasaan dan keinginan atau ambisi. Disamping itu berusaha untuk memperoleh
kemajuan, selalu sadar atau mawas diri untuk ikhlas menerima kegagalan atau kesulitan.Usaha
pencegahan juga bermanfaat bagi penderita hipertensi agar penyakitnya tidak menjadi lebih
parah, tentunya harus disertai obat-obatan yang ditentukan oleh dokter. Agar terhindar dari
komplikasi fatal hipertensi, harus diambil tindakan pencegahan yang baik (Stop High Blood
Pembatasan mengkonsumsi garam sangat dianjurkan, maksimal 2 gram garam dapur untuk diet
setiap hari.
b. Menghindari Kegemukan
Hindarkan kegemukan (obesitas) dengan menjaga berat badan normal atau tidak. Batasan
kegemukan adalah jika berat badan lebih dari 10% dari berat badan normal.
Membatasi konsumsi lemak dilakukan agar kadar kolesterol darah tidak terlalu tinggi. Kadar
pembuluh nadi dan mengganggu peredaran darah. Dengan demikian, akan memperberat kerja
darah. Untuk menjaga agar kadar kolesterol darah tidak bertambah tinggi. Himpunan Ahli
Jantung Amerika AHA menganjurkan agar konsumsi kolesterol dalam makanan dibatasi tidak
Buah dan sayuran segar megandung banyak vitamin dan mineral. Buah yang banyak
Nikotin yang ada di dalam rokok dapat mempengaruhi seseorang, bisa melalui pembentukan
plak aterosklerosis, efek langsung nikotin terhadap pelepasan hormone epinephrine dan
Relaksasi dan meditasi berguna untuk mengurangi stress atau ketegangan jiwa. Relaksasi
sesuatu yang damai, indah, dan menyenangkan. Relaksasi dapat pula dilakukan dengan
Dalam kehidupan dunia modern yang penuh dengan persaingan, tuntutan atau tantangan yang
menumpuk menjadi tekanan atau beban stress (ketegangan) bagi setiap orang. Jika tekanan stress
terlampau besar sehingga melampaui daya tahan individu, akan menimbulkan sakit kepala, suka
marah, tidak bisa tidur, ataupun timbul hipertensi. Agar terhindar dari efek negative tersebut,
orang harus berusaha membina hidup yang positif. Beberapa cara untuk membina hidup yang
2) Membuat jadwal kerja, menyediakan waktu untuk kegiatan santai sekaligus belajar mengalah,
belajar berdamai.
a. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan (Setiadi, 2012). Sedangkan menurut Friedman keluarga adalah unit dari
masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya dengan keluarga sangat menonjol sehingga
(perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah ataupun adopsi), tinggal dalam satu atap yang
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
Keberhasilan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota
keluarga. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif
(a) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling
(b) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui keberadaan dan
hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim positif maka fungsi afektif akan
tercapai.
(c) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru.
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk
belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang-orang
yang ada disekitarnya. Dalam hal ini keluarga dapat Membina hubungan sosial pada anak,
Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dan Menaruh
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti
Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan keperawatan, yaitu untuk
mencegah gangguan kesehatan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat
Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan keluarga dibagi menjadi 8 :
Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga dalam
tahap ini antara lain yaitu membina hubungan intim yang memuaskan, menetapkan tujuan
bersama, membina hubungan dengan keluarga lain, mendiskusikan rencana memiliki anak atau
KB, persiapan menjadi orangtua dan memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan
Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan menimbulkan krisis keluarga.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain yaitu adaptasi perubahan anggota
keluarga, mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan, membagi peran dan
tanggung jawab, bimbingan orangtua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, serta
Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan kebutuhan pada anak pra
sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial) dan merencanakan
kelahiran berikutnya.
membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, mendorong anak untuk mencapai
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan terhadap remaja,
memelihara komunikasi terbuka, mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan anggota
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima
kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarganya.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih banyak waktu dan
kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan waktu santai, memulihkan hubungan antara
Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti penyesuaian tahap masa
pensiun dengan cara merubah cara hidup, menerima kematian pasangan, dan mempersiapkan
(3). Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit
(5). Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat
3. Konsep Keperawatan
merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam praktek keperawatan yang diberikan pada klien
sebagai anggota keluarga pada tatanan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan,
berpedoman pada standar keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yang diberikan melalui praktik
keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah
kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, yaitu
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan, agar diperoleh data
pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga. Sumber informasi dari tahapan
pemeriksaan fisik pada anggota keluarga dan data sekunder. Hal-hal yang perlu dikaji dalam
keluarga adalah :
f) Tipe keluarga
g) Suku bangsa
h) Agama
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti.
b) Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang
belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum
terpenuhi.
c) Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti yang
perhatian terhadap pencegahan penyakit, sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan
d) Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari
a) Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota
keluarga.
c) Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara
d) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh
e) Fungsi keluarga :
(1) Fungsi afektif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan
dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lain, bagaimana
kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap
saling menghargai.
(2) Fungsi sosialisai, yaitu perlu mengkaji bagaimana berinteraksi atau hubungan dalam
keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.
(3) Fungsi perawatan kesehatan, yaitu meenjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan
makanan, pakaian, perlu dukungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana
perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam melaksanakan tugas
kesehatan keluarga, yaitu mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk
melakukan tindakan, melakukan perawatan kesehatan pada anggota keluarga yang sakit,
menciptakan lingkungan yang dapat meningkatan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan
sejauh mana kemampuan keluarga dalam mengenal, mengambil keputusan dalam tindakan,
merawat anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan dan
(b) Stressorr jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggotaa keluarga. Metode yang digunakan pada
pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik. Harapan keluarga yang
dilakukan pada akhir pengkajian, menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan
yang ada.
Dari pengkajian asuhan keperawatan keluarga di atas maka diagnosa keperawatan keluarga yang
a. Manajemen keluarga tidak efektif, yaitu pola penanganan masalah kesehatan dalam keluarga
b. Manajemen kesehatan tidak efektif, yaitu pola pengaturan dan pengintegrasian penanganan
masalah kesehatan ke dalam kebiasaan hidup sehari-hari tidak memuaskan untuk mencapai
d. Kesiapan peningkatan koping keluarga yaitu pola adaptasi anggota keluarga dalam mengatasi
situasi yang dialami klien secara efektif dan menunjukkan keinginan serta kesiapan untuk
e. Penurunan koping keluarga yaitu ketidakefektifan dukungan, rasa nyaman, bantuan dan
motivasi orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang dibutuhkan klien untuk
f. Ketidakberdayaan, persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan mempengaruhi hati secara
signifikan, persepsi kurang kontrol pada situasi saat ini atau yang akan datang.
g. Ketidakmampuan koping keluarga, yaitu perilaku orang terdekat (anggota keluarga) yang
membatasi kemampuan dirinya dan klien untuk beradaptasi dengan masalah kesehatan yang
dihadapi klien. Yang menjadi etiologi atau penyebab dari masalah keperawatan yang
muncul adalah hasil dari pengkajian tentang tugas kesehatan keluarga yang meliputi 5 unsur
sebagai berikut :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi pada anggota keluarga
hipertensi
pengobatan hipertensi
3. Perencanaan
Menurut Suprajitno perencanaan keperawatan mencakup tujuan umum dan khusus yang
didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan standar yang mengacu pada
penyebab. Selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi pada kriteria dan
standar. Perencanaan yang dapat dilakukan pada asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengenal dan mengerti tentang penyakit
hipertensi.
Tujuan : Keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi setelah tiga kali kunjungan rumah.
Standar : Keluarga dapat menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala penyakit hipertensi
Intervensi :
hipertensi.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengetahui akibat lebih lanjut dari
penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan
Standar : Keluarga dapat menjelaskan dengan benar bagaimana akibat hipertensi dan dapat
Intervensi:
2) Tanyakan bagaimana keputusan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang menderita
hipertensi.
Sasaran : Setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang
Tujuan : Keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat terhadap anggota keluarga yang
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan cara pencegahan dan perawatan penyakit
hipertensi
Standar : Keluarga dapat melakukan perawatan anggota keluarga yang menderita penyakit
Intervensi:
2) Jelaskan pada keluarga tentang manfaat istirahat, diet yang tepat dan olah raga khususnya
penyakit hipertensi.
Tujuan : Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat menunjang penyembuhan dan
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang pengaruh lingkungan terhadap proses
penyakit hipertensi
hipertensi.
Intervensi :
1) Ajarkan cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah dan mengatasi penyakit hipertensi
misalnya :
a) Jaga lingkungan rumah agar bebas dari resiko kecelakaan misalnya benda yang tajam.
c) Gunakan bahan yang lembut untuk pakaian untuk mengurangi terjadinya iritasi.
pengobatan hipertensi.
Tujuan : Keluarga dapat menggunakan tempat pelayanan kesehatan yang tepat untuk mengatasi
Kriteria : Keluarga dapat menjelaskan secara lisan ke mana mereka harus meminta pertolongan
Intervensi : Jelaskan pada keluarga ke mana mereka dapat meminta pertolongan untuk perawatan
4. Implementasi
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang
lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter &
Perry, 2011).
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang
sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang