Anda di halaman 1dari 9

EFEKTIVITAS LATIHAN ACTIVE ASSISTIVE RANGE OF MOTION DAN

SENAM DIABETES TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA


DARAH PADA USIA DEWASA TENGAH DENGAN DIABETES DI
KELURAHAN SENDANG MULYO SEMARANG

Susi Astutik1), Elis Hartati2), Mutia Galuh3)


1)
Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang
2)
Dosen Program S1 Ilmu Keperawatan Universitas Diponegoro Semarang
3)
Dinas Kesehatan Kota Semarang

ABSTRAK

Diabetes mellitus merupakan sekumpulan gejala metabolik yang ditandai dengan


kenaikan kadar glukosa darah tinggi (hiperglikemia). Diabetes mellitus merupakan
penyakit kronis yang sering terjadi pada usia dewasa dan dapat menyerang semua
organ tubuh sehingga menimbulkan berbagai keluhan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efektivitas latihan active assistive range of motion dan senam diabetes
terhadap penurunan kadar glukosa darah pada usia dewasa tengah dengan diabetes di
Kelurahan Sendang Mulyo Semarang. Rancangan penelitian ini menggukan pre
experimental dengan desain penelitian pre test-post test design. Jumlah sampel pada
penelitian ini sebanyak 32 responden, dibagi menjadi 16 responden diberikan
perlakuan latihan active assistive range of motion dan 16 responden diberikan senam
diabetes dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil
uji independent t-test didapatkan nilai mean latihan active assistive range of motion
9.9375 mg/dL, sedangkan nilai mean senam diabetes 25.0625 mg/dL maka dapat
disimpulkan bahwa nilai mean yang diberikan senam diabetes lebih tinggi dibanding
dengan kelompok diberikan active assistive range of motion. Nilai p value 0.009
(<0.05) dengan demikian senam diabetes lebih efektif dari pada latihan active
assistive range of motion terhadap penurunan kadar glukosa darah pada usia dewasa
tengah. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mampu memperhatikan dan
meminimalkan faktor-faktor perancu terhadap penurunan kadar glukosa darah.

Kata Kunci : Diabetes mellitus, latihan AAROM, senam diabetes


Penurunan kadar gula darah
Daftar Pustaka : 64 (2004-2016)
BACHEALOR DEGREE IN NURSING SCIENCE
INSTITUTE OF NURSING SCIENCE OF TELOGOREJO
SEMARANG

Research, July 2017


Susi Astutik
The effectiveness of active assistive range of motion practice and diabetic exercise
towards decrease of blood glucose level to middle adult with diabetic in Kelurahan
Sendang Mulyo Semarang
xiii + 65 + 8 tables + 3 schemes + 17 attachments

ABSTRACT
Diabetic mellitus is a series ofmetabolic symptoms signed by the incease of high
blood glucose level (hyperglycemia). Diabetic mellitus is a cronic disease which
happens often in adult age and can attack all body organs results in varies
complaints. This research aims to find out the effectiveness of active assistive range
of motion practice and diabetic exercise towards decrease of blood glucose level to
middle adult with diabetic in Kelurahan Sendang Mulyo Semarang. The research
design is pre experimental with pre test-post test design. The number of samples is
32 respondents, devided into 16 respondents given the diabetic exercise with
sampling taking using purposive sampling.the result shows that the mean value of
independent t-test in the aspect of active assistive range of motion is 25,0625 mg/dL
therefore it can be concluded thst the mean value of the given daibetic (<0,05) means
that diabetic exercise is more effective than active assistive range of motion towards
the decrease of blood glucose level in adult middle age. Further research is able to
pay attention and minimize ambiguous factors towards the decrease of blood glucose
level.
Keyword: diabetic mellitus, AAROM practice, diabetic exercise, the decrease of
blood glucose level
Reference: 64(2004-2016)
PENDAHULUAN sebanyak 8.725 kasus dan 14.207
tahun 2013 (Buwono, 2014, ¶1).
Usia dewasa tengah adalah masa
persiapan diri untuk mencapai usia Penyakit diabetes mellitus jika tidak
lanjut yang sehat, aktif dan produktif. ditangani dengan baik, maka akan
Masa ini banyak perubahan yang mengakibatkan komplikasi seperti
terjadi seperti fisik, biologis, kognitif, gangguan penglihatan, penyakit
psikososial dan puncak karier jantung, nefropati, stroke, impotensi,
(Maryam, 2008, hlm.36). Perubahan infeksi paru-paru, dan gangren dengan
ini mempengaruhi seluruh aspek resiko amputasi (Baradero & Yakobus,
kehidupan termasuk kesehatannya 2009, hlm.85; Maulana, 2009,
(Fatimah, 2010, hlm.3). Usia dewasa hlm.37). Komplikasi diabetes mellitus
tengah banyak yang mengalami dapat dikendalikan dengan
penyakit seperti serangan jantung, mengontrol glukosa darah secara
hipertensi, diabetes mellitus, kolitis, optimal. Cara ini digunakan untuk
penyakit autoimun, atritis dan kanker. mendeteksi dan pencegahan terjadinya
Salah satu penyakit yang sering terjadi hipoglikemia serta hiperglikemia
adalah diabetes mellitus (Potter & (Smeltzer & Bare, 2013, hlm.1233).
Perry, 2009, hlm.308).
Perawat berperan sebagai care
Diabetes melitus adalah sekelompok provider yaitu memberikan asuhan
kelainan heterogen yang ditandai keperawatan kepada individu,
dengan kenaikan kadar glukosa dalam keluarga dan komunitas secara
darah atau hiperglikemia (Smeltzer & langsung menggunakan tiga prinsip
Bare, 2013, hlm.1220). Kadar glukosa pencegahan. Salah satu dari prinsip
yang tinggi dalam tubuh tidak dapat pencegahan adalah kemanfaatan,
diserap semua dan tidak mengalami intervensi yang dapat diberikan
proses metabolisme dalam sel perawat kepada masyarakat harus
(Maulana, 2008, hlm.34). Glukosa bermanfaat (Achjar, 2012, hlm.41).
secara normal terbentuk di hati dari Penatalaksanaan keperawatan dalam
makanan yang dicerna sehari-hari mencegah terjadinya diabetes mellitus
(Smeltzer & Bare, 2013, hlm.1220). dapat dilakukan dengan lima pilar
utama yaitu diet, latihan jasmani,
Jumlah penderita diabetes mellitus di pemantauan glukosa darah, terapi
Indonesia berdasarkan World Health farmakologi dan pendidikan kesehatan
Organization (WHO) sekitar 21,3 juta (Smeltzer & Bare, 2013, hlm.1226).
pada tahun 2030. Sedangkan
International Diabetes Federation Latihan atau aktivitas fisik mempunyai
(IDF) memprediksi adanya kenaikan manfaat yaitu untuk meningkatkan
jumlah penderita diabetes mellitus di kepekatan insulin, memperbaiki aliran
Indonesia dari 78,3 juta pada tahun darah dan merangsang pembentukan
2015 menjadi 140,2 juta pada tahun glikogen baru (Hasdianah, 2012,
2040 (IDF, 2015, ¶1). Data Riset hlm.42). Aktivitas ini sangat penting
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun bagi penderita diabetes mellitus,
2014 dilaporkan bahwa prevalensi karena dapat menurunkan kadar
diabetes mellitus sebanyak 2,1% glukosa darah, mengurangi faktor
(PERKENI, 2015, ¶14). Data dari resiko kardiovaskuler dan
Kepala Dinas Kesehatan Kota permeabilitas membran terhadap
Semarang jumlah penderita diabetes glukosa meningkat (Rumahorbo, 2014,
mellitus terus mengalami peningkatan hlm.27).
setiap tahun, pada tahun 2012
Senam diabetes melitus merupakan Rancangan yang digunakan pada
jenis senam aerobic low impact yang penelitian ini yaitu tidak menggunakan
dilakukan untuk gerakan ritmik otot, kelompok kontrol, tetapi sebelum
sendi, vaskuler, saraf dalam bentuk diberikan eksperiment dilakukan
peregangan dan relaksasi (Suryanto, pengamatan awal (pretest) pada
2009, hlm.10). Tujuan dari senam kelompok tersebut, kemudian
diabetes adalah melancarkan sirkulasi diberikan intervensi pada masing-
darah, mengontrol kadar gula darah, masing kelompok dan dilakukan
menurunkan resistensi insulin dan pengamatan akhir (post test) (Hidayat,
meningkatkan sensitivitas insulin di 2009, hlm.54).
otot (Santoso, 2008, hlm.3).
Pada penelitian ini menggunakan
Active Assistive Range of Motion teknik nonprobability sampling
(AAROM) adalah latihan isotonik dengan metode purposive sampling
yang dilakukan oleh klien secara yaitu metode dengan memilih sampel
mandiri dengan menggerakkan sesuai dengan tujuan peneliti antara
masing-masing persendian sesuai kriteria inklusi dan kriteria ekslusi
rentang gerak yang normal, latihan ini (Setiadi, 2013, hlm.117). Pada
akan meningkatkan tegangan pada penelitian ini menggunakan 32 sampel
otot, sehingga otot tetap berkontraksi. dibagi menjadi 2 yaitu 16 untuk
Bila otot berkontraksi, timbul suatu intervensi latihan AAROM dan 16
kerja dan memerlukan energi sehingga untuk intervensi senam diabetes.
kebutuhan glukosa akan meningkat
(Guyton & Hall, 2008; Berman, et al., HASIL PENELITIAN DAN
2009, hlm.298-299).
PEMBAHASAN
Hasil studi pendahuluan yang
a. Analisis Bivariat
dilakukan pada tanggal 12 November
Analisis nivariat pada penelitian
2016 di Puskesmas Kedungmundu
ini adalah untuk mengetahui
Semarang dengan penderita diabetes
efektivitas latihan AAROM dan
mellitus di wilayah Kedungmundu
senam diabetes terhadap
berjumlah 1370 orang pada 7
penurunan kadar gula darah pada
kelurahan. Penderita diabetes mellitus
usia dewasa tengah dengan
tertinggi terdapat di Kelurahan
diabetes mellitus di Kelurahan
Sendangmulyo dengan jumlah 90
Sendang Mulyo Semarang. Pada
orang, terdiri dari dewasa muda 13
peneliti ini menggunakan uji
orang, dewasa tengah 42 orang, usia
normalitas yaitu uji shapiro wilk
lanjut 28 orang dan usia lanjut tua 7
karena jumlah responden 32
orang.
(n<50) dan uji statistik
METODE PENELITIAN menggunakan uji dependent t-test
(paired t-test) karena > 0,05.
Penelitian ini menggunakan pre 1) Mengidentifikasi kadar gula
eksperimental dengan pre test-post darah sebelum dan sesudah
test design pada kedua kelompok diberikan intervensi latihan
eksperimen, yaitu untuk mengetahui active assistive range of motion.
efektivitas latihan active assistive
range of motion dan senam diabetes Tabel 4.3 Perbedaan kadar gula
terhadap penurunan kadar glukosa darah sebelum dan sesudah
darah pada usia dewasa tengah dengan diberikan intervensi latihan
diabetes mellitus di Kelurahan active assistive range of motion
Sendang mulyo Semarang.
terhadap penurunan kadar gula sehingga memproduksi reseptor
darah di Keluarahan Sendang insulin lebih banyak dan menjadi
Mulyo Semarang pada bulan lebih aktif. Manfaat latihan
April-Mei 2017 (n=32) AAROM bagi penderita DM
antara lain mempermudah
Intervensi Mean SD P Value glukosa masuk kedalam sel-sel,
latihan meningkatkan kepekaan
AAROM
terhadap insulin, dan mencegah
Sebelum 197.3 35.
intervensi 1 870 kegemukan.
Sesudah 187.3 37. 0.041
intervensi 8 907 b. Mengidentifikasi kadar gula
darah sebelum dan sesudah
Tabel 4.3 menjelaskan bahwa diberikan intervensi senam
hasil uji statistik dalam diabetes.
penelitian ini pada kelompok
yang sebelum diberikan latihan Tabel 4.4 Perbedaan kadar gula
AAROM, nilai mean darah sebelum dan sesudah
197.31mg/dL dengan standar diberikan intervensi senam
deviasi 35.870, setelah diberikan diabetes terhadap penurunan
latihan AAROM nilai mean kadar gula darah di Keluarahan
187.38 mg/dL dengan standar Sendang Mulyo Semarang
deviasi 37.907. Hasil uji pada bulan April-Mei 2017
dependent t-test di dapatkan p (n=32)
value 0.041< 0.05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada Intervensi Mean SD P
perbedaan secara signifikan senam Value
diabetes
penurunan kadar glukosa darah
Sebelum 35.8
sebelum dan sesudah diberikan 197.3
intervensi 70
latihan active assistive range of 1
0.041
motion. Sesudah 187.3 37.9
intervensi 8 07
AAROM adalah salah satu terapi
nonfarmakologi yang dapat Tabel 4.4 menjelaskan bahwa
dipilih sebagai salah satu terapi hasil penelitian pada kelompok
aktivitas fisik yang mudah dan yang sebelum senam diabetes,
aman untuk dianjurkan pada nilai mean 200.62 mg/dL
tindakan keperawatan bagi dengan standar deviasi 44.196,
pasien yang menderita diabetes sesudah senam diabetes nilai
mellitus (Guyton & Hall, 2008; mean 175.56 mg/dL dengan
Berman, et al., 2009, hlm.298- standar deviasi 39.600. Hasil
299). uji paired t-test di dapatkan p
value 0.000 < 0.05, sehingga
Potter & Perry (2009) juga dapat disimpulkan bahwa ada
menjelaskan bahwa dalam perbedaan yang signifikan
melakukan latihan AAROM penurunan kadar glukosa darah
akan meningkatkan kebutuhan sebelum dan sesudah diberikan
energi dan dapat meningkatkan senam diabetes.
metabolisme serta sirkulasi
darah, kondisi ini menyebabkan
otot-otot kapiler akan terbuka
Latihan fisik melibatkan otot- darah di Kelurahan Sendang
otot utama antara lain otot Mulyo Semarang pada bulan
punggung, otot paha dan otot April-Mei 2017 (n=32)
kaki akan menyebabkan
permeabilitas meningkat pada Intervensi Mean SD P
otot berkontraksi. Laju transfer Value
Latihan 17.74
glukosa ke dalam sel otot yang 9.937
AAROM 812
sedang olahraga reseptor 5
0.009
insulin akan lebih meningkat Senam 25.06 12.10
(Ernawati, 2013, hlm.51). diabetes 25 217

Senam diabetes adalah senam Tabel 4.5 menjelaskan bahwa


yang disusun oleh kumpulan hasil penelitian pada kelompok
PERSADIA untuk yang diberikan latihan
penatalaksanaan penderita AAROM terdapat mean 9.9375
diabetes mellitus. Senam mg/dL dengan standar deviasi
diabetes ini dapat menurunkan 17.74812, sedangkan
kadar glukosa darah karena kelompok senam diabetes
saat melakukan senam semua mean 25.0625 mg/dL dengan
otot digerakan secara optimal standar deviasi 12.10217 dan
sehingga banyak menyerap nilai p value 0.009, sehingga
gula untuk proses pembakaran. dapat disimpulkan bahwa mean
Latihan fisik akan menurunkan pada kelompok yang diberikan
kadar glukosa darah dengan senam diabetes lebih tinggi
meningkatkan pengambilan dari pada yang diberikan
glukosa oleh otot dan latihan active assistive range of
memperbaiki pemakaian motion. Senam diabetes lebih
insulin serta melancarkan efektif dibanding dengan
sirkulasi darah (Santoso, 2008, latihan active assistive range of
hlm.2). motion untuk menurunkan
kadar glukosa darah pada usia
c. Perbedaan efektivitas latihan dewasa tengah dengan diabetes
active assistive range of motion mellitus di Kelurahan Sendang
dan senam diabetes terhadap Mulyo Semarang.
penurunan kadar gula darah.
Peningkatan kadar glukosa
Peneliti melakukan uji darah yang tinggi dapat dipicu
normalitas terlebih dahulu oleh stres dan pola hidup yang
untuk mengetahui data tidak sehat. Hal ini memicu
berdistribusi normal atau tidak terjadinya reaksi biokimia di
dengan uji Shapiro Wilk. Hasil dalam tubuh dan dapat
menunjukkan data berdistribusi mengubah fungsi-fungsi
normal dengan p value normal tubuh, menyebabkan
(0.069)>0.05, sehingga uji kadar hormon adrenalin dan
statistik yang digunakan adalah kortisol di dalam tubuh
uji Independent t-test. pankreas yang menyebabkan
produksi insulin terhambat,
Tabel 4.5 Perbedaan efektivitas sehingga menyebabkan proses
latihan active assistive range of metabolisme glukosa dalam
motin dan senam diabetes darah tidak lancar di dalam sel
terhadap penurunan kadar gula
dan faktor tersebut dapat adalah yang tidak mengikuti
menyebabkan peningkatan klub senam diabetes.
kadar glukosa di atas normal
(Sutanto, 2013 dalam Jerau, SIMPULAN
2016, hlm.56). Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan pada usia dewasa tengah
Latihan active assistive range dengan pasien diabetes mellitus di
of motion memiliki variasi Kelurahan Sendang Mulyo Semarang,
gerakan yang berpusat pada dapat disimpulkan sebagai berikut:
daerah kaki yang mempunyai 1. Kadar Glukosa darah pada usia
kriteria continous, rgytmical, dewasa tengah sebelum diberikan
interval, progressive dan latihan AAROM menunjukkan
endurance (Nably, 2009, bahwa mean 197.31 mg/dL dengan
hlm.113). standar deviasi 35.870, sesudah
latihan AAROM nilai mean 187.38
Jika active assistive range of mg/dL dengan standar deviasi
motion hanya berpusat daerah 37.907. Hasil uji paired t-test di
kaki, sedangkan senam dapatkan p value 0.041< 0.05,
diabetes dikombinasi dari sehingga dapat disimpulkan bahwa
gerakan otot, pernafasan dan ada perbedaan secara signifikan
teknik relaksasi. Konsep teori penurunan kadar glukosa darah
menurut Hasdianah (2012) sebelum dan sesudah diberikan
mengatakan bahwa dengan latihan active assistive range of
melakukan senam diabetes motion.
lemak didalam organ tubuh 2. Kadar Glukosa darah pada usia
dapat dibakar, pembakaran dewasa tengah sebelum diberikan
lemak didalam tubuh akan senam diabetes menunjukkan
mengurangi kadar leptin yang bahwa nilai mean 200.62 mg/dL
ada didalam plasma mengalami dengan standar deviasi 44.196,
penurunan sehingga leptin akan sesudah senam diabetes nilai mean
mempengaruhi hipotalamus 175.56 mg/dL dengan standar
untuk mengatur lemak didalam deviasi 39.600. Hasil uji paired t-
tubuh dan lemak akan terbakar test di dapatkan p value 0.000 <
menjadi energi mengakibatkan 0.05, sehingga dapat disimpulkan
penurunan berat badan. bahwa ada perbedaan yang
signifikan penurunan kadar
Penelitian ini di dukung oleh glukosa darah sebelum dan
penelitian dari Utomo (2012) sesudah diberikan senam diabetes.
menunjukkan bahwa hasil
kadar glukosa darah sebelum 3. Kelompok yang diberikan latihan
dan sesudah diberikan senam, AAROM terdapat mean 9.9375
dapat disimpulkan bahwa mg/dL dengan standar deviasi
senam efektif dalam 17.74812, sedangkan kelompok
menurunkan kadar glukosa senam diabetes mean 25.0625
darah. Populasi dalam mg/dL dengan standar deviasi
penelitian ini adalah pasien 12.10217 dan hasil uji independent
diabetes mellitus yang t-test nilai p value 0.009<0.05,
mengikuti klub senam diabetes sehingga dapat disimpulkan bahwa
secara rutin seminggu 3 kali mean pada kelompok yang
dan populasi tidak terpapar diberikan senam diabetes lebih
tinggi dari pada yang diberikan DAFTAR PUSTAKA
latihan active assistive range of Achjar, Komang, A., H. (2012).
motion. Senam diabetes lebih Asuhan Keperawatab
efektif dibanding dengan latihan Komunitas Teori &
active assistive range of motion Praktik.Jakarta: EGC
untuk menurunkan kadar glukosa Baradero, M., &Yakobus. (2009). Seri
darah pada usia dewasa tengah asuhan keperawatan klien
dengan diabetes mellitus di gangguan endokrin. Jakarta:
Kelurahan Sendang Mulyo EGC
Semarang. Berman, Shirley, Barbara & Glenora.
(2009). Buku ajar praktik
SARAN keperawatan klinis Kozier Erb.
Hasil penelitian ini menunjukkan Jakarta: EGC
bahwa latihan active assistive range of Buwono, Bakti. (2014). Angka
motion dan senam diabetes mampu diabetes melitus di Semarang
menurunkan kadar glukosa darah pada melonjak jadi 14.207 kasus.
dewasa tengah, oleh sebab itu http://jateng.tribunnews.com/2
disarankan sebagai berikut: 014/04/14/angka-diabetes-
melitus-di-semarang-melonjak-
jadi-14207-kasus diperoleh
1. Bagi Masyarakat tanggal 17 April 2016
Peneliti berharap senam diabetes Fatimah. (2010). Merawat manusia
dapat dijadikan masyarakat lanjut usia suatu pendekatan
sebagai salah satu intervensi proses keperawatan Geontik.
mandiri untuk menurunkan kadar Jakarta: TIM
glukosa darah pada usia dewasa Guyton & Hall. (2008). Guyton &
tengah dengan diabetes. Hall Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran Edisi 11.Jakarta:
2. Bagi Pendidikan Keperawatan
EGC.
Hasil penelitian menunjukkan
Hasdianah. (2012). Mengenal diabetes
bahwa latihan active assistive
mellitus pada orang dewasa
range of motion dan senam
dan anak-anak dengan solusi
diabetes efektif terhadap
herbal. Yogyakarta:
penururnan kadar glukosadarah
NuhaMedika
pada usia dewasa tengah, sehingga
Internasional Diabetes Federation
dapat dijadikan sebagai bahan
(IDF). IDF Diabetes Atlas.
masukan untuk penambahan
(2015).
pembelajaran baru tentang
https://translate.google.co.id/tr
efektifitas latihan active assistive
anslate?hl=id&sl=en&u=http:
range of motion dan senam
//www.idf.org/&prev=searchht
diabetes terhadap kadar glukosa
tp://www.idf.org/about-
darah.
diabetes/facts-figures diperoleh
3. Bagi Peneliti Selanjutnya tanggal 10 Desesember 2016
Penelitian ini dapat menjadi dasar Jerau, E. E. (2016). Efektivitas senam
penelitian lain dengan kaki diabetik dan senam
memperhatikan dan ergonomik terhadap
meminimalkan faktor-faktor penurunan kadar gula darah
perancu terhadap penurunan kadar pasien diabetes mellitus di
glukosa darah. Persadia Rumah Sakit Panti
Wilasa Citarum. Semarang:
STIKES Telogorejo
Maryam, Mia, Rosidawati, Ahmad., &
Irwan. (2008). Mengenal usia
lanjut dan perawatannya.
Jakarta: Salemba Medika
Maulana, M. (2008). Mengenal
diabetes: panduan praktis
mengenai penyakit kencing.
Yogyakarta: Katahati
PERKENI. (2015). Konsensus
pengelolaan dan pencegahan
diabetes melitus tipe 2 di
Indonesia. Indonesia: PB
PERKENI.
http://www.idf.org/about-
diabetes/facts-figures diperoleh
tanggal 14 Desember 2016
Potter. (2009). Fundamental of
nursing. Edisi 7. Indonesia:
ELSEVIER
Rumahorbo. (2014). Mencegah
diabetes dengan perubahan
gaya hidup. Bogor: Penerbit In
Media
Santoso, M. (2008). Senam diabetes
seri 4. Jakarta: Yayasan
Diabetes Indonesia
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2013).
Buku ajar keperawatan
medikal bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta: EGC
Suryanto. (2009). Peran olahrga
senam diabetes indonesia bagi
penderita diabetes mellitus.
Medikora.[serialonline].http://
staff.uny.ac.id/sites/default/file
s/131808680/1.Peran%20Sena
m%20Diabetes%20Indonesia
%20bagi%20Penderita%20Di
abetes%20Mellitus%20(%20M
edikora,%20)ktober%202009).
pdf diperoleh 2 Desember 2016
Utomo, M., Azam, M., Anggraini, D.
(2012). Pengaruh Senam
Terhadap Kadar Gula Darah
Penderita Diabetes.
https://journal.unnes.ac.id/sju/i
ndex.php/ujph/article/view/178
diperoleh 21 Mei 2017

Anda mungkin juga menyukai