ABSTRAK
ABSTRACT
Diabetic mellitus is a series ofmetabolic symptoms signed by the incease of high
blood glucose level (hyperglycemia). Diabetic mellitus is a cronic disease which
happens often in adult age and can attack all body organs results in varies
complaints. This research aims to find out the effectiveness of active assistive range
of motion practice and diabetic exercise towards decrease of blood glucose level to
middle adult with diabetic in Kelurahan Sendang Mulyo Semarang. The research
design is pre experimental with pre test-post test design. The number of samples is
32 respondents, devided into 16 respondents given the diabetic exercise with
sampling taking using purposive sampling.the result shows that the mean value of
independent t-test in the aspect of active assistive range of motion is 25,0625 mg/dL
therefore it can be concluded thst the mean value of the given daibetic (<0,05) means
that diabetic exercise is more effective than active assistive range of motion towards
the decrease of blood glucose level in adult middle age. Further research is able to
pay attention and minimize ambiguous factors towards the decrease of blood glucose
level.
Keyword: diabetic mellitus, AAROM practice, diabetic exercise, the decrease of
blood glucose level
Reference: 64(2004-2016)
PENDAHULUAN sebanyak 8.725 kasus dan 14.207
tahun 2013 (Buwono, 2014, ¶1).
Usia dewasa tengah adalah masa
persiapan diri untuk mencapai usia Penyakit diabetes mellitus jika tidak
lanjut yang sehat, aktif dan produktif. ditangani dengan baik, maka akan
Masa ini banyak perubahan yang mengakibatkan komplikasi seperti
terjadi seperti fisik, biologis, kognitif, gangguan penglihatan, penyakit
psikososial dan puncak karier jantung, nefropati, stroke, impotensi,
(Maryam, 2008, hlm.36). Perubahan infeksi paru-paru, dan gangren dengan
ini mempengaruhi seluruh aspek resiko amputasi (Baradero & Yakobus,
kehidupan termasuk kesehatannya 2009, hlm.85; Maulana, 2009,
(Fatimah, 2010, hlm.3). Usia dewasa hlm.37). Komplikasi diabetes mellitus
tengah banyak yang mengalami dapat dikendalikan dengan
penyakit seperti serangan jantung, mengontrol glukosa darah secara
hipertensi, diabetes mellitus, kolitis, optimal. Cara ini digunakan untuk
penyakit autoimun, atritis dan kanker. mendeteksi dan pencegahan terjadinya
Salah satu penyakit yang sering terjadi hipoglikemia serta hiperglikemia
adalah diabetes mellitus (Potter & (Smeltzer & Bare, 2013, hlm.1233).
Perry, 2009, hlm.308).
Perawat berperan sebagai care
Diabetes melitus adalah sekelompok provider yaitu memberikan asuhan
kelainan heterogen yang ditandai keperawatan kepada individu,
dengan kenaikan kadar glukosa dalam keluarga dan komunitas secara
darah atau hiperglikemia (Smeltzer & langsung menggunakan tiga prinsip
Bare, 2013, hlm.1220). Kadar glukosa pencegahan. Salah satu dari prinsip
yang tinggi dalam tubuh tidak dapat pencegahan adalah kemanfaatan,
diserap semua dan tidak mengalami intervensi yang dapat diberikan
proses metabolisme dalam sel perawat kepada masyarakat harus
(Maulana, 2008, hlm.34). Glukosa bermanfaat (Achjar, 2012, hlm.41).
secara normal terbentuk di hati dari Penatalaksanaan keperawatan dalam
makanan yang dicerna sehari-hari mencegah terjadinya diabetes mellitus
(Smeltzer & Bare, 2013, hlm.1220). dapat dilakukan dengan lima pilar
utama yaitu diet, latihan jasmani,
Jumlah penderita diabetes mellitus di pemantauan glukosa darah, terapi
Indonesia berdasarkan World Health farmakologi dan pendidikan kesehatan
Organization (WHO) sekitar 21,3 juta (Smeltzer & Bare, 2013, hlm.1226).
pada tahun 2030. Sedangkan
International Diabetes Federation Latihan atau aktivitas fisik mempunyai
(IDF) memprediksi adanya kenaikan manfaat yaitu untuk meningkatkan
jumlah penderita diabetes mellitus di kepekatan insulin, memperbaiki aliran
Indonesia dari 78,3 juta pada tahun darah dan merangsang pembentukan
2015 menjadi 140,2 juta pada tahun glikogen baru (Hasdianah, 2012,
2040 (IDF, 2015, ¶1). Data Riset hlm.42). Aktivitas ini sangat penting
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun bagi penderita diabetes mellitus,
2014 dilaporkan bahwa prevalensi karena dapat menurunkan kadar
diabetes mellitus sebanyak 2,1% glukosa darah, mengurangi faktor
(PERKENI, 2015, ¶14). Data dari resiko kardiovaskuler dan
Kepala Dinas Kesehatan Kota permeabilitas membran terhadap
Semarang jumlah penderita diabetes glukosa meningkat (Rumahorbo, 2014,
mellitus terus mengalami peningkatan hlm.27).
setiap tahun, pada tahun 2012
Senam diabetes melitus merupakan Rancangan yang digunakan pada
jenis senam aerobic low impact yang penelitian ini yaitu tidak menggunakan
dilakukan untuk gerakan ritmik otot, kelompok kontrol, tetapi sebelum
sendi, vaskuler, saraf dalam bentuk diberikan eksperiment dilakukan
peregangan dan relaksasi (Suryanto, pengamatan awal (pretest) pada
2009, hlm.10). Tujuan dari senam kelompok tersebut, kemudian
diabetes adalah melancarkan sirkulasi diberikan intervensi pada masing-
darah, mengontrol kadar gula darah, masing kelompok dan dilakukan
menurunkan resistensi insulin dan pengamatan akhir (post test) (Hidayat,
meningkatkan sensitivitas insulin di 2009, hlm.54).
otot (Santoso, 2008, hlm.3).
Pada penelitian ini menggunakan
Active Assistive Range of Motion teknik nonprobability sampling
(AAROM) adalah latihan isotonik dengan metode purposive sampling
yang dilakukan oleh klien secara yaitu metode dengan memilih sampel
mandiri dengan menggerakkan sesuai dengan tujuan peneliti antara
masing-masing persendian sesuai kriteria inklusi dan kriteria ekslusi
rentang gerak yang normal, latihan ini (Setiadi, 2013, hlm.117). Pada
akan meningkatkan tegangan pada penelitian ini menggunakan 32 sampel
otot, sehingga otot tetap berkontraksi. dibagi menjadi 2 yaitu 16 untuk
Bila otot berkontraksi, timbul suatu intervensi latihan AAROM dan 16
kerja dan memerlukan energi sehingga untuk intervensi senam diabetes.
kebutuhan glukosa akan meningkat
(Guyton & Hall, 2008; Berman, et al., HASIL PENELITIAN DAN
2009, hlm.298-299).
PEMBAHASAN
Hasil studi pendahuluan yang
a. Analisis Bivariat
dilakukan pada tanggal 12 November
Analisis nivariat pada penelitian
2016 di Puskesmas Kedungmundu
ini adalah untuk mengetahui
Semarang dengan penderita diabetes
efektivitas latihan AAROM dan
mellitus di wilayah Kedungmundu
senam diabetes terhadap
berjumlah 1370 orang pada 7
penurunan kadar gula darah pada
kelurahan. Penderita diabetes mellitus
usia dewasa tengah dengan
tertinggi terdapat di Kelurahan
diabetes mellitus di Kelurahan
Sendangmulyo dengan jumlah 90
Sendang Mulyo Semarang. Pada
orang, terdiri dari dewasa muda 13
peneliti ini menggunakan uji
orang, dewasa tengah 42 orang, usia
normalitas yaitu uji shapiro wilk
lanjut 28 orang dan usia lanjut tua 7
karena jumlah responden 32
orang.
(n<50) dan uji statistik
METODE PENELITIAN menggunakan uji dependent t-test
(paired t-test) karena > 0,05.
Penelitian ini menggunakan pre 1) Mengidentifikasi kadar gula
eksperimental dengan pre test-post darah sebelum dan sesudah
test design pada kedua kelompok diberikan intervensi latihan
eksperimen, yaitu untuk mengetahui active assistive range of motion.
efektivitas latihan active assistive
range of motion dan senam diabetes Tabel 4.3 Perbedaan kadar gula
terhadap penurunan kadar glukosa darah sebelum dan sesudah
darah pada usia dewasa tengah dengan diberikan intervensi latihan
diabetes mellitus di Kelurahan active assistive range of motion
Sendang mulyo Semarang.
terhadap penurunan kadar gula sehingga memproduksi reseptor
darah di Keluarahan Sendang insulin lebih banyak dan menjadi
Mulyo Semarang pada bulan lebih aktif. Manfaat latihan
April-Mei 2017 (n=32) AAROM bagi penderita DM
antara lain mempermudah
Intervensi Mean SD P Value glukosa masuk kedalam sel-sel,
latihan meningkatkan kepekaan
AAROM
terhadap insulin, dan mencegah
Sebelum 197.3 35.
intervensi 1 870 kegemukan.
Sesudah 187.3 37. 0.041
intervensi 8 907 b. Mengidentifikasi kadar gula
darah sebelum dan sesudah
Tabel 4.3 menjelaskan bahwa diberikan intervensi senam
hasil uji statistik dalam diabetes.
penelitian ini pada kelompok
yang sebelum diberikan latihan Tabel 4.4 Perbedaan kadar gula
AAROM, nilai mean darah sebelum dan sesudah
197.31mg/dL dengan standar diberikan intervensi senam
deviasi 35.870, setelah diberikan diabetes terhadap penurunan
latihan AAROM nilai mean kadar gula darah di Keluarahan
187.38 mg/dL dengan standar Sendang Mulyo Semarang
deviasi 37.907. Hasil uji pada bulan April-Mei 2017
dependent t-test di dapatkan p (n=32)
value 0.041< 0.05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada Intervensi Mean SD P
perbedaan secara signifikan senam Value
diabetes
penurunan kadar glukosa darah
Sebelum 35.8
sebelum dan sesudah diberikan 197.3
intervensi 70
latihan active assistive range of 1
0.041
motion. Sesudah 187.3 37.9
intervensi 8 07
AAROM adalah salah satu terapi
nonfarmakologi yang dapat Tabel 4.4 menjelaskan bahwa
dipilih sebagai salah satu terapi hasil penelitian pada kelompok
aktivitas fisik yang mudah dan yang sebelum senam diabetes,
aman untuk dianjurkan pada nilai mean 200.62 mg/dL
tindakan keperawatan bagi dengan standar deviasi 44.196,
pasien yang menderita diabetes sesudah senam diabetes nilai
mellitus (Guyton & Hall, 2008; mean 175.56 mg/dL dengan
Berman, et al., 2009, hlm.298- standar deviasi 39.600. Hasil
299). uji paired t-test di dapatkan p
value 0.000 < 0.05, sehingga
Potter & Perry (2009) juga dapat disimpulkan bahwa ada
menjelaskan bahwa dalam perbedaan yang signifikan
melakukan latihan AAROM penurunan kadar glukosa darah
akan meningkatkan kebutuhan sebelum dan sesudah diberikan
energi dan dapat meningkatkan senam diabetes.
metabolisme serta sirkulasi
darah, kondisi ini menyebabkan
otot-otot kapiler akan terbuka
Latihan fisik melibatkan otot- darah di Kelurahan Sendang
otot utama antara lain otot Mulyo Semarang pada bulan
punggung, otot paha dan otot April-Mei 2017 (n=32)
kaki akan menyebabkan
permeabilitas meningkat pada Intervensi Mean SD P
otot berkontraksi. Laju transfer Value
Latihan 17.74
glukosa ke dalam sel otot yang 9.937
AAROM 812
sedang olahraga reseptor 5
0.009
insulin akan lebih meningkat Senam 25.06 12.10
(Ernawati, 2013, hlm.51). diabetes 25 217