Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA AKUNTANSI SOSIAL DAN LINGKUNGAN

ANGGOTA KELOMPOK 1 :
• CHINTYA RACHEL OKTAVINA C30120209
• BAGUS SETIAWAN C30120213
• ADRIANSYAH MOHI C30118440
• MOH FAISAL C30120167
• MUAMAR U NUKU C30120089
• NILAM CAHAYA C30120223
KELEMAHAN DAN KEUNGGULAN AKUNTANSI KONVENSIONAL

 Pengelolaan informasi yang berorientasi pada efisiensi lingkungan dapat didefinisikan


sebagai sub-bidang manajemen perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan, metode
dan sistem yang dirancang untuk mengklasifikasikan, mencatat, menganalisis, dan
melaporkan lingkungan dampak finansial dan ekologis yang diinduksi dari sistem
ekonomi tertentu (mis. perusahaan, pabrik atau produk). Nilai manajemen informasi
lingkungan dapat diukur dengan peningkatan apapun dalam eko-efisiensi, dan manajer
dapat dimintai pertanggungjawaban atas hasilnya dengan membandingkan efisiensi
lingkungan aktual dan yang diharapkan untuk periode waktu berapapun.
Akuntansi perusahaan lingkungan tidak terbatas kepada mempertimbangkan isu eco-efisiensi saja. Seperti yang sudah
di bahas sebelumnya, efisiensi hanya satu tujuan yang dapat memanajemen atau mengatur pencapaian suatu organisasi.
Tujuan lainnya termasuk keefektifan dan keseimbangan. Ketentuan dari pengembangan berkelanjutan tersebut,
keefektifannya berhubungan dengan tingkat yang mana tujuan atau target untuk kekuatan berkelanjutan ditetapkan.
Bagaimanapun, ketentuan dari Eko-efesiensi yang mana pertukaran antara ekonomi dan ekologi kapital
pertimbangannya dapat diterima, keefektifan ini berhubungan untuk mengetahui kelemahan atau kekuatan yg
berkelanjutan ini bisa tercapai. Tambahan kemungkinan dari tercapainya hasil peningkatan sosial dan terpenuhinya
kompleksitas dari perhitungan akuntansi lingkungan kemungkinan segera menjadi jelas. Bagian kesepakatan selanjutnya
yaitu dengan menjadikan informasi dasar untuk mengoperasikan perusahaan Evo-efisiensi.
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

 Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip
"memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan". Pembangunan
berkelanjutan sebagai terdiri dari tiga tiang utama (ekonomi, sosial, dan lingkungan) yang saling bergantung dan
memperkuat. Untuk sebagian orang, pembangunan berkelanjutan berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi
dan bagaimana mencari jalan untuk memajukan ekonomi dalam jangka panjang, tanpa menghabiskan modal alam.
 Tujuan berkelanjutan dapat dicapai peningkatan potensi produksi dengan pengeloaan yang ramah lingkungan hidup,
menjamin terciptanya kesempatan yang adil dan merata bagi semua orang. 4 pilar pembangunan berkelanjutan yang
dapat diukur secara kuantitaif, empat pilar itu adalah keberpihakan (pro) pada lingkungan hidup, rakyat miskin,
perempuan, lapangan kerja. Agenda utama pembangunan berkelanjutan tidak lain adalah upaya untuk
mensinkronkan, mengintegrasikan dan memberi bobot yang sama bagi tiga aspek utama pembangunan yaitu aspek
ekonomi, aspek sosial budaya, dan aspek lingkungan hidup.
EKO-EFISIENSI
 Eko-efisiensi merupakan strategi yang menggabungkan konsep efisiensi ekonomi dan konsep efisiensi ekologi
berdasarkan prinsip efisiensi penggunaan Sumber Daya Alam. Eko-efisiensi menurut Kamus Lingkungan Hidup dan
Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia didefinisikan sebagai suatu konsep efisiensi yang memasukkan
aspek sumber daya alam dan energi atau suatu proses produksi yang meminimalkan penggunaan bahan baku dari alam
(misalnya air dan energi) serta meminimalkan dampak lingkungan akibat proses produksi.
 Eko-efisiensi dapat diartikan sebagai suatu strategi yang menghasilkan suatu produk dengan kinerja yang lebih baik,
dengan menggunakan sedikit energi dan sumber daya alam yang diambil. Eko-efisiensi merupkan kombinasi efisiensi
ekonomi dan efisiensi ekologi, dan pada dasarnya “doing more with less”, artinya memproduksi lebih banyak barang
dan jasa dengan lebih sedikit energi dan sumber daya alam (Environment Australia, 1999). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa eko-efisiensi adalah konsep gabungan antara konsep efisiensi ekonomi dan efisiensi ekologi, dimana penggunaan
Sumber Daya Alam seminimal mungkin untuk hasil yang maksimal dan ekologi tetap terjaga keseimbanganya.
 Tujuan eko-efisiensi adalah untuk mengurangi dampak lingkungan akibat adanya proses produksi maupun
konsumsi.Ada tujuh faktor kunci dalam eko-efi siensi menurut World Business Council for Sustaitable
Development (WBCSD) dalam Diana Puspita Sari (2004), yaitu: mengurangi jumlah penggunaan bahan, mengurangi
jumlah penggunaan energi, mengurangi pencemaran, memperbesar daur ulang bahan, memaksimalkan penggunaan
sumber daya alam (SDA) yang dapat diperbarui, memperpanjang umur pakai produk dan meningkatkan intensitas
pelayanan. Sedangkan menurut Zaenuri, dkk. (2011), ekoefisiensi menjamin keberlanjutan ketersediaan sumber daya
alam (materi dan energi).
HUBUNGAN EKO-EFESIENSI DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

 Eko-efisiensi memiliki peran yang sangat penting bagi pegelolaan lingkungan. Dalam mencapai tujuan
dan target pengelolaan lingkungan yang meliputi konservasi dan pembangunan berkelanjutan,
diperlukan prinsip eko-efisiensi dalam pelaksanaanya. Dengan kata lain, eko-efisiensi memiliki peran
utama dalam keterlaksaan tujuan dan target pengelolaan lingkungan.
 Eko-efisiensi berperan dalam berbagai proses konservasi lingkungan maupun SDA. Efisien ekonomi
dapat diperoleh ketika manusia menggunakan Sumber Daya Alam untuk sebuah proses produksi
maupun konsumsi. Sedangkan efisien ekologi dapat diperoleh saat manusia dapat menggunakan
ketersediaan lingkungan dengan bijak. Selain itu, efisien ekologi juga dapat diperoleh dari pengolahan
limbah hasil produksi penggunaan SDA. Semakin sedikit limbah yang dihasilkan melalui proses 4R, maka
akan semakin seimbang pula lingkungan hidup. Oleh karena itu, efisiensi ekonomi dan efisiensi ekologi
menjadi sebuah kesatuan yang tak terpisahkan dalam pengelolaan lingkungan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai