Anda di halaman 1dari 15

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Desain penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan rancangan
penelitian pre dan post test nonequivalent control group . Desain penelitian
adalah model atau metode yang digunakan peneliti untuk melakukan suatu
penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya penelitian.Desain
penelitian ditetapkan berdasarkan tujuan dan hipotesis penelitian. Desain
merupakan karakteristik dari suatu penelitian yang membedakannya dengan
penelitian yang lain. Beberapa peneliti dapat mengemukakan masalah
penelitian yang sama, tetapi desain penelitian yang mereka ajukan dapat
berbeda,karena desain peneltian ditentukan oleh peneliti (Dharma, 2011).
Penelitian quasi experiment atau eksperimen semu merupakan desain
eksperimen yang tidak mempunyai pembatasan yang ketat terhadap
randomisasi (acak), dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman-
ancaman validitas. Disebut eksperimen semu karena eksperimen ini belum
atau tidak memiliki ciri-ciri rancangan eksperimen sebenarnya, karena
variabel-variabel yang seharusnya dikontrol atau di manipulasi tidak dapat
atau sulit dilakukan. Ciri khusus dari penelitian ini adanya percobaan atau
trial. Percobaan ini berupa perlakuan atau intervensi terhadap suatu variabel.
Dari perlakuan tersebut diharapkan terjadi perubahan atau pengaruh terhadap
variabel yang lain (Notoatmodjo, 2010). Peneletian yang mengujicoba sebuah
intervensi pada sekelompok subyek dengan atau tanpa kelompok pembanding
namun tidak dilakukan randomisasi untuk memasukan subyek ke dalam
kelompok perlakuan atau kontrol (Dharma, 2011). Penelitian ini
menggunakan rancangan pre dan post test nonequivalent control group ,
secara umum desian ini hampir sama dengan desain pre dan post test control
group pada penelitian eksperimen murni. Perbedaannya hanya pada alokasi
sampel untuk kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Pada desain pre
dan post test nonequivalent control group peneliti tidak melakukan

28
29

randomisasi, sehingga beresiko untuk terjadi ketidakseimbangan karakteristik


sampel antara kelompok perlakuan dan kontrol. Penentuan kriteria inklusi
yang tepat dapat meminimalisir ketidakseimbangan karakteristik antar
kelompok (Dharma, 2011).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Latihan Active
Cycle Of Breathing Technique (ACBT) terhadap Respirasi Rate pada pasien
dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) di Ruang Paru RSUD R
Syamsudin SH Kota Sukabumi.

R1 : 01 X1 02
R
R2 : 01 X0 02

Keterangan :
R : Responden penelitian
R1 : Responden kelompok perlakuan latihan ACBT
R2 : Responden kelompok kontrol
01 : pre test pada kelompok perlakuan latihan ACBT dan kelompok
kontrol
02 : post test pada kelompok perlakuan Latihan ACBT dan
kelompok kontrol
X1 : Uji coba / intervensi pada kelompok perlakuan latihan ACBT
X0 : Kelompok kontrol tanpa uji coba / intervensi.
Gambar 2.4 pre and post test nonequivalent control group
Sumber : Dharma, Kusuma. Metodologi keperawatan, (2011)
30

3.2 Kerangka Penelitian


Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau ikatan antara
konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan daiamati (diukur) melalui
penelitian yang dimaksudkan dan sesuai dengan apa yang diuraikan dalam tinjauan
pustaka (Notoadmodjo, 2010). PPOK merupakan salah satu penyakit yang
menimbulkan dampak pada penurunan elastisitas dan compliance paru. Kondisi
tersebut berdampak pada peningkatan kerja otot pernafasan dan penurunan
kemampuan ekpirasi maksimum. Latihan ACBT yang merupakan salah satu latihan
pernafasan selain berfungsi untuk membersihkan sekret juga dapat
mempertahankan fungsi paru. Latihan pernafasan ini dapat mengkoordinasikan dan
dapat melatih pengembangan (compliance) dan pengempisan (elastisitas) paru
secara optimal, serta pengaliran udara dari dalam paru menuju keluar saluran
pernafasan secara maksimal ( Pryor and webber, 1998 ) Kerangka ini mengacu
pada tujuan penelitian yaitu mengenai “ pengaruh Latihan Active Cycle Of
Breathing Technique (ACBT) terhadap Respirasi Rate pada Pasien Penyakit Paru
Obstruktif Kronis (PPOK) di Ruang KORPRI Paru RSUD R Syamsudin SH Kota
Sukabumi”. Kerangka konsep penelitian ini menggunakan variabel independen dan
dependen.

Latihan Active cycle of


Respirasi Rate
breathing technique (ACBT)

Gambar 2.5 kerangka penelitian pengaruh Latihan Active Cycle Of


Breathing terhadap RR pada pasien PPOK di Ruang KORPRI
Paru RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi.
31

3.3 Variabel Penelitian


Menurut Rafii yang dikutip Nursalam dan Siti Pariani (2013)
variabel adalah suatu ukuran atau ciri yang dimiliki oleh suatu anggota
kelompok (orang, benda, situasi) yang berbeda dengan yang dimiliki oleh
kelompok tersebut.Variabel intervensi adalah faktor yang diduga sebagai
faktor yang mempengaruhi variabel dependen (Nursalam dan Siti Pariani,
2001). Dalam penelitian ini variabel independen adalah Latihan ACBT.
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
bebas atau variabel independen (Nursalam dan Pariani, 2013). Dalam
penelitian ini variabel dependennya adalah : Respirasi Rate (RR).

3.4 Definisi Operasional


Definisi operasional adalah definisi berdasarkan yang diamati dari
sesuatu yang didefinisikan tersebut,karakteristik yang dapat diamati (diukur)
itulah yang merupakan kunci definisi operasional (Nursalam dan Siti Pariani,
2013). Definisi operasional dalam penelitian ini bisa dilihat pada Tabel 3.1
berikut ini.
Tabel 3.1 Definisi Operasional Pengaruh Latihan Active Cycle Of
Breathing Technique (ACBT) terhadap Respirasi Rate pada
pasien dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) di
KORPRI Ruang Paru RSUD R Syamsudin SH Kota
Sukabumi

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Skala


Ukur Ukur
Melibatkan sejumlah Lembar x/menit Rasio
Respirasi Rate proses yang melakukan Observasi
sebelum pergerakan pasif oksigen
diberikan latihan dari atmosfer ke jaringan
ACBT untuk mendukung
metabolisme sel dan
pergerakan pasif
berkesinambungan CO2
yang dihasilkan secara
metabolik dari jaringan ke
atmosfer yang dihitung
dalam satu menit. Sebelum
diberikan latihan Active
Cycle Of Breathing
Technique
32

Melibatkan sejumlah Lembar x/menit Rasio


Respirasi Rate proses yang melakukan Observasi
setelah diberikan pergerakan pasif oksigen
latihan ACBT dari atmosfer ke jaringan
untuk mendukung
metabolisme sel dan
pergerakan pasif
berkesinambungan CO2
yang dihasilkan secara
metabolik dari jaringan ke
atmosfer yang dihitung
dalam satu menit. Setelah
diberikan latihan Active
Cycle Of Breathing
Techniqe
Latihan ACBT Latihan pernafasan yang
selain berfungsi untuk
membersihkan sekret juga
dapat mempertahankan
fungsi paru. Latihan
pernafasan ini dapat
mengkoordinasikan dan
dapat melatih
pengembangan (
compliance) dan
pengempisan (elastisitas)
paru secara optimal, serta
pengaliran udara dari
dalam paru menuju keluar
saluran pernafasan secara
maksimal.

3.5 Populasi dan Sampel


3.5.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang
menyangkut masalah yang diteliti (Nursalam dan Siti Pariani 2013)
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien PPOK di Ruang
KORPRI Paru RSUD.R.Syamsudin, SH Kota Sukabumi. Pasien
PPOK periode Mei sampai dengan oktober 2018 rata-rata dalam
satu bulan berjumlah 15.
33

3.5.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan
sampling tertentu untuk bisa memenuhi/mewakili populasi. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini sebagian pasien PPOK di
Ruang KORPRI Paru RSUD.R.Syamsudin, SH Kota Sukabumi.
Adapun sampel yang di ambil harus memiliki kriteria segabai
berikut:
1. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik sampel yang dapat
di masukkan atau layak untuk di teliti dalam penelitian ini
adalah pasien / responden:
a. Pasien PPOK dengan frekuensi respirasi rate >20x/menit –
30x/menit.
b. Kesadaran penuh (compos mentis)
c. Pasien PPOK yang tidak memiliki gangguan penglihatan
dan pendengaran.
2. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah karakteristik sampel yang
tidak dapat dimasukan atau tidak layak untuk diteliti. Kriteria
eksklusi dalam penelitian ini pasen dengan :
a. Pasien dengan penyerta penyakit lain seperti TB atau
dengan destroyed lung atau dengan massa paru.
b. Pasien PPOK dengan gangguan jiwa.
c. Pasien PPOK dengan komplikasi kardiovaskuler, pasien
PPOK dengan penyakit penyerta lain yang kronik.
3.5.3 Teknik pengambilan Sampel
Teknik penentuan sampel yang digunakan pada penelitian
ini menggunakan metode non probability sampling yaitu teknik
pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sample dengan menggunakan pendekatan accidental
34

sampling. Accidental sampling adalah pengambilan sampel secara


aksidental dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan
ada atau tersedia disuatu tempat sesuai dengan konteks penelitian
(Notoatmodjo, 2010).
Penentuan besar sampel dalam suatu penelitian akan dikaji
untuk populasi diketahui atau tidak, populasi terbatas (finite) atau
tidak terbatas (infinite), dibedakan untuk tujuan estimasi atau uji
hipotesis, dan berdasarkan sampel yang diambil dibedakan sampel
tunggal atau sampel ganda. Besar atau kecilnya sampel pada suatu
penelitian yang penting dapat mewakili populasi atau sampel
tersebut representatif. Penentuan besar sampel juga tergantung dari
hal-hal berikut : biaya yang tersedia, waktu dan tenaga yang akan
melaksanakan, variasi yang ada dalam variabel yang akan diteliti
serta banyaknya variabel yang akan diteliti, presisi dan rencana
analisis (Riyanto, 2010).
Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran
sampel. Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi
sehingga tidak terjadi kesalahan generalisasi adalah sama dengan
jumlah anggota populasi itu sendiri. Jadi apabila jumlah populasi
1000 dan hasil penelitian itu akan diberlakukan untuk 1000 orang
tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil
sama dengan jumlah populasi tersebut yaitu 1000 orang. Makin
besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan
generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah
sampel menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi
(diberlakukan umum ).
Berapa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan
dalam penelitian? Jawabannya tergantung pada tingkat ketelitian
atau kesalahan yang dikehendaki (sampling error). Tingkat
ketelitian/kepercayaan yang dikehendaki sering tergantung pada
sumber dana, waktu dan tenaga yang tersedia. Makin besar tingkat
35

kesalahan maka akan semakin jumlah sampel yang diperlukan, dan


sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar
jumlah anggota sampel yang diperlukan sebagai sumber data
(Sugiyono, 2013).
Besar sampel adalah besar kecilnya jumlah sangat
dipengaruhi oleh desain dan ketersediaan subjek dari penelitian itu
sendiri. Penentuan jumlah besar sampel dengan menggunakan
rumus besar sampel menurut Sastroasmoro & Ismael (2014).
n1 = n2 = ( zα √2PQ + zβ √P1Q1 + P2Q2 )2
(P1 – P2)

Keterangan :

zα : Standar normal deviasi untuk α = 95% = 1,96


zβ : Standar normal deviasi untuk β = 20% = 0,84
P2 : Proporsi kejadian efek pada terapi yang diteliti ditentukan
berdasarkan beda hasil klinis terkecil yang dianggap penting yang
didasarkan pada clinical judgement peneliti = 20% = 0,20
P1 : Proporsi efek pada terapi standar diketahui dari pustaka
atau penelitian sebelumnya = 52,5% = 0,53
P : Proporsi gabungan antara kedua kelompok yang dihitung
dengan rumus = ½ (P1+P2) = ½ (53 + 20) = 36,5% = 37% = 0,37
P1-P2 : Perbedaan proporsi yang dianggap bermakna secara klinik
yaitu 0,53 – 0,20 = 0,33
Q : 1 – P = 1 – 0,37 = 0,63
Q1 : 1 – P1 = 1 – 0,53 = 0,47
Q2 : 1 – P2 = 1 – 0,20 = 0,80

Maka :
36

n1 = n2 = (1,96 √2 × 0,37 × 0,63 + 0,84 √0,53 × 0,47 + (0,20 ×0,80))2


(0,33)2
n1 = n2 = 16,18 = 17 orang

Jadi besar sampel penelitian ini adalah 17 sampel untuk


kelompok intervensi dan 17 sampel untuk kelompok control,
sehingga total sampel adalah 34 sampel. Untuk mengantisipasi
adanya drop out dalam proses penelitian maka estimasi penambahan
digunakan untuk mencegah resiko sampel drop out. Formula yang
digunakan untuk koreksi sampel adalah :

π
n’ =
1 –f

Keterangan :
n’ : Besar sampel setelah di koreksi
n : Jumlah sampel berdasarkan perkiraan sebelumnya
1-f : Prediksi persentase sampel drop out, yang diperkirakan 10%
Maka :
n’ = 17
= 18,8 = 19 orang
1 – 0,1

Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 19 sampel


untuk kelompok intervensi dan 19 sampel untuk kelompok kontrol.
Sehingga jumlah seluruh responden menjadi 38 orang.
37

3.6 Tehnik Pengumpulan Data


3.6.1 Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah
sendiri oleh organisasi yang menerbitkannya (Wahid.S,2002). Data
primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung
dari hasil observasi respirasi rate pada kelompok pasen yang
dilakukan ACBT
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diterbitkan oleh
organisasi yang bukan merupakan pengolahannya (Wahid.S,
2002). Data sekunder dalam penelitian ini diantaranya data dari
Instalasi Rekam Medis, RSUD.R.Syamsudin,SH.

3.6.2 Cara Pengambilan Data


Cara pengambilan data dalam penelitian ini
menggunakan teknik Observasi atau pengamatan adalah prosedur yang
berencana, yang antara lain meliputi melihat, mendengar, dan mencatat
sejumlah dan taraf aktivitas tertentu atau situasi tertentu yang ada
hubungannya dengan masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2010)

3.6.3 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik
semua fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2013).
Instrument adalah suatu alat yang digunakan oleh peneliti untuk
mengobservasi, mengukur atau menilai suatu fenomena. Data yang
diperoleh dari suatu pengukuran kemudian dianalisis dan dijadikan
sebagai bukti (Evidence) dari suatu penelitian (Dharma, 2011).
Instrumen dalam penelitian ini adalah menggunakan lembar
observasi terhadap frekuensi repirasi rate dan jam tangan. Dalam
38

penelitiannya data yang didapat merupakan data primer dari pasien


PPOK yang sedang dalam perawatan di ruang KORPRI Paru RSUD R
Syamsudin SH kota Sukabumi, dengan menilai frekuensi respirasi rate
selama satu menit penuh, menghitung satu inspirasi dan satu ekpirasi
dengan menggunakan jam tangan kemudian hasilnya dicatat dalam
lembar observasi.

3.6.4 Prosedur Penelitian


1. Tahap Persiapan
Langkah-langkah yang ditempuh oleh penulis dalam
persiapan adalah sebagai berikut: menentukan atau memilih
masalah melalui studi pendahuluan, menyusun latar belakang,
merumuskan masalah, menentukan tujuan, menentukan kegunaan
penelitian, menentukan kerangka pemikiran, menentukan tinjauan
pustaka, menentukan jenis penelitian, menentukan lokasi dan
waktu, menentukan variabel, menentukan definisi konseptual dan
operasional, menentukan populasi dan sampel, menyusun teknik
pengumpulan data, menentukan instrumen penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan
Dalam melaksanakan penelitian ini langkah pertama
yang dilakukan peneliti adalah :
a. Mengajukan praproposal ke Bagian Diklit
RSUD.R.Syamsudin,SH
b. Mengajukan proposal ke diklit RSUD.R.Syamsudin,SH
c. Meminta izin kepada direktur RSUD.R.Syamsudin,SH
d. Melakukan pengambilan data dengan cara melakukan
intervensi sebelum dan sesudah Latihan ACBT
3. Tahap Pelaporan
Menyusun laporan hasil penelitian
39

3.7 Pengolahan dan Analisis Data


3.7.1 Pengolahan Data
Setelah seluruh data yang diperlukan terkumpul maka
dilakukan pengolahan data sebagai berikut :
1) Editing adalah pekerjaan memeriksa validitas data yang masuk
seperti memeriksa kelengkapan pengisian kuesioner, kejelasan
jawaban dan keseragaman suatu pengukuran.
2) Coding adalah suatu kegiatan memberi tanda atau kode tertentu
terhadap data yang telah diedit dengan tujuan mempermudah
pebuatan tabel.
3) Entry kegiatan memasukkan data yang telah didapat kedalam
program komputer yang telah ditetapkan.
4) Cleaning data adalah pembersihan data untuk melihat kembali
apakan sudah sangat benar dan baik untuk menghindari kesalahan
setelah dilakukan entry data dalam komputer.
3.7.2 Analisis Data
Analisis data merupakan pengolahan data terhadap data yang
sudah terkumpul dengan menggunakan rumus atau aturan yang sesuai
dengan pendekatan penelitian atau desain yang dipergunakan sehingga
memperoleh suatu kesimpulan. Pengolahan dan analisa data penelitian
kuantitatif dilakukan menggunakan uji statistic (Dharma, 2011).
Menganalisa data tidak sekedar medeskripsikan dan
menginterprestasikan data yang telah diolah ( Notoatmojo, 2010). Oleh
sebab itu secara rinci tujuan dilakukan analisa data sebagai berikut :
1. Memperoleh gambaran dari hasil penelitian yang telah
dirumuskan dalam tujuan penelitian.
2. Memperoleh hipotesis - hipotesis penelitian yang dirumuskan.
3. Membuktikan kesimpulan-kesimpulan secara umum dari
penelitian, yang merupakan kontribusi dalam pengambangan ilmu
yang bersangkutan.
40

3.7.2.1 Analisis Univariat


Analisis Univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian dan bentuk
analisis univariat tergantung dari jenis datanya (Notoatmodjo, 2010).
Proses analisis univariat dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil
penelitian, dan menghasilkan distribusi nilai rata-rata frekuensi
respirasi rate sebelum dan sesudah dilakukan latihan Active Cycle Of
Breathing Technique (ACBT). Penyajian analisis univariat dilakukan
dalam bentuk tabel. Adapun analisis univariat yang dilakukan pada
variabel frekuensi respirasi rate adalah mean (nilai rata rata), median
(nilai tengah), nilai minimal dan standar deviasi.

3.7.2.2 Analisis Bivariat


Analisa Bivariat berfungsi untuk mengetahui hubungan
antara variabel dependen dengan variabel independen (Notoatmodjo,
2010). Analisa bivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
t dependen (paired t-test) untuk mengetahui frekuensi respirasi rate
sebelum dan sesudah diberikan latihan Actice Cycle Of breathing
Technique (ACBT). Uji paired sampel t-test memerlukan syarat yaitu
skala data berbentuk rasio atau interval dan data harus mengikuti
distribusi normal, maka sebelum dilakukan analisa melalui uji paired
sampel t-test data harus diuji kenormalannya dengan menggunakan uji
normalitas. Uji ini digunakan untuk membandingkan serangkaian data
pada sampel terhadap distribusi normal serangkaian nilai mean dan
standar deviasi yang sama. Perhitungan ini menggunakan program
SPSS 16. Apabila hasil perhitungan diperoleh probabilitas (P) lebih
besar daripada taraf kesalahan 0,05, maka dapat disimpulkan data
tersebut berdistribusi normal. Jika data yang didapat tidak dapat
berdistribusi normal menggunakan Uji Wilcoxon dengan bantuan
Software Statistic, sedangkan Confidental Interval (CI) yang
digunakan adalah 95%.
41

Peneliti juga menggunakan uji statistik independen t test


untuk menganalisis perbedaan frekuensi respirasi rate sesudah
diberikan latihan Active Cycle Of Breathing Technique (ACBT) pada
kelompok intervensi dengan kelompok kontrol jika data tidak
berdistribusi normal maka uji statistik yang digunakan adalah uji
alternatif Mann-Whitney Test.

3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian adalah di Ruang KORPRI Paru RSUD R
Syamsudin SH Kota Sukabumi, kegiatan penelitian ini dilakukan pada
tanggal 25 januari 2019 sampai tanggal 31 januari 2019.
3.9 Etika Penelitian
Adapun prinsip-prinsip etika penelitian menurut A.A Hidayat
(2007), antara lain
1. Prinsip Manfaat
Dengan berprinsip pada aspek manfaat, maka penelitian yang
dilakukan memiliki harapan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
manusia. Prinsip ini dapat ditegakkan dengan membebaskan, tidak
memberikan atau menimbulkan kekerasan pada manusia, tidak
menjadikan manusia untuk diekploitasi. Penelitian yang dihasilkan
dapat memberikan manfaat dan mempertimbangkan antara aspek risiko
dengan aspek manfaat, bila penelitian yang dilakukan dapat mengalami
dilema dalam etik.
2. Prinsip Menghormati Manusia
Manusia memiliki hak dan mahluk yang mulia yang harus
dihormati, karena manusia memiliki hak dalam menentukan pilihan
antara mau dan tidak untuk diikut sertakan menjadi subjek penelitian.
3. Prinsip Keadilan
Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan
manusia dengan menghargai hak atau memberikan pengobatan secara
42

adil, hak menjaga privasi manusia, dan tidak berpihak dalam perlakuan
terhadap manusia.
4. Aspek Kerahasiaan
Data yang diperoleh dari subjek penelitian akan dijamin
kerahasiaannya, dan penggunaan data tersebut hanya untuk
kepentingan penelitian saja.
5. Informed Consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara
peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar
persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian
dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi
responden. Tujuan Informed consent adalah agar subjek mengerti
maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek
bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika
responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien.
Beberapa informasi yang ada dalam informed consent tersebut antara
lain : partisipasi klien, tujuan dilakukannya tindakan, jenis data yang
dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial masalah yang
akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi
dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai