Anda di halaman 1dari 3

Nama : IffahMaritsatul Ulya

NPM : 20310071

1. Konsep Pendidikan Kewarganegaraan dalam pencerdasan kehidupan bangsa adalah usaha


sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan warga negara dengan menumbuhkan jati
diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara
demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Urgensi Pendidikan
Kewarganegaraan adalah tujuan dari pendidikan kewarganegaraan dalam pencerdasan
kehidupan bangsa dan dapat dilihat secara toritis dan yuridis. Secara teoritis, tujuan
pendidikan kewarganegaraan adalah untuk membentuk warga negara yang lebih baik ( a good
citizen) dan mempersiapkannya untuk masa depan. Secara yuridis, pendidikan
kewarganegaraan dimaksudkan agar peserta didik memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah
air.

2. Landasan yuridis Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia :

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Pasal 27 ayat 3, Pasal 30 ayat 1,
dan Pasal 31 ayat 1, 3, dan 5.

b. Keputusan Mendikbud dan Menhankam No: 061U/1985 dan KEP/002/II/1985 tanggal


1 Februari yang berisi tentang mata kuliah Kewiraan (Kewarganegaraan) sebagai
salah satu Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) pada semua Perguruan Tinggi di
Indonesia.

c. Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 yang disempurnakan dengan UndangUndang No. 20


Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa Pendidikan
Bela Negara dan Pendidikan Kewiraan termasuk dalam Pendidikan Kewarganegaraan.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi menyebutkan
bahwa Kurikulum Pendidikan Tinggi wajib memuat mata kuliah Pendidikan Agama,
Pancasila, Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia.

d. Keputusan Dirjen Dikti No: 267/DIKTI/Kep/2000 tentang Penyempurnaan GBPP


Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Pendidikan Kewarganegaraan, Keputusan
Dirjen Dikti No.38/DIKTI/Kep/2002 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, Keputusan Dirjen Dikti No.
43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.

Landasan historis Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia :


Melihat pengalaman bangsa Indonesia dalam mempertahankan keutuhan NKRI, seperti
perjuangan para pahlawan dari berbagai pelosok tanah air untuk melawan penjajahan,
Pangeran Diponegoro, Untung Surapati, Imam Bonjol, Hasanuddin, Cut Nyak Dien, dll.
Maka diperlukan pendidikan karakter bangsa , moralitas bangsa dalam kehidupan demokrasi
yang seimbang dalam tanggung jawabnya dalam pembelaan negara demi terjaga dan
terwujudnya integrasi bangsa.

Landasan sosiologis Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia :


Keanekaragaman yang ada pada bangsa Indonesia harus diarahkan dan dibina dalam
meningkatkan kesadaran bersama dalam kehidupan kesatuan bangsa Indonesia.

Landasan politis Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia:

Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia akan terus mengalami perubahan sejalan dengan


perubahan sistem ketatanegaraan dan pemerintahan, terutama perubahan konstitusi. Pada
masa awal orde lama sekitar tahun 1957, isi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
membahasa cara pemerolehan dan kehilangan kewarganegaraan, sedangkan dalam civics
(1961) lebih banyak membahas tentang sejarah Kebangkitan Nasional, UUD, pidato-pidato
politik kenegaraan yang terutama diarahkan untuk “nation and character building” bangsa
Indonesia.

3. Generasi penerus melalui Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan diharapkanakan mampu


mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan selalu terkait dengan konteks
dinamika budaya, bangsa, negara, dalam hubungan internasional serta memiliki wawasan
kesadaran bernegara untuk bela negara dan memiliki pola pikir, pola sikap dan perilaku yang
cinta tanah air berdasarkan Pancasila. Semua itu diperlakukan demi tetap utuh dan tegaknya
Negara Kesatuan Republik Indonesia.Tujuan utama Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta
perilaku yang cinta tanah air, wawasan nusantara, serta ketahanan nasional dalam diri warga
negara Republik Indonesia. Selain itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia
Indonesia yang berbudi luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif,
terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat
jasmani dan rohani.

4. Sosok sarjana yang saya impikan adalah sarjana yang beradab dan berakhlak baik,
berintelektual, berbudaya, mampu mengembangkan lapangan kerja, tidak pelit ilmu untuk
disebarkan kepada orang lain dan juga dapat mengembangkan diri menjadi sarjana yang
professional.

5. Peran pendidikan kewarganegaraan dalam proses pendidikan sarjana adalah membina calon
sarjana sebagai generasi penerus yang smart dan baik serta mampu mendukung
keberlangsungan bangsa dan negara. Pendidikan kewarganegaraan sangat penting ditanamkan
dalam diri para calon sarjana, supaya calon sarjana tersebut tidak lupa menerapkannya dalam
kehidupan sehari – hari. Apalagi zaman sekarang kemajuan teknologi semakin canggih , yang
mana semua manusia khususnya para sarjana harus mengikuti perkembangan zaman. Namun,
perkembangan teknologi tersebut juga membawa sisi negative. Nah, disitulah peran
pendidikan kewarganegaraan sangat penting bagi calon sarjana generasi penerus. Karena
pendidikan kewarganegaraan mengajarkan kita untuk menanamkan rasa nasionalisme, nilai –
nilai moral bangsa dalam menjalankan kewajiban serta memeroleh hak dan juga penerapan
undang – undang dasar dalam upaya dedikasi untuk negeri ini.

Anda mungkin juga menyukai