Jurnal 3 (Seminar Biologi)
Jurnal 3 (Seminar Biologi)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan model pembelajaran kooperatif
dengan metode problem solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Suboh,
serta meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Suboh dalam model pembelajaran
kooperatif dengan metode problem solving. Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan
dengan menerapkankan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Problem Solving ini
menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Pada siklus I terdapat 21 siswa yang
tuntas hasil belajarnya dan 9 siswa tidak tuntas hasil belajarnya (ketuntasan mencapai 70%). Sedangkan
pada siklus 2 terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa yang mengalami ketuntasan sebanyak 28
siswa dan 2 siswa yang tidak tuntas (ketuntasan mencapai 93%). Oleh karena itu dalam penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif
dengan Metode Problem Solving telah berhasil dengan melihat kenaikan hasil belajar siswa kelas VIIIB
di SMP Negeri 1 Suboh Kabupaten Situbondo.
Kata kunci: model pembelajaran kooperatif, metode problem solving, dan hasil belajar.
oleh beberapa faktor, antara lain: a) dalam Pembelajaran kooperatif adalah aktifitas
menyampaikan materi, guru menggunakan belajar kelompok yang diatur sehingga
metode yang kurang menarik, b) terjadi pertukaran informasi antar anggota
kurangnya media yang digunakan oleh dalam kelompok. Tiap anggota
guru dalam pembelajaran, c) guru hanya bertanggung jawab untuk kelompok dan
merespon siswa yang aktif di kelas, d) dan dirinya sendiri. Problem solving
tidak adanya variasi mengajar. merupakan penggunaan metode dalam
Model pembelajaran merupakan pola kegiatan pembelajaran dengan jalan
atau kerangka konseptual yang digunakan melatih siswa menghadapi berbagai
sebagai pedoman dalam merancanakan masalah baik itu masalah pribadi maupun
pembelajaran di kelas maupun tutorial kelompok untuk dipecahkan sendiri atau
(Suprijono, 2009). Guru harus dapat bersama-sama.
memilih model pembelajaran yang cocok
bagi siswa yang akan diajar untuk METODE
meningkatkan hasil belajar. Terdapat
Jenis penelitian ini adalah penelitian
beberapa macam model pembelajaran
tindakan kelas PTK atau Classroom Action
antara lain: model penemuan terbimbing,
Research (CAR). Desain penelitian yang
model pembelajaran kooperatif dan model
digunakan adalah model spiral dari
pembelajaran langsung. Model yang akan
Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2008)
diterapkan dalam penelitian ini adalah
yang mencakup empat kegiatan yaitu
model pembelajaran kooperatif.
perencanaan (planning), tindakan (acting),
Model pembelajaran kooperatif
observasi (observing), dan refleksi
merupakan suatu model pembelajaran yang
(reflecting), seperti pada Gambar 1.
membantu siswa untuk mengembangkan
pemahaman dan sikapnya sesuai dengan
kehidupan nyata di masyarakat, sehingga PLAN
REFLECT
Penelitian ini akan dilanjutkan pada siklus rekan peneliti yang diberi tugas mengamati
II dan siklus berikutnya sampai indikator dan dokumentasikan kegiatan
dalam penelitian ini tercapai. pembelajaran berlangsung. Pada tahap ini
Penelitian dilaksanakan di SMP peneliti yang bertindak sebagai guru
Negeri 1 Suboh Kabupaten Situbondo mengambil dan mengumpulkan data hasil
dalam waktu kurang lebih dua bulan tes dan lembar kerja siswa.
(mulai persiapan kegiatan, hingga Observasi dilakukan pada saat
pelaksanaan tindakan). Subjek dalam pembelajaran berlangsung oleh observer.
penelitian ini adalah siswa kelas VIIIB Observer yang dimaksud adalah rekan
SMP Negeri 1 Suboh Semester Ganjil peneliti dan seorang guru IPA biologi.
Tahun Pelajaran 2012-2013 berjumlah 30 Observer bertugas mengamati dan mengisi
siswa laki-laki 15 siswa dan perempuan 15 lembar observasi yang telah disediakan
orang. peneliti sesuai petunjuk yang ada. Data
Prosedur dan mekanisme kegiatan yang diamati yaitu keterlaksanaannya
penelitian ini mengikuti beberapa langkah penerapan model pembelajaran kooperatif
sebagaimana dilakukan dalam penelitian. dengan metode problem solving yang
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua meliputi aktivitas guru dalam mengajar
siklus, yang terdiri dari atas beberapa dan aktivitas siswa dalam mengikuti
tahap, yaitu perencanaan (planning), pelajaran. Data-data ini dibuat untuk
tindakan (acting), observasi (observing), meningkatkan hasil belajar siswa.
dan refleksi (reflecting), sesuai model yang Peneliti bersama guru bidang studi
dikembangkan Kemmis dan Taggart IPA biologi dan observer melakukan
(Wiriaatmadja, 2011). refleksi serta evaluasi dengan cara
Refleksi awal dilakukan sebelum menganalisis kegiatan guru pada proses
melakukan tindakan. Peneliti terlebih pembelajaran pada siklus I, apakah sesuai
dahulu mengidentifikasi permasalahan dengan rencana yang telah dibuat (RPP)
yang ada dalam proses belajar mengajar di atau masih perlu perbaikan dari
kelas VIII SMP Negeri 1 Suboh, peneliti permasalahan yang muncul dari
melakukan wawancara dengan guru bidang pelaksanaan tindakan. Data hasil analisis
studi dan wali kelas serta mengamati hasil dari siklus I digunakan sebagai acuan
belajar siswa sebelumnya. untuk merencanakan siklus berikutnya.
Perencanaan tindakan meliputi: a) Hasil yang diperoleh dari siklus I
menyiapkan silabus materi sistem digunakan sebagai dasar untuk melakukan
peredaran darah khusus pada kompetensi perencanaan ulang pada siklus II, berikut
dasar mendeskripsikan sistem peredaran seterusnya sesuai kebutuhan sampai siklus
darah pada manusia dan hubungannya berhasil (Chotimah, 2009).
dengan kesehatan, b) menyiapkan rencana Teknik pengumpulan data yang
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan meliputi: wawancara, observasi,
menggunakan model pembelajaran dokumentasi, dan tes. Wawancara
kooperatif dengan metode problem digunakan untuk mengungkap minat
solving, c) menyiapkan hand-out materi belajar siswa, kemampuan siswa
sistem peredaran darah. memahami materi, serta untuk
Pelaksanaan tindakan berupa memperoleh masukan dari siswa guna
kegiatan pembelajaran seperti yang ditulis penyempurnaan proses pembelajaran
dalam RPP (Rencana Pelaksanan (Muhson, 2005). Wawancara dalam
Pembelajaran) selama 2 pertemuan, tiap- penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
tiap pertemuan memiliki alokasi waktu 40 secara lebih mendalam tentang
menit. Peneliti bertindak sebagai guru pelaksanaan pembelajaran IPA Biologi
sedangkan guru mata pelajaran bertindak materi sistem peredaran darah.
sebagai observer bersama dengan seorang
untuk menyelesaikan LKPD. Dari hasil fakta-fakta serta hubungan antar fenomena
skor tersebut diolah menjadi bentuk yang diselidiki.
persentase, tujuan tersebut agar mudah Untuk mengetahui hasil belajar
untuk mencocokkan kriteria yang telah siswa setelah diberi tindakan penerapan
ditentukan. Perolehan skor didapatkan dari model kooperatif dengan metode problem
penilaian terhadap komponen-komponen solving maka dilakukan analisis kuantitatif
indikator kemampuan pemecahan masalah. dengan cara menganalisis hasil tes LKPD
Berikut indikator kemampuan pemecahan dan tes evaluasi. Nilai hasil tes akan
masalah siswa dalam Depdiknas (2003): diasumsikan dengan Kriteria ketuntasan
Skor maksimal ideal = 30 Minimum (KKM) yang telah ditetapkan
Skor hasil pengamatan sekolah yaitu 70, jika nilai dibawah KKM
= n + n + …………………… maka siswa dikatakan belum tuntas.
Rata-rata skor Ketuntasan hasil belajar siswa terbagi
= skor hasil pengamatan / skor menjadi dua yaitu ketuntasan individu dan
ideal ketuntasan klasikal.
Persentase kemampuan pemecahan Setiap siswa dianggap mencapai
masalah = rata-rata skor x 100% ketuntasan belajarnya jika telah
Jumlah skor yang diperoleh mencapai ≥ 70.
selanjutnya dikonversi menjadi nilai, untuk Rumus yang digunakan sebagai
dapat menentukan kriteria kemampuan berikut :
pemecahan masalah siswa dengan
menggunakan rumus di atas. Nilai Hasil =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ
x 100%
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑚𝑎𝑙
Tabel 2. Kriteria Kemampuan Pemecahan
Masalah Siswa Hasil belajar siswa dikatakan tuntas
Interval Nilai secara klasikal jika mencapai persentase
Kriteria
Kemampuan Kerja Ilmiah
Penilaian 75%. Rumus yang digunakan sebagai
Siswa berikut :
85%-100% Sangat baik
70%-84% Baik
60%-69% Cukup baik 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑠
50%-59% Kurang baik 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
<50% Tidak baik = 𝑥 100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
problem solving. Sedangkan rekan peneliti diperoleh dari tes hasil belajar dan
sebagai observer untuk aktivitas siswa pengamatan kegiatan siswa yang diadakan
dalam kegiatan pembelajarandan setelah mengikuti suatu proses
mendokumentasikan proses pembelajaran pembelajaran. Selain itu, keberhasilan juga
dalam bentuk foto. Hasil rangkuman data dibuktikan dari observasi siswa dan guru
observasi dari guru bidang studi dan teman dalam penerapan Model Pembelajaran
sejawat, antara lain: Koperatif dengan Metode Problem Solving
serta ketercapaian pelaksanaan
a) Pada kegiatan awal guru kurang pembelajaran pada siklus I dan siklus II.
memberikan motivasi dan tujuan Penerapan Model Pembelajaran
pembelajaran pada siswa. Koperatif dengan Metode Problem Solving
b) Pada kegiatan inti, pembagian dalam pembelajaran materi menyimpulkan
kelompok masih terjadi kegaduhan hasil percobaan faktor-faktor yang
di kelas (karena siswa ingin satu mempengaruhi frekuensi denyut nadi dan
kelompok dengan teman akrabnya). penggolongan darah dapat meningkatkan
c) Pelaksanaan pembelajarannya hasil belajar siswa, karena dengan model
sudah baik, hanya saja terdapat dan metode ini siswa akan dengan mudah
kekurangan seperti memberi mengingat semua peristiwa mulai dari
motivasi dan mengkondisikan proses pembelajaran hingga hasil yang
kelas. berupa temuan-temuan atau kesimpulan
d) Aktivitas siswa sudah baik, namun yang mereka temukan sendiri, sehingga
terdapat beberapa siswa yang diharapkan siswa mampu mendapatkan
masih terlihat pasif dalam belajar hasil belajar yang lebih baik.
dan juga terdapat siswa yang Berdasarkan hasil belajar siswa
masih kurang teliti dalam pada siklus I dan siklus II menunjukkan
membaca soal ketika mengerjakan bahwa dengan menggunaan Model
tugas. Pembelajaran Koperatif dengan Metode
Kegiatan pembelajaran melebihi Problem Solving, hasil belajar siswa
waktu yang sudah ditetapkan, hal ini mengalami peningkatan. Hasil belajar
disebabkan karena kurang optimalnya siswa pada siklus I sebesar 70% pada
waktu saat siswa presentasi dikelas. siklus II menjadi 93%, sehingga pada
siklus II sudah memenuhi ketuntasan
Pembahasan klasikal yaitu lebih besar 75%. Meskipun
Berdasarkan hasil analisis data 6% siswa masih belum memenuhi
pada penelitian tindakan kelas yang ketuntasan klasikal dikarenakan siswa
dilakukan selama dua siklus, diketahui masih kesulitan dalam mengerjakan soal
bahwa penggunaan Model Pembelajaran dan tidak tertib pada saat proses
Koperatif dengan Metode Problem Solving pembelajaran, namun hal ini masih bisa
pada pelajaran IPA biologi siswa kelas diatasi dengan memberikan perhatian
VIIIB SMP Negeri1 Suboh Situbondo khusus pada siswa yang memiliki
Kabupaten Situbondo dengan standar kemampuan dibawah rata-rata.
kompetensi memahami berbagai sistem
dalam kehidupan manusia dapat Kesimpulan
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini Pelaksanaan pembelajaran dengan
dibuktikan dari tes hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran
mengalami peningkatan setelah mengikuti kooperatif dengan metode problem solving
proses pembelajaran dari siklus I dan dapat terlaksana dengan baik. Hal tersebut
siklus II. Hal ini sesuai dengan pernyataan dilihat dari hasil pengamatan
Dimyati dan Mudjiono (2006) bahwa hasil keterlaksanaan pembelajaran pada aktivitas
belajar dinyatakan dengan skor yang guru maupun siswa yang menunjukkan
semua kegiatan terlaksana. Penerapan Bruce Joyce, Marsha Weil, and Emily
model pembelajaran kooperatif dengan Calhoun. 2009. Models of Teaching
metode problem solving pada proses (Model-Model Pembelajaran).
pembelajaran antara lain penyampaian Yogyakarta: Pustaka Belajar.
materi, membentuk kelompok (5-6 siswa). Chotimah, Husnul dan Dwitasari,
Berdasarkan hasil belajar siswa Yuyun.2009. Strategi
pada siklus I dan siklus II menunjukkan Pembelajaran untuk Penelitian
bahwa dengan menggunaan Model Tindakan Kelas.Malang : Surya
Pembelajaran Koperatif dengan Metode Pena Gemilang.
Problem Solving, hasil belajar siswa Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Sekolah
mengalami peningkatan. Hasil belajar Menengah Pertama. Pedoman
siswa pada siklus I sebesar 70% pada Khusus Pengembangan Silabus
siklus II menjadi 93%, sehingga pada Berbasis Kompetensi Sekolah
siklus II sudah memenuhi ketuntasan Menengah Pertama Mata
klasikal yaitu lebih besar 75%. Meskipun Pelajaran Biologi. Jakarta :
6% masih belum memenuhi ketuntasan Depdiknas.
klasikal dikarenakan siswa masih kesulitan Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan
dalam mengerjakan soal dan tidak tertib Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
pada saat proses pembelajaran, namun hal Cipta.
ini masih bisa diatasi dengan memberikan Gusti, Rini Prisma. 2006. Upaya
perhatian khusus pada siswa yang Peningkatan Pemahaman Konsep
memiliki kemampuan dibawah rata-rata. Biologi melalui Pendekatan
Kontekstual dengan Model
Saran Pembelajaran Berbasis Gambar
Pada saat menerapkan Model (Picture and Picture) Pada Siswa
Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah
Problem Solving dalam pembelajaran, Kota Padang Panjang. Jurnal
sebaiknya guru harus pandai-pandai Guru, Vol 1 No. 3
menetapkan materi pelajaran yang cocok Herwan Jaya. 2012. Pembelajaran Active
dengan karakteristik pembelajaran pada Learning Berbasis Problem Solving
Model Pembelajaran Kooperatif dengan Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan
Metode Problem Solving dan pada Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas
penetapan anggota setiap kelompok VII SMP Muhammadiyah 6 Kota
sebaiknya dicampur siswa yang lamban Malang.
belajar dengan siswa yang cepat dalam Isjoni. 2009. Cooperatif Learning,
menangkap materi pembelajaran. Selain Efektifitas pembelajaran kelompok.
itu, untuk mengantisipasi adanya siswa Bandung: Alfabeta.
yang tidak tuntas sebaiknya diadakan Kusumah, Wijaya dan Dwitagama, Dedi.
remidial oleh guru kelasnya, sehingga 2010. Mengenal Penelitian
siswa tersebut dapat mencapai ketuntasan Tindakan Kelas. Jakarta : PT
belajar yang telah ditetapkan. Indeks.
Mulyasa. 2008. Kurikulum Berbasis
DAFTAR RUJUKAN Kompetensi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Ghalia
Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara. Indonesia: Jakarta.
Asmani, Jamal Ma’mur. 2012. 7 Tips Sanjaya, Wina 2011. Strategi
Aplikasi Pakem. Yogyakarta: Diva Pembelajaran. Kencana Prenada
Press. Media Group. Jakarta.
Sardiman, A.M. 2011. Interaksi dan Saktiyono. 2007. IPA BIOLOGI 2 SMP
Motivasi Belajar Mengajar. dan MTS untuk Kelas VIII. Jakarta:
Jakarta. Raja Grafindo Persada. Esis
Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Tim Dosen BIOLOGI FKIP UMM. 2009.
Proses belajar Mengajar. Bandung Panduan Penulisan Skripsi
: PT Remaja Rosdakarya. Program Studi Pendidikan Biologi.
Suyitno, Amin. 2004. Dasar-Dasar Proses Malang : Fakultas Keguruan dan
Pembelajaran Matematika 1. Ilmu Pendidikan Universitas
Semarang: Jurusan Matematika Muhammadiyah Malang.
FMIPA UNNES Taplin, Margaret. 2007. Mathematics
Suprijono, Agus. 2009.Cooperative Through Problem solving. Dalam
Learning teori dan aplikasi. http://www.mathgoodies.com/article
Yogjakarta: Pustaka Belajar. s/ diakses Maret 2007.
Subrata, Nyoman. 2006. Pengembangan Wiriaatmadja, Rochiati. 2008. Metode
Model Pembelajaran Kooperatif Penelitian Tindakan Kelas.
dan Strategi Pemecahan Masalah Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Yukalina, dkk. 2009. Mandiri Mengasah
Siswa Kelas VIIC SMP Negeri Kemampuan Diri BIOLOGI untuk
Sukasada. Singaraja: Universitas SMP/MTS Kelas VIII. Yogyakarta:
Pendidikan Ganesha. Erlangga
9 %
SIMILARITY INDEX
11%
INTERNET SOURCES
4%
PUBLICATIONS
6%
STUDENT PAPERS
PRIMARY SOURCES
1
eprints.umm.ac.id
Internet Source 5%
2
www.scribd.com
Internet Source 3%