Anda di halaman 1dari 13

TUGAS ANTROPOLOGI KESEHATAN

Dosen : Endri Mustofa S,Kep, Ns, S.Psi, M,Kes

MAKALAH KELOMPOK SOASIAL MASYARAKAT

Dibuat Oleh:

Kristian Abraham Mailoa


Husna Bilqis Latuconsina
Lijania Booy
Endang Triana Kaliandan
Fenorata Malirafin
Grasellia Ritiauw

KELAS : TK 1B

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA

AKEDEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK III Dr.J.A.LATUMETEN

AMBON
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karuniaNya penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kelompok Sosial Dalam Masyarakat”.

Tujuan salah satu dari makalah ini adalah agar peserta didik diharapkan untuk dapat
mendeskripsikan berbagai kelompok sosial dalam masyarakat multikultural.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini belum terlalu sempurna. Untuk itu penyusun
menerima kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Sekian, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penyusun dan pembaca.

Ambon, 7 Maret 21

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulis
BAB 2 ISI
2.1 Pengertian Kelompok Sosial
2.2 Dasar Terbentuknya Kelompok Sosial
2.3 Ciri-Ciri Kelompok Sosial
2.4 Klasifikasi Kelompok Sosial
2.5 Pengertian Masyarakat Multikultural
2.6 Ciri-Ciri Masyarakat Multikultural
2.7 Penyebab Terciptanya Masyarakat Multikultural
2.8 Masalah Perkembangan Kelompok Sosial Masyarakat Multikultural
2.9 Hubungan Kelompok Sosial Dengan Masyarakat Multikultural
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Terciptanya interaksi sosial antar anggota dalam kelompok merupakan hal penting
dalam keberlangsungan hidup manusia. Oleh karena itu, sejak anak dilahirkan ke muka bumi
ini diperkenalkan dengan lingkungan sosial yang ada di sekitarnya seperti keluarga, tetangga,
dan kerabat. Setelah seorang anak diperkenalkan dengan lingkungan sosialnya maka pada
saatnya nanti keterlibatan dalam interaksi sosial dalam sebagian besar waktunya itu, tanpa
disadari memperkuat kesadaran akan identitas kelompoknya yang membedakan dengan
kelompok lainnya. Inilah yang kemudian memunculkan sebuah pemahaman adanya
kelompok-kelompok sosial yang berkembang di dalam sebuah masyarakat sehingga
memunculkan masyarakat heterogen. Setiap kelompok sosial yang ada memiliki kehidupan
sosial dan budaya yang berbeda-beda dan menjadi ciri khas (karakter) masing-masing
anggota masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1.  Pengertian kelompok sosial
2.  Dasar terbentuknya kelompok sosial
3.  Ciri-ciri kelompok sosial
4.  Klasifikasi kelompok sosial
5.  Pengertian masyarakat multikultural
6.  Ciri-ciri masyarakat multikultural
7.  Penyebab terciptanya masyarakat multikultural
8.  Masalah-masalah dalam perkembangan kelompok sosial masyarakat multicultural
9.  Hubungan kelompok sosial dengan masyarakat multicultural

1.3 Tujuan Penulis


Makalah ini di buat dengan maksud untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca
mengenai kelompok sosial dalam masyarakat multikultural dan sebagai bahan bacaan untuk
memperluas ilmu pengetahuan.
BAB 2
ISI

2.1 Pengertian Kelompok Sosial


Kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran bersama akan
keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat.
Kelompok juga dapat memengaruhi perilaku para anggotanya. Kelompok sosial merupakan
salah satu fokus perhatian dari pusat pemikiran sosiologi. Hal ini dikarenakan titik tolaknya
adalah kehidupan bersama. Kita telah mengetahui bahwa semua manusia atau individu yang
ada di dunia ini pada awalnya merupakan kelompok sosial yang bernama keluarga, kemudian
berkembang ke dalam lingkungan masyarakat. Istilah kelompok sosial merupakan terjemahan
dari bahasa Inggris “sosial groups”, social berarti sosial/kemasyarakatan, sedangkan groups
berarti kelompok.
Menurut para ahli tentang kelompok sosial :
a.  Hendro Puspito mendefinisikan bahwa “Kelompok sosial adalah suatu kumpulan nyata,
teratur dan tetap dari individu-individu yang melaksanakan perannya secara berkaitan guna
mencapai tujuan bersama.”
b.  Robert K. Merton berpendapat bahwa “Kelompok sosial adalah kelompok yang saling
berinteraksi sesuai dengan pola-pola yang telah matang.”
c.   Paul B. Horton dan Cheaster L.Hunt menjelaskan bahwa “Kelompok sosial adalah kumpulan
manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.”
d.  Mayor Polak mengatakan bahwa “Kelompok sosial adalah sejumlah orang yang saling
berhubungan dalam sebuah struktur.”
e.  Mack Iver dan Charles H. Page berpendapat bahwa “Kelompok sosial adalah himpunan atau
kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama. Hubungan antarmanusia dalam himpunan
tersebut”.

2.2 Dasar Terbentuknya Kelompok Sosial


  a. Kepentingan yang Sama (Common Interest)
Kepentingan yang sama menjadi pendorong sekumpulan manusia untuk membentuk
sebuah kelompok sosial. Berbagai kelompok sosial berdasarkan kesamaan kepentingan akhir-
akhir ini semakin berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat yang semakin
modern, misalnya kelompok olahragawan, kelompok arisan, dan lain-lain.
b. Kesamaan Darah dan Keturunan (Common Ancestry)
Keturunan menjadi dasar persatuan dan tali persaudaraan yang paling kuat bagi
manusia. Mereka yang merasa satu keturunan dan tinggal dalam suatu masyarakat yang
dianggap mempunyai persamaan latar belakang suku bangsa maupun nenek moyang
kemudian membentuk sebuah kelompok sosial misalnya kelompok keturunan India,
kelompok keturunan Tiongkok, dan sebagainya.
c. Daerah atau Wilayah yang Sama
Kelompok sosial terbentuk atas dasar daerah atau wilayah yang sama ditinggali
cenderung membentuk organisasi yang mantap dan kelompok sosial yang kuat. Sebagai
contoh adalah paguyuban masyarakat Padang yang tinggal di Jawa.
d. Ciri Fisik yang Sama
Warna kulit, warna rambut dan bentuknya, bentuk hidung, mata dan ciri fisik lainnya
merupakan salah satu faktor pendorong dibentuknya kelompok sosial.

2.3 Ciri-Ciri Kelompok Sosial


a.    Merupakan satuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kesatuan manusia yang lain.
Suatu kelompok sosial akan dapat dibedakan dengan kelompok sosial yang lain, misalnya
kelompok formal dengan informal.
b.    Memiliki struktur sosial, yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu.
c.    Setiap anggota dalam kelompok sosial tentunya memiliki peran masing masing, baik itu
secara tertulis atau secara tidak tertulis.
d.    Memiliki norma-norma yang mengatur di antara hubungan para anggotanya.
e.    Dalam hubungan antar anggota dalam suatu kelompok sosial ada norma, hukum, peraturan,
maupun kode etik sesuai dengan jenis kelompok sosialnya.
f.     Memiliki kepentingan bersama.
g.    Kelompok sosial terbentuk pastinya ada tujuan yang melatar belakangi yang salah satunya
adalah kesamaan kepentingan, sehingga diharapkan dengan kepentingan yang sama tersebut
dapat diusahakan secarabersama-sama.
h.    Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya.
i.      Kelompok sosial dapat lahir, tumbuh, dan berkembang tidak terlepas dengan adanya
komunikasi sosial dan interaksi sosial.
j.      Dengan adanya interasi dan komunikasi sosial, masing-masing individu dapat menyampaikan
ide/ gasannya demi mencapai tujuan bersama dalam kelompok sosial tersebut.

2.4 Klasifikasi Kelompok Sosial


1. Klasifikasi Berdasarkan Cara Terbentuknya
a.  Kelompok semu, yaitu: kelompok yang terbentuk secara spontan
Ciri-ciri kelompok semu :
      Tidak direncanakan

      Tidak terorganisir

      Tidak ada interaksi secara terus menerus

      Tidak ada kesadaran berkelompok

      Kehadiranya tidak konstan

Kelompok semu dibagi menjadi tiga yakni crowd (kerumunan), publik dan massa.
1. Crowd (kerumunan), dibagi menjadi :
Ø Formal audiency / pendengar formal, contoh : orang-orang mendengarkan khotbah, Orang-
orang nonton di bioskop
Ø Inconvenient Causal Crowds  adalah: Kerumunan yang sifatnya terlalu sementara tetapi ingin
menggunakan fasilitas-fasilitas yang sama, contoh : orang antri tiket kereta api.
Ø Panic Causal Crowds adalah kerumunan yang terjadi karena suasana panik. Contoh:
Kerumunan orang-orang panic akan menyelamatkan diri dari bahaya.
Ø Spectator Causal Crowds adalah kerumunan orang yang terbentuk karena ingin menyaksikan
peristiwa tertentu. Contoh: Kerumunan penonton atau orang-orang ingin melihat peristiwa
tertentu.
Ø Lawless Crowds adalah  kerumunan yang tidak tunduk pada pemerintah, contoh : aksi demo.
Ø Immoral low less crowds adalah kerumunan orang-orang tak bermoral, contoh : kerumunan
orang yang minum-minuman keras.
2. Massa
Massa merupakan kelompok semu yang memiliki ciri-ciri hampir sama dengan
kerumunan, tetapi kemungkinan terbentuknya disengaja dan direncanakan. Contoh :
mendatangi gedung DPR dengan persiapan sehingga tidak bersifat spontan.
3. Publik,
Publik adalah sebagai kelompok semu mempunyai ciri-ciri hampir sama dengan massa,
perbedaannya publik kemungkinan terbentuknya tidak pada suatu tempat yang sama.
Terbentuknya publik karena ada perhatian yang disatukan oleh alat-alat komunikasi, seperti :
radio, tv, surat kabar, jejaring sosial dan lain-lain.
b.  Kelompok Nyata, mempunyai beberapa ciri khusus sekalipun mempunyai berbagai macam
bentuk, kelompok nyata mempunyai 1 ciri yang sama, yaitu kehadirannya selalu konstan.
1. Kelompok Statistical Group
Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan
sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di
sebuah kecamatan.
2. kelompok Societal Group / Kelompok Kemasyarakatan
Kelompok societal memiliki kesadaran akan kesamaan jenis, seperti jenis kelamin,
warna kulit, kesatuan tempat tinggal, tetapi belum ada kontak dan komunikasi di antara
anggota dan tidak terlihat dalam organisasi.
3. Kelompok sosial / social groups
Para pengamat sosial sering menyamakan antara kelompok sosial dengan masyarakat
dalam arti khusus. Kelompok sosial terbentuk karena adanya unsur-unsur yang sama seperti
tempat tinggal, pekerjaan, kedudukan, atau kegemaran yang sama. Kelompok sosial memiliki
anggota-anggota yang berinteraksi dan berkomunikasi secara terus menerus. Contoh :
ketetanggaan, teman sepermainan, teman seperjuangan, kenalan, dan sebagainya.
4. Kelompok asosiasi / associational group
Kelompok asosiasi adalah kelompok yang terorganisir dan memiliki struktur formal
(kepengurusan).
Ciri-ciri kelompok asosiasi :
   Direncanakan

   Terorganisir

   Ada interaksi terus menerus

   Ada kesadaran kelompok

   Kehadirannya konstan

2. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Solidaritas Antara anggota


a.  Solidaritas Mekanik
Solidaritas mekanik adalah solidaritas yang muncul pada masyarakat yang masih sederhana
dan diikat oleh kesadaran kolektif serta belum mengenal adanya pembagian kerja diantara
para anggota kelompok.
b.  Solidaritas Organik
Solidaritas organik adalah solidaritas yang mengikat masyarakat yang sudah kompleks dan
telah mengenal pembagian kerja yang teratur sehingga disatukan oleh saling ketergantungan
antar anggota.
3. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Erat Longgarnya Ikatan dalam Kelompok.
a.  Gemeinschaft / paguyuban merupakan kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki
ikatan batin yang murni, bersifat alamiah dan kekal.
b.  Gesselschaft / patembayan merupakan ikatan lahir yang bersifat kokoh untuk waktu yang
pendek, strukturnya bersifat mekanis dan sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka.
Contoh : ikatan antar pedagang, organisasi dalam sebuah pabrik.
4. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Indentifikasi Diri
a.  In-Group
In group : suatu perasaan perikatan antara satu orang dengan orang lain dalam suatu
kelompok sosial tertentu. Perasaan tersebut sangat kuat sehingga membentuk suatu perilaku –
perilaku sosial tertentu seperti : Solidaritas, kesediaan berkorban, kerja sama, konformitas,
obediance, dll.
b.  Out-Group
Out group : Out-side feeling, seseorang merasa bukan bagian dari kehidupan kelompok. Out-
group feeling selalu ditandai munculnya perilaku antogonistik dan antipati. Sehingga muncul
gejala prejudiace, paranoid, etnocentristic, non koperatif, lalai, dan sebagainya.
5. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Kualitas Hubungan diantara Para Anggotanya.
a.  Kelompok Primer
Merupakan suatu kelompok yang hubungan antar anggotanya saling kenal mengenal dan
bersifat informal. Contoh : keluarga, kelompok sahabat, teman, teman sepermainan.
b.  Kelompok Sekunder
Kelompok Sekunder adalah kelompok sosial yang terbentuk karena Merupakan hubungan
antar anggotanya bersifat formal, impersonal dan didasarkan pada asas manfaat. Contoh :
sekolah, PGRI.
6. Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Pencapaian Tujuan
a.  Kelompok Formal
Merupakan kelompok yang memiliki peraturan-peraturan dan tugas dengan sengaja dibuat
untuk mengatur hubungan antar anggotanya. Contoh : Parpol, lembaga pendidikan.
b.  Kelompok Informal
Merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang dan
memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama.Contoh : anggota OSIS.
Contoh gambar kelompok sosial :

2.5 Pengertian Masyarakat Multicultural


Pada hakikatnya masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri atas berbagai
macam suku yang masing-masing mempunyai struktur budaya (culture) yang berbeda-beda.
Dalam hal ini masyarakat multikultural tidak bersifat homogen, namun memiliki karakteristik
heterogen di mana pola hubungan sosial antarindividu di masyarakat bersifat toleran dan
harus menerima kenyataan untuk hidup berdampingan secara damai (peace co-exixtence) satu
sama lain dengan perbedaan yang melekat pada tiap etnisitas sosial dan politiknya. Oleh
karena itu, dalam sebuah masyarakat multikultural sangat mungkin terjadi konflik vertikal
dan horizontal yang dapat menghancurkan masyarakat tersebut.

2.6 Ciri-Ciri Masyarakat Multikultural


1.  Terjadi segmentasi, yaitu masyarakat yang terbentuk oleh bermacam-macam suku, ras, dll
tapi masih memiliki pemisah. Yang biasanya pemisah itu adalah suatu konsep yang disebut
primordial. Contohnya, di Jakarta terdiri dari berbagai suku dan ras, baik itu suku dan ras dari
daerah dalam negeri maupun luar negeri, dalam kenyataannya mereka memiliki segmen
berupa ikatan primordial kedaerahaannya.
2.  Memilki struktur dalam lembaga yang non komplementer, maksudnya adalah dalam
masyarakat majemuk suatu lembaga akam mengalami kesulitan dalam menjalankan atau
mengatur masyarakatnya alias karena kurang lengkapnya persatuan yang terpisah oleh
segmen-segmen tertentu.
3.  Konsensus rendah, maksudnya adalah dalam kelembagaan pastinya perlu adanya suatu
kebijakan dan keputusan. Keputusan berdasarkan kesepakatan bersama itulah yang dimaksud
konsensus, berarti dalam suatu masyarakat majemuk sulit sekali dalam pengambilan
keputusan.
4.  Relatif potensi ada konflik, dalam suatu masyarakat majemuk pastinya terdiri dari berbagai
macam suku adat dan kebiasaan masing-masing. Dalam teorinya semakin banyak perbedaan
dalam suatu masyarakat, kemungkinan akan terjadinya konflik itu sangatlah tinggi dan proses
peng-integrasianya juga susah.
5.  Integrasi dapat tumbuh dengan paksaan, seperti yang sudah saya jelaskan di atas, bahwa
dalam masyarakat multikultural itu susah sekali terjadi pengintegrasian, maka jalan
alternatifnya adalah dengan cara paksaan, walaupun dengan cara seperti ini integrasi itu tidak
bertahan lama.
6.  Adanya dominasi politik terhadap kelompok lain, karena dalam masyarakat multikultural
terdapat segmen-segmen yang berakibat pada ingroup fiiling tinggi maka bila suaru ras atau
suku memiliki suatu kekuasaan atas masyarakat itu maka dia akan mengedapankan
kepentingan suku atau rasnya.

2.7 Penyebab Terjadinya Masyarakat Multikultural


a.  Letak geografis
Indonesia berada pada posisi silang, yakni terletak antara dua samudera (Samudera Hindia
dan Samudera Pasifik) dan antara dua benua (Benua Asia dan Benua Australia). Letak seperti
ini membuat Indonesia menjadi wilayah yang sangat strategis, yakni terletak di tengah-tengah
lalu lintas perdagangan dan perhubungan internasional. Posisi seperti ini sangat
memungkinkan bagi masuknya berbagai pengaruh kebudayaan asing.
b.  Kondisi geografis
Kondisi geografis Indonesia yang meliputi kurang lebih 13.667 pulau besar dan kecil, yang
tersebar dari barat ke timur sepanjang ekuator kurang lebih 3000 mil, dari utara ke selatan
sepanjang ekuator kurang lebih 1000 mil. Keadaan semacam ini memungkinkan bagi nenk
moyang bangsa Indonesia untuk tinggal dan menetap di berbagai wilayah yang berbeda-beda
dan cenderung terisolasi satu sama lain. Keadaan seperti itu telah mendorong berbagai bangsa
yang tersebar di wilayah Indonesia untuk mengembangkan sistem budaya, sistem bahasa,
sistem religi, adat istiadat, dan lain sebagainya.
c.   Kondisi iklim dan struktur tanah
Wilayah Indonesia yang sangat luas telah memungkinkan adanya perbedaan dalam hal iklim
dan struktur tanahnya. Faktor alamiah seperti ini juga menjadi faktor pembentuk
keanekaragaman (kemajemukan) regional. Perbedaan curah hujan dan kesuburan tanah telah
menciptakan dua macam lingkungan ekologis, yaitu: (1) pertanian sawah yang banyak
dijumpai di Pulau Jawa, Pulau Bali, dan beberapa wilayah di Pulau Sumatera, dan (2)
pertanian ladang yang banyak dijumpai di luar Pulau Jawa dan Pulau Bali.

2.8 Masalah-Masalah Dalam Perkembangan Kelompok Sosial Masyarakat


Multikultural
1.  Primordialisme artinya perasaan kesukuan yang berlebihan. Menganggap suku bangsanya
sendiri yang paling unggul, maju, dan baik. Sikap ini tidak baik untuk dikembangkan di
masyarakat yang multicultural seperti Indonesia. Apabila sikap ini ada dalam diri warga suatu
bangsa, maka kecil kemungkinan mereka untuk bisa menerima keberadaan suku bangsa yang
lain.
2.  Etnosentrisme artinya sikap atau pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan
kebudayaannya sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yang meremehkan
masyarakat dan kebudayaanyang lain. Indonesia bisa maju dengan bekal kebersamaan, sebab
tanpa itu yang muncul adalah disintegrasi sosial. Apabila sikap dan pandangan ini dibiarkan
maka akan memunculkan provinsialisme yaitu paham atau gerakan yang bersifat kedaerahan
dan eksklusivisme yaitu paham yang mempunyai kecenderungan untuk memisahkan diri dari
masyarakat.
3.  Diskriminatif adalah sikap yang membeda-bedakan perlakuan terhadap sesama warga negara
berdasarkan warna kulit, golongan, suku bangsa, ekonomi, agama, dan lain-lain. Sikap ini
sangat berbahaya untuk dikembangkan karena bisa memicu munculnya antipati terhadap
sesame warga negara.
4.  Stereotip adalah konsepsi mengenai sifat suatu golongan berdasarkan prasangka yang
subjektif dan tidak tepat. Indonesia memang memiliki keragaman suku bangsa dan masing-
masing suku bangsa memiliki cirri khas. Tidak tepat apabila perbedaan itu kita besar-
besarkan hingga membentuk sebuah kebencian

2.9 Hubungan Dalam Kelompok Sosial Dengan Masyarakat Multikultural


Kelompok social yang dipandang dari sudut individualisme secara langsung dari
seseorang warga masyarakat telah menjadi anggota dari kelompok – kelompok kecil ,
kelompok –kelompok kecil yang dimaksud adalah atas dasar keakraban , usia , pekerjaan atau
kedudukan. Hubungan antara masyarat dan kelompok social mempunyai keterkaitan satu
sama lain , dalam menjalin hubungan sebagai makhluk sosial bila ingin mendapatkan
kesejahteraan dalam bermasyarakat harus dengan ikut serta dalam kelompok sosial .
Masyarakat bisa membentuk kelompok sosial yang diminati perindividu dan dikelompokkan
menjadi datu kesatuan. Sehingga berbagai kelompok social pun bermunculan dillakangan
masyarakat dan tidak pernah akan bisa dipisahkan satu sama lain.
Kelompok social tidak akan terbentuk jika tidak ada masyarakat yang aktif dalam
pemukiman nya atau tempat tinggalnya tersebut. Ini menandakat bahawasannya tingkah laku
masyarakat pun menjadi peran penting dalam pembentukan kelompok social yang aktif dan
positif. Kelompok social yang aktif dan positif sangat lah penting untuk membangun suatu
daerah yang adil, makmur , rukun, aman ,nyaman , dan sentosa. Jika masyarakat tidak mau
ikut serta berperan aktif dalam pemukimannya ini bisa menyebabkan runtuhnya kelompok
social, karena yang paling penting dalam kelompok social adalah interaksi individu terhadap
individu lainnya dalam arti lainnya iyalah keaktifan bersosialisasi antara individu dengan
individu lainya. Dalam masyarakat, kelompok-kelompok social melakukan kontak dengan
pola berbeda. Ada yang menghasilkan kerja sama , namun tak sedikitpun berujung konflik
social jika tidak memiliki batasan –batasan. Batasan batasan memang harus dimiliki disuatu
kelompok social agar tidak menjadikan konflik dalam bermasyarakat, agar hidup menjadi
aman dan tentram.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran bersama akan
keanggotaan dan saling berinteraksi. Faktor penyebab terjadinya kelompok sosial adalah
kepentingan yang sama (common interest), kesamaan darah dan keturunan (common
ancestry), daerah atau wilayah yang sama, ciri fisik yang sama.
Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri atas berbagai macam suku
yang masing-masing mempunyai struktur budaya (culture) yang berbeda-beda. Factor
penyebab terjadinya masyarakat multikultural adalah kondisi geografis Indonesia, letak
geografis Indonesia, kondisi iklim dan struktur tanah.
3.2 Saran
Saran kami kepada semua pihak adalah agar lebih memahami tentang kondisi sosial
yang ada di sekitar kita. Kita adalah manusia dan sebagai makhluk sosial seharusnya peka
terhadap lingkungan sekitar. Khususnya pada kelompok sosial. Pada kehidupan
bermasyarakat terdapat kelompok sosial yang bermacam-macam. Misalnya kelompok primer
dan sekunder, formal dan informal, paguyuban dan patembayan, dan lain-lain seperti yang
telah kami paparkan pada penjelasan makalah di atas. Dan tentunya kita sebagai makluk
sosial pasti termasuk kedalam keanggotaan salah satu kelompok sosial di atas.
     Makalah ini bukanlah satu-satunya acuan dalam pendeskripsian kelompok sosial dan
masyarakat multikultural. Masih banyak referensi yang lebih baik. Kritik dan saran yang
membangun semoga dapat membantu kami menyusun makalah yang lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA

http://bminet-pacitan.blogspot.co.id/2015/08/makalah-masyarakat-multikultural.html?m=1
http://frengkisomalangi.blogspot.co.id./2014/03/makalah-kelompok-sosial.html?m=1
https://asmawatyfricilia.wordpress.com/2016/01/26/makalah-masyarakat-dan-kelompok-
sosial.html
http://contoh-makalah1.blogspot.co.id/2015/03/makalah-kelompok-sosial.html?m=1
http://alyafahirah.blogspot.co.id/2015/04/makalah-masyarakat-multikultural.html?m=1
http://cokinew.blogspot.co.id/2015/05/masyarakat-multikultural.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai