Oleh :
Kelompok 8
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai penerapan self management(management
diri ) pada korban dan pelaku bullying di SD Inpres Lili, Kabupaten Kupang dengan baik.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan
makalah ini, terkhususnya kepada dosen pembimbing mata kuliah Psikoedukasi yaitu Ibu Marleny P.
Panis, S.Psi., M.Si, yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk membahas materi ini.
Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih untuk teman-teman kelas A psikologi yang telah
memberi dukungan dan doa kepada kami sehingga makalah ini dapat disusun dengan baik.
Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan pada makalah ini, oleh karena itu, kami
sangat berharap dapat diberikan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan isi dari
tulisan ini.Terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ 1
DAFTAR ISI............................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................5
3.1 Kesimpulan....................................................................................................... 9
3.2 Saran................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan di sekolah dasar merupakan lembaga yang dikelola oleh pemerintah yang
bergerak di bidang pendidikan diselenggarakan secara formal yang berlangsung selama enam tahun.
Tujuan pendidikan ini, agar anak atau siswa-siswi dapat mengenal akar budaya bangsa Indonesia,
belajar toleransi dan menghargai setiap keberangaman yang ada. Lingkungan sekolah yang aman
dan kondusif turut berpengaruh pada prestasi siswa-siswi secara akademik maupun perubahan sikap
dan perilaku sehari-hari, serta interaksi sosial dengan masyarakat.
Perkembangan teknologi dan informasi saat ini, turut berpengaruh pada perilaku anak, tak terkecuali
di lingkungan sekolah.Saat ini masih ditemukan banyak sekali kekerasan terhadap anak, baik itu
secara fisik dan verbal yang dikenal dengan istilah bullying. Kekerasan ini dapat berupa memukul,
menendang, mengancam, menggoda, memanggil nama yang jelek, atau mengirim catatan atau
email, dilakukan bukan hanya sekali tetapi berulang ulang, dari waktu kewaktu dan terjadi setidaknya
sekali seminggu selama satu bulan atau lebih.
Sekolah Dasar Inpres Lili, merupakan salah satu dari sekian banyak Sekolah Dasar yang
tersebar di Kabupaten Kupang.Selain memiliki jumlah murid yang cukup banyak kurang lebih 300
orang, lokasi sekolah berada di Kota Kecamatan dengan mobilitas penduduk yang cukup tinggi setiap
hari.
Berdasarkan wawancara langsung dengan Kepala Sekolah beberapa waktu lalu, kami
mendapatkan informasi bahwa pada SD ini pernah terjadi kasus bulliying, yang menimpa pada salah
satu siswa yang memiliki cacat fisik. Peristiwa ini terjadi cukup lama, yang mengakibatkan siswa ini
merasa kurang percaya diri hingga tidak memiliki teman, yang sangat berpengaruh pada hasil
belajarnya di sekolah.Selain kasus tersebut, bully secara verbal juga pernah terjadi antar siswa-siswi
sampai melibatkan orang tua hingga kasus ini dibawa sampai ke meja hijau Polsek Fatuleu.
Melihat latar belakang dan kasus-kasus yang terjadi di atas, kami merasa perlu dilakukan
sosialisasi terhadap siswa-siswi khususnya pada siswa-siswi kelas VI. Karena kami merasa bahwa
usia Kelas VI SD (10-12 tahun), adalah kelompok usia transisi dari anak ke remaja, yang mana jika
tidak dibekali lebih awal tentang bullying dan self managent, maka mereka akan sangat rentan
terpengaruh oleh tindakan bully baik itu sebagai pelaku dan korban. Untuk mengurangi semua
dampak buruk akibat bullying, setiap anak perlu dibekali dengan self management, agar dapat
mengontrol emosi dan memiliki pengendalian diri yang baik.
1.2 Tujuan
PEMBAHASAN
A. Definisi Bullying
Istilah Bullying merupakan kata serapan dari bahasa Inggris, dari kata bully, artinya “penggertak”
orang yang mengganggu orang yang lemah.Istilah Bullying belum banyak dikenal masyarakat,
terlebih karena belum ada padanan kata yang tepat dalam bahasa Indonesia. Beberapa istilah dalam
bahasa Indonesia yang seringkali dipakai untuk menggambarkan fenomena bullying di antaranya
adalah penindasan penggencetan, perpeloncoan, pemalakan, pengucilan, atau intimidasi. Bullying
adalah perilaku agresif yang disengaja dan yang melibatkan ketidak seimbangan kekuasaan atau
kekuatan,6 (Olweus, 2001, Carter, 2006: 12). Bullying dapat berupa memukul, menendang,
mengancam, menggoda, memanggil nama yang jelek, atau mengirim catatan atau email, dilakukan
bukan hanya sekali tetapi berulang ulang, dari waktu kewaktu dan terjadi setidaknya sekali seminggu
selama satu bulan atau lebih.bahwa hal penting dalam definisi bullying adalah adanya
ketidakseimbangan kekuasaan.
a. Keluarga
Pelaku bullying seringkali berasal dari keluarga yang bermasalah : orang tua yang sering
menghukum anaknya secara berlebihan, atau situasi rumah yang penuh stress, agresi, dan
permusuhan. Anak akan mempelajari perilaku bullying ketika mengamati konflik-konflik yang terjadi
pada orang tua mereka, dan kemudian menirunya terhadap teman-temannya. Jika tidak ada
konsekuensi yang tegas dari lingkungan terhadap perilaku coba - cobanya itu, ia akan belajar bahwa
“mereka yang memiliki kekuatan diperbolehkan untuk berperilaku agresif, dan perilaku agresif itu
dapat meningkatkan status dan kekuasaan seseorang”. Dari sini anak mengembangkan perilaku
bullying.
b. Sekolah
Pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini. Akibatnya, anak-anak sebagai pelaku
bullying akan mendapatkan penguatan terhadap perilaku mereka untuk melakukan intimidasi
terhadap anak lain. Bullying berkembang dengan pesat dalam lingkungan sekolah sering memberikan
Masukan negatif pada siswanya, misalnya Berupa hukuman yang tidak membangun Sehingga tidak
mengembangkan rasa Menghargai dan menghormati antar Sesama anggota sekolah.
c. Faktor Kelompok Sebaya.
Anak-anak ketika berinteraksi dalam Sekolah dan dengan teman di sekitar Rumah, kadang kala
terdorong untuk Melakukan bullying. Beberapa anak Melakukan bullying dalam usaha untuk
Membuktikan bahwa mereka bisa masuk Dalam kelompok tertentu, meskipun Mereka sendiri merasa
tidak nyaman dengan perilaku tersebut.
Kondisi lingkungan sosial dapat pula Menjadi penyebab timbulnya perilaku Bullying. Salah satu
faktor lingkungan Social yang menyebabkan tindakan Bullying adalah kemiskinan. Mereka yang
Hidup dalam kemiskinan akan berbuat apa Saja demi memenuhi kebutuhan Hidupnya, sehingga tidak
heran jika diLingkungan sekolah sering terjadi Pemalakan antar siswanya.
Televisi dan media cetak membentuk Pola perilaku bullying dari segi tayangan Yang mereka
tampilkan. Survey yang Dilakukan kompas (Saripah, 2006) Memperlihatkan bahwa 56,9% anak
Meniru adegan-adegan film yang Ditontonnya, umumnya mereka meniru Geraknya (64%) dan kata-
katanya (43%).
D.Dampak Perundungan
Bullying memiliki dampak serius pada anak-anak korban bullying. Dibanding teman yang
lainnya, mereka menjadi depresi, kesepian, dan cemas, memiliki harga diri yang rendah, merasa
tidak sehat, selalu sakit kepala dan migrain, serta mungkin berpikir tentang bunuh diri.16 Olweus,
D.Limber, (1999), Carter, B, (2006) Beberapa dampak yang ditimbulkan oleh perilaku bullying,
menyebutkan penelitian tentang bullying telah dilakukan baik didalam maupun di luar negeri.
Penelitianpenelitian tersebut mengungkapkan bahwa bullying memiliki efek-efek negatif seperti :
1. Dampak Terhadap Kehidupan Individu
a. Gangguan psikologis (seperti cemas dan kesepian)
b. Konsep diri korban bullying menjadi lebih negatif karena korban merasa tidak diterima
oleh teman-temannya
c. Menjadi penganiaya ketika dewasa
d. Agresif dan kadang-kadang melakukan tindakan criminal
e. . Korban bullying merasakan stress, depresi, benci terhadap pelaku, dendam, ingin keluar
sekolah, merana, malu, tertekan, terancam bahkan self injury.
f. Menggunakan obat-obatan atau alkohol
g. Membenci lingkungan sosialnya
h. Korban akan merasa rendah diridan tidak berharga
i. Cacat fisik permanen
j. Gangguan emosional bahkan dapat menjurus pada gangguan kepribadian
k. Keinginan untuk bunuh diri.
2. Dampak Terhadap Kehidupan Akademik Penelitian menunjukkan bahwa bullying ternyata
berhubungan dengan meningkatnya tingkat depresi, agresi, penurunan nilai akademik, dan
tindakan bunuh diri.Bullying juga menurunkan skor tes kecerdasan dan kemampuan analisis para
siswa.
3. Dampak Terhadap Perilaku Sosial
Remaja sebagai korban bullying sering mengalami ketakutan untuk pergi ke sekolah dan
menjadi tidak percaya diri, merasa tidak nyaman dan tidak bahagia Aksi bullying menyebabkan
seseorangmejadi terisolasi darikelompok sebayanya, karena teman sebaya korban bullying
khawatir akan menjadi korban bullying seperti teman sebanyanya, mereka menghindari akhiurnya
korbann bullying semakin sterisolir dari pergaulan sosial.
1. Program sekolah
Dalam rangka mengatasi dan mencegah perilaku bullying di sekolah, maka langkah awal yang
dapat dilakukan yaitu membuat suasana atau iklim kondusif yang dapat mencegah bullying
tersebut. Harus dikatakan bahwa sekolah sebagai lembaga tidak membuat orang menjadi
pengganggu dan korban bullying (Byrne, 1994: 95).
2. Program guru
Program guru dalam mengatasi dan mencegah bullying di sekolah dasar yaitu dengan cara
menciptakan hubungan baik dengan siswa dan melakukan bimbingan yang intensif kepada
siswa. Hal ini senada dengan hasil penelitian Prasetyo (2011) yang menemukan bahwa bullying
rendah ketika tercipta hubungan baik guru dengan siswa. Kemudian hasil penelitian Rakhmawati
(2013) menemukan bahwa guru yang mampu melaksanakan kegiatan layanan bimbingan secara
kelompok dengan baik maka perilaku bullying siswa akan semakin menurun.
3. Program orang tua (parenting program)
Orang tua harus ikut membantu mencegah dan mengatasi perilaku bullying di sekolah, karna
pendidikan yang paling pertama dan utama adalah pendidikan di keluarga. Sehingga alangkah
baiknya manakala tgerdapat kerjasama antara pendidikan keluarga yang dilakukan guru dengan
pendidikan formal di sekolah dasar yang dilakukan guru-guru dan para praktisi pendidikan
lainnya.
Upaya untuk membatu mengubah perilaku bully terhadap pelaku dan korban :
1. Pelaku
Dengan cara membuat kontrak atau perjanjian dengan diri sendiri . dengan berpatokan pada
langkah-langkah berikut :
1) peserta didik membuat perencanaan untuk mengubah pikiran, perilaku, dan perasaan yang
diinginkannya.
2) peserta didik meyakini semua semua orang bahwa dia bisa berubah
3) peserta didik bekerjasama dengan teman/keluarga dalam menjalani program self
Managementnya.
2. Korban
Yang di tekanakn untuk korban yaitu dengan cara pemantauan diri dan Reinforcemen yang
positif (self reward) .
Dimana anak harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan temapaat ia tinggal atau
bersekolah dan harus menunjukan bahwa perbedaan tidak menjadi ukuran untuk sebuah
komunitas atau pertemanan . setalah itu pihak sekolah juga bisa membantu korban dengan
memberi penguatan perilaku untuk korban bully
F. Mars Anti-Bullying
Temanku sahabatku
aku sayang padamu
tidak saling mengganggu
tidak memaki
mulut tangan dan kakiku tidak buat menganggu
Tidak buat pukul dan tidak juga tendang
La La La
Sayangi temanmu
La La La
Hormati Teman
RUNDOWN ACARA
A. JADWAL KEGIATAN
Tanggal: 12/11/2021
Waktu: 09.00-selesai
Pukul menutup
7. 10.20- Sesi 7 kegiatan Yuliana
10.30 dengan 10 Sefantia
menjalaskan menit Wunu
materi dengan dan Ariel
menjelaskan Geraldy
kembali materi Ratu Edo
perama dan
doa
B. PROSEDUR KEGIATAN
Sesi 1: Pembukaan
Sesi 2: Materi 1
Sesi 3: IceBreaking
Tujuan: untu menanbah semangat pada anak dengan cara membuat yeyel atau game
Sesi 4: Materi 2
Sesi 6: Game
Sesi 7: Penutup
Tujuan: mengakhiri acara dan mencoba menjelasakn kembali materi yang sudah diberikan
Observasi Kelas: uraikan tentang jumlah siswa, observasi perilaku siswa sejak awal pemateri
memasuki kelas, selama mengerjakan pretest, selama proses psikoedukasi dari pembukaan sampai
dengan penutup (uraikan dalam beberapa pragraf)
Post
No. Nama Siswa PreTest Test
1 Aurel R. Bire 2 3
2 Tiara M. Lahalo 4 8
3 Reinal Anin 8 10
4 Leontin Welkis 6 10
5 Yohanes Nahara 7 7
6 Mikhel A. Nakmofa 9 10
7 Philosophus f. Saefatu 4 5
8 Nayla Betty 1 7
9 Ani Utan 4 4
10 Amelia Mari 4 6
11 Putri M. Ledoh 2 4
12 Risal D. Tanau 3 4
13 Yunita A. Sekon 3 6
14 Sangro 5 6
15 Ravi Wasa 3 3
16 Alinjur Reinama 3 4
17 Vian Rade 3 3
18 Radit Bait 0 2
BAB III
3.1 Kesimpulan
1. Jenis-jenis bullying yang ada di sekolah dapat berupa memukul, menendang, mengancam,
menggoda, memanggil nama yang jelek, atau mengirim catatan atau email, dilakukan bukan
hanya sekali tetapi berulang ulang, dari waktu kewaktu dan terjadi setidaknya sekali
seminggu selama satu bulan atau lebih.
2. Self managementyang harus dimiliki oleh siswa untuk mengatasi bullying yang ada di sekolah
adalah Pemantauan Diri (self monitoring), Reinforcemen yang positif (self reward) ,Kontrak
atau perjanjian dengan diri sendiri (self contracting) dan Penguasaan terhadap rangsangan
(stimulus control).
3.2 Saran
Diperlukan kerjasama dari semua pihak terkait yaitu orang tua, guru, masyarakat dan
lingkungan yang kondusif dalam mencegah perundungan di sekolah.Perlunya sosialisasi
pada siswa tentang pentingnya self management, sebagai salah satu upaya nyata dalam
mengatasi bully.
DAFTARPUSTAKA
Supratiknya, A. (2011). Yogyakarta Universitas Sanata Dharma. Merancang Program dan Modul
Psikoedukasi.
http://repository.radenfatah.ac.id/5368/3/BAB%2011.pdf