Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Di Susun Oleh:
Eka Shandika Ade Pratiwi
NIM: 11194562110099
Menyetujui
Menyetujui
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
BAB I.................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................3
C. Rumusan masalah.....................................................................................3
D. Manfaat......................................................................................................3
BAB II................................................................................................................... 4
TINJAUAN TEORI................................................................................................4
A. Konsep Hipertensi......................................................................................4
B. Keluarga.....................................................................................................8
C. Struktur Keluarga.......................................................................................9
D. Tipe Keluarga...........................................................................................10
F. Fungsi Keluarga.......................................................................................13
I. Keluarga Mandiri......................................................................................18
BAB III................................................................................................................ 32
ASKEP KELUARGA...........................................................................................32
C. Lingkungan..............................................................................................35
D. Sosial.......................................................................................................37
E. Struktur Keluarga.....................................................................................37
F. Fungsi Keluarga.......................................................................................38
I. Harapan Keluarga....................................................................................41
Daftar Pustaka....................................................................................................59
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mahasa Esa
(TYME), berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat melaksanakan penulisan
laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan ini.
Adapun laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan keluarga ini
disusun guna memenuhi tugas profesi keperawatan stase komunitas & keluarga
agar bisa tercapai sistem pembelajaran semester ini.
Dalam rangka pembuatan laporan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Kepala puskesmas
2. Pembimbing akademik
3. Pembimbing klinik
4. Pembakal
5. Ketua RT 02
6. Kader
7. Masyarakat RT 02
8. Anggota kelompok stase keperawatan komunitas dan keluarga kelompok
pertama
Penyusun menyadari dalam pembuatan laporan pendahuluan dan asuhan
keperawatan keluarga ini tentunya masih banyak kekurangan. Guna
memperbaiki laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan keluarga ini agar
menjadi lebih baik, maka penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik dari
semua pihak yang membaca laporan ini.
Penulis
vii
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini untuk mengetahui tentang
kesehatan keluarga Tn. A
2. Tujuan khusus
a. Melakukan pengkajian pada keluarga Tn. A
b. Melakukan diagnosis pada keluarga Tn. A
c. Melakukan intervensi pada keluarga Tn. A
d. Melakukan evaluasi pada keluarga Tn. A
e. Melakukan dokumentasi pada keluarga Tn. A
C. Rumusan masalah
1. Melakukan pengkajian pada keluarga Tn. A
2. Melakukan diagnosis pada keluarga Tn. A
4
D. Manfaat
1. Teoritis
Memperbaharui ilmu kesehatan tentang asuhan keperawatan
komunitas dan keluarga
2. Praktisi
Memberikan informasi terhadap penderita hipertensi dan tenaga
kesehatan dapat melaksanakan asuhan keperawatan komunitas dan
keluarga terhadap penderita hipertensi dengan mudah agar dapat
menekan kejadian hipertensi melalui pemantauan tekanan darah.
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang
ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah(hiperglikemia) akibat
kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (smelzel dan
Bare,2015). Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit atau
gangguan metabolik dengan karakteristik hipeglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi urin, kerja insulin, atau kedua – duanya (ADA,2017).
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronik yang terjadi ketika
pankreas tidak cukup dalam memproduksi insulin atau ketika tubuh tidak
efisien menggunakan insulin itu sendiri. Insulin adalah hormon yang
mengatur kadar gula darah. Hiperglikemia atau kenaikan kadar gula darah,
adalah efek yang tidak terkontrol dari diabetes dan dalam waktu panjang
dapat terjadi kerusakan yang serius pada beberapa sistem tubuh,
khususnya pada pembuluh darah jantung (penyakit jantung koroner),
mata (dapat terjadi kebutaan), ginjal (dapat terjadi gagal ginjal) (WHO,
2011).
2. Klasifikasi Hipertensi
Kategori Tekanan Darah Tekanan Darah
Sistolik Diastolik
A. Normal Dibawah 120 mmHg Dibawah 80 mmH
B. Normal Tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
C. Stadium 1 (Ringan) 140-159 mmHg 90-99 mmHg
D. Stadium 2 (sedang) 160-179 mmHg 100-109 mmHg
E. Stadium 3 (Berat) 180-209 mmHg 110-119 mmHg
F. Stadium 4 (maligna) 210 mmHg atau lebih G. 120 mmHg atau lebih
(Triyanto,2014)
a. Genetik
Umunya penderita diabetes tidak mewarisi diabetes type 1 namun
mewarisi sebuah predisposisis atau sebuah kecendurungan
genetik kearah terjadinya diabetes type 1. Kecendurungan
genetik ini ditentukan pada individu yang memiliki type
antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA ialah
kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen
tranplantasi & proses imunnya. (Smeltzer 2015 dan
bare,2015)
b. Imunologi
Pada diabetes type 1 terdapat fakta adanya sebuah respon
autoimum. Ini adalah respon abdomal dimana antibodi
terarah pada jaringan normal tubuh secara bereaksi terhadap
jaringan tersebut yang dianggapnya sebagai jaringan asing.
(Smeltzer 2015 dan bare,2015)
c. Lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang
menimbulkan destruksi selbeta. (Smeltzer 2015 dan
bare,2015)
Riwayat keluarga
4. Faktor-faktor resiko Diabetes Melitus
Faktor-faktor resiko hipertensi ada yang dapat di kontrol dan tidak dapat
dikontrol menurut (Sutanto, 2010) antara lain :
a. Faktor yang dapat dikontrol :
Berkaitan dengan gaya hidup dan pola makan.
7
a) Kegemukan (obesitas)
Dari hasil penelitian, diungkapkan bahwa orang yang
kegemukan mudah terkena hipertensi. Wanita yang sangat
gemuk pada usia 30 tahun mempunyai resiko terserang
hipertensi 7 kali lipat dibandingkan dengan wanita langsing pada
usia yang sama. Curah jantung dan sirkulasi volume darah
penderita hipertensi yang obesitas. Meskipun belum diketahui
secara pasti hubungan antara hipertensi dan obesitas, Namun
terbukti bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah
penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibanding
penderita hipertensi dengan berat badan normal.
b) Kurang olahraga
Orang yang kurang aktif melakkukan olahraga pada
umumnya cenderung mengalami kegemukan dan akan
menaikan tekanan darah. Dengan olahraga kita dapat
meningkatkan kerja jantung. Sehingga darah bisa
dipompadengan baik keseluruh tubuh.
c) Konsumsi garam berlebihan
Garam merupakan hal yang penting dalam mekanisme
timbulnya hipertensi. Pengaruh asupan garam terhadap
hipertensi adalah melalui peningkatan volume plasma atau
cairan tubuh dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti oleh
peningkatan ekresi (pengeluaran) kelebihan garam sehingga
kembali pada kondisi keadaan system hemodinamik
(pendarahan) yang normal. Pada hipertensi primer (esensial)
mekanisme tersebut terganggu, disamping kemungkinan ada
faktor lain yang berpengaruh.
1) Tetapi banyak orang yang mengatakan bahwa mereka tidak
mengonsumsi garam, tetapi masih menderita hipertensi.
Ternyata setelah ditelusuri, banyak orang yang mengartikan
konsumsi garam adalah garam meja atau garam yang
ditambahkan dalam makanan saja. Pendapat ini sebenarnya
kurang tepat karena hampir disemua makanan mengandung
8
B. Keluarga
Menurut Harmoko (2012), banyak definisi yang diuraikan tentang
keluarga sesuai dengan perkembangan sosial masyarakat. Keluarga adalah
kumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota selalu berinteraksi satu
dengan yang lain.
10
Keluarga adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi,2008).
Keluarga adalah dua atau tiga individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam
suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranannya
masing-masing, menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Bailon
dan ( Maglaya, 1989 dalam Setiadi,2008).
Dari tiga difinisi diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa keluarga
adalah :
1. Unit terkecil dari masyarakat.
2. Terdiri atas dua orang atau lebih.
3. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah.
4. Hidup dalam satu rumah tangga.
5. Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga.
6. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga.
7. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.
8. Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.
C. STRUKTUR KELUARGA
Dalam (Harmoko, 2012), struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,
diantarannya adalah :
1. Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi di mana hubungan
itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga
sedarah istri.
4. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga
sedarah suami.
11
D. Tipe Keluarga
Dalam (Harmoko, 2012 dalam Indra, 2015) tipe keluarga dibagi menjadi
dua macam yaitu :
1. Tipe Keluarga Tradisional
a. Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak-anak.
b. Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah
dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara
sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami
dan istri tanpa anak.
d. “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu
orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini
dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
e. “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang
dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal
kost untuk bekerja atau kuliah)
2. Tipe Keluarga Non Tradisional
a. The Unmarriedteenege mather
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak
dari hubungan tanpa nikah.
b. The Stepparent Family
Keluarga dengan orang tua tiri.
c. Commune Family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan
fasilitas yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak
dengan melelui aktivitas kelompok atau membesarkan anak
bersama.
d. The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family.
Keluarga yang hidup bersama dan berganti – ganti pasangan
12
F. FUNGSI KELUARGA
I. Keluarga Mandiri
Sikap mental dalam hal berupaya meningkatkan kepedulian masyarakat
dalam pembangunan, mendewasakan usia perkawinan, membina dan
meningkatkan ketahanan keluarga, mengatur kelahiran dan
mengembangkan kualitas dan kesejahteraan keluarga, berdasarkan
kesadaran dan tanggung jawab.
Secara singkat kemandirian mengandung pengertian suatu keadaan
19
1 Sifat masalah 1
Tidak/kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Krisis/keadaan sejahtera 1
Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
Tinggi 3
Cukup 2
25
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah 1
Skor
X Bobot
Angka tertinggi
c. Jumlahkan skor untuk semua kriteria, skor tertinggi adalah 5,
sama dengan seluruh bobot empat kriteria yang dapat
mempengaruhi penentuan prioritas masalah.
1) Sifat masalah
Sifat masalah kesehatan dapat dikelompokkan kedalam
tidak atau kurang sehat diberikan bobot yang lebih tinggi,
karena masalah tersebut memerlukan tindakan yang segera
dan biasanya masalahnya dirasakan atau disadari oleh
keluarga. Krisis atau keadaan sejahtera diberikan bobot yang
paling sedikit atau rendah karena faktor kebudayaan biasanya
dapat memberikan dukungan bagi keluarga untuk mengatasi
masalah dengan baik.
2) Kemungkinan masalah dapat diubah
Keberhasilan mengurangi atau mencegah masalah jika
ada tindakan (intervensi). Faktor-faktor yang perlu
26
3. Intervensi
Menurut Mubarak (2009) dalam Suprajitno 2014, apabila masalah
kesehatan maupun masalah keperawatan telah teridentifikasi, maka
langkah selanjutnya adalah menyusun rencana keperawatan sesuai
dengan urutan prioritas masalahnya. Rencana keperawatan keluarga
merupakan kumpulan tindakan yang direncanakan oleh perawat
untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau mengatasi masalah
kesehatan/keperawatan yang telah diidentifikasi. Rencana
keperawatan yang berkualitas akan menjamin keberhasilan dalam
mencapai tujuan serta penyelesaian masalah. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam mengembangkan keperawatan keluarga
diantaranya:
a. Rencana keperawatan harus didasarkan atas analisis yang
menyeluruh tentang masalah atau situasi keluarga.
b. Rencana yang baik harus realistis, artinya dapat dilaksanakan
dan dapat menghasilkan apa yang diharapkan.
c. Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan falsafah
instansi kesehatan.
d. Rencana keperawatan dibuat dengan keluarga. Hal ini sesuai
dengan prinsip bahwa perawat bekerja bersama keluarga bukan
untuk keluarga.
e. Rencana keperawatan sebaiknya dibuat secara tertulis. Hal ini
selain berguna untuk perawat juga akan berguna bagi anggota
tim kesehatan lainnya. Selain itu dengan rencana tertulis akan
membantu mengevaluasi perkembangan masalah keluarga.
4. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses
keperawatan keluarga di mana perawat mendapatkan kesempatan
28
ASKEP KELUARGA
Kesehatan
Nama Anggota
Keluarga
keluarga
Keterangan
Immunisasi
Pendidikan
Umur (thn)
Hubungan
Pekerjaan
Keadaan
No. / KB
Agama
P
9. Tipe keluarga
Keluarga dengan tipe keluarga inti (nuclear family) yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak.
32
33
10. Genogram
Ny. A
Umur 37
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Anggota keluarga yang sakit
: Meninggal perempuan
: Meninggal laki-laki
: Tinggal serumah
Normal
12. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Penghasilan keluarga perbulan adalah >Rp500.000,-. Penghasilan
berasal dari hasil pekerjaan sebagai pedagang buah. Anggota keluarga
yang bertanggung jawab terhadap perekonomian keluarga adalah Tn. A
bekerja sebagai karyawan swasta
13. Suku (kebiasaan kesehatan terkait suku bangsa)
Seluruh anggota keluarga adalah suku asli Banjar bangsa
Indonesia. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Banjar.
Tidak ada kebiasaan budaya banjar yang mempengaruhi kesehatan
keluarga. Kebiasaan budaya dan istiadat yang ada di masyarakat
setempat adalah berkumpul dalam satu acara di dalam wilayah RT 02.
14. Agama (kebiasaan kesehatan terkait agama)
Agama yang di pegang atau di anut keluarga Tn. A seluruhnya
agama islam. Seluruh keluarga selalu menunaikan shalat 5 waktu.
Persepsi keluarga tentang agama Islam yang di anut sangat menyakini
serta mempercayainnya. Kegiatan Ny. N dalam seminggu ada 1 acara
yaitu yasinan yang diikuti di wilayah RT 02. Menurut keluarga Islam
adalah agama yang sempurna dan akan di pegang hingga akhir hayat.
C. Lingkungan
1. Karakteristik rumah (tipe, ukuran, jumlah ruangan)
Luas rumah 8 x 15 m2. Status kepemilikan rumah saat ini adalah
rumah sendiri. Rumah yang dihuni sekarang adalah rumah permanen,
lantai kayu papan, atap rumah terbuat dari seng, rumah memiliki wc
sendiri, 2 kamar tidur, dapur, dan ruang tamu.
2. Ventilasi dan penerangan
Luas jendela > 10% luas ruangan rumah. Pencahayaan rumah
baik, terdapat ventilasi di atas jendela, jendela ada 7 dan selalu dibuka
setiap hari, lantai bersih sering disapu, tidak ada bau yang kurang enak,
keluarga merasa bahagia tinggal di rumah.
3. Persediaan air bersih
Keluarga mengambil dari sungai.
4. Pembuangan sampah
36
14 m
U
6m
Dapur Keterangan:
Ruang Keluarga
Pintu
rangan: : pintu Jendela
Kamar Kamar
D. SOSIAL
1. Karakteristik tetangga dan komunitas
Tetangga sekitar memiliki empati yang tinggi dan saling bergotong
royong dalam melakukan suatu kegiatan.
2. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. A tinggal menetap dan memiliki kepemilikan rumah
sendiri.
3. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga sering berkumpul pada sore hari di teras rumah dan
pada siang hari mengadakan pengajian 1 minggu sekali
4. Sistem pendukung keluarga
Keluarga termasuk dalam system pendukung dengan keluarga
sejahtera 1 di tunjukan dengan rumah kepemilikan sendiri, mempunyai
sepeda motor.
E. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi keluarga
Bahasa yang digunakan sehari-hari oleh keluarga ialah bahasa
Banjar. Tidak ada waktu khusus untuk berkumpul dengan keluarga, jika
ada waktu kosong akan dimanfaatkan untuk berkumpul atau
mengunjungai keluarga yang tidak jauh dari tempat tinggal keluarga Tn.
A.
2. Struktur kekuataan keluarga
Anggota keluarga yang berperan mengambil keputusan adalah
Tn. A. Keputusan diambil dengan cara bermusyawarah terlebih dahulu
dengan anggota keluarga. Orang tua, suami, dan anak selalu terlibat
dalam pengambilan keputusan, namun yang paling berpengaruh adalah
Tn. A.
3. Struktur peran (formal dan informal)
Tn. A berperan sebagai kepala keluarga, pencari nafkah sebagai
wiraswasta untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, serta bertanggung
jawab terhadap anak dan istri. Tn. A berperan sebagai suami dari Ny. A
yang membantu Ny. A dalam mendidik 2 anak. Tn. A juga memberi
38
F. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Anggota keluarga saling menyayangi satu sama lain, memiliki dan
mendukung. Persoalan dan masalah dalam keluarga selalu dibicarakan
bersama sehingga tidak memicu terjadinya masalah komunikasi.Maka
dari itu keluarga selalu melakukan komunikasi terbuka. Tidak ada
masalah dalam keluarga.
2. Fungsi Sosialisasi
Keluarga selalu mengajarkan dan menanamkan perilaku sosial
yang baik, sopan santun, disamping itu sebagai contoh konkrit orang tua
selalu berdiskusi dengan anak-anaknya terhadap suatu masalah yang
ada, memandirikan anak agar memberikan pendapat ataupun masukan,
jika itu bisa cukup membantu untuk menyelesaikan masalah yang ada.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Pendapat dari keluarga Tn. A, sehat adalah keadaan dimana tidak
ada keluhan kesehatan yang mengganggu aktifitas sehari-hari dalam
keluarga, sedangkan sakit adalah saat ada salah satu anggota keluarga
yang mengalami gangguan kesehatan yang sudah mengganggu aktifitas
sehari-hari dan perlu pengobatan baik tradisional atau medis. Tn. A
mempunyai kebiasaan memakan makanan yang asin dan
mengkonsumsi makanan yang asin hampir setiap hari serta makan
makanan yang berlemak karena Ny. N memasak menggunakan
penyedap rasa (MSG) dan garam. Peran keluarga ketika ada keluarga
yang sakit ikut merawat dan membantu untuk mengantar ke pelayanan
39
c. An. S
d. An. H
2. Keluarga berencana
Ny. N Masih menggunakan KB (Pil)
3. Imunisasi
Tn. A dan Ny. A tidak pernah dan anaknya sudah imunisasi
lengkap.
4. Tumbuh Kembang
a. Pemeriksaan Tumbuh Kembang Anak
Keluarga memiliki anak dengan tumbuh kembang dengan anak
usia sekolah dan tidak mengalami keterlambatan tumbuh kembang
b. Pengetahuan Orang Tua Terhadap Kembang
Keluarga mengetahui tentang tumbuh kembang pada anak seperti
bermain dengan anak sebayanya.
I. Harapan Keluarga
Ny. N sangat berharap tekanan darah istirinya turun ke angka normal
dan berharap keluarganya sehat selalu.
41
8
Mulut
Bentuk normal Bentuk normal Bentuk normal
a. Bentuk
Bibir tidak kering Bibir kering Bibir tidak kering
b. Bibir
Gigi tidak lengkap Gigi tidak lengkap Gigi lengkap
c. Gigi
9
Bentuk normal Bentuk normal Bentuk normal
Leher
Tidak terdapat JVP Tidak terdapat JVP Tidak terdapat JVP
a. Bentuk
Tidak terdapat KGB Tidak terdapat KGB Tidak terdapat KGB
b. JVP
Tidak ada Tidak ada Tidak ada pembatasan
c. KGB
pembatasan gerak pembatasan gerak gerak
d. Pergerakan
10
Dada
Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada
a. Pergerakan
simetris simetris simetris
b. Bunyi nafas
Bunyi nafas Bunyi nafas vesikuler Bunyi nafas vesikuler
c. Bunyi jantung
vesikuler Terdapat bunyi S1 dan Terdapat bunyi S1 dan
Terdapat bunyi S1 S2 S2
dan S2
11
Abdomen
Bentuk normal Bentuk normal Bentuk normal
a. Bentuk
Bising usus Bising usus 8x/menit Bising usus 11x/menit
b. Bising usus
10x/menit
No Kriteria Pengkajian
H. Mengenal masalah Pengetahuan keluarga tentang
1
penyakit baik. Keluarga
menyatakan cemas dengan
penyakit diabetes yang di
derita Ny. A, tetapi apabila
pusing sudah terbiasa hanya
meminum obat yang ada di
warung, dan Ny. A.
J. Mengambil keputusan yang tepat K. Kebiasaan dalam keluarga,
2
jika penyakit yang diderita
dirasa tidak terlalu
mengganggu, keluarga
memilih obat warung, namun
saat penyakit dirasakan sangat
sakit barulah keluarga mencari
pertolongan terhadap tenaga
44
kesehatan.
L. Merawat anggota keluarga yangM. Keluarga Tn. A mengatakan
3
sakit atau punya masalah sudah mengetahui bagaimana
cara merawat anggota yang
sakit. Akan tetapi Ny. A sulit
dikasih tahu kalau makanan
yang manis dapat memicu
timbulnya gula darah tinggi.
N. Memodifikasi lingkungan O. Keluarga memodifikasi
4
lingkungan dengan cara
membersihkan rumah agar
tetap bersih.
P. Memanfaatkan sarana kesehatan Q. Keluarga Tn.A kurang
5
menggunakan fasilitas
kesehatan (POSKESDES)
dan merasa kesehatan baik-
baik saja, ketika sakit baru ke
puskesmas.
B. Daftar Masalah
No Data Problem Etiologi
1 Data Subyektif : Perilaku kesehatan Ketidakmampuan
-Ny. A menyatakan cenderung beresiko keluarga dalam
memiliki riwayat merawat keluarga
diabetes sejak tahun yang sakit
2021
-Ny. A menyatakan
mengetahui
makanan yang
menyebabkan
terjadinya diabetes
tetapi Ny. A tetap
memakan makanan
45
tersebut.
-Ny. A menyatakan
masih makan
makanan yang
menggunakan gula.
-Ny. A menyatakan
makan makanan
yang manis
Data obyektif:
- Ny. A tidak tahu
saat ditanya tentang
penyebab, tanda
dan gejala diabetes
- Keluarga kurang
tahu saat ditanya
tentang bagaimana
diet yang baik bagi
diabetes
- Keluarga masih
mengkonsumsi
makanan yang
tinggi kandungan
gula dan garam.
- TD: 140/90 mmHg
- Nadi: 90x/menit
- RR: 20x/menit
- T: 36ºC
- GDS : 288mg/dL
2 Data Subyektif: Ketidakefektifan Pendidikan rendah,
- Keluarga managemen kurangnnya terpapar
menyatakan jarang kesehatan informasi kesehatan
memeriksakan
kesehatan
dipelayanan
kesehatan karena
46
berobat sendiri
Data obyektif:
- Anggota keluarga
tidak mampu
menjelaskan
tentang obat-obatan
- Ny. A (TD : 140/90
mmHg)
- GDS :288mg/dL
- Tekanan dararh dan
gula darah Ny. A
diatas batas normal
Skoring
Diagnosa 1
4 Menonjolnya masalah 1
47
TOTAL 3,4
Diagnosa 2
1 Sifat masalah 1
Tidak/kurang sehat
3 2/3x1=2/3
Ancaman kesehatan
2
Krisis/keadaan sejahtera
1
4 Menonjolnya masalah 1
Masalah berat harus segera
2 2/2x1=1
ditangani
Ada masalah tetapi tidak perlu
Segera ditangani 1
Masalah tidak dirasakan
48
TOTAL 3
PRIORITAS MASALAH
1. Keluarga anggota
mampu keluarga yang
mengenal menderita
masalah diabetes
tentang 4. Berikan
pengetahuan informasi
dan perilaku terkait
kesehatan terapeutik dan
2. Keluarga pengobatan
mampu diabetes
memanfaatkan 5. Ajarkan proses
fasilitas penyakit yang
kesehatan dialami ajarkan
3. Pengetahuan : diet yang
proses tepat
penyakit 6. Ajarkan terapi
4. Pengetahuan non-
tentang farmakologis
sumber diabetes
kesehatan 7. Diskusikan
5. Pengetahuan : perubahan
regimen gaya hidup
pengobatan yang mungkin
diperlukan
untuk
mencegah
komplikasi
dimasa yang
akan datang
2. Selasa,1 oktober TUM: TUK: Memodifikasi
2022 Perilaku :
Pukul 16.15 Wita Setelah dilakukan Pengetahuan: 1. Indentifikasi
asuhan Perilaku target perilaku
keperawatan mempromosikan 2. Tentukan
Perilaku selama 1 minggu, kesehatan: motivasi
50
B. Implementasi
No. No. Diagnosis Pukul Tindakan Paraf
Keperawatan Keperawatan
1. Ketidakefktifan Sabtu, 30 Oktober 1. Mengkaji tingkat
manajemen 2021 pengetahuankeluarga
kesehatan Keluarga mengenai penyakit
(00188) Pukul 10.00 WITA hipertensi Keluarga
kurang mengetahui
informasi tentang
hipertensi
2. Mengenali pengetahuan
pasien mengenai
kondisinya:
Keluarga diberikan
edukasi terkait penyakit
yang diderita saat ini.
3. Memberikan informasi
kepada keluarga
mengenai kondisi
anggota keluarga yang
menderita hipertensi:
Keluarga diberikan
edukasi Hipertensi Dari
definisi, etiologi, tanda-
gejala,komplikasi dan
penatalaksanaan.
4. Memberikan informasi
terkait terapeutik dan
pengobatan hipertensi
Keluarga diberikan
53
5. Mengajarkan proses
penyakit yang dialami
ajarkan : diet yang tepat:
Keluarga diajarkan diet
rendah garam.
2. Menentukan motivasi
keluarga untuk berubah:
Keluarga mengatakan
mempunyai keinginan
untuk merubah gaya
hidup menjadi lebih sehat
jika ada bimbingan
seperti ini.
3. Memberikan dukungan
54
pada keluarga:
Keluarga diberikan
dukungan dan semangat
terkait mengontrol
penyakit yang diderita.
4. Menggantikan perilaku
yang tidak diinginkan
dengan perilaku yang
diinginkan :
Keluarga diarahkan untuk
berperilaku hidup yang
sehat dari pola makan
yang sering
menngunakan kecap
untuk dikurangi,
memasak dengan garam
yang terlalu banyak dan
memakan ikan asin
karena itu merupakan
salah satu makanan
pemicu tekanan darah
naik.
5. Menggunakan jangka
waktu untuk mengukur
perubahan perilaku:
Keluarga diberikan waktu
jangka pendek dalam 3
hari dan panjang 1
minggu untuk merubah
perilaku.
6. Mengembangkan
program perubahan
55
perilaku:
Keluarga mengatakan
akan mengembangkan
program perubahan
perilaku yang sudah di
ajarkan.
7. Mendiskusikan
perubahan gaya hidup
yang mungkin diperlukan
untuk mencegah
komplikasi dimasa yang
akan datang:
Mahasiswa dan keluarga
mendiskusikan hal yang
perlu dicegah agar tidak
terjadi komplikasi pada
Ny.S
56
lainnya.
RR: 20x/menit
T: 36,2ºC
A : Masalah belum teratasi
P : intervensi di lanjutkan
30 Ketidakefktifan 1. Memotivasi keluarga dan S:
Oktober manajemen memberi dukungan dalam 1. Keluarga menyatakan jarang
2021 kesehatan memenuhi kebutuhan yang memeriksakan kesehatan
diperlukan pasien dipelayanan kesehatan karena
2. Memotivasi pasien dan berobat sendiri
keluarga untuk O:
mengunjungi fasilitas 1. Anggota keluarga tidak mampu
kesehatan (puskesmas) menjelaskan tentang obat-obatan
jika mengalami sakit 2. Ny. N (TD : 130/90 mmHg)
3. Tekanan darah Tn. S masih diatas
batas normal
A : Masalah teratasi sebagian
P : intervensi di lanjutkan
BAB IV
PEMBAHASAN
56
kegemukan, kurang olahraga, konsumsi garam berlebihan, stress dan
merokok. usia, resiko terkena hipertensi lebih tinggi. Ny. N memiliki riwayat
sampai sekarang, Ny. N memakan makanan yang asin karena Ny. D suka
memasak menggunakan penyedap rasa (MSG) dan garam.
Tanda dan gejala Hipertensi secara teori yaitu tengkuk terasa pegal,
wajah merah, gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala, mudah marah,
telinga berdengung, sukar tidur, sesak nafas, mudah lelah, mata berkunang-
kunang, dan mimisan. Namun yang ditemukan pada kasus keluarga Tn. A
khususnya Ny. N saat dilakukan pengkajian tidak ada mengeluh.
Pengkajian keperawatan keluarga menggunakan teori beuty neuman.
Secara teori tidak ada perbedaan dengan pengkajian yang dilakukan di
keluarga Tn. A adapun yang dikaji adalah data umum, riwayat dan tahap
perkembangan, lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stres dan
koping keluarga, harapan keluarga, data tambahan dan pemeriksaan fisik . 5
tugas keluarga dalam menghadapi masalah diantaranya adalah kemampuan
keluarga dalam mengenal masalah kesehatan, kemampuan keluarga
mengambil keputusan, kemampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga, kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan, dan
kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah kumpulan pernyataan, uraian dari hasil
wawancara, pengamatan langsung dan pengukuran dengan menunjukan
status kesehatan mulai dari potensial, resiko tinggi sampai dengan masalah
aktual. Etiologi dari diagnosa keperawatan keluarga diambil dari 5 tugas
keluarga, maka kesenjangan antara teori dan kasus yang dijumpai pada
keluarga Tn. S berikut ini penulis akan membahas setiap masalah.
Diagnosa keperawatan secara tipologi dalam teori dapat dibedakan
menjadi 3 yaitu. Actual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami
keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat. Resiko tinggi
adalah masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi
masalah kesehatan actual yang dapat terjadi dengan cepat apabila tidak
segera mendapatkan bantuan perawat. Potensial adalah suatu keadaan
sejahtera dari keluarga ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan
kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang
memungkinkan dapat ditingkatkan. Sedangkan diagnosa yang ditemukan
57
pada kasus keluarga Tn. A yaitu aktual, ketidakefektifan manajemen
kesehatan dan potensial yaitu perilaku kesehatan cenderung beresiko.
c. Intervensi Keperawatan
Perencanaan yang pertama adalah penapisan masalah yang perlu
diperhatikan adalah kriteria yaitu sifat masalah, kemungkinan masalah untuk
diubah, potensial masalah untuk dicegah dan menonjolnya masalah. Secara
teori sifat masalah terbagi menjadi tiga yaitu aktual dengan nilai 3, resiko
dengan nilai 2, potensial dengan nilai 1 dan bobot dengan nilai 1. Namun
dikeluarga Tn. A pada diagnosa keperawatan aktual ketidakefktifan
manajemen kesehatan dan potensial yaitu perilaku kesehatan cenderung
beresiko. Intervensi yang bisa dilakukan sesuai dengan teori pengendalian
hipertensi menurut Ardiansyah (2012) yang menyatakan bahwa dengan
promosi kesehatan, preventif, kuratif, diharapkan meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai perilaku hidup sehat
dalam perawatan serta pencegahan hipertensi. Intervensi yang dapat
dilakukan kepada Ny. N adalah memberikan pendidikan kesehatan tentang
hipertensi, penerapan diet, hipertensi manajemen, pengobatan terapi
komplementer yaitu hidroterapi rendam kaki di air hangat, menganjurkan
pasien dan keluarga untuk ikut berpartisipasi dalam membantu merawat
anggota keluarga. Pendidikan kesehatan juga diberikan untuk meningkatkan
kesehatan lingkungan dan anggota keluarga lain dalam hal mencegah
timbulnya penyakit atau penurunan status kesehatan.
d. Implementasi keperawatan
Pelaksanaan merupakan aktualisasi dari perencanaan yang telah
disusun sebelumnya. Pelaksanaan secara teori yaitu berdasarkan
pelaksanaan yang mengacu pada rencana keperawatan yang dibuat,
pelaksanaan dilakukan dengan tetap mempertahankan prioritas masalah,
dan kekuatan-kekuatan keluarga berupa financial, motivasi dan sumber-
sumber pendukung lainnya. Pelaksanaan yang dibuat pada kasus tidak ada
perbedaan dengan yang ada pada teori.
Tindakan keperawatan yang telah dilakukan kepada Ny. N adalah
menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala dari hipertensi, diet
hipertensi, terapi komplementer yaitu hidroterapi rendam kaki menggunakan
air hangat dan memotivasi keluarga untuk menjelaskan kembali pengertian,
penyebab, tanda dan gejala dari hipertensi. Penerapan terapi komplenter
58
penurunan hipertensi yang dianjurkan kepada Ny. N untuk menurunkan
tekanan darah sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Irena Tela, dkk
(2016) tentang pengaruh terapi rendam kaki dengan air hangat terhadap
penurunan tekanan darah pada pasien dengan hipertensi di puskesmas
Baru Manado penelitian yang dilakukan oleh Solechah, et al (2017).
Hidroterapi rendam air hangat merupakan salah satu jenis terapi alamiah
yang bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi edema,
meningkatkan relaksasi otot, menyehatkan jantung, mengendorkan otot-
otot, menghilangkan stress, nyeri otot, meringankan rasa sakit,
meningkatkan permeabilitas kapiler, memberikan kehangatan pada tubuh
sehingga sangat bermanfaat untuk terapi penurunan tekanan darah pada
hipertensi, dan prinsip kerja dari hidroterapi ini yaitu dengan menggunakan
air hangat yang bersuhu sekitar 40,5- 43 C secara konduksi dimana terjadi
perpindahan panas dari air hangat ke tubuh sehingga akan menyebabkan
pelebaran pembuluh darah dan dapat menurunkan ketegangan otot, terapi
hidroterapi dilakukan selama 10 menit pada pagi dan sore hari dalam 6 hari
secara teratur (Solechah, et al, 2017).
e. Evaluasi keperawatan
Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan
keluarga. Evaluasi merupakan tahapan yang menentukan apakah tujuan
dapat tercapai sesuai yang ditetapkan dalam tujuan direncanakan
keperawatan. Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan somatif.
Evaluasi formatif bertujuan untuk menilai hasil implementasi secara bertahap
sesuai dengan kegiatan yang dilakukan secara kontrak pelaksanaan.
Evaluasi sumatif bertujuan menilai secara keseluruhan terhadap pencapaian
diagnosa. Hasil evaluasi kepatuhan Ny. N merendam kaki dengan air hangat
dan perkembangan kondisi Ny. N sebelum melakukan rendam kaki dengan
air hangat dan sesudah melakukan rendam kaki dengan air hangat adalah
Ny. N melakukan rendam kaki dengan air hangat 2 kali sehari pada pagi dan
sore hari selama 10 menit. Ny. N mengatakan badan terasa enak setelah
dilakukan rendam kaki dengan air hangat dan tekanan darah Ny. N
mengalami penurunan dari 140/100 mmHg menjadi 130/90 mmHg. Hasil
yang didapatkan adanya pengaruh terapi komplementer tentang rendam kaki
dengan air hangat terhadap penurunan tekanan darah pada penderita
hipertensi.
59
f. Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatan merupakan suatu catatan yang memuat
seluruh data yang dibutuhkan untuk menentukan keperawatan,
perencanaan, tindakan keperawatan dan penilaian keperawatan yang
disusun secara sistematis, valid dan dapat dipertanggung jawabkan secara
moral dan hukum.
Pendokumentasian pada keluarga Ny. N selama 2 minggu dibagi
dalam 4 kali pertemuan. kunjungan pertama dimulai dari meminta
persetujuan kepada keluarga untuk dikelola serta membina hubungan saling
percaya, kunjungan kedua melakukan pengkajian keluarga, kunjungan
ketiga menentukan rencana keperawatan atau intervensi tentang
penggunaan terapi komplementer terhadap penyakit hipertensi, kunjungan
keempat melakukan pendidikan kesehatan tentang hipertensi dan
melakukan terapi komplementer terhadap penyakit hipertensi, kunjungan
kelima dan keenam melakukan evaluasi kepada pasien perkembangan
terapi komplementer dan kepatuhan pasien melaksanakan terapi
komplementer terhadap penyakit hipertensi.
60
57
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lansia (lanjut usia) merupakan tahap lanjut dari suatu proses
kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk
beradaptasi dengan strres lingkungan. Proses menua dapat mempengaruhi
perubahan fisik dan mental yang mengakibatkan timbulnya berbagai macam
penyakit, dan yang paling sering ditemukan pada lansia adalah penyakit
hipertensi.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menurunkan atau
mengontrol tekanan darah yaitu Hidroterapi (hydrotherapy) yang sebelumnya
dikenal sebagai hidropati (hydropathy) adalah metode pengobatan
menggunakan air hangat untuk mengobati atau meringankan kondisi yang
menyakitkan dan merupakan metode terapi dengan pendekatan “lowtech”
yang mengandalkan pada respon-respon tubuh terhadap air. Menggunakan
air hangat yang bersuhu sekitar 40,5- 43 C secara konduksi dimana terjadi
perpindahan panas dari air hangat ke tubuh sehingga akan menyebabkan
pelebaran pembuluh darah dan dapat menurunkan ketegangan otot, terapi
hidroterapi dilakukan selama 10 menit pada pagi dan sore hari dalam 6 hari
secara teratur
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan asuhan keperawatan keluarga diatas, beberapa
saran yang dapat penulis sampaikan:
1. Melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, mahasiswa atau perawat
hendaknya tetap mempertahankan dan mengupayakan pendekatan
keluarga yang optimal baik secara pisikososial, spiritual dan tindakan
yang dilakukan perlu mempertahankan sumber daya dan sumber dana
yang ada pada keluarga
2. Memberikan asuhan keperawatan, mahasiswa hendaknya mampu
membina kerjasama dengan keluarga dari pengkajian sampai evaluasi
untuk lebih dipertahankan dan dipertimbangkan
58
Daftar Pustaka
Kemenkes RI. 2018. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta:
Balitbang Kemenkes RI