Lembar Kerja Kelompok Agenda Iii Latsar Cpns Tahun 2022: 1. Pengertian Dari Hoax, Hate Speech, Cyber Bullying
Lembar Kerja Kelompok Agenda Iii Latsar Cpns Tahun 2022: 1. Pengertian Dari Hoax, Hate Speech, Cyber Bullying
3. Hasil Diskusi Kelompok terkait dengan Perilaku Hoax, Hate Speech, Cyber
Bullying Jika Dikaitkan Dengan Undang-Undang Informasi dan Transaksi
Elektronik (UU ITE) Yang Berlaku.
➢ Berita Bohong (Hoax)
Berdasarkan UU ITE menuturkan orang yang menebarkan informasi palsu atau
hoax di dunia maya akan dikenakan hukum positif. Hukum positif yang dimaksud
adalah hukum yang berlaku. Maka, Penebar hoax akan dikenakan KUHP, Undang-
Undang No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE),
Undang-Undang No.40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan
Etnis, serta tindakan ketika ujaran kebencian telah menyebabkan terjadinya konflik
sosial..
Berita hoax itu ada dua hal. Pertama, berita bohong harus punya nilai subyek
obyek yang dirugikan. Kedua, melanggar Pasal 28 ayat 2 Undang-Undang No.11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Pada pasal 45A ayat (1) UU ITE disebutkan, setiap orang yang sengaja
menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian
konsumen dalam transaksi elektronik bisa dikenakan pidana penjara paling lama
enam tahun dan/atau denda maksimal Rp 1 miliar.
➢ Ujaran Kebencian (hate speech)
Berikut ini isi pasal-pasal yang menjerat Edy Mulyadi karena Ujaran Kebencian
yang telah dilakukan:
Pasal 28 UU ITE: (2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan
informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan
individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama,
ras, dan antargolongan (SARA).
Pasal 45a UU ITE: Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak
menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau
permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas
suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) sebagaimana dimaksud dalam Pasal
28 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/ atau
denda paling banyak Rp 1.000.000.000 (satu miliar rupiah).