PENGERTIAN
ETIOLOGI
• Demam
• Gejala sistemik lain:
Gejala sistemik malaise, keringat malam,
anoreksia dan berat badan
menurun.
PEM
ERIK
SAA
N
PEN
UNJA
NG
PENGOBATAN
Efusi pleura
PENCEGAHAN
Diagnosis dan
pengobatan
Vaksinasi tuberculosis
Terapi
BCG pada pengobatan
pencegahan
bayi dan anak. (+) untuk
mencegah
penularan
1. Pengkajian
Identitas Pasien
Yang terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama, dan lain-
lain.
Riwayat Kesehatan
Keluhan utama
Kebanyakan kasus dijumpai klien masuk dengan keluhan batuk
yang lebih dari 3minggu.
Riwayat keluhanutama
Biasanya batuk dialami lebih dari 1minggu disertai peningkatan
suhu tubuh, penurunan nafsu makan dan kelemahan tubuh.
Kebutuhan DasarManusia (Gordon )
Persepsi Kesehatan dan Manajemen Kesehatan
Pandangan pasien tentang penyakitnya dan cara yang dilakukan pasien
menangani penyakitnya.
Nutrisi metabolic
Kemampuan pasien dalam mengkonsumsi makanan mengalami
penurunan akibat nafsu makan yang kurang / malaise .
Eliminasi
Pasien dengan TB Paru jarang ditemui mengalami gangguan
eliminasi BAB dan BAK.
Kognitif Perseptual .
Daya ingat pasien TB Paru kebanyakan dijumpai tidak mengalami
gangguan.
Konsep Diri
Perasaan menerima dari pasien dengan keadaannya, kebanyakan
pasien tidak mengalami gangguan konsep diri.
PolaKoping
Mekanisme pertahanan diri yang biasa digunakan oleh pasien
adalah dengan meminta pertolongan orang lain.
Pola seksual reproduksi
Kemampuan pasien untuk melaksanakan peran sesuai dengan
jenis kemalin. Kebanyakan pasien tidak melakukan hubungan
seksual karena kelemahan tubuh
4. Hidrasi yang
adekuat
memnamtu
mengencerkan
sekret dan
mengefektifka
n pembersihan
5.Bersihkan sekret 5. Mencegah
dari m ulut dan obstruksi dan
trakhea, bila aspirasi.
perlu lakukan Pengisapan
pengisapan/suc diperlukan bila
tion. klien tidak mampu
6. Kolaborasi mengeluarkan
dengan dokter sekret.
dalam
pemberian obat 6. Pengobatan
sesuai indikasi tuberkulosis
•OAT terbagi menjadi 2
•Agen m ukoli t i k fase , yaitu fase
•Bronkodilator intensif (2-3 bulan)
•kortikosteroid dan fase lanjutan
(4-7 bulan ).
Paduan obat yang
digunakan terdiri
atas obat utama
dan obat
tambahan. Jenis
obat utama yang
digunakan sesuai
rekomendasi W HO
adalah
Rifampisisn, INH,
Pirazinamid,
Streptomisisn, dan
Etambutol.
•Agen m uk ol i t ik
menurunkan
kekentalan dan
perlengketan
sekret paru untuk
memudahkan
pembersihan.
•Bronkodilator
meningkatkan
diameter lumen
percabangan
trakeobronkhial
sehingga
menurunkan
tahanan terhadap
•Kortikosteroid
berguna dengan
keterlibatan luas
pada hipoksemia
dan bila reaksi
inflamasi
mengancam
kehidupan
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
4.SBunyi napas
dapat m enurun/
tak ada pada area
kolaps yang
m eliputi satu
lobus, segmen
paru, atau seluruh
area paru
(unilateral).
5. Kaji 5. Ekspansi paru
pengem bangan menurun padaarea
dada dan posisi kolaps. Deviasi
trakhea trakhea kearah sisi
yang sehat pada
6. Kolaborasi tension
untuk tindakan pneumothoraks.
thorakosentesis
atau kalau perlu 6. Bertujuan
WSD. sebagai evakuasi
cairan atau udara
dan memudahkan
ekspansi paru
secara maksimal.
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Ketidakseim ban gan Dalam waktu 3x24 1. Kaji status nutrisi 1. Memvalidasi dan
nutrisi kurang dari jam setelah klien, turgor menetapkan
kebutuhan tubuh diberikan tindakan kulit, berat derajat masalah
berhubungan keperawatan intake badan, integritas untuk
dengan nutrisi klien mukosa oral, menetapkan
ketidakmampuan terpenuhi kemampuan piihan intervensi
menelan makanan, menelan, riwayat yang tepat.
Kriteria hasil : mual/muntah 2. Berguna dalam
dan diare. mengukur
Klien dapat 2. Pantau intake – kefektifan intake
mempertahankan output, timbang gizi dan
status gizinya dari berat badan dukungan cairan.
yang semula kurang secara periodik 3. Menurunkan rasa
menjadi adekuat. (sekali seminggu) tak enak karena
Pernyataan motivasi 3. Lakukan dan sisa makanan,
kuat untuk ajarkan sisa sputum atau
memenuhi perawatan mulut obat sistem
kebutuh an sebelum dan pernapasan yang
nutrisinya sesudah dapat
intervensi/pemer merangsang
iksaan peroral. pusat muntah.
4.Kolaborasi 4.Meren can akan
dengan ahli gizi diet d en gan
u n t u k m e n e t a pka n kandungan gizi
komposisi d a n yang cukup u n t u k
jenis yang tepat memnuhi
TKTP peningkatan
ke b u t u h a n energi
5.Fasilitasi d a n kalo ri
pemberian diet sehubungan
TKTP, berikan dengan status
dalam porsi kecil h ip erm et abolik
tapi sering. klien.
5.Memaksimalkan
intake nutrisi
tanpa kelelahan
d a n energi b esar
serta m e n u r u n k a n
iritasi saluran
cerna.
6. Kolaborasi 6. Menilai
untuk kemajuan terapi
pemeriksaan diet dan
laboratorium membantu
khususnya BUN, perencanaan
protein serum dan intervensi
albumin. selanjutnya.
7. Kolaborasi 7. Multivitam in
untuk pemberian bertujuan untuk
m ultivitam in. memenuhi
kebutuhan vitam in
yang tinggi
sekunder dari
rosres
pem keberhasi lan
peningkatan laju
metabolisme
umum.
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
P el ak s anaan k eperawatan
merupakan kegiatan yang
dilakukan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.
Selama pelaksanaan kegiatan
dapat bersifat mandiri dan
kolaboratif. Selama
melaksanakan kegiatan perlu
di awas i dan di moni tor
kemajuan kesehatan klien.
Evaluasi
Tahap evaluasi dalam proses keperawatan menyangkut pengumpulan data subyektif dan
obyektif yang akan menunjukkan apakah tujuan pelayanan keperawatan sudah dicapai atau
belum. Bila perlu langkah evaluasi ini merupakan langkah awal dari identifikasi dan analisa
masalah selanjutnya.
Evaluasi Formatif (evaluasi proses) Berfokus pada
penampilan kerja perawat dan apakah perawat
dalam memberikan pelayanan keperawatan
merasa cocok, tanpa tekanan dan sesuai dengan
wewenang. Area yang menjadi perhatian pada
evaluasi proses mencangkup jenis informasi yang
di dapat pada saat wawancara, pemeriksaan fisik,
validasi dan perumusan diagnose keperawatan,
dan kemampuan tehnikal perawat (Kodim, 2015).
Evaluasi Sumatif Berfokus pada respons perilaku
klien merupakan pengaruh dari intervensi
keperawatan dan akan terlihat pada pencapaian
tujuan kriteria hasil (Kodim, 2015)
T E R IM A
K A S I H