Anda di halaman 1dari 5

Nama : Roy

Nim : 912419017
Kelas : B- Ilmu Ekonomi
Tugas Perbaikan : Perekonomian indonesia

MENJAGA KESTABILAN NILAI TUKAR RUPIAH


Bank Indonesia adalah bank sentral independen dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya sejak saat undang-undang baru, yaitu Undang-Undang No 23/1999 tentang Bank
Indonesia, mulai berlaku pada tanggal 17 Mei 1999 dan diamandemen oleh hukum Republik
Indonesia. 6/2009. Undang-undang ini memberikan status dan posisi sebagai lembaga negara
yang independen dalam melaksanakan tugas dan kekuasaannya, bebas dari campur tangan
pemerintah dan/atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-
undang ini. Bank Indonesia memiliki otonomi penuh dalam kebijakan dan melakukan setiap
tugas dan wewenang sebagaimana diatur dalam undang-undang. Secara garis Secara garis besar,
ada tiga tugas Bank Indonesia untuk mencapai dan menjaga stabilitas nilai rupiah sebagaimana
disebutkan di atas. Berikut ini akan dijelaskan secara garis besar masing-masing tugas Bank
Indonesia sebagaimana didefinisikan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1993.
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter Bank Indonesia berwenang:
a) Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memerhatikan sasaran laju inflasi yang
ditetapkan.
b) Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara yang termasuk, tetapi
tidak terbatas pada:
 Operasi pasar terbuka di pasar uang, baik mata uang rupiah maupun valas
 Penetapan tingkat diskonto
 Penetapan cadangan wajib minimum
 Pengaturan kredit atau pembiayaan
a) c. Memberikan kredit pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, paling lama 90 hari
kepada bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek bank yang
bersangkutan.
b) d. Melaksanakan kebijakan nilai tukar berdasarkan sistem nilai tukar yang telah
ditetapkan.
c) e. Mengelolan cadangan devisa.
d) f. Menyelenggarakan survei secara berkala atau sewaktu-waktu diperlukan yang dapat
bersifat makro dan mikro.
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
Dalam tugas mengatur dan mejaga kelancaran sistem pembayaran Bank Indonesia berwenang.
a) Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas penyelanggaraan jasa sistem
pembayaran.
b) Mewajibkan penyelenggaraan jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan
kegiatannya.
c) menetapkan penggunaan alat pembayaran.
d) Mengatur sistem kliring antar bank baik dalam mata uang rupiah maupun asing.
e) Menyelenggarakan penyelesaian akhir transaksi pembiayaan antar bank.
f) Menetapkan macam, harga, ciri uang yang akan dikeluarkan, bahan yang digunakan, dan
tanggal mulai berlakunya sebagai alat pembayaran yang sah.
g) Mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik, dan memusnahkan
uang dari peredaran, termasuk memberikan penggantian dengan niali yang sama.
3. Mengatur dan mengawasi bank
Dalam hal mengatur dan mengawasi Bank Indonesia berwenang:
a) Menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan yang membuat prinsip-prinsip kehati-hatian.
b) Memberikan dan mencabut izin usaha bank.
c) Memberikan izin pembukaan, penutupan, dan pemindahan kantor bank.
d) Memberikan persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan bank.
e) Memberikan izin kepada bank untuk menjalankan kegiatan usaha tertentu.
f) Mewajibkan bank untuk menyampaikan laporan, keterangan, dan penjelasan sesuai dengan
tata cara yang ditetapkan Bank Indonesia.
g) Melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara berkala maupun setiap waktu apabila
diperlukan.
h) Memerintahkan bank untuk menghentikan sementara sebagaian atau seluruh kegiatan
transaksi tertentu apabila menurut penilaian Bank Indonesia terhadap suatu transaksi patut
diduga merupakan tindakan pidana di bidang perbankan.
i) Mengatur dan mengembangkan informasi antar bank.
j) Mengambil tindakan terhadap suatu bank sebagaimana diatur dalam undang-undang
tentang perbankan yang berlaku apabila menurut penilaian Bank Indonesia dapat
membahayakan kelangsungan usaha bank yang bersangkutan dan/atau membahayakan
perekonomian nasional.
k) Tugas mengawasi bank akan dilakukan oleh lembaga pengawas sektor jasa keuangan yang
independen dan dibentuk dengan undang-undang (Dasar-Dasar Perbankan, Kashmir 2013).

Di Indonesia bank yang diberi wewenang sebagai bank sentral adalah Bank Indonesia (UU
No.13 tahun 1968, pasal 1 ayat 1). Bersama dengan pemerintah pusat, Bank Indonesia berfungsi
sebagai penguasa moneter. Dalam hal ini pemerintah pusat melakukan fungsi yang terutama
berhubungan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) dan mencari pinjaman dari negara-
negara lain, misalnya melalui Inter Governmental Group on Indonesia (IGGI). Bersama dengan
bank-bank umum, penguasa moneter merupakan unsur-unsur sistem moneter yang ada di
Indonesia.
Tugas pokok Bank Indonesia tercantum pada pasal 7 UU No.13 tahun 1968 yang menyatakan
bahwa Bank Indonesia membantu pemerintah dalam hal:
1. Mengatur, menjaga dan memelihara kesetabilan nilai rupiah
2. Mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja
guna peningkatan taraf hidup masyarakat.
Tugas pokok tersebut dirinci lagi menjadi:
a) Sebagai Bank Sirkulasi, Bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk mngedarkan uang
kertas dan uang logam, yang merupakan alat pembayaran yang sah.
b) Sebagai Bank Sentral, Bank Indonesia adalah Bank Pusat bagi bank bank lainnya, di
mana dalam urusan perbankan dan perkreditan Bank Indonesia bertugas antara lain:
 Membina perbankan dengan jalan memperluas, memperlancar dan mengatur lalu-
lintas pembayaran giral dan menyelenggrakan “clearing” antar bank.
 Mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu negara.
 Menetapkan tingkat dan struktur bunga.
 Merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter.
 Menjaga stabilitas sistem keuangan.
 Menjalankan fungsi sebagai “Lender of thr last resort”

3. Bank Indonesia juga:


a) Bertindak sebagai pemegang kas pemerintah.
b) Menyelenggarakan pemindahan uang untuk pemerintah.
c) Memberikan kredit kepada pemerintah dalam bentuk rekening koran.
d) Membantu pemerintah dalam penempatan surat-surat hutang negara.
4. Dalam hubungan internasional, Bank Indonesia bertugas antara lain:
a) Sebagai penyusun rencana devisa dengan memperhatikan posisi likuiditas dan
solvabilitas internasional untuk diajukan kepada pemerintah melalui Dewan
Moneter.
b) Mengawasi, mengurus dan menyelenggarakan tata usaha cara dengan emas dan
devisa negara.
c) Mengawasi dan mengkoordinir pembayaran internasional.
5. Bank Sentral sebagai pelaksana kebijaksanaan moneter yang disusun oleh Dewan Moneter.
Dalam hal ini Dewan Moneter bertugas membantu pemerintah dalam
merencanakan dan menetapkan kebijaksanaan moneter, dengan mengajukan patokan-
patokan dalam rangka usaha menjaga kesetabilan moneter, kesempatan kerja penuh dan
peningkatan taraf hidup rakyat. Dewan Moneter ini adalah terdiri atas 3 anggota, yakni:
a) Menteri Keuangan Sebagai ketua;
b) Menteri yang membidangi perekonomian;
c) Gubernur Bank Indonesia.

Ditinjau dari segi fungsinya, salah satu jenis perbankan yang paling utama dan paling
penting adalah bank sentral (central bank). Bank sentral ditiap negara hanya ada satu dan
mempunyai cabang hampir di tiap provinsi. Fungsi utama bank sentral adalah mengatur masalah-
masalah yang berhubungan dengan keuangan di suatu negara secara luas. Tugas bank sentral di
Indonesia dipegang oleh Bank Indonesia (BI).
Peranan Bank Indonesia sebagai bank sentral adalah dalam hal mencetak dan
menyalurkan uang, terutama uang kartal (kertas dan logam). Bahkan Bank Indonesia mempunyai
hak tunggal untuk menyalurkan uang kartal. Tugas berikutnya adalah mengendalaikan jumlah
uang yang beredar dan suku bunga dengan maksud untuk menjaga kesetabilan nilai rupiah.
Disamping itu, hubungan Bank Indonesia dengan pemerintah adalah sebagai pemegang kas
pemerintah. Begitu pula hubungan keuangan dengan dunia internasional juga ditngani oleh Bank
Indonesia, seperti menerima pinjaman luar negri.
Bank Sentral berusaha menstabilkan perekonomian suatu negara melalui operasi
kebijakan moneter, misalnya pada saat perekonomian AS mengalami stagnasi yang ditandai
dengan tingkat pengangguran yang tinggi seperti yang terjadi di tahun 1990-an, maka The Fed
menempuh kebijakan moneter yang bersifat stimulatif. Untuk kebijakan tersebut, instrumen
kebijakan yang dipergunakan adalah menyediakan kredit bank yang lebih besar untuk
masyarakat. Kebijakan tersebut mengakibatkan turunnya tingkat bunga dan meningkatnya
jumlah uang beredar yang selanjutnya mendorong permintaan masyarakat akan barang dan jasa
yang pada akhirnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja yang
lebih banyak. Jika terjadi sebaliknya, perekonomian dalam keadaan permintaan yang berlebihan
dan terjadi kenaikan tingkat harga harga umum (inflasi), maka bank sentral (The fed) akan
mengambil kebijakan untuk menekan pengeluaran agreget dengan cara menerapkan instrumen
kebijakan merupa pengurangan jumlah kredit daan jumlah uang beredar serta mendorong
meningkatnya suku bunga, eperti yang dilakukan pada tahun 1994 ketika perekonomian AS
mendekati kesempatan kerja penuh (full employment) dan tekanan inflasi terasa semakin berat,
The Fed meningkatkan suku dan mengerem pertumbuhan kredit bank dan jumlah uang beredar.
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/USER/Downloads/Documents/05.2%20bab%202.pdf

file:///C:/Users/USER/Downloads/Documents/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai