Anda di halaman 1dari 4

Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah

Jalan Tol Krian – Legundi – Bunder – Manyar


Tahap 1 Penambahan Lahan Ruas Krian – Legundi – Bunder

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peran utama Jalan Tol di Indonesia adalah untuk melayani jasa distribusi
utama yang mempunyai spesifikasi bebas hambatan agar dicapai tingkat efisiensi
yang maksimal dalam penggunaan sumber daya, juga sebagai pemacu
pengembangan wilayah untuk mewujudkan keseimbangan antar daerah.

Maksud dan Tujuan Pembangunan Jalan Tol di Indonesia adalah untuk


mewujudkan pemerataan pembangunan dan hasil – hasilnya serta keseimbangan
dalam pengembangan wilayah dengan memperhatikan keadilan. Penyediaan Jalan
Tol adalah upaya meningkatkan efisiensi pelayanan jasa distribusi guna
menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi terutama di wilayah yang sudah
tinggi tingkat perkembangannya.

Salah satu target pembangunan pemerintahan Presiden Joko Widodo


(Jokowi) adalah merencanakan pembangunan jalan tol sepanjang 1.562 km di
seluruh Indonesia sampai 2019. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (KEMENPUPR) ditugaskan untuk mencapai target ini. Khusus untuk Jawa
targetnya 2.815 km.

Seperti kita ketahui bahwa Sektor Industri dan perdagangan adalah sektor
utama dari PKN Gerbangkertosusila, mengingat pada Kawasan itu terdapat
beberapa pelabuhan utama dan beberapa kawasan industri. Pelabuhan umum
pada kawasan ini yaitu Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Gresik dan
Pelabuhan Teluk Lamong (Operasional Tahun 2014). Kawasan industri pada
kawasan ini yaitu Kawasan Industri Margomulyo, Kawasan Industri Benowo,
Kawasan Industri Manyar, Kawasan Industri Driyorejo dan lain-lain

Sebagian besar (80-85 persen) barang eksport dari Provinsi Jawa Timur
melalui pelabuhan di PKN Gerbangkertasusila. Pada Tahun 2012 jumlah barang
eksport melalui pelabuhan di PKN Gerbangkertasusila adalah lebih dari 7,3 juta
ton, senilai lebih dari 13 milyard US Dollar.

1
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah
Jalan Tol Krian – Legundi – Bunder – Manyar
Tahap 1 Penambahan Lahan Ruas Krian – Legundi – Bunder

Aktivitas Pelabuhan di PKN Gerbangkertasusilo harus didukung infrastruktur


jalan akses sekelas jalan arteri. Akses Jalan Arteri yang menghubungkan Kawasan
pelabuhan tersebut dengan Bagian Utara – Barat dari Provinsi Jawa Timur telah
tersedia Jalan Arteri Nasional Ruas Surabaya – Lamongan. Akses Jalan Arteri yang
menghubungkan Kawasan pelabuhan tersebut dengan Bagian Timur dari Provinsi
Jawa Timur telah tersedia Jalan Arteri Nasional Ruas Surabaya – Sidoarjo dan
Jalan Tol Perak – Waru.

Akses Jalan Arteri yang menghubungkan Kawasan pelabuhan tersebut


dengan Bagian Selatan Barat dari Provinsi Jawa Timur saat ini belum tersedia,
untuk sementara memanfaatkan Jalan Arteri Nasional Ruas Surabaya – Waru atau
Jalan Tol Perak – Waru atau Jalan Provinsi Ruas Krian – Legundi – Bunder.

Kondisi saat ini Jalan arteri Provinsi ruas Krian Legundi Bunder juga
berfungsi sebagai jalan akses antara Pelabuhan di PKN Gerbangkertasusila dengan
kawasan industri di Wilayah Gresik (Kawasan Industri Manyar, Kawasan Industri
Kebomas, Kawasan industri Driyorejo), Kawasan industri di Surabaya Barat
(Kawasan industry Benowo dan Kawasan Margorejo) dan kawasan industri di
Sidoarjo (Kawasan industri By Pass Krian). Hal ini mengakibatkan Jalan arteri
provinsi ruas Krian – Legundi – Bunder mempunyai potensi strategis untuk
mendukung aktivitas pelabuhan dan industri di PKN Gerbangkertosusila. Posisi
Kawasan Industri ini terdapat di sekitar Jalan Arteri Provinsi Ruas Krian – Legundi
– Bunder.

Dalam upaya memperpendek jarak tempuh dan perpersingkat waktu tempuh


antara Pelabuhan dengan Kawasan Industri tersebut diatas, juga Pelabuhan
dengan wilayah barat selatan provinsi Jawa Timur maka perlu dikembangkan jalan
bebas hambatan (tol), sebagai jalan alternatif dari Jalan Arteri Provinsi Ruas Krian
– Legundi – Bunder – Manyar. Rencana trase jalan Tol Krian – Legundi – Bunder –
Manyar akan dimulai dari Jalan Arteri Nasional By Pass Krian dan berakhir di exit
Bunder dari Jalan Tol Surabaya – Gresik.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan


Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum sebagaimana diubah dengan
Undang Undang Nomor 11 Tahun 2021 Tentang Cipta Kerja Bab VIII dan
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pengadaan

2
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah
Jalan Tol Krian – Legundi – Bunder – Manyar
Tahap 1 Penambahan Lahan Ruas Krian – Legundi – Bunder

Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum, pengadaan tanah bagi


pembangunan untuk kepentingan umum dilaksanakan melalui 5 Tahap yaitu :

 Tahap Perencanaan
 Tahap Persiapan
 Tahap Pelaksanaan
 Tahap Penyerahan Hasil Pengadaan Tanah
 Tahap Pemantauan dan Evaluasi.

Pada Tahap Perencanaan setiap instansi yang memerlukan tanah bagi


pembangunan untuk kepentingan umum diwajibkan membuat rencana Pengadaan
Tanah yang didasarkan pada RTRW dan Prioritas Pembangunan.

Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) setidaknya memuat atau


memberikan gambaran tentang :

a. Maksud dan Tujuan Rencana Pembangunan;


b. Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Rencana Pembangunan
Nasional dan Daerah;
c. Letak Tanah;
d. Luas Tanah yang dibutuhkan;
e. Gambaran Umum Status Tanah;
f. Perkiraan Waktu Pelaksanaan Pengadaan Tanah;
g. Perkiraan Jangka Waktu Pelaksanaan Pembangunan;
h. Perkiraan Nilai Tanah; dan
i. Rencana Penganggaran.

Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah ditetapkan oleh pimpinan instansi


yang memerlukan tanah atau pejabat yang ditunjuk, selanjutnya disampaikan
kepada gubernur sebagai dasar penetapan lokasi.

3
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah
Jalan Tol Krian – Legundi – Bunder – Manyar
Tahap 1 Penambahan Lahan Ruas Krian – Legundi – Bunder

B. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan Pembangunan Jalan Tol Ruas Krian – Legundi –
Bunder – Manyar Tahap 1 yang meliputi segmen ruas Krian - Legundi – Bunder,
merupakan upaya memperpendek jarak tempuh dan memperpersingkat waktu
tempuh antara Pelabuhan dengan Kawasan Industri tersebut diatas, juga
Pelabuhan dengan wilayah barat selatan provinsi Jawa Timur maka perlu
dikembangkan jalan bebas hambatan (tol), sebagai jalan alternatif dari Jalan Arteri
Provinsi Ruas Krian – Legundi – Bunder.

Rencanaan Pengadaan Tanah sebagaimana disusun dalam bentuk dokumen


perencanaan Pengadaan Tanah, paling sedikit memuat :

1. Maksud dan tujuan rencana pembangunan;


2. Kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang dan prioritas pembangunan
nasional/daerah;
3. Letak tanah;
4. Luas Tanah yang dibutuhkan;
5. Gambaran umum status tanah;
6. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan pengadaan tanah;
7. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan;
8. Perkiraan nilai tanah;
9. Rencana penganggaran; dan
10. Preferensi bentuk ganti kerugian.

Anda mungkin juga menyukai