Anda di halaman 1dari 5

METODE/SISTEM DISTRIBUSI

1. Sistem Floor Stock

Sistem floor stock merupakan sistem distribusi persediaan lengkap di ruangan


yang diambil dan disiapkan oleh perawat di ruang perawatan (Lumenta dkk.,2015)

 Keuntungan :

 Menghindari kemungkinan pengembalian obat-obatan yang tidak terpakai kepada


bagian Farmasi.

 Tersedia stok obat-obatan yang siap pakai untuk pasien.

 Efisiensi dalam jumlah formulir pesanan obat bagi Farmasi.

 Pengurangan jumlah personil Farmasi yang dibutuhkan.

 Kerugiann :

 Memperbesar kemungkinan pencurian obat (ingat obat obat dalam kelompok A


dari Analisa ABC, paling rawan untuk dicuri).

 Kesalahan pemberian obat akan bertambah karena farmasis tidak memeriksa


ulang pesanan obat.

 Meningkatnya persediaan obat disetiap ruang perawatan pasien.

 Meningkatnya bahaya yang berhubungan dengan kerusakan obat. (Seto


dkk.,2016)

2. Sistem Resep Perorangan

Sistem distribusi resep perorangan merupakan sistem distribusi dimana obat


secara langsung diberikan oleh petugas Instalasi Farmasi kepada pasien atau keluarga
pasien (Lumenta,dkk.,2015)

 Keuntungan :

 Semua resep/order dikaji langsung oleh apoteker, yang juga dapat memberi
keterangan atau informasi kepada perawat berkaitan dengan obat penderita

 Memberi kesempatan interaksi profesional antara apoteker-dokter perawat-


penderita

 Memungkinkan pengendalian yang lebih ekat atas perbekalan


 Mempermudah penagihan biaya obat penderita

 Kerugian :

 Kemungkinan keterlambatan sediaan obat sampai pada penderita

 Jumlah kebutuhan personel di IFRS meningkat

 Memerlukan jumlah perawat dan waktu yang lebih banyak untuk penyiapan obat
di ruang pada waktu konsumsi obat

 Terjadinya kesalahan obat karena kurang pemeriksaan pada waktu pe nyiapan


konsumsi (Siregar,2003).

3. Sistem Dosis Unit

Sistem distribusi obat dosis unit adalah metode dispensing dan pengendalian obat
yang dikoordinasikan instalasi farmasi rumah sakit dalam Rumah Sakit, dimana obat
dikemas dalam kemasan unit tunggal, didispensing dalam bentuk siap konsumsi, dan
untuk kebanyakan obat tidak lebih dari 24 jam persediaan dosis, dihantarkan ke atau
tersedia pada ruang perawatan penderita pada setiap waktu (Burhanuddin dkk.,2015)

 Keuntungan :

 Pengurangan insiden kesalahan pengobatan

 Penurunan total biaya kegiatan terkait obat

 Penggunaan yang lebih efisien dari farmasi dan keperawatan personil

 Peningkatan pengendalian obat secara keseluruhan dan pemantauan penggunaan


obat

 Penagihan pasien yang lebih akurat untuk obat-obatan

 Kontrol yang lebih besar oleh apoteker atas pola beban kerja dan penjadwalan
staf

 Pengurangan persediaan obat yang terletak di area perawatan pasien

 Kemampuan beradaptasi yang lebih besar untuk komputer dan prosedur otomatis

 Kerugian :

 Peningkatan biaya paket obat

 Peningkatan biaya tenaga kerja di apotek


 Peningkatan penyimpanan ruang untuk narkoba

 Kemungkinan juga menyita banyak waktu apoteker untuk memeriksa kaset unit-
dosis (Buchanan,C.,1985).

Sistem distribusi dosis unit dapat dioperasikan dengan salah satu dari 3 metode
dibawah ini. Tergantung kondisi rumah sakit :

a. Distribusi dosis unit sentralisasi

Metode distribusi sentralisasi adalah sistem pendistribusian dimana semua


pengeluaran obat hanya dilakukan oleh IFRS kepada semua tempat perawatan
penderita di Rumah Sakit tanpa adanya cabang dari tempat perawatan lain (Susanto
dkk.,2017).

b. Distribusi dosis unit Desentralisasi

Metode distribusi desentralisasi yaitu semua penyaluran obat ke unit-unit


pelayanan terpusat pada gudang logistik disertai dengan penyediaan obat-obat tertentu
di kamar obat pada rawat inap dan depo farmasi (Febreani, dan Djazuli.,2016).

c. Distribusi dosis unit campuran (sentralisasi dan desentralisasi)

Dalam sistem distribusi obat dosis unit kombinasi sentralisasi dan desentralisasi,
biasanya hanya dosis mula dan dosis keadaan darurat dilayani cabang IFRS. Dosis
selanjutnya dilayani oleh IFRS sentral. Semua pekerjaan tersentralisasi lain, seperti
pengemasan dan pencam puran sediaan intravena juga dimulai dari IFRS sentral.
(Siregar, 2003)

4. Sistem Kombinasi

Rumah sakit yang menerapkan sistem ini, selain menerapkan sistem distribusi
resep/order individual sentralisasi, juga menerapkan distribusi persediaan di ruangan
yang terbatas. Jenis dan jumlah obat yang tersedia di ruangan (daerah penderita)
ditetapkan oleh PFT dengan masukan dari IFRS dan dari pela yanan keperawatan. Sistem
kombinasi biasanya diadakan untuk mengurangi beban kerja IFRS. Obat yang disediakan
di ruangan adalah obat yang diperlu kan oleh banyak penderita, setiap hari diperlukan,
dan biasanya adalah obat yang harganya relatif murah, mencakup obat resep atau obat
bebas (Siregar, 2003).

 Keuntungan :

 Semua resep/order individual dikaji langsung oleh apoteker


 Adanya kesempatan berinteraksi profesional antara apoteker-dokter-perawat-
penderita

 Obat yang diperlukan dapat segera tersedia bagi penderita (obat persediaan di
ruang)

 Beban IFRS dapat berkurang

 Kerugian :

 Kemungkinan keterlambatan sediaan obat sampai kepada penderita (Obat resep


individual)

 Kesalahan obat dapat terjadi (Obat dari persediaan di ruang) (Siregar,2003).


DAFTAR PUSTAKA

Buchanan,C., 1985, A Brief History of Unit-Dose Drug Distribution, journal of Pharmacy


Technology.

Burhanuddin,K.R., Heedy,T., dan Paulina,V.Y.Y., 2016, Evaluasi Pelayanan Kefarmasian


Dalam Pendistribusian Sediaan Farmasi Di Instalasi Farmasi Rsup Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado, Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi, Vol 5(2).

Febreani,S.H., dan Djazuly,C., 2016, Pengelolaan Sediaan Obat Pada Logistik Farmasirumah
Sakit Umum Tipe B Di Jawa Timur, Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia, Vol
4(2).

Lumenta,J.T., Adeanne,C.W., dan Paulina, V.Y.Y., 2015, Evaluasi Penyimpanan Dan Distribusi
Obat Psikotropika Di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado,
Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi, Vol 4(4).

Seto, S., Yunita,N., Lily,T., Manajemen farmasi lingkup apotek, farmasi rumah industri farmasi,
pedagang besar farmasi, Surabaya : Airlangga University Press

Siregar,C.J.P., dan Lia,M., 2003, Farmasi Rumah Sakit : Teori dan Terapan, Jakarta : EGC

Susanto,dkk.,2017, Evaluasi Penyimpanan Dan Pendistribusian Obat Di Gudang Instalasi


Farmasi Rumah Sakit Advent Manado, Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi, Vol 6(4).

Anda mungkin juga menyukai