DOSEN PEMBIMBING:
Disusun oleh:
JURUSAN HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MEDAN AREA
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT., karena berkat nikmat dan
Internasional”.
Kami menulis makalah ini untuk memenuhi tugas Etika Hukum perdagangan internasional.
Adapun isi dari makalah ini yaitu menjelaskan tentang Pengertian hukum perdagangan
Kami berterima kasih kepada bapak DARJI SAFUTRA, SH, M.Kn selaku dosen mata kuliah
Hukum perdagangan internasional yang telah memberikan bimbingan kepada kami, dan
kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam penulisan makalah ini. kami menyadari makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat positif dan membangun dari semua pihak
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 6
C. Tujuan ...................................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ................................................................................................ 16
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Masalah Perdagangan internasional merupakan salah satu cara yang diperlukan bagi
teknologidan aksesbilitas transportasi yang semakin maju dewasa ini, membuat perpindahan
barang atau jasa oleh setiap negara di duniamenjadi lebih cepat dan efisen.Arus informasi
telah memungkinkan setiap negara lebih mengenal dan memahami negara lain.Dalam bidang
ekonomi, setiap bangsa akan lebih mudah mengetahui dari mana barang-barang dapat
tahun-tahun ini beberapa kota perdagangan mulai terbentuk di kawasan Eropa Barat, kota-
kota tersebut di antaranya adalah Italia dan Perancis Selatan yang kemudian disusul dengan
kota-kota lainnya seperti Genoa, Florence, Venesia, Marseille, Barcelona dan masih banyak
yang lainnya. Pada masa ini telah terdapat hukum Romawi yang digunakan untuk
menyelesaikan sengketa dagang yang terjadi di antara beberapa aktor, namun seiring dengan
semakin kompleksnya permasalahan yang ada, hukum Romawi tidak memiliki posisi yang
cukup kuat untuk menyelesaikan kasus sengketa yang ada. Oleh karena itu, pada abad ke 16
dan abad ke 17, Perancis merupakan sebuah negara pertama pelopor diadakannya pengadilan
perdagangan. Sejak saat itulah maka setiap negara mulai memiliki hukum dagang masing-
masing untuk mengatur masalah doestik perdagangan yang ada. Meskipun sudah terdapat
hukum-hukum dagang di masing-masing negara, namun hukum dagang yang ada belum
terintegrasi, sehingga seringkali masih terdapat beberapa sengketa sebagai akibat dari
perbedaan hukum yang ada di masing-masing negara.Seiring dengan berjalannya waktu,
perdagangan antar negara pun mulai dilakukan. Ketika hubungan perdagangan antar negara
mulai erat, maka dibutuhkan adanya integrasihukum untuk memuat aturan-aturan dagang dan
hukum-hukum yang mampu menyelesaikan sengketa dagang lintas batas negara. sehingga
pada abad ke 17, Perancis melakukan kodifikasi hukum perdagangan yang kemudian
dilanjutkan oleh Menteri Keuangan Perancis dari Raja Louis XIV (1643-1751) dengan
membuat suatu peraturan yang dinamakan Ordonance du Commerce berisi tentang hukum
golongan tertentu kemudian disusul dengan peraturan lainnya yakni Ordonnance de la Marine
yakni hukum yang mengatur perdagangan laut (Anon t,t). Pada tahun 1807, kedua peraturan
ini kemudian disatukan sebagai satu hukum perdagangan yang utuh yang dinamakan Code de
semakin terstuktur.
yang diungkapkan oleh Richard Rosecrance bahwa negara dapat memiliki kekuatan yang
menggantikan ekspansi wilayah dan perang militer sebagai kunci pokok menuju
kesejahteraan dan pencapaian kekuasaan internasional. Pada masa modern ini, kemajuan
internasional.
Indonesia merupakan salah satu negara yang turut menggunakan hukum perdagangan
internasional sebagai acuan dalam melakukan perdagangan lintas batas negara. Hukum
dagang yang ada di Indonesia bersumber dari: (1) hukum tertulis yang dikodifikasikan (2)
hukum tertulis yang belum dikodifikasikan. Dalam hukum tertulis yang dikodifikasikan,
menyatakan bahwa hukum dagang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD) atau Wetboek van Koophandel Indonesia (W.v.K) yang di dalamnya terbagi atas
dua kitab dan 23 bab: Kitab I terdiri dari 10 bab dan Kitab II terdiri dari 13 bab.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat di simpulkan bahwa yang menjadi rumusan masalah
adalah :
C.Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
dua negara yang berbeda. Perdagangan internasional dapat disebut pula sebagai international
trade dan telah ada sejak pertengahan abad lho Grameds! Lebih jelasnya, perdagangan
internasional ini dapat terjadi ketika ada kegiatan perdagangan yang dilakukan oleh dua
negara berbeda dan tentu saja kegiatan tersebut telah disetujui oleh keduanya. Contohnya
pemerintah negara dengan negara lain yang menjalani suatu hubungan perdagangan yang
tersebut. Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu
negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang
dimaksud dapat berupa antarperseorangan (individu dengan individu), antara individu dengan
pemerintah suatu negara, atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain
rules governing commercial relationship of a private law nature involving different nations”.
komersial. Artinya, Schmitthoff dengan tegas membedakan antara hukum perdata (“private
law nature”) dan hukum publik Dalam definisinya itu, Schmitthoff menegaskan bahwa ruang
dengan ciri hukum publik. Termasuk dalam bidang hukum publik ini yakni aturan-aturan
yang mengatur tingkah laku atau perilaku negara-negara dalam mengatur perilaku
tidak termasuk atau terlepas dari aturan-aturan hukum internasional publik yang mengatur
hubungan dagang dalam kerangka GATT atau aturan-aturan yang mengatur blok-blok
Dari latar belakang definisi tersebut pun berdampak pada ruang lingkup cakupan
i. pembentukan kontrak;
2) Surat-surat berharga.
3) Hukum mengenai kegiatan-kegiatan tentang tingkah laku mengenai perdagangan
internasional.
4) Asuransi.
5) Pengangkutan melalui darat dan kereta api, laut, udara, perairan pedalaman
7) Arbitrase komersial.
Dalam upayanya memberi batasan atau definisi hukum perdagangan internasional, Rafiqul
Islam menekankan keterkaitan erat antara perdagangan internasional dan hubungan keuangan
(financial relations). Dalam hal ini Rafiqul Islam memberi batasan perdagangan internasional
sebagai "a wide ranging, transnational, commercial exchange of goods and services between
individual business persons, trading bodies and States". Hubungan finansial terkait erat
Keterkaitan erat ini tampak karena hubungan-hubungan keuangan ini mendampingi transaksi
perdagangan antara para pedagang (dengan pengecualian transaksi barter atau counter-trade).
Dengan adanya keterkaitan erat antara perdagangan internasional dan keuangan, Rafiqul
Islam mendefinisikan "hukum perdagangan dan keuangan ("international trade and finance
law") sebagai suatu kumpulan aturan, prinsip, norma dan praktek yang menciptakan suatu
lembaga perdagangan.
Kegiatan-kegiatan komersial tersebut dapat dibagi ke dalam kegiatan "komersial" yang
berada dalam ruang lingkup hukum perdata internasional atau Conflict of Laws; perdagangan
antar pemerintah atau antar negara, yang diatur oleh hukum internasional publik. Dari batasan
tersebut tampak bahwa ruang lingkup hukum perdagangan internasional sangat luas. Karena
ruang lingkup kajian bidang hukum ini sifatnya adalah lintas batas atau transnasional,
konsekuensinya adalah terkaitnya lebih dari satu sistem hukum yang berbeda.
Hukum perdagangan internasional menurut definisi Sanson ‘can be defined as the regulation
of the conduct of parties involved in the exchange of goods, services and technology between
nations.” Definisi di atas sederhana. Ia tidak menyebut secara jelas bidang hukum ini jatuh ke
bidang hukum yang mana: hukum privat, publik, atau hukum internasional. Sanson hanya
menyebut bidang hukum ini adalah the regulation of the conduct of parties. Para pihaknya
pun dibuat samar, hanya disebut parties. Sedangkan obyek kajiannya, Sanson agak jelas yaitu
perdagangan internasional ini ke dalam dua bagian utama, yaitu hukum perdagangan
internasional publik (public interntional trade law) dan hukum perdagangan internasional
Public international trade law adalah hukum yang mengatur perilaku dagang antar negara.
Sedangkan yang kedua, private international trade law adalah hukum yang mengatur
perilaku dagang secara orang perorangan (private traders) di negara-negara yang berbeda.
Meskipun ada pembedaan ini, namun para sarjana mengakui bahwa batas-batas kedua istilah
1. Hukum perdagangan internasional dapat dipandang sebagai suatu cabang khusus dari
hukum internasional (international trade law may also be regarded as a specialised branch
of international law).
terhadap perdagangan barang, jasa dan perlindungan hak atas kekayaan intelektual (HAKI).
(International trade law can be described as those rules of international law which are
applicable to trade in goods, services and the protection of intellectual property). Bentuk-
bentuk hukum perdagangan internasional seperti ini misalnya saja adalah aturan-aturan
3. Dalam lingkup definisi ini diakui bahwa negara bukanlah semata-mata pelaku utama dalam
(international law merchants). Karenanya, international law merchants ini adalah bagian dari
aturan hukum nasional yang memiliki atau pengaruh langsung terhadap perdagangan
internasional secara umum. Karena sifat aturan-aturan hukum nasional tersebut, maka atura-
aturan tersebut merupakan bagian dari hukum perdagangan internasional. Contoh dari aturan
hukum nasional seperti itu adalah perundang-undangan yang ekstrateritorial (the
extraterritorial legislation).
Tujuan hukum perdagangan internasional sebenarnya tidak berbeda dengan tujuan GATT
(General Agreement on Tariffs and Trade, 1947) yang termuat dalam Preambule-nya. Tujuan
tersebut adalah:
Dan tujuan perdagangan internasional juga memiliki lima tujuan lain sebagai berikut.
Tujuan yang pertama dari kebijakan perdagangan internasional adalah guna menaikan
Melalui pertukaran perdagangan dengan cara mengimpor maupun mengekspor barang yang
ada di dalam ke luar negeri dan begitu pula sebaliknya. Apabila devisa negara meningkat,
Pertumbuhan ekonomi atau kenaikan produk nasional bruto (GDP) ini dihasilkan
melalui faktor produksi milik warga negaranya yang tinggal di dalam maupun luar negeri dan
warga negara yang tinggal di dalamnya maupun yang tinggal di luar negeri tidak termasuk
ketika terjadi fenomena inflasi yang mulai meninggi. Inflasi sendiri merupakan peningkatan
Eksistensi tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi
kelancaran dari segala tindakan yang berhubungan dengan pengadaan barang maupun jasa.
Pertumbuhan ekonomi yang terjadi di suatu negara dapat membuat perusahaan pengekspor
akan menerima banyak pesanan, sehingga perusahaan akan membutuhkan tenaga kerja
tenaga kerja, maka perusahaan tersebut juga membuka lapangan kerja baru yang dapat
barang maupun jasa yang diinginkan menjadi terpenuhi. Contohnya, Indonesia merupakan
salah satu negara di Asia yang mengolah kedelai menjadi tempe, berbeda dengan negara di
Eropa maupun Amerika. Oleh karena itu dengan menjalin kerja sama dengan negara-negara
di Eropa maupun Amerika, negara tersebut dapat memenuhi kebutuhan pangan nabatinya,
Perdagangan internasional dilakukan dan disetujui oleh kedua negara yang bekerja
sama untuk memenuhi kebutuhan yang ada di negara lain, ketika negara tersebut tidak dapat
memproduksi kebutuhan yang dimaksud. Alasan tak dapat memproduksi kebutuhan tersebut
keuntungan secara internal maupun eksternal. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
negara tidak akan mampu untuk memenuhi kebutuhan penduduknya apabila negara tersebut
tidak melakukan kerja sama dengan negara lain dan hanya mengandalkan dana atau anggaran
Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan penduduk, negara akan berusaha meraih
keuntungan yang dapat diperoleh melalui persetujuan kerja sama perdagangan internasional
antar negara.
Keuntungan internal yang dimaksud merupakan keuntungan yang dapat dimiliki oleh
pesanan permintaan barang atau jasa dari luar negeri. Sedangkan keuntungan eksternal
merupakan keuntungan spesialisasi yang diperoleh melalui fungsi dalam yang digunakan
7. Memperluas Pasar
Perdagangan internasional memiliki tujuan agar sebuah perusahaan yang ada dalam negara
tersebut dapat menjalankan mesin produksinya secara maksimal dan dapat menjual stock
teknologi modern yang tidak bisa atau belum diproduksi atau diperoleh dari dalam negeri,
sehingga membutuhkan kerja sama dengan pihak luar. Transfer teknologi modern yang
dimaksud dapat berupa mesin maupun vaksin seperti saat ini, Indonesia belum bisa
memproduksi dan menguji keefektifan dari vaksin untuk virus Covid-19, sehingga negara
lain memberikan vaksin hal produksinya untuk Indonesia dan lain sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
pemerintah negara dengan negara lain yang menjalani suatu hubungan perdagangan
oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan
individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara, atau pemerintah suatu
sumber-sumber kekayaan dunia, meningkatkan produk dan transaksi jual beli barang.
DAFTAR PUSTAKA
- https://bantuanhukum-sbm.com
- http://repository.um-palembang.ac.id
- https://www.baktinusa.id