Anda di halaman 1dari 2

Nama : Putri Imas Andini

NIM : 6511420016

Tema : Wisata
Daya tarik wisata tidak lepas dari beberapa faktor yang harus ada di dalamnya, mulai
dari objek wisata itu sendiri, organisasi yang mengelola objek wisata dan wisatawan itu sendiri.
Guna meningkatkan daya tarik wisatawan, kemampuan manajemen dari objek pariwisata itu baik
untuk mengembangkan ataupun melayani sangat menentukan kualitas ketertarikan wisatawan.
Kebutuhan wisatawan secara administratif berhubungan erat pula dengan kebutuhan pelayanan.
Pelayanan yang baik oleh pengelola pariwisata akan berbanding lurus dengan perkembangan
objek wisata tersebut. pemasaran yang baik juga sangat dibutuhkan untuk menguatkan daya tarik
wisatawan yang lebih luas (Prasodjo, 2017).
Ketertarikan terhadap sesuatu yang ada diluar diri kita sesungguhnya merupakan
ketertarikan yang bersifat ilmiah. Hanya saja ketertarikan tersebut tidak baik dalam kualitan dan
kuantitasnya. Seperti contoh ombak di Pantai Kuta, julangan kokoh Candi Borobudur, ataupun
ritual pemotongan rambut gimbal di daerah Wonosobo, dan sedangkan kita merasa itu semua
merupakan hal-hal yang bersifat biasa saja. Pariwisata merupakan sala satu sektor yang sangat
penting karena merupakan salah satu sumber devisa negara dan mampu memberi sumbangan
yang signifikan bagi pembanguanan bangsa(Priyanto, 2016). Saat ini trend pariwisata mengalami
perubahan yang sebelumnya konvensional berubah menjadi pariwisata minat khusus. Pada
pariwisata minat khusus, wisatawan berkecenderungan lebih menghargai lingkungan, alam,
budaya dan atraksi secara spesial. Salah satu pariwisata minat di Indonesia adalah desa wisata
berbasis budaya.
Dalam memperkenalkan wisata baru dan untuk mengetahui bagaimana daya tarik
wisatawan untuk berkunjung makaharus ada strategi dari pengelola untuk mengenalkan dan
mempertahankan kepada calon wisatawan. Selain faktor budaya, hal terpenting lainnya yang bisa
menarik wisatawan untuk berkunjung adalah tingkat keunikannya. Karena semakin unik tempat
wisata tersebut akan semakin menarik konsumen untuk berkunjung (Novita Kirom, 2016). Hal
ini sesuai dengan isi Undang-Undang no 10 tahun 2009 daya tarik wisata dijelaskan sebagai
segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman
kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan
wisatawan.
Referensi

Novita Kirom, S. dan I. W. jaman A. P. (2016) ‘Faktor-Faktor Penentu Daya’.


Prasodjo, T. (2017) ‘Pengembangan Pariwisata Budaya dalam Perspektif Pelayanan Publik’,
Jurnal Office, 3(1), p. 7. doi: 10.26858/jo.v3i1.3448.
Priyanto, P. (2016) ‘Pengembangan Potensi Desa Wisata Berbasis Budaya Tinjauan Terhadap
Desa Wisata Di Jawa Tengah’, Jurnal Vokasi Indonesia, 4(1). doi: 10.7454/jvi.v4i1.53.

Anda mungkin juga menyukai