Anda di halaman 1dari 21

TUGAS BERFIKIR SISTEM.

GASTRITIS

Disusun oleh :

Gunawan Hi. Ibra

0001 01 14 2020

PRODI MAGISTER KESEHATAN

PROGRAM STUDI PASCASARJANA UNIVERSITAS MUSLIM


MAKASSAR
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan upaya sering dilaksanakan oleh


semua komponen bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat
kesehatan yang setinggi tingginya. Indonesia saat ini mengalami transisi
epidemiologi yang ditandai berupa meningkatkan kematian dan kesakitan akibat
penyakit tidak menular (PTM) seperti Gastritis (Kusmiati. 2020).

Salah satu tujuan dari pembangunan kesehatan yang tercantum dalam


Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yaitu menciptakan gaya hidup sehat bagi
masyarakat untuk mencapai kesehatan yang optimal. Untuk mencapai tujuan
itu diperlukan partisipasi aktif masyarakat bersama petugas kesehatan.
perubahan pola hidup masyarakat ke arah gaya hidup yang tidak sehat
mengakibatkan gastritis bahkan dapat menyebabkan kekambuhan dan
komplikasi pada penderita gastritis. Oleh karena itu, masyarakat perlu
memperoleh pendidikan dan pengetahuan dari tim kesehatan agar dapat
mencegah kekambuhan dan komplikasi pada penderita gastritis. Gastritis
merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung, peradangan ini
terjadinya pembengkakan mukosa lambung sehingga terlepasnya epitel
dan gangguan saluran pencernaan. Pelepasan epitel akan menyebabkan
timbulnya proses inflamasi pada lambung. Gastritis sering terjadi sangat
mendadak atau yang sering disebut (gastritis akut) atau secara bertahap
(gastritis kronis). Banyak yang mengalami kasus gastritis tidak secara permanen
merusak lambung, sehingga seseorang dapat menderita gastritis sering
mengalami kekambuhan yang mengakibatkan nyeri ulu hati .
Badan penelitian kesehatan dunia World Health Organization (WHO) 2018.
Mengadakan tinjauan terhadap beberapa negara di dunia insiden gastritis
mencapai sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahunnya, dan di Asia
Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. angka
kejadian gastritis di beberapa wilayah di Indonesia cukup tinggi dengan
prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk ( Kusmawati 2020)
Berdasarkan profil kesehatan 2018, gastritis yaitu salah satu penyakit yang
sering terjadi pada pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia jumlahnya
mencapai 30.154 kasus. Gastritis ini penyakit yang sering disebut juga sebagai
penyakit yang sangat remeh namun gastritis juga merupakan hal yang
disepelekan juga dapat merepotkan seseorang dan akan menyebabkan juga
kekambuhan berulang. (Depkes, 2012).
Penyebab gastritis antara lain oleh iritasi, infeksi, dan atropi mukosa
lambung. Dimana faktor-faktornya berawal dari faktor stres, alkohol, infeksi
Helicobacter pylori dan Mycobacteria spesies, serta obat- obatan seperti
NSAIDs (Nonsteroidal Antiinflammatory Drugs), dan lain-lain yang dapat
mengiritasi mukosa lambung. Gejala yang umum muncul pada penderita
gastritis yaitu nyeri ulu hati, rasa tidak nyaman sampai nyeri pada saluran
pencernaan terutama bagian atas, rasa mual, muntah, kembung, lambung
terasa penuh, disertai sakit kepala. Gejala ini bisa menjadi akut, berulang dan
kronis. Kekambuhan penyakit gastritis atau gejala muncul berulang karena salah
satunya dipengaruhi faktor kejiwaaan atau stres.
Alat pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa salah satunya adalah
pemeriksaan pernafasan, dengan tes ini menentukan apakah pasien
terinfeksi oleh bakteri H. pylori atau tidak. Pemeriksaan feses, dengan tes ini
memeriksa apakah terdapat H. pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang
positif mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan
terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan
pada lambung, endoskopi saluran cerna bagian atas. Dengan tes ini dapat
terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin
tidak terlihat dari sinar X. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah
selang kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam
esophagus, lambung dan bagian atas usus kecil
PEMBAHASAN

A. Gastritis
1. Definisi Gastritis
Gastritis merupakan suatu penyakit yang paling sering ditemui di klinik,
puskesmas dan rumah sakit khususnya di ruang penyakit dalam dan dalam
kehidupan sehari-hari. Gastritis merupakan proses dimana inflamasi pada
lapisan dinding lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi.
histopatologi pada penyakit ini dibuktikan dengan terjadinya infiltrasi sel-sel
radang pada daerah tersebut Gastritis atau yang lebih dikenal dengan maag
berasal dari bahasa yunani yaitu gastro memiliki arti perut/lambung dan itis
yang memiliki arti inflamasi/peradangan. Pada hasil pemeriksaan endoskopi
ditemukan eritema mukosa, sedangkan hasil foto memperlihatkan
iregularitas mukosa
2. Klasifikasi
Klasifikasi gastritis (Kusmiati. 2020).
a. Gastritis Akut
Gastritis akut merupakan peradangan pada permukaan dinding
lambung yang akut dengan kerusakan erosi pada bagian superfisial.
Gastritis akut terdiri beberapa tipe dengan kejadian gastritis yaitu gastritis
stres akut, gastritis erosif kronis, dan gastritis eosinofilik. Semua tipe ini
gastritis akut mempunyai gejala yang sama. Apabila gastritis akut
berulang dapat menjadi gastritis kronik

b. Gastritis kronik

Gastritis kronik merupakan suatu peradangan permukaan dinding


lambung menahun yang sering bersifat multifaktor dengan terjadinya
bervariasi. Gastritis kronik lebih sering ditandai dengan gejala atropi
progresif epitel kelenjar disertai hilangnya sel parietal dan chief cell di
lambung, dinding lambung menjadi sangat tipis dan permukaan mukosa
menjadi rata. Gastritis kronik ini di klasifikasikan menjadi tiga perbedaan
yaitu gastritis superfisial, gastritis atropi dan gastritis hipertropi.

1) Gastritis superfisial, merupakan manifestasi kemerahan, edema, serta


ditandai dengan perdarahan dan erosi mukosa

2) Gastritis atropi, peradangan ini lebih sering pada seluruh lapisan


mukosa. Dengan ini penyebaranya dikaitkan dengan ulkus dan kanker
lambung, serta anemia pernisiosa. Hal ini sering terjadi penurunan
jumlah sel parietal dan sel chie

3) Gastritis hipertropi, dimana kondisi ini terjadi dengan membentuknya


nodul-nodul di mukosa lambung sangat bersifat irregular, tipis dan
hemoragik.
3. Etiologi
a. Gastritis akut
Faktor yang sering menyebabkan gastritis akut, yaitu merokok, obat-
obat, minuman berakohol, bakteri, virus, jamur, stres, alergi atau
intoksitasi dari jenis makanan dan minuman, garam empedu, iskemia dan
trauma langsung Hal ini dapat terjadi obat-obatan yang dapat disebabkan
gastritis seperti OAINS (Indomestasin, Ibuprofen, dan Asam Salisilat),
Sulfonamide, Steroid, Kokain, agen kemoterapi (Mitomisin, 5-fluoro-2-
deoxyuridine), Salisilatdan digitalis bersifat mengiritasi mukosa lambung.
Hal tersebut bisa menjadi peradangan pada lambung bisa mengakibatkan
prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Karna bila
terjadinya pemakaiannya dilakukan secara terus menerus sangat
berlebihan sehingga dapat terjadi gastritis dan peptic ulcer (Kusmiati.
2020).
Penyebab lain gastritis dengan minuman beralkohol,seperti whisky,
vodkadan gin. Alkohol dan kokain dapat mengiritasi bisa mengikis
mukosa pada dinding lambung dan bisa terjadi lebih rentan terhadap
asam lambung dengan kondisi normal sehingga menyebabkan
perdarahan Paling sering terjadi infeksi oleh bakteri H. Pylori, bsa terjadi
mengakibatkan oleh bakteri lain. Gastritis ini juga dapat menyebabkan
oleh infeksi virus seperti Sitomegalovirus. Infeksi jamur seperti
Candidiasis, Histoplasmosisdan Phycomycosisjuga termasuk penyebab
dari gastritis.
Mekanisme terjadinya ulcer atau luka pada lambung bisa berakibat
stres dengan melalui penurunan produksi mukus di dinding lambung.
Mukus adalah factor yang bisa merusak lapisan pelindung dinding
lambung antara lain asam lambung, pepsin, asam empedu, enzim
pankreas, infeksi Helicobacter pylori, OAINS, alkohol dan radikal bebas
(Kusmiati. 2020).
b. Gastritis kronik
Penyebab pasti dari penyakit gastritis kronik belum diketahui, tetapi
ada dua predisposisi penting yang biasa menyebabkan terjadinya gastritis
kronik, yaitu infeksi dan non infeksi .
1) Gastritis infeksi
Bakteri Helicobacter pylori merupakan penyebab utama dari gastritis
kronik Infeksi Helicobacter pylori sering terjadi pada anak dan bertahan
seumur hidup apabila tidak dilakukan perawatan. selain itu penyebab
gastritis kronis yaitu Helycobacter heilmannii, Mycobacteriosis,
Syphilis,infeksi parasit dan infeksi virus
2) Gastritis non-infeksi
a) Autoimmune atrophic gastritis terjadi saat sistem kekebalan tubuh
menyerang sel-sel baik dalam dinding lambung. Hal ini
mengakibatkan peradangan secara bertahap yang dapat penipisan
dinding lambung, bisa menghancurkan kelenjar penghasil asam
lambung dan mengganggu produksi faktor intrinsik yang zatnya
akan membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B-12. Kekurangan
vitamin B-12 mengakibatkan pernicious anemia, suatu kondisi yang
apabila tidak dirawat bisa mempengaruhi seluruh sistem dalam
tubuh. Autoimmue atrophic gastritis umumnya terjadi pada orang
tua.
b) Gastropati akibat kimia, biasanya berhubungan dengan kondisi
refluk garam empedu kronis dan kontak dengan OAINS atau Aspirin
c) Gastropati uremik, terjadi pada penderita gagal ginjal kronis hal ini
disebabkan oleh jumlah ureum yang terlalu banyak pada mukosa
lambung dan gastritis sekunder akibat terapi obat- obatan .
d) Gastritis granuloma non-infeksi kronis bisa menyebabkan penyakit,
meliputi penyakit Crohn, Sarkoidosis, Wegener granulomatus,
penggunaan kokain, Isolated granulomatous gastritis, penyakit
granulomatus kronik saat masa anak-anak, Eosinophilic granuloma,
Allergic granulomatosis dan vasculitis, Plasma cell granulomas,
Rheumatoid nodules, Tumor amyloidosis, dan granulomas yang
akan berhubungan dengan kanker lambung.
e) Gastritis limfositik, sering disebut dengan collagenous gastritis dan
injuri radiasi pada lambung.
4. Anatomi dan Fisiologi Lambung
a. Anatomi

Lambung terletak oblik dari kiri kenan menyilang di abdomen atas tepat di
bawah diafragma. Dalam keadaan kosong lambung berbentuk tabung J,
dan bila penuh berbentuk seperti buah alpukat raksasa. Kapasitas normal
lambung 1 sampai 2liter. Secara anatomi lambung terbagi atas fundus,
korpus dan antrum pilorus. Sebelah atas lambung terdapat cekungan
kurvatura minor, dan bagian kiri bawah lambung terdapat kurvatura
mayor. Sfingter kedua ujung lambung mengatur pengeluaran dan
pemasukan. Sfingter kardia atau sfingter esofagu bawah, mengalirkan
makanan yang masuk kedalam lambung dan mencegah rifluks
isimlambung memasuki esofagus kembali. Daerah lambung tempat
pembukaan spingter kardia dikenal dengan nama daerah kardia. Disaat
sfingter pilorikum berelaksasi makanan masuk kedalam duodenum, dan
ketika berkontraksi sfingter ini akan mencegah terjadinya aliran balik isi
usus halus kedalam lambung. Lambung terdiri dari empat lapisan yaitu :

1) Lapisan peritoneal luar yang merupakan lapisan serosa

2) Lapisan berotot yang terdiri atas 3 lapisan :


a) Serabut longitudinal yang tidak dalam dan bersambung dengan otot
esofagus
b) Serabut sirkuler yang paling tebal dan terletak di pylorus serta
membentuk otot sfingter, yang berada dibawah lapisan pertama
c) Serabut oblik yang terutama dijumpai pada fundus lambung dan
berjalan dari orivisium kardiak, kemudian membelok kebawah
melalui kurva tura minor (lengkung kelenjar).
3) Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan aerolar berisi pembuluh
darah dan saluran linfe.
4) Lapisan mukosa yang terletak disebelah dalam, tebal, dan terdiri atas
banyak kerutan/ rugae, yang menghilang bila organ dan bisa
mengembang karena berisi makanan. Ada beberapa kategori kelenjar
pada lapisan ini dan dikategorikan menjadi bagian anatomi lambung
yang ditempatinya. Kelenjar kardia berada dekat orifisium kardia.
Kelenjar ini mensekresikan mukus. Kelenjar fundus atau gastric
terletak di fundus dan hampir selurus korpus lambung, kelenjar gastrik
memiliki tipe-tipe utama sel.
b. Fisiologi
1) Mencerna makanan secara mekanikal
2) Sekresi, merupakan kelenjar mukosa lambung mensekresi 1500-3000
mL gastric juice (cairan lambung) per hari. Komponen yang terdiri
mukus, HCL (hydrocloric acid), pepsinogen, dan air. Hormon gastrik
yang disekresikan langsung masuk kedalam aliran darah
3) Mencerna makanan dalam cara kimiawi merupakan suatu hal yang
pertama kali protein diubah menjadi polipeptida
4) Absorpsi, dalam hal ini minimal akan terjadi di lambung yaitu absorpsi,
air,alkohol,glukosa, dan beberapa obat.
5) Pencegahan, banyak mikroorganisme dengan dihancurkannya di
lambung oleh HCL.

6) Mengontrol aliran kedalam duodenum. Pada saat makanan siap masuk


kedalam duodenum, akan terjadi peristaltik yang lambat dari fundus ke
pylorus
Mengontrol aliran kedalam duodenum. Pada saat makanan siap masuk
kedalam duodenum, akan terjadi peristaltik yang lambat dari fundus ke
pylorus
c. Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya gastritis adalah ketika terjadinya
ketidakseimbangan faktor penyerang (ofensif) dan faktor pertahanan
(defensif) pada mukosa gastroduodenal, yakni peningkatan faktor ofensif
dan atau penurunan kapasitas defensive mukosa. Faktor ofensif meliputi
asam lambung, pepsin, asam empedu, enzim pankreas, infeksi
Helicobacter pylori yang bersifat gram-negatif, OAINS, alkohol dan radikal
bebas.
Elemen preepitelial (lapis pertahanan pertama) adalah berupa lapisan
mucus bicarbonate yang merupakan penghalang fisikokimiawi dari
berbagai bahan kimia. Lapis pertahanan kedua yaitu lapisan sel epitel,
Aktifitas yang terjadi pada lapisan sel ini meliputi produksi mukus,
bikarbonat, transportasi ion untuk mempertahankan pH, dan membuat
ikatan antar sel. Lapisan pertahanan ketiga adalah aliran darah dan
lekosit. Komponen terpenting lapis pertahanan ini ialah mikrosirkulasi
subepitelial yang adekuat.
d. Gejala klinis
Menurut ( Wahyuni.2017) Manifestasi klinis gastritis terbagi menjadi
dua yaitu :
1) Gastritis akut
Sindrom dispepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung,
muntah, merupakan gejala yang sering muncul. Serta ditemukan
perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan melena, kemudian
disertai dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan. Biasanya,
ketika dilakukan anamnesis lebih dalam, terdapat riwayat penggunaan
obat- obatan atau bahan kimia tertentu.
2) Gastritis kronik
Bagi sebagian orang gastritis kronis tidak menyebabkan gejala
apapun. Dari hal kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea dan
pada pemeriksaan fisik juga ditemukan kelainan. Gastritis kronis yang
berkembang secara bertahap biasanya menimbulkan gejala seperti
sakit yang tumpul (dull pain) pada perut bagian atas dan terasa penuh
atau kehilangan selera setelah makan beberapa gigitan.
e. Komplikasi Gastritis
Komplikasi gastritis dibagi menjadi dua yaitu gastritis akut dan gastritis
kronik. kompilasi pada Gastristis akut yaitu terjadinya perdarahan saluran
cerna bagian atas berupa hematemesis dan melena.Komplikasi ini dapat
menyebabkan syok hemoragik. sedangkan komplikasi Gastritis kronik
yaitu terjadinya perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus,tukak
lambung, radang lambung atrofik,anemia, kekurangan vitamin B12, tumor
perut dan perforasi lambung (Kusmiati. 2020).
1) Gastritis Akut
a) Hematemesis

Hematemesis adalah muntah darah dan biasanya di sebabkan oleh


penyakit saluran cerna bagian atas, biasanya terjadi hematemesis bila
ada pendaran didaerah proksimal jejenum paling sedikit terjadi
pendarahan sebanyak 500-100 ml. Banyaknya darah yang keluar
selama hematemesis atau melena sulit di pakai sebagai patokan untuk
menduga besar kecilnya perdarahan saluran makan bagian atas
( Wahyuni.2017) Melena
Melena adalah suatu kondisi dimana keluarnya tinja berwarna hitam
seperti aspal yang di akibatkan oleh perdarahan saluran pencernaan
bagian atas. Warna merah gelap atau hitam pada tinja berasal dari
perubahan Hb menjadi hematin oleh bakteri setelah 14
jam( Wahyuni.2017). Gastritis Kronis
a) Tukak lambung
Radang lambung dapat menyebabkan ulkus peptikum atau tukak
lambung peradangan ini dapat menimbulkan luka pada lapisan
lambung atau duodenum. Ulkus peptikum merupakan peradangan dari
kerongkongan bawah, lapisan perut hingga sampai usus kecil,
sedangkan tukak lambung merupakan peradangan yang terjadi pada
lambung.Penggunaan obat anti nyeri dan dan infeksi bakteri H. pylori,
dapat beresiko tukak lambung. Luka ini terasa sangat menyakitkan,
dan dapat terjadi di daerah adanya asam atau enzim.

b) Radang lambung atrofik

Radang lambung atrofik merupakan peradangan kronis yang


menyebabkan hilangnya lapisan dan kelenjar di lambung. Lapisan dan
kelenjar yang hilang tersebut digantikan dengan jaringan daging yang
berserat.
c) Anemia
Terkikisnya lapisan lambung akibat radang kronis menyebabkan
perdarahan. Kehilangan darah dalam jumlah banyak menyebabkan
anemia (darah rendah). Kondisi tubuh yang mengalami perdarahan
dalam dan tidak mampu menyerap zat besi menimbulkan komplikasi
radang lambung.
d) Defisiensi vitamin B12 dan anemia pernisiosa
Orang yang mengalami peradangan atrofi biasanya disebabkan oleh
autoimun sehingga tidak dapat menghasilkan faktor intrinsik yang
cukup. Faktor intrinsik ini adalah protein yang dibuat lambung yang
berfungsi untuk membantu usus menyerap vitamin B12. Tubuh
membutuhkan vitamin B12 untuk membuat sel darah merah dan sel
saraf. Ketidakmampuan penyerapan vitamin B12 dapat menyebabkan
jenis anemia yang disebut anemia pernisiosa.
e) Tumor perut
Kondisi peradangan lambung yang kronis dapat meningkatkan
adanya pertumbuhan tumor jinak dan kanker pada la pisan perut.
Radang lambung kronis yang disebabkan infeksi bakteri H. Pylori
Infeksi H. pylori dapat meningkatkan risiko kanker limfoma jaringan
terkait mukosa lambung (MALT)
f) Perforasi lambung
Radang kronis dapat membuat dinding lambung melemah dan
menipis. Jika kondisi ini dibiarkan, lambung akan berlubang. kondisi ini
menyebabkan isi lambung bocor ke rongga perut dan menimbulkan
infeksi. Kondisi rongga perut yang terinfeksi disebut dengan peritonitis.
g) Penyebab Komplikasi Gastritis
Gastritis merupakan terjadinya peradangan pada dinding lambung,
tersusun dari jaringan yang dapat terkandung kelenjar bisa
menghasilkan enzim pencernaan dan asam lambung. Dinding lambung
ini bisa menghasilkan lendir (mukus) yang tebal dapat melindungi
lapisan mukosa lambung. Rusaknya mukus pelindung ini dapat
menyebabkan peradangan pada mukosa lambung. Beberapa hal yang
dapat menyebabkan rusaknya mukus pelindung, adalah:
(1) Infeksi bakteri
Infeksi bakteri yaitu salah satu yang sering terjadi pada penyakit
gastritis, terlebih didaerah yang kurang bersih lingkungannya.
Bakteri ini juga dapat menyebabkan infeksi pada lambung yang
akan menyebabkan gastritis, cukup banyak jenisnya. Namun, yang
lebih sering terjadi bakteri Helicobacter pylori. Itu juga dapat di
pengaruhi faktor kebersihan lingkungan, infeksi bakteri sering terjadi
dipengaruhi yaitu pola hidup dan pola makan.
(2) Pertambahan usia
Pertambahan usia yang semakin bertambah, akan mengalami
penipisan dan juga melemah pada lapisan mukosa lambung. Yang
akan mengalami dan menyebabkan gastritis terjadinya sering
berulang pada usia lansia dibandingkan orang yang berusia lebih
muda.
(3) Berlebihan Mengonsumsi Minuman beralkohol
Minuman yang beralkohol dapat terjadinya penipisan mukosa
lambung, terutama jika dibiarkan sering mengonsumsinya.
Pengikisan lapisan mukosa oleh alkohol bisa menyebabkan iritasi
dan peradangan pada dinding lambung, sehingga akan terjadinya
gastritis, terutama gastritis akut.
(4) Mengonsumsi Obat Pereda Nyeri
Obat pereda nyeri yang dikonsumsi terlalu sering dapat
menimbulkan proses regenerasi lapisan mukosa lambung, yang
akan berujung pada cedera lambung, terjadinya lebih mudah
mengalami peradangan. Beberapa obat pereda nyeri yang dapat
memicu gastritis jika sering dikonsumsi, adalah aspirin, ibuprofen,
dan naproxen.
(5) Autoimun
Gastritis autoimun dapat menimbulkan sistem imun
menyerang dinding lambung, sehingga menyebabkan peradangan.
f. Pencegahan dan Penanganan Komplikasi Gastritis
Penanganan penyakit gastiritis bisa dilakukan dengan cara
memperhatikan diet makanan yang teratur. Diet pada penyakit gastritis
sangat bertujuan untuk memberikan makanan dengan jumlah gizi yang
cukup, tidak merangsang, dan dapat juga mengurangi laju pengeluaran
getah lambung, serta menetralkan kelebihan asam lambung. Secara
umum ada pedoman yang harus diperhatikan yaitu :

1) Makan dengan sesuai mulailah makan pagi pada pukul 07.00 WIB.
Aturlah dengan tiga kali makan berat/lengkap dan tiga kali makan
makanan ringan.

2) Makan dengan cara tenang jangan terburu-buru. Kunyah makanan


hingga hancur menjadi butiran lembut untuk meringankan kerja
lambung.

3) Makan dengan cukup, jangan dibiarkan perut kosong tetapi jangan


makan yang lebihan sehingga perut terasa sangat kenyang.

4) Pilihlah makanan yang lunak atau lembek. Sebaiknya jangan terlalu


sering makanan yang digoreng karena biasanya menjadi keras dan
sulit untuk dicerna.

5) Hindari makan makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin karena
akan menyebabkan rangsangan termis. Pilih makanan yang hangat
(sesuai temperatur tubuh).

6) Jangan makanan yang pedas atau asam.

7) Hindari minum minuman beralkohol atau minuman keras, kopi atau teh
kental yang akan menyebabkan asam lambung meningkat.

8) Jangan Merokok.

9) Hindari meminum obat yang akan menyebabkan iritasi lambung,


misalnya aspirin, vitamin C dan sebagaianya.

10) Hindari makanan yang menggandung lemak tinggi dan yang akan
menghambat pengosongan isi lambung (coklat, keju dan lain-lain).

11) Kelola stres psikologi dengan seefisien mungkin ( Wahyuni. 2017)


BAB III
PENGEMBANGAN

Secara umum dikenal dengan istilah sakit “maag” atau sakit ulu hati
meningkat sangat pesat dan banyak di keluhkan masyarakat. Kejadian
penyakit gastritis terjadi karena pola hidup yang bebas hingga berdampak
Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung paling sering
diakibatkan oleh ketidakteraturan diet, misalnya makan terlalu banyak dan
cepat atau makan yang terlalu berbumbu atau terinfeksi oleh penyebab
lain seperti alkohol, aspirin.
Saat ini dengan semakin modernnya zaman, semakin banyak juga
penyakit yang timbul akibat gaya hidup manusia dan penularan bakteri.
Salah satunya adalah penyakit gastritis yang terjadi.
Beraktivitas merupakan hal yang pasti dilakukan oleh masyarakat,
namun dari padatnya aktivitas yang dijalani justru memberi dampak
negatif. Kesibukan yang dijalani masyarakat mengakibatkan tidak
memperhatikan beberapa hal penting bagi kesehatan. Masyarakat sering
sekali mengesampingkan pola makan yang baik dalam kegiatan yang
padat. Gastritis adalah salah satu penyakit yang sering timbul di tengah
kesibukan masyarakat karena mengesampingkan pola makan yang baik.
Gastritis akan menjadi penghambat masyarakat saat beraktivitas
disebabkan oleh mengesampingkan pola makan yang baik. Sebagian
masyarakat sangat menganggap remeh penyakit gastritis yang
dampaknya sangat mengerikan di masa yang akan datang karena
inflamasi yang terjadi pada lapisan lambung yang menjadikan sering
merasa nyeri pada bagian perut. Penyakit ini tidak bisa menular tapi
biasanya bakteri Helycobacter pylori masuk ke dalam tubuh manusia
melalui makanan. Gastritis adalah proses inflamsi pada lapisan mukosa
dan sub mukosa lambung. Secara histopastologi dapat dibuktikan dengan
adanya infiltarsi sel-sel radang pada daerah tersebut. Gastritis merupakan
salah satu penyakit yang banyak dijumpai di klinik atau ruangan
penyakit dalam pada umumnya.
Kejadian penyakit gastritis meningkat sejak 5 – 6 tahun ini bisa
menyerang semua jenis kelamin karena pola makan yang buruk dan
kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok. Penyakit gastritis ini
lebih menyerang kepada usia remaja sampai dewasa sehingga butuh
perawatan khusus karena akan menggaggu masa tua kita
semua,sehingga dibutuhkan pengetahuan untuk mengobati dan lebih baik
lagi untuk mencegah terjadinya penyakit ini sejak dini.
Gaya hidup yang tidak sehat seperti mengkonsumsi makanan yang
dapat merangsang peningkatan asam lambung, seperti : asinan, cuka,
sambal, serta kebiasaan merokok dan minum alkohol, dapat
meningkatkan jumlah penderita gastritis. Gastritis merupakan salah satu
masalah kesehatan saluran pencernaan yang paling sering terjadi.
Gastritis bukanlah penyakit tunggal, tetapi beberapa kondisi yang
mengacu pada peradangan lambung. Biasanya peradangan tersebut
merupakan akibat dari infeksi bakteri yang dapat mengakibatkan borok
lambung yaitu Helicobacter Pylory dan merupakan satu- satunya bakteri
yang hidup di lambung. Keluhan Gastritis merupakan suatu keadaan yang
sering dan banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Tidak jarang kita
jumpai penderita Gastritis kronis selama bertahun-tahun pindah dari satu
dokter ke dokter yang lain untuk mengobati keluhan Gastritis tersebut.
Berbagai obat-obatan penekan asam lambung sudah pernah diminum
seperti antasida, namun keluhan selalu datang silih berganti.
Faktor etiologi Gastritis adalah asupan alkohol berlebihan (20%),
merokok (5%),makanan berbumbu (15%), obat- obatan (18%) dan terapi
radiasi (2%). Gastritis sering dianggap penyakit ringan, namun dapat
menyebabkan kekambuhan gastritis hingga kematian. Beberapa faktor
predisposisi dalam munculnya kekambuhan gastritis adalah
karakteristik responden, stress psikologis, perilaku konsumsi dan pola
makan Dampak dari penyakit gastritis dapat mengganggu Keadaan gizi
atau status gizi. Keadaan gizi dapat berupa gizi kurang, baik atau normal
maupun gizi lebih. Kekurangan salah satu zat gizi dapat menimbulkan
penyakit berupa penyakit defisiensi. Bila kekurangan dalam batas
marginal menimbulkan gangguan yang sifatnya lebih ringan atau
menurunnya kemampuan fungsional. Misalnya kekurangan vitamin B1
dapat menyebabkan badan cepat lelah, sedangkan pada remaja
kekurangan zat besi dapat menurunkan prestasi kerja dan prestasi
belajar, selain turunnya ketahanan tubuh terhadap infeksi sehingga
mudah untuk terserang penyakit.
Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran
mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari
oleh satu orang atau merupakan ciri khas untuk suatu kelompok
masyarakat tertentu Mengingat besarnya dampak buruk dari penyakit
gastritis, maka perlu adanya suatu pencegahan atau penanganan yang
serius terhadap bahaya komplikasi gastritis.
Upaya untuk meminimalkan bahaya tersebut dapat dilakukan melalui
peningkatan kesadaran masyarakat tentang hal- hal yang dapat
menyebabkan penyakit gastritis, misalnya makan makanan pedas dan
asam, stres, mengkonsumsi alkohol dan kopi berlebihan, merokok,
mengkonsumsi obat penghilang nyeri dalam jangka panjang. Meskipun
kekambuhan dapat dicegah dengan obat namun dengan mengurangi
faktor penyebabnya dapat memperkecil kemungkinan terjadinya
kekambuhan.
Mengkonsumsi makanan yang kaya serat seperti sayuran dan buah
buahan membantu melancarkan kerja pencernaan. Makan dalam jumlah
kecil tetapi sering, dan minum air putih untuk membantu menetralkan
asam lambung. Dengan upaya tersebut diharapkan prosentase gastritis
menurun.
Hubungan jenis kelamin dengan kejadian gastritis, Jenis kelamin
perempuan lebih banyak menderita gastritis karena perempuan rentan
secara psikologis unfuk mengalami stress. Secara teori psikologis juga
disebutkan bahwa perempuan lebih banyak menggunakan perasarn dan
emosi daripada rasio sehingga mudah atau rentan untuk mengalami
stress psikologis Beberapa faktor yang berhubungan dengan gastritis dari
hasil penelitian para pakar, didapatkan jumlah penderita gastritis antara
pria dan wanita. Ternyata gastritis lebih banyak pada wanita dan dapat
menyerang sejak usia dewasa muda hingga lanjut usia
Riwayat gastritis keluarga merupakan pengkajian riwayat kesehatan
keluarga inti dan riwayat kesehatan keluarga yang meliputi tahap
perkembangan keluarga saat .ini, perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi, riwayat keluarga inti dan riwayat keluarga sebelumnya. Riwayat
keluarga yang dimaksudkan bukanlah dikarenakan adanya hubungan
secara genetik yang diturunkan dari orang tua responden, melainkan lebih
kearah kebiasaan dalam keluarga sehingga terdapat anggota keluarga
yang gastritis.
Penyakit gastritis, perlu adanya suatu pencegahan atau penanganan
yang serius terhadap bahaya komplikasi gastritis. Upaya untuk
meminimalkan bahaya tersebut dapat dilakukan melalui peningkatan
kesadaran masyarakat tentang hal- hal yang dapat menyebabkan
penyakit gastritis, misalnya makan makanan pedas dan asam, stres,
mengkonsumsi alkohol dan kopi berlebihan, merokok, mengkonsumsi
obat penghilang nyeri dalam jangka panjang . Meskipun kekambuhan
dapat dicegah dengan obat namun dengan mengurangi faktor
penyebabnya dapat memperkecil kemungkinan terjadinya kekambuhan.
Mengkonsumsi makanan yang kaya serat seperti sayuran dan buah
buahan membantu melancarkan kerja pencernaan. Makan dalam jumlah
kecil tetapi sering, dan minum air putih untuk membantu menetralkan
asam lambung. Dengan upaya tersebut diharapkan prosentase gastritis
menurun.
Komplikasi yang bisa saja terja seperti Dispepsia dapat dialami
seseorang dikarenakan berbagai penyakit seperti gastritis, ulkus
peptikum, penyakit celiac, pankreatitis, dan keganasan lambung.
Dispepsia juga dapat terjadi karena pola hidup seseorang. Seperti
perubahan pola makan yang tidak teratur, konsumsi obat-obatan yang
tidak jelas, mengonsumsi yang mengandung zat-zat dalam nikotin dan
alkohol, keadaan pikiran yang stress, sering mengonsumsi makanan
pedas dan berlemak, dan makan terlalu banyak atau makan terlalu cepat.
Agar dispepsia tidak semakin kronis maka penderitanya harus
memperhatikan pola hidup dan apa yang ia makan. Dengan penjelasan
diatas diharapkan pembaca dapat memahami ilmu dari dispepsia dan
berguna sebagai penambah ilmu pengetahuan.
Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh, timbul bila ada
jaringan rusak dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi
memindahkan stimulus nyeri. Nyeri adalah pengalaman sensori nyeri dan
emosional yang terlokasi pada suatu bagian tubuh sering dijelaskan dalam
istilah proses diftruksi, jaringan seperti ditusuk-tusuk, panas yang
terbakar, melilit seperti emosi perasaan kaku dan mual. Nyeri merupakan
salah satu kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan aman dan nyaman
menurut maslow. Jika kebutuhan rasa aman dan nyaman pada pasien
gastritis tidak terpenuhin maka akan menyebabkan kompikasi erosi
lambung, perdarahan lambung, dan kangker lambung . Nyeri merupakan
suatu perasaan yang bersifat secara subyektif. Nyeri merupakan suatu
tanda bahwa Guided imagery penerapannya lebih mudah dibandingkan
dengan teknik lain seperti relaksasi atau hipnotis. Secara psikologis
Guided imagery akan membawa individu menghadirkan gambaran mental
yang diperkuat dengan perasaan menyenangkan ketika individu
mengimajinasikan gambaran tersebut, dengan guided imagery individu
akan lebih mudah memberikan perhatian terhadap bayangan mental yang
dimunculkan. Dengan mata terpejam, individu diinstruksikan umtuk
membayangkan bahwa setiap nafas yang di ekshalasi secara lambat
ketegangan otot dan ketidak nyamanan di keluarkan, menyebabkan tubuh
menjadi rileks dan nyaman. Penanganan nyeri terdiri dari farmakologi dan
non farmakologi. Penanganan nyeri secara farmakologi yaitu
Antikoagulan, Antasida, Sucralfate, dll. Penanganan nyeri non farmakologi
salah satunya adalah Guided Imagery. Guided Imagery merupakan teknik
untuk membimbing dan mengarahkan orang kepda imajinasi
menyenangkan menggunakan audio visual kinestetik selama kurang lebih
15-20 menit.
Dampak fatal penyakit gastritis akan muncul di fase dewasa tua
apabila penyebab dimulai di fase dewasa awal. Berdasarkan data maka
perlu adanya edukasi di fase dewasa awal agar lebih memperhatikan
kesehatannya. Dari target yang akan edukasi ini memerlukan sebuah
media audio visual yang disebarkan melalui youtube. Berdasarkan data
riset tercatat bahwa masyarakat kurang tertarik pada karya audio visual
bersifat edukasi untuk mengisi waktu luangnya.
Menurut ilmu kedokteran penyakit gastritis bukan penyakit yang
sangat berbahaya dan seringkali terjadi tanpa memandang umur dan jenis
kelamin. Namun apabila terus menerus terjadi dan tidak diatasi dengan
baik maka penyakit ini mampu memberikan dampak yang lebih besar dan
berbahaya untuk kesehatan. Penyakit gastritis rata-rata disebabkan oleh
stres, pola makan yang tidak teratur, dan genetik. Cara menghindari
penyakit gastritis sangatlah mudah yaitu dengan menjaga keshatan
mental dan pola makan yang teratur.
Berdasarkan data riset, data menunjukkan bahwa masyarakat hampir
semua pernah mengalami bahkan seringkali mengalami penyakit gastritis.
Rata-rata masyarakat mengalami penyakit gastritis karena mengalami
stres dan pola makan yang tidak teratur. Masyarakat yang mengalami
penyakit gastritis paham dampak dan penyebab dari penyakit gastritis
namun seringkali meremehkan penyakit gastritis.
Beberapa penulis mengenalkan kepada target audience sebuah karya
yang membahas penyebab dan dampak buruk dari penyakit ini kemudian
mengajak untuk memulai menjaga mulai dini. Melalui media audio visual
berupa web series dengan 3 episode penulis memberikan fakta, ajakan
dan hiburan seputar penyakit gastritis.
Tidak hanya metode edukasi tetapi dapat juga mendekteksi diagnose
awal kejadian gastritis Dengan semakin cangihnya zaman Sistem Pakar
(Expert System) adalah program berbasis pengetahuan yang
menyediakan solusi-solusi dengan kualitas pakar untuk masalah -
masalah dalam suatu wilayah yang spesifik [10]. Sistem pakar merupakan
program komputer yang meniru proses pemikiran dan pengetahuan pakar
dalam menyelesaikan suatu masalah tertentu. Implementasi sistem pakar
banyak digunakan dalam bidang psikologi karena sistem pakar dipandang
sebagai cara penyimpanan pengetahuan pakar pada bidang tertentu
dalam program komputer sehingga keputusan dapat diberikan dalam
melakukan penalaran secara cerdas.
Pembuatan aplikasi sistem pakar di bidang kedokteran ini nantinya
dapat mendeteksi penyakit gastritis yang dijalankan pada platform
Android. Pada penelitian sebelumnya banyak yang telah membuat sistem
pakar gastritis ini. Namun, belum ada yang membuat dalam bentuk
perangkat bergerak. Sistem pakar berbasis Android ini memudahkan
pengguna dalam mengaksesnya dimana dan kapan saja.
Dalam aplikasi sistem pakar ini terdapat 2 jenis penyakit gastritis yang
akan dideteksi yaitu gastritis akut dan gastritis kronisPembuatan aplikasi
ini menggunakan metodologi certainty factor. Pada aplikasi ini telah
dilakukan uji coba oleh pakar ahli yang berfungsi untuk menunjukkan
bahwa gejala yang terdapat pada aplikasi sesuai dengan hasil deteksi
serta validasi kesesuaian daftar gejala dan penyakit dengan hasil deteksi
Pengujian pakar pada aplikasi sistem pakar Gastritis dilakukan secara
objektif yaitu aplikasi diuji secara langsung oleh pakar dan hasilnya sangat
memuaskan sehingga dapat digunakan seca mandiri oleh penderita .
Menurut saya ini adalah salah satu bentuk edukasi yang efetif dimasa
pandemic.
DAFTAR PUSTAKA

Desi Sulastri. (2016) Faktor Resiko Yang Mempengaruhi Kejadian Gastritis


Di Puskesmas Nagarantai Kabupaten Kaur. Skripsi

Kusmiati M. (2020). Pengetahuan Tentang Komplikasi Pada Penderita


Gastritis. Literature Review.

Meilani, Ratna, Suryono. (2020). Pengetahuan Pasien Dengan Gastritis


Tentang Pencegahan Kekambuhan Gastritis.
Wahyuni, Rumpiati .(2017). Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian
Gastritis Pada Remaja. Global Health Science,

Anda mungkin juga menyukai