Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

OBAT-OBAT GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN

DOSEN PENGAMPU: YUNITA AMILIA

KELOMPOK 2
Disusun Oleh :
HOTIJAH
SUSI SUSYANTI
NARIFATUL AISYAH
APRILIA NUR MALASARI
SISKA OKTAFIYATI WILASARI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


NAZHATUT THULLAB SAMPANG
2021/2022
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,karena dengan karunia-NYa kami dapat
menyelesaikan makalah yang bejudul’’Obat-0bat gangguan sistem pencernaan”Dalam
penulisan makalah ini,kami menyampaikan ucapan terima kasih yang ta terhingga atas
bantuan dari pihak yang berkontribusi dengn memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini,kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi,mengingat akan kemampun yang kami miliki.Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.Semoga makalah ini bermanfaat untuk penyembuhan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.

Sampang,25 Februari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………....
DAFTAR ISI………………………………………………………………………....
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1Latar belakang………………………………………………………………....
1.2Rumusan masalah ……………………………………………………………..
1.3Tujuan...............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1Definisi obat sitem pencernaan.........................................................................
2.2Klasifikasi obat sistem pencernaan....................................................................
2.2.1ANTITUKAK.................................................................................................
Golongan Obat Antitukak......................................................................................
2.2.2 ANTISPASMODIK.........................................................................................
2.2.3 ANTIDIARE...................................................................................................
2.2.4 OBAT LAKTASIF (PENCAHAR)...............................................................
2.2.5 KOLAGOGUM,KOLELITOLITIK DAN HEPATIK PROTEKTOR..........
2.2.6 OBAT HEMOROID.......................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1Kesimpulan…………………………………………………………………….
3.2Saran..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus)
adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah
serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses
tersebut dari tubuh.Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring),
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga
meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan
kandung empedu.Adapun gangguan pada sistem pencernaan seperti
gastritis,hepatitis,diare,konstipasi,apendiksitis dan maag.Masalah pencernaan dari kategori
ringan hingga berat harus segera diatasi jika tidak akan dapat memperburuk keadaan.Salah
satu cara untuk mengatasi sistem pencernaan adalah dengan mengkonsumsi obat , yang
termasuk dalam kategori obat sistem pencernaan diantaranya Antasida, H2 reseptor
antagonis , Antiemetik , Antikolinergik, Hepatoprotektor , Antibiotik , Proton pompa
inhibitor, Prokinetik, Antidiare , Laksatif. Seperti yang diketahui dalam pelayanan
kesehatan, obat merupakan komponen yang penting karena diperlukan dalam sebagian
besar upaya kesehatan baik untuk menghilangkan gejala/symptom dari suatu penyakit, obat
juga dapat mencegah penyakit bahkan obat juga dapat menyembuhkan penyakit. Tetapi di
lain pihak obat dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan apabila penggunaannya
tidak tepat. Oleh sebab itu, penyediaan informasi obat yang benar, objektif dan lengkap
akan sangat mendukung dalam pemberian pelayanan kesehatan yang terbaik kepada
masyarakat sehingga dapat meningkatkan kemanfaatan dan keamanan penggunaan obat.1

1
1.2 Rumusan Masalah
1.      Apakah definisi dari obat sistem pencernaan ?

2.      Apa sajakah klasifikasi dari obat pencernaan ?

3.      Apa saja efek yang dapat ditimbulkan dari obat pencernaan ?

1.3 Tujuan

1.     Untuk mengetahui definisi dari obat sistem pencernaan.

2.     Untuk mengetahui klasifikasi dari obat sistem pencernaan.

3.     Untuk mengetahui efek yang dapat ditimbulkan dari obat sistem pencernaan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Obat Sistem Pencernaan

Obat Sistem Pencernaan adalah obat yang bekerja pada sistem gastrointestinal dan
hepatobiliar Sistem pencernaan berfungsi :

A. menerima makanan
B. memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan)
C. menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah
D. membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh

2.2 Klasifikasi Obat Sistem Pencernaan

Terdapat beberapa klasifikasi dari obat sistem pencernaan diantaranya : Antitukak,


Antipasmodik, Antasida, Antiemetik , Antikolinergik, Hepatoprotektor , Prokinetik,
Antidiare , Laksatif.

2.2.1 ANTITUKAK
Tukak lambung adalah suatu kondisi patologis pada lambung, duodenum, esofagus
bagian bawah, dan stroma gastro enterostomi (setelah bedah lambung. Tujuan terapi tukak
lambung ialah meringankan atau menghilangkan gejala mempercepat penyembuhan,
mencegah komplikasi yang serius (hemoragik ,ferforasi, abstruksi), dan mencegah kambuh.
Adapun pembagian dari antitukak contohnya antasida.Antasida digunakan untuk
mengurangi nyeri dan rasa terbakar di hulu hati karena hiperasiditas pada gastritis atau
ulcer.Antasida yang diberikan peroral umumnya berbentuk cairan atau tablet kunyah guna
mempercepat distribusi dan mengikat asam. Antasida tergolong obat bebas, mengandung
magnesium (Mg+), Aluminium (Al+++), atau Kalsium (Ca++), Simitikon. Antasida berasal
dari bahasa lemah, yang jika bereaksi dengan asam lambung di GI membentuk air dan
garam. Karena ION H+ membentuk air (H2O) menyebabkan jumlahnya berkurang sehingga
keasaman lambung menurun atau pH meningkat. Ketika pH lambung mencapai 4-5,
aktifitas pepsin terhambat yang juga bermanfaat dalam mengurangi iritasi
mukosa.Mekanisme kerja semua antasida hampir sama sehingga pemilihannya didasarkan
pada kapasitas netralisasi, efek samping atau karena adanya penambahan zat-zat tertentu.
Mekanisme kerja semua antasida hampir sama sehingga pemilihannya didasarkan pada
kapasitas netralisasi, efek samping atau karena adanya penambahan zat-zat misalnya
penambahan simetikon atau dimetil polisiloksan dalam kesediaannya berfungsi mendorong
flatus (dapat mengurangi CO2) sehingga mengurangi terjadinya forasi pada
tukak.Kebanyakkan kerja antasida bersifat lokal karena hanya sebagian kecil dari zat
aktifnya yang diabsorbsi. Karena merupakan basa lemah maka jika berikatan dengan asam
yang ada dilambung menyebabkan keasaman berkurang. Disamping itu, antasida juga dapat
mengikat atau mengubah derajat ionisasi obat lain yang diberikan bersamaan sehingga
dapat berpengaruh pada absorbinya. Untuk itu, sebaiknya jika ada obat yang harus
diminunm bersamaan dengan antasida hendaknya diberi jeda minimal 1 jam.Sodium
Bikarbonat (NaHCO3) dan kalsium karbonat (CaCO3) merupakan antasida sistemik yang
sekarang sudah sangat jarang digunakan. Obat ini dapat menyebabkan alkalisis karena Na+
dan Ca++ dapat absorbsi.Kelebihan Ca (O2)2 menyebabkan urine bersifat basa, kelebihan Na+
menyebabkan retensi cairan yang berakibat udem dan tekanan darah naik.Selain itu,
penggunaan NaHCO3 dapat meningkatkan CO2 disaluran pencernaan yang berakibat
distensi dan sendawa atau meningkatkan parforasi (memperparah penutup tukak yang ada.

Reaksi antara antasida dengan HCl dilambung adalah,

Mg(OH)2 + 2HCl MgCl2 + 2 H2O

CaCO3 + 2 HCl CaCl2 + H2CO3

H2CO3 H2O + CO2

Al(OH)3 + 3HCl AlCl3 + 3H2O

NaHCO3 + 2HCl NaCl + H2CO3

H2CO3 H2O + CO2

Konstipasi merupakan efek samping dari antasida yang mengandung almunium (Al)
dan kalsium (Ca) karena dapat menghambat absorpsi air dan fosfat. Sedangkan diare
merupankan efek samping antasida yang mengandung magnesium (Mg). oleh karena itu,
kebanyakan antasida mengandung kombinasi Al dan Mg untuk saling meniadakan efek
samping utamanya. Antasida jika digunakan dalam perut kosong efeknya akan bedurasi
sekitar 30 menit tetapi jika di gunakan 1 jam setelah makan aktivitasnya dapat berlangsung
sekitar 2-3 jam. Hal ini di sebabkan karena makanan berfungsi sebagai baffer dan
menghambat kekosongan lambung.

Golongan Obat Antitukak :

TRANSKUILIER(Obat penenang)

Transkuiliser memliki efek yang minimal dalam mencegah dan mengobati tukak, obat
ini mengurangi perangsangan vagal dan menurunkan kecemasan, Librax, suatu kombinasi
ansiolitik klordiasepoksid (librium) dan antikolinergik clidinium (Qarzan), dipakai dalam
mengobati tukak.

Adapun Golongan Obat Penenang :

1. Dari golongan benzodiazepin

Yang paling sering digunakan adalah golongan benzodiazepin.Obat ini


mempercepat relaksasi mental dan fisik dengan cara mengurangi aktivitas saraf di
dalam otak.Tetapi benzodiazepin bisa menyebabkan ketergantungan fisik dan
pemakaian pada alkoholik harus sangat hati-hati.Obat cemas dari golongan
benzodiazepin adalah alprazolam, klordiazepoksid (chlordiazepoxide), lorazepam,
oksazolam (oxazolam), klobazam (clobazame) dan diazepam.

2.      Buspirone

Obat cemas dari golongan azaspirodekanedion adalah buspiron (buspirone). Obat


cemas ini nerupakan antiansietas yang efek sedatifnya relatif ringan dan tidak
bereaksi dengan alkohol. Diduga resiko timbulnya toleransi dan ketergantungan
juga kecil.Efeknya baru timbul setelah 10-15 hari, sehingga hanya digunakan
untuk mengobati penyakit kecemasan menyeluruh.

3.      Hydroxyzine
Sedangkan obat cemas dari golongan piperazine adalah hydroxyzine.Hydroxyzine
diindikasikan untuk menghilngkan gejalaansietas dan ketegangan yang
berhubungan dengan psikoneurosis atau terapi tambahan untuk penyakit lainnya
yang menyebabkan kecemasan.Hydroxyzine dapat menyebabkan kantuk dan
menghilangkan kesadaran, sehingga dianjurkan untuk tidak mengendarai
kendaraan atau mengoperasikan mesin.Hydroxyzine dapat menyebabkan
kekeringan pada mulut, hidung da tenggorokan. Jika kekeringan berlanjut hingga
lebih dari dua minggu anda harus periksakan ke dokter anda atau dokter gigi
karena kekeringan yang lama dapat menyebabkan penyakit gigi.

2.2.2 ANTISPASMODIK

Antipasmodik merupakan golongsn obat yang memiliki sifat sebagai relaksan otot
polos.Termasuk dalam kelas ini ialah senyawa yang memiliki efek anti kolinelgik (lebih
tepatnya anti muskarinik) dan antagonis reseptor-dopamin tertentu.Meskipun antipasmodik
dapat mengurangi spasme usus , tetapi penggunaanya dalam dispepsia bukan tukak,
sindrom usus irritable dan penyakit divertikular hanya bermanfaat sebagai penobatan
tambahan. Manfaat klinik anti sekresi lambung obat anti muskarinik konvensional relatif
kecil, karena dosisnya dibatasi oleh efek samping senyawa miip antropin.Selain itu,
keberadaannya telah digantikan oleh obat-obat anti sekresi yang lebih kuat dan spesifik,
yakni antagonis reseptor-H2 histamin dan anti muskarinik selektif piren
zevin.Antipasmodik obat yang digunakan untuk mengatasi kejang pada saluran cerna yang
mungkin disebabkan diare, gastritis, tukak peptik dan sebagainya.Beberapa
contoh :Hyoscine (Obat ini beraksi pada sistem saraf otonom dan mencegah kejang otot),
Clidinium (Kombinasi chlordiazepoxide dan clidinium bromide digunakan untuk
mengobati lambung yang luka dan teriritasi. Obat ini membantu mengobati kram perut dan
abdominal.) , Mebeverine , Papaverine, (golongan alkaloid opium yang diindikasikan untuk
kolik kandungan empedu dan ginjal dimana dibutuhkan relaksasi pada otot polos, emboli
perifer dan mesenterik.) , Timepidium , Pramiverine , Tiemonium.
GASTRITIS/MAAG
1.      Gastritis bakterialis akibat infeksi oleh Helicobacter pylori (bakteri yang tumbuh di
dalam sel penghasil lendir di lapisan lambung). Obat yang diberikan mengandung bismuth
atau antibiotik misalnya amoxicillin dan claritromycin) dan obat anti-tukak (omeprazole).
2.      Gastritis karena stres akut, merupakan jenis gastritis yang paling berat, yang disebabkan
oleh penyakit berat atau trauma (cedera). Obat : jenis antasida (untuk menetralkan asam
lambung) dan anti-ulkus yang kuat (untuk mengurangi atau menghentikan pembentukan
asam lambung). Perdarahan hebat : menutup sumber perdarahan pada tindakan endoskopi.
3.      Gastritis erosif kronis bisa merupakan akibat dari: bahan iritan seperti obat-obatan,
terutama aspirin dan obat anti peradangan non-steroid lainnya penyakit Crohn , alkoholik,
dll diobati dengan jenis antasida dan antagonis reseptor H2 misal Cimetidin, Ranitidian
4.      Gastritis eosinofilik bisa terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi terhadap infestasi
cacing gelang. diberikan obat maag dengan jenis kortikosteroid atau dilakukan
pembedahan.
5.      Gastritis sel plasma merupakan gastritis yang penyebabnya tidak diketahui. Obat : jenis
anti ulkus yang menghalangi pelepasan asam lambung.
2.2.3 ANTIDIARE
Diare adalah peningkatan volume, keenceran atau frekuensi buang air besar.( Perubahan
frekuensi & konsistensi ) dari kondisi normal. Dalam keadaan normal, tinja mengandung
60-90% air, pada diare airnya bisa mencapai lebih dari 90%.Diare merupakan suatu gejala,
pengobatannya tergantung pada penyebabnya., dapat dijelaskan sebagai berikut

A. Untuk membantu meringankan diare, diberikan obat seperti difenoksilat, codein,


paregorik (opium tinctur) atau loperamide.
B. Untuk membantu mengeraskan tinja bisa diberikan kaolin, pektin dan attapulgit aktif.
C. Diarenya berat /dehidrasi, maka penderita perlu dirawat di rumah sakit dan diberikan
cairan pengganti dan garam melalui infus.

Selama tidak muntah dan tidak mual, bisa diberikan larutan yang mengandung air, gula dan
garam.Anti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi,
mempunyai indeks terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem
saraf pusat, tidak menyebabkan ketergantungan..Contoh antidiare :
1.      Racecordil, memenuhi semua syarat ideal, cara kerjanya mengembalikan keseimbangan
sistem tubuh dalam mengatur penyebaran air dan elektrolit ke usus.

2.      Loperamide, golongan opioid yang bekerja dengan cara memperlambat motilitas
saluran cerna

3.      Nifuroxazide , bakterisidal terhadap E coli, Shigella dysenteriae, Streptococcus,


Staphylococcus dan P aeruginosa. Nifuroxazide bekerja lokal pada saluran pencernaan.

4.      Dioctahedral smectite, melindungi barrier mukosa usus & menyerap toksin, bakteri,
serta rotavirus.

2.2.4 OBAT LAKSATIF (PENCAHAR)

Sembelit (konstipasi) adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesulitan buang
air besar atau jarang buang air besar. Jika konstipasi disebabkan oleh suatu penyakit, maka
penyakitnya harus diobati. Pencegahan dan pengobatan terbaik untuk konstipasi adalah
gabungan dari olah raga, makanan kaya serat. Sayur-sayuran, buah-buahan dan gandum
merupakan sumber serat yang baik.

Golongan obat-obat pencahar yang biasa digunakan adalah :

1.      Bulking Agents. Bulking agents (gandum, psilium, kalsium polikarbofil dan
metilselulosa) bisa menambahkan serat pada tinja.

2.      Pelunak Tinja. Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh tinja.

3.      Minyak Mineral. Minyak mineral akan melunakkan tinja dan memudahkannya keluar
dari tubuh.

4.      Bahan Osmotik. Bahan-bahan osmotik mendorong sejumlah besar air ke dalam usus
besar, sehingga tinja menjadi lunak dan mudah dilepaskan.Cairan yang berlebihan juga
meregangkan dinding usus besar dan merangsang kontraksi. Pencahar ini mengandung
garam-garam (fosfat, sulfat dan magnesium) atau gula (laktulosa dan sorbitol).

5.      Pencahar Perangsang.


langsung merangsang dinding usus besar untuk berkontraksi dan mengeluarkan isinya.
Mengandung substansi yang dapat mengiritasi seperti senna, kaskara, fenolftalein,
bisakodil atau minyak kastor.

bekerja setelah 6-8 jam dan menghasilkan tinja setengah padat, tapi sering
menyebabkan kram perut. Dalam bentuk supositoria (obat yang dimasukkan melalui
lubang dubur), akan bekerja setelah 15-60 menit.jangka panjang menyebabkan
kerusakan pada usus besar, juga seseorang bisa menjadi tergantung pada obat ini
sehingga usus menjadi malas berkontraksi (Lazy Bowel Syndromes).

Indikasi : untuk mengosongkan usus besar sebelum proses diagnostik dan untuk mencegah
atau mengobati konstipasi yang disebabkan karena obat yang memperlambat kontraksi usus
besar (misalnya narkotik).Adapun salah satu contoh dari obat laksatif yang biasa digunakan
oleh masyarakat luas adalah DULCOLAX.

DULCOLAX

a. Indikasi:
Digunakan untuk pasien yang menderita konstipasi. Untuk persipan prosedur
diagnostik, terapi sebelum dan sesudah operasi dalam kondisi untuk mempercepat
defeksi.
b. Kontra Indikasi:
Pada pasien ileus, abstruksi usus, yang baru mengalami pembedahan dibagian perut
seperti usus buntu, penyakit radang usus akut dan hehidrasi parah, dan juga pada
pasien yang diketahui hipersensitif terhadap bisacodyl atau komponen lain dalam
produk
c. Komposisi:
1 tablet salut enterik mengandung 5 g:
4,4'-diacetoxy-diphenyl-(pyridyl-2)-methane (=bisacodil)
d. Zat tambahan:
laktosa, pti jagung, gliserol, magnesium stearat, sukrosa, talk, akasia, titanium
dioksida, eudragit L100 dan S100, dibutilftalat, polietilen glikol, Fe-oksida kuning,
beeswax white, carnauba wax, shellac..
e. Cara Kerja Obat:
Bisacodyl adalah laksatif yang bekerja lokal dari kelompok turunan difenil metan.
Sebagai laksatif perangsang (hidragogue antiresorptive laxative), DULCOLAX
merangsang gerakan peristaltis usus besar setelah hidrolisis dalam usus besar, dan
meningkatkan akumulasi air dan alektrolit dalam lumen usus besar.
f. Dosis dan Cara Pemberian:
Kecuali ditentukan lain oleh dokter dosis yang dianjurkan adalah:
1. Untuk Konstipasi Tablet Salut Enterik
2. Dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun:
3. 2 - 3 tablet (10 - 15 mg) sekali sehari.
4. Anak-anak 6 - 12 tahun: 1 tablet (5 mg) sekali sehari.
5. Anak-anak di bawah 6 tahun: konsultasi dengan dokter atau dianjurkan
memakai supositoria anak.
Tablet salut enterik sebaiknya diminum pada malam hari untuk mendapatkan
hasil evakuasi pada esok paginya. Tablet mempunyai lapisan khusus, oleh
karena itu tidak boleh diminum bersama-sama dengan susu atau antasida.
Tablet harus ditelan dalam keadaan utuh dengan air secukupnya.Untuk
Persiapan Prosedur Diagnostik dan Sebelum Operasi
6. Bila DULCOLAK digunakan pada pasien untuk persiapan pemeriksaan
radiografik abdomen atau persiapan sebelum operasi, maka penggunaan tablet
DULCOLAX harus dikombinasi dengan supositoria, agar didapat evakuasi
yang sempurna dari usus.Dosis yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah
2 - 4 tablet pada malam sebelumnya dan 1 sipositoria pada esok paginya.
g. Peringatan dan Perhatian:
Sebagaimana halnya laktasit lainnya, DULCOLAX tidak boleh diberikan setiap hari
dalam waktu yang sama. Jika pasien setiap hari membutuhkan laktasif, harus
diketahui penyebab terjadinya konstipasi. Penggunaan berlebihan dalam waktu lama
dapat menyebabkanketidakseimbangan cairan dan elektrolit dan hipokalemia, dan
dapat mengendapkan onset konstipasi balik. Pusing dan/atau syncope telah
dilaporkan pada pasien yang menggunakan DULCOLAX. Detail yang ada
menunjukkan bahwa kejadian tersebut akan terus berlanjut dengan berkurangnya
kekuatan untuk defekasi (defecation syncope), atau dengan respon vasovagal terhadap
sakit perut yang dapat berhubungan dengan konstipasi yang mendesak pasien tersebut
terpaksa menggunakan laktasif dan tidak perlu menggunakan DULCOLAX.
Penggunaan supositoria dapat menyebabkan sensasi rasa sakit dan iritasi lokal,
kuhusnya pada fisura anus dan proktitis ulserativa.
Anak-anak tidak boleh menggunakan DULCOLAX tanpa petunjuk dokter.
h. Masa Hamil dan Menyusui
Pengalaman menunjukkan tidak ada bukti efek samping yang berbahaya selama
kehamilan. Namun demikian, seperti halnya obat lain, penggunaan DULCOLAX
selama kehamilan harus dengan petunjuk medis. Belum diketahui apakah bisacodiyl
menembus air susu ibu atau tidak. Oleh karena itu, penggunaan DULCOLAX selama
menyusui tidak dianjurkan.
i. Efek Samping:
Sewaktu menggunakan DULCOLAX, dapat terjadi rasa tidak enak pada perut
termasuk kram, sakit perut, dan diare. Reaksi alergi, termasuk kasus-kasus
angiooedema dan reaksi anafilaktoid juga dilaporkan terjadi sehubungan dengan
pemberian DULCOLAX.
j. Interaksi:
Penggunaan bersamaan dengan diuretik atau adreno-kortikoid dapat meningkatkan
risiko ketidakseimbangan elektrolit jika DULCOLAX diberikan dalam dosis
berlebihan. Ketidaseimbangan elektrolit dapat mengakibatkan peningkatan
sensitivitas glikosida jantung.
k. Overdosis:

Gejala

Bila dosis DULCOLAX terlalu tinggi, maka dapat terjadi diare, kram perut dan
berkurangnya kadar kalium serta elektrolit lainnya secara nyata.

Overdosis kronis DULCOLAX dapat menyebabkan diare kronis, sakit perut, hipokalemia,
hiperaldosteronisme dan batu ginjal. Kerusakan tubulus ginjal, alkalosis metabolik dan
kelelahan otot akibat hipokalemia juga terjadi pada penyalahgunaan laktasif kronis.
l. Terapi

Dalam waktu yang singkat setelah minum DULCOLAX, penyerapan DULCOLAX dapat
dikurangi atau dicegah dengan memaksa untuk muntah atau kuras lambung. Dalam hal ini
mungkin diperlukan penggantian cairan dan perbaikan keseimbangan elektrolit. Ini sangat
diperlukan pada pasien usia lanjut dan muda. Pemberian antipasmodik mungkin ada
manfaatnya.

2.2.5KOLAGOGUM,KOLELITOLITIK DAN HEPATIK PROTEKTOR

Pada obat pencernaan golongan ini tidak langsung berkaitan dengan saluran cerna tetapi
lebih kepada fungsi hati dan empedu yang bermasalah.Obat yang menstimulasi aliran
empedu ke duodenum disebut Kolagogum.Hingga kini belum ada pengobatan efektif
pilihan untuk penyakit hepatitis yang kronis karena virus.

Ada beberapa zat aktif yang diindikasikan untuk masalah ini , seperti di bawah ini :

A. Ursodeoksikolat, memberi efek cytoprotektif langsung, dan efek pada siklus


enterohepatik pada efek korelatif potensial asam empedu dan efek imunomodulate.
B. AARC atau asam amino rantai cabang, merupakan asam amino esensial yang terdiri
dari asam amino Valin, Leusin, & Isoleusin. Pada penderita penyakit hati kronis atau
sirosis hati kadar AARC ini akan menurun.
C. Chenodeoxycholic adalah asam empedu, satu dari empat asam organik utama yang
diproduksi oleh hati, disintesa hati dari kolesterol. Indikasi : batu empedu kolesterol,
khususnya pada pasien yang beresiko tinggi untuk pembedahan, tidak dapat ditolong
dengan pembedahan sama sekali atau yang menolak kolesistektomi (membuang
kandung empedu yang sakit atau yang berisi batu dengan pembedahan).
D. Zat aktif lainny, berasal dari alam seperti silymarin, lecitin, ekstrak rimpang-
rimpangan maupun tanaman lainnya yang dalam penelitian bermanfaat untuk
kesehatan hati.

2.2.6 OBAT HEMOROID

Hemoroid (Wasir) adalah pembengkakan jaringan yang mengandung pembuluh balik


(vena) dan terletak di dinding rektum dan anus. Wasir yang tetap berada di anus
disebut hemoroid interna (wasir dalam) dan wasir yang keluar dari anus disebut
hemoroid eksternal (wasir luar). Wasir bisa terjadi karena mengeluarkan darah,
terutama setelah buang air besar, sehingga tinja mengandung darah atau terdapat
bercak darah di handuk ataupun tisu kamar mandi. Darahnya bisa membuat air di
kakus menjadi merah. Lama kelamaan wasir dapat menyebabkan penderitanya
mengalami kehilangan darah yang berat atau anemia sehingga memerlukan transfusi
darah.Wasir yang menonjol keluar mungkin harus dimasukkan kembali dengan
tangan perlahan-lahan atau bisa juga masuk dengan sendirinya. Wasir dapat
membengkak dan menjadi nyeri bila permukaannya terkena gesekan atau jika di
dalamnya terbentuknya pembekuan darah.Kadang-kadang, wasir bisa juga
menyabakan keluarnya lendir dan menimbulkan perasaan bahwa masih ada isi rektum
yang belum dikeluarkan. Perut terasa mau jebol karena banyak tinja yang tertahan
akibat takut mengalamai rasa sakit saat buang air besar. Gatal pada daerah anus
(pruritus ani) bisa menjadi gejala dari wasir. Rasa gatal ini terjadi karena keadaan
wasir yang terkeluar itu menghambat pembersihan anus secara efisien, dapat
menyebabkan partikel-partikel kecil dari feses menumpuk pada kulit perianal dan
bekerja sebagai iritan. Iritan ini dapat berpotensi menjadi kanker bila tidak segera
ditangani. Ada juga yang mengalami rasa sakit di bagian tulang belakang bagian
bawah. Biasanya, gejala itu di alami oleh penderita yang sudah pada ambeien stadium
2.Penyakit hati menyebabkan kenaikan tekanan darah pada vena portal dan kadang-
kadang menyebabkan terbentuknya wasir.

Pengobatan Hemoroid/Wasir biasanya, tidak membutuhkan pengobatan kecuali bila


menyebabkan gejala.

1. Obat pelunak tinja atau psilium bisa mengurangi sembelit dan peregangan yang
menyertainya.
2. Suntikan skleroterapi diberikan kepada penderita wasir yang mengalami perdarahan.
Dengan suntikan ini, vena digantikan oleh jaringan parut.
3. Wasir dalam yang besar dan tidak bereaksi terhadap suntikan skleroterapi, diikat
dengan pita karet. Cara ini, disebut ligasi pita karet, meyebabkan wasir menjadi layu
dan putus tanpa rasa sakit.
4. Pengobatan dilakukan dengan selang waktu 2 minggu atau lebih. Mungkin 3-6 kali
pengobatan.
5. Wasir juga bisa dihancurkan dengan menggunakan laser (perusakan laser), sinar infra
merah (fotokoagulasi infra merah) atau dengan arus listrik (elektrokoagulasi).
6. Pembedahan mungkin digunakan bila pengobatan lain gagal.

Kandungan obat hemoroid / wasir

Polidocanol, sediaan injeksi (ampul).Senyawa bismuth dan kombinasinya, Kombinasi


Hydrokortison, suppositoria.Ekstrak tumbuh-tumbuhan, Graptophyllum pictum, Sophora
japonica , dllSenyawa flucortolone dan kombinasi senyawa alumunium, senyawa zink,
hydrokortison dan lidokain dalam bentuk krim.
BAB III

PENUTUP

3.2 Kesimpulan

Obat Sistem Pencernaan adalah obat yang bekerja pada sistem gastrointestinal dan
hepatobiliar Sistem pencernaan berfungsi : menerima makanan, memecah makanan menjadi
zat-zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan), menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran
darah, membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh.Jenis-jenis obat
pencernaan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Antitukak, Antipasmodik, Antasida,
Antiemetik , Antikolinergik, Hepatoprotektor , Prokinetik, Antidiare , Laksatif. Dari sekian
obat yang disebutkan di atas, setiap obat memiliki efek dan fungsi yang berbeda sesuai
dengan golongan obat tersebut.

3.3 Saran

Setelah mempelajari mata kuliah farmakologi maka perawat dapat menyediakan ataupun
memberikan informasi obat yang benar, objektif dan lengkap akan sangat mendukung
dalam pemberian pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat sehingga dapat
meningkatkan kemanfaatan dan keamanan penggunaan obat.

Anda mungkin juga menyukai