Anda di halaman 1dari 2

Sengketa Klaim Asuransi Umum – Mei 2015

BERAPA JAUHKAH BATAS BERLAKUNYA RAMBU LALU LINTAS?

Sebuah kendaraan bermotor Suzuki Pick Up hilang ketika sedang diparkir di depan sebuah
pasar tradisional, di pinggir jalan yang terpasang rambu lalu lintas dilarang berhenti (huruf S
yang disilangi)
Kendaraan bermotor ini diasuransikan dengan kondisi Komprehensif di bawah polis PSAKBI.

Tertanggung mengajukan klaim kepada Penanggung dan petugas klaim Penanggung


mengadakan survey ke lokasi peristiwa kehilangan dan di sana ditemukan rambu tanda
larangan berhenti. Tertanggung berdiri ditempat kendaraan bermotornya diparkir dan
mengatakan bahwa di sinilah tempatnya.. Kegiatan ini direkam oleh alat foto surveyor
Penanggung.
Dari survey ini, Penanggung menyimpulkan bahwa klaim Tertanggung ditolak sambil merujuk
pada ketentuan PSAKBI Pasal 3 ayat 4.5 yang menyatakan :
“Perrtanggungan ini tidak menjamin kerugian, biaya atas kerusakan kendaraan bermotor dan
atau tanggung jawab hukum terhadap pihak kertiga jika :
4.5. memasuki atau melewati jalan tertutup, terlarang, tidak diperuntukkan untuk kendaraan
bermotor atau melanggar rambu-rambu lalu lintas”.

Tertanggung tidak menyetujui alasan penolakan klaimnya, karena menurut Tertanggung,


kendaraan bermotornya yang hilang itu diparkir pada jarak lebih dari 15 meter dari tempat
rambu lalu lintas tersebut dipasang.
Tertanggung merujuk pada Keputusan Menteri Perhubungan No.61 Tahun 1993 tanggal 9
September 1993 Tentang Rambu Lalu Lintas di Jalan Raya yang menjelaskan tentang Jenis
dan Arti Rambu Lalu Lintas :

Rambu S yang disilangi berarti “larangan berhenti sampai dengan 15 meter dari tempat
pemasangan rambu menurut arah lalu lintas, kecuali dinyatakan lain dengan papan tambahan”.

Memang, pada rambu S yang disilangi (dilarang berhenti) yang berada di tempat peristiwa
pencurian, tidak terdapat papan tambahan apapun.

Terjadi masalah. Bukti apakah yang harus digunakan untuk menentukan dengan benar tempat
parkirnya kendaraan bermotor Tertanggung yang hilang tersebut? Surat Tanda Penerimaan
Laporan/Pengaduan Polsek menyebut tentang waktu dan tempat kejadian, tetapi tidak
menyebutkan di mana persisnya kendaraan bermotor yang hilang diparkir. Adanya rambu lalu
lintas tidak boleh berhenti pun tidak disebutkan. Hal ini dapat dimengerti, sebab Polsek
membuat laporan berdasarkan apa yang diceritakan Tertangggung.
Para Pihak tidak sepakat dalam proses mediasi dan Tertanggung menghendaki kasus
sengketanya diselesaikan melalui proses ajudikasi di BMAI.

Prembelajaran

Peristiwa ini menghentak. Berapa banyakkah Penanggung yang sesungguhnya mengerti dan
menyadari tentang adaya ketentuan mengenai Jenis dan Arti Rambu Lalu Lintas? Sering kita
mengira bahwa kita telah paham semuanya dan menganggap remeh. Polis kita mengatur
tentang sanksi pelanggaran rambu lalu lintas, tetapi kita tahu hanya sepintas saja mengenai
peraturan rambu lalu lintas tersebut.
Seandainya Penanggung memahami adanya ketentuan Keputusan Menteri Perhubungan ini,
niscaya laporan suvei lokasi peristiwa menyebutkan juga mengenai berapa jarak antara tempat
pemasangan rambu lalu lintas dengan tempat kendaraan bermotor yang hilang tersebut
diparkir.

Hal Rambu dilarang Parkir pun, huruf P yang disilangi, mempunyai pengertian serupa :
“Larangan parkir sampai dengan jarak 15 meter dari tempat pemasangan rambu menurut arah
lalu lintas, kecuali dinyatakan lain dengan papan tambahan”.

Mari, kita senantiasa memperkaya diri dengan hal ikhwal yang berhubungan dengan pekerjaan
kita, agar kita senantiasa berperilaku profesional.

FL. 17/04/15

Anda mungkin juga menyukai