Anda di halaman 1dari 5

SIFAT SIKLUS PRODUKSI - PERSEDIAAN

Siklus ini secara garis besar mencakup berbagai fungsi dan kegiatan perusahaan yang
berkaitan dengan konversi bahan baku ke barang jadi. Fungsi dan kegiatan tersebut meliputi:
1. Perencanaan produksi,
2. Pengendalian jenis dan jumlah produk,
3. Pengendalian tingkat persediaan,
4. Berbagai transaksi maupun kejadian yang berhubungan dengan proses produksi
seperti pembebanan biaya ke harga pokok produksi.

Transaksi siklus ini disebut juga transaksi pemanufakturan. Siklus ini berkaitan dengan siklus
pengeluaran, jasa ketenagakerjaan, dan pendapatan. Siklus produksi menggunakan bahan
baku, bahan pembantu, bahan habis pakai, dan suku cadangyang dibeli dari pemasok melalui
siklus pengeluaran. Siklus jasa ketenagakerjaan antara lain meliputi transaksi gaji dan upah
yang merupakan biaya tenaga kerja langsung. Biaya tenaga kerja langsung ini dibebankan
sebagai harga pokok produksi dan akan menambah nilai persediaan. Siklus produksi akan
menghasilkan barang jadi yang akan dijual kepada konsumen melalui siklus pendapatan.

PERSEDIAAN

Siklus produksi sangat berkaitan erat dengan persediaan. Produksi dimulai dengan
perencanaan produksi. Berdasar perencanaan produksi, perusahaan menaksir kebutuhan
persediaan bahan baku dan pembantu. Setelah itu, produksi dilakukan denganmenggunakan
berbagai bahan baku dan pembantu tersebut. Bila produksi dijalankan terjadi pengurangan
persediaan bahan baku dan pembantu. Proses produksi menyebabkan adanya jenis persediaan
baru, yaitu persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi.
Perbedaan jenis usaha akan menimbulkan perbedaan karakteristik persediaan setiap jenis
usaha. Ada berbagai macam jenis usaha yang dapat dilakukan berbagai perusahaan.Adausaha
karoseri, usaha konveksi, usaha penangkapan dan pengalengan ikan, usaha HPH dan industri
perkayuan, usaha alat berat, dan sebagainya. Persediaan padaperusahaandagangakanberbeda
dengan persediaan perusahaan pemanufakturan. Pada perusahaan dagang, persediaan
utamanya adalah persediaan barang dagangan. Sedangkan pada perusahaan pemanufakturan,
persediaan yang ada adalah persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses,
persediaan suku cadang, persediaan bahan habis pakai, dan persediaan produk jadi.
Pembahasan dalam bab ini terutama dilakukan dalam konteks audit perusahaan
pemanufakturan.

Persediaan sangat kompleks dan merupakan bagian yang menyita banyak waktu auditor.
Alasan yang mendukung hal ini, antara lain:
a. Pada sebagian perusahaan, persediaan merupakan item utama dalam neraca.
b. Persediaan pada umumnya juga merupakan item utama yang mempengaruhi
rekening-rekening yang membentuk laporan laba rugi.
c. Berbagai jenis persediaan yang ada mengakibatkan auditor sering asing dengan
persediaan tersebut, misalnya permata, emas, bahan kimia. Hal ini menimbulkan
problem observasi dan penilaian persediaan.
d. Persediaan kadang terletak pada berbagai tempat atau lokasi yang berjauhan. Hal ini
menimbulkan problem pengendalian fisik dan perhitungan.

Problem lain yang potensial adalah pengalokasian biaya pemanufakturan ke persediaan.


Disamping itu, ada beberapa metode penilaian persediaan yang dapat diterima sesuai standar
akuntansi keuangan. Perusahaan klien kadang menggunakan metode yang berbeda atas jenis
persediaan yang berbeda.
Rekening-rekening yang terkait dengan siklus produksi dan persediaan, antara lain sebagai
berikut:
 Persediaan bahan baku
 Persediaan bahan pembantu
 Persediaan barang dalam proses
 Persediaan barang jadi
 Biaya tenaga kerja langsung
 Biaya overhead pabrik
 Biaya reparasi dan perbaikan
 Biaya bahan bakar atau listrik
 Harga pokok produksi
 Harga pokok penjualan
 Utang dagang
 Biaya dibayar dimuka
 Biaya depresiasi mesin dan peralatan pabrik Biaya deplesi persediaan
 Akumulasi depresiasi mesin dan peralatan pabrik
 Akumulasi deplesi persediaan

TUJUAN AUDIT SIKLUS PRODUKSI – PERSEDIAAN

Tujuan audit siklus produksi adalah untuk memperoleh bukti mengenai masingmasing asersi
signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus produksi. Tujuan audit ditentukan
berdasar atas kelima kategori asersi laporan keuangan yang dinyatakan oleh manajemen.
Asersi Keberadaan atau Keterjadian
Berkaitan dengan asersi keberadaan atau keterjadian, auditor menekankan pada apakah harga
pokok produksi yang tercatat menggambarkan berbagai biaya produksi yang benar-benar
terjadi selama periode yang bersangkutan. Di samping itu, auditor juga perlu memastikan
apakah saldo persediaan tercatat benar-benar eksis pada tanggal Neraca.
Asersi Kelengkapan
Asersi ini menekankan pada apakah seluruh biaya produksi yang terjadi dalam suatu periode
telah dicatat dan disajikan dalam laporan laba rugi sebagai harga pokok produksi.
Auditor juga perlu memastikan apakah seluruh persediaan yang dimiliki perusahaan sudah
tercatat dan diungkapkan dalam neraca. Persediaan tidak hanya meliputiyang ada di tangan
perusahaan saja, tetapi juga yang dimiliki perusahaan yang masih dalam
Perjalanan distributor daripenjualan.pemasok, dan persediaan yang ada di lokasi luar
perusahaan seperti di distribusi penjualan

Asersi Hak dan Kewajiban

Auditor, berkaitan dengan asersi ini, berusaha memastikan apakah perusahaan mempunyai
hak kepemilikan yang sah atas persediaan baik yang ada di dalam perusahaanmaupun kepada
yang pelanggan ada di pihak atau ketiga. Dimiliki Persediaan oleh pihak tidak lain.mencakup
unsuryang telah ditagihkan

Asersi Penilaian dan Pengalokasian

Berkaitan dengan asersi penilaian, auditor akan berusaha memperoleh bukti apakah saldo
harga pokok produksi, berbagai biaya produksi, dan persediaan telah disajikan dalam laporan
keuangan pada jumlah yang tepat. Auditor akan memastikan apakah saldo tersebut diperoleh
melalui penilaian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.

Berikut rincian tujuan audit asersi penilaian atau pengalokasian:


a. Persediaan dinyatakan secara semestinya pada harga pokoknya kecuali apabila harga
pasarnya lebih rendah.
b. Unsur persediaan yang lambat perputarannya, berlebihan, rusak, dan usang yang
dimasukkan ke dalam persediaan telah diidentifikasikan.
c. Apabila terjadi penurunan nilai persediaan, nilai persediaan harus dikurangi ke harga
pokok pengganti atau nilai bersih yang dapat direalisasikan.

Asersi Pelaporan dan Pengungkapan


Selain memperoleh bukti mengenai keempat asersi tersebut diatas, auditor perlu menghimpun
bukti mengenai apakah transaksi dan saldo yang tercatat telah tepat diklasifikation,
dijelaskan, dan diungkapkan dalam neraca. Berikut rincian tujuan audit asersi pelaporan dan
pengungkapan:

a. Persediaan digolongkan sebagaimana mestinya dalam neraca sebagai aktiva lancar.


b. Berbagai biaya produksi telah tepat dikelompokkan dalam laporan keuangan.
c. Adanya pengungkapan dasar atau metode penilaian persediaan yang memadai dan
konsisten.
d. Persediaan yang digadaikan atau diungkapkan ke perusahaan lain telah diungkapkan
secara memadai.

Auditor menggunakan tiga tipe proseduraudituntukmenemukanbuktiyang diperlukan untuk


mencapai tujuan spesifik audit tersebut, yaitu
a. Prosedur untuk memperoleh pemahaman struktur pengendalian intern.
b. Pengujian pengendalian.
c. Pengujian substantif.
MATERIALITAS
Transaksi-transaksi dalam siklus produksi dan persediaan ini seringkali sangat material bagi
perusahaan manufaktur. Banyak rekening individual yang berkaitan dengan siklus produksi
yang material seperti biaya tenaga kerja langsung, bahan bakar atau listrik pabrikasi, reparasi
dan perbaikan, perlengkapan kerja, dan biaya overhead pabrik lain. Berbagai rekening
tersebut pada umumnya material terutama bagi laporan laba rugi melalui harga pokok
produksi dan neraca melalui persediaan.
Berbagai rekening di atas sangat menentukan ketepatan perhitungan laba kotor penjualan.
Kesalahan dalam membedakan pembebanan biaya sebagai biaya administrasi dan biaya
produksi akan menyebabkan kesalahan penyajian harga pokok produksi dan laba kotor.
Disamping itu, kesalahan penghitungan harga pokok produksi dan penjualan akan
menyebabkan kesalahan penyajian rekening persediaan dalam neraca.
RISIKO BAWAAN - PERSEDIAAN

Risiko bawaan siklus produksi - persediaan pada banyak perusahaan adalah tinggi. Volume
transaksi siklus produksi dan persediaan yang tinggi merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan tingginya risiko bawaan siklus produksi.Tingginya volume transaksi akan
memperbesar kemungkinan terjadinya salah saji. Semakin tinggi volume transaksi semakin
tinggi kemungkinan pencatatan transaksi tersebut. Secara spesifik, faktor-faktor yang
membuat tingginya risiko bawaan siklus produksi-persediaan adalah sebagai berikut.
 Volume pembelian, produksi dan transaksi penjualan sangat tinggi sehingga
meningkatkan kemungkinan terjadinya kesalahan.
 Selalu muncul permasalahan berkaitan dengan identifikasi dan pengukuran biaya-
biaya persediaan seperti bahan pembantu, tenaga kerja, overhead pabrik, biaya
bersama, disposisi variance biaya, akuntansi untuk barang rusak dan isu-isu akuntansi
biaya.
 Berbagai jenis persediaan sering menuntut penggunaan prosedur khusus untuk
menentukan kuantitas persediaan.
 Lokasi penempatan persediaan belum tentu di satu tempat. Perbedaan lokasi ini
memperumit pengendalian fisik persediaan terhadap pencurian, kerusakan dan
perlakuan barang yang ada dalam transit antara dua lokasi.
 Diversitas persediaan membuat masalah untuk penentuan kualitas dan harga pasarnya.
 Persediaan terpengaruh juga oleh kondisi perekonomian umum terutama berkaitan
dengan trend yang mempengaruhi laku tidaknya barang sehingga memerlukan
pertimbangan khusus dalam penentuan harganya.

Anda mungkin juga menyukai