Anda di halaman 1dari 11

A.

Tahap Perkembangan Manusia dalam Pandangan Al-Qur’an


Dalam pandangan Islam, perkembangan manusia haruslah dipandang sebagai satu kesatuan
yang utuh dan saling memiliki keterikatan. Ini mengandung arti bahwa setiap perkembangan,
baik itu perkembangan fisik, mental, sosial, emosional tidak dapat dipisahkan dan memiliki
hubungan yang kuat. Terdapat beberapa ayat Alquran yang menunjukkan tahapan
perkembangan manusia, dimana dalam ayat tersebut tidak hanya menyebutkan perkembangan
mental, akan tetapi juga menyebutkan perkembangan fisik. Seperti yang terdapat dalam Q.S.
An-Nisa’ [4]: 6.
(ayatnya)
Artinya: dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika
menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), Maka serahkanlah
kepada mereka harta-hartanya. dan janganlah kamu Makan harta anak yatim lebih dari
batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa (membelanjakannya) sebelum mereka
dewasa. barang siapa (di antara pemelihara itu) mampu, Maka hendaklah ia menahan diri
(dari memakan harta anak yatim itu) dan Barangsiapa yang miskin, Maka bolehlah ia Makan
harta itu menurut yang patut. kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka,
Maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka. dan
cukuplah Allah sebagai Pengawas (atas persaksian itu).
Perkembangan seseorang sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang tua di awal
awal kehidupan mereka, maka dari itu orang tua memiliki peran yang terkait dengan
perkembangan seseorang ketika mereka masih berada pada masa kanak-kanak. Jika
perkembangan tersebut diabaikan, kemungkinan besar tahapan perkembangan seseorang akan
mengalami gangguan. Islam menganjurkan untuk melaksanakan kewajiban pribadi dan sosial
sesuai dengan tahap perkembangan anak. Diantara kewajiban itu ialah sebagaimana firman
Allah dalam Q.S. Luqman [31]: 17.
(ayatnya)
Artinya: Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan
cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang
menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh
Allah).
1. Hakekat perkembangan manusia
Periodisasi perkembangan manusia dalam al-Qur’an meliputi beberapa tahapan
diantaranya: pertama, periode sejak dimulainya pembuahan ovum oleh sperma. Firman
Allah SWT dalam QS. Al-hajj ayat 5:
(ayat)
Artinya: hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka
(ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari
setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang
sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan
Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah
ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-
angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan
dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya Dia
tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. dan kamu Lihat
bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu
dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.
Dari ayat tersebut menunjukkan beberapa fase yang terjadi pada periode kedua dari
perkembangan manusia itu sendiri meliputi: fase nuthfah (zigot) yang dimulai
sejakpembuahan sampai 40 hari dalam kandungan, fase alaqah (embrio) terjadi pada usia
40 hari kehamilan, fase mughah (janin) terjadi pada usia kehamilan 40 hari berikutnya,
dan fase peniupan ruh yang terjadi ketika janin berusia genap empat bulan.10 Adapun
tugas perkembangannya ialah terletak pada peran orang tua dalam memelihara
perkembangan janin agar bisa berkembang dengan normal dengan memelihara suasana
psikologis dengan baik, meningkatkan ibadah terutama ibu, serta berdo’a kepada Allah
lebih-lebih sebelum janin berusia empat bulan. Kedua, periode kelahiran sampai
kematian. Banyak sekali ayat yang menunjukkan fase perkembangan manusia mulai dari
manusia itu dilahirkan sampai meninggal dunia. Salah satunya ialah firman Allah dalam
QS. Ar-rum:54:
(_)
Artinya: Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari Keadaan lemah, kemudian Dia
menjadikan (kamu) sesudah Keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan
(kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang
dikehendaki-Nya dan Dialah yang Maha mengetahui lagi Maha Kuasa.
Fase perkembangan manusia yang terdapat dalam ayat tersebut mencakup beberapa
fase diantaranya: fase kanak-kanak (thifl) atau fase dimana kondisi mereka masih lemah
disebabkan karena mereka masih bayi. Fase baligh, dimana pada fase ini seseorang sudah
menjadi kuat dan memasuki usia dewasa. Fase usia lanjut, secara psikologis ditandai
dengan mulai tidak berfungsinya elemen psikis seseorang seperti mulai pikun, sedangkan
secara biologis ditandai dengan semakin lemahnya kondisi tubuh.

2. Faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia


Faktor yang yang mempengaruhi perkembangan manusia perspektif al-Qur’an meliputi:
pertama, faktor hereditas. Hal tersebut bisa kita berkaca pada hadis nabi yang
menganjurkan memilih pasangan hidup harus dilihat dari beberapa segi lebih-lebih pada
segi agama menunjukkan bahwa faktor hereditas sangat mempengaruhi perkembangan
sesorang sehingga selamat di dunia lebih-lebih selamat kelak di akhirat. Firman Allah
dalam QS. Al ahqaff: 15:
()
Artinya: kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu
bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah
payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga
apabila Dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya
Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan
kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang
Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak
cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk
orang-orang yang berserah diri".
Kedua, faktor lingkungan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. At-
tahrim:6:
()
Artinya: hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat
yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. Ayat tersebut
mengisyaratkan kepada kita bahwa para orang tua diperintahkan untuk memelihara
keluarganya dari tingkah laku yang dapat memasukkan mereka ke dalam neraka. Ini
menunjukkan bahwa psikologi Islam juga mengakui peran lingkungan dalam menentukan
perkembangan seseorang.
Ketiga, faktor bawaan yang sudah menjadi sunnah atau taqdir yang telah ditetapkan
oleh Allah untuk manusia. Misalnya firman Allah dalam QS. Al-Baqarah: 30;
(-)
Artinya: ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya
aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya danmenumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui."
Ayat tersebut memberi penegasan bahwasanya selain dipengaruhi oleh faktor
hereditas serta faktor lingkungan, didalam Islam juga diyakini bahwa perkembangan
manusia tidak bisa lepas dari taqdir Allah yang sudah ditetapkan untuk setiap orang.

B. Tahap Perkembangan Manusia Menurut Embriologi


Embriologi merupakan bagian dari kajian biologi perkembangan (developmental of biology).
Biologi perkembangan adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan progresif struktur
dan fungsi tubuh dalam hidup makhluk hidup. Sedangkan embriologi adalah studi mengenai
embrio dengan penekanan kepada polapola perkembangan embrio. Untuk membedakan
pemahaman anda tentang embriologi dengan biologi perkembangan, di bagian berikut ini
akan dituliskan beberapa pemikiran dan pendapat ahli embriologi.
Sadler (2012:xii) mengilustrasikan embriologi dengan sebuah contoh adanya perubahan
sebuah sel menjadi seorang bayi saat masih dalam kandungan ibu, yaitu suatu proses yang
menggambarkan bahwa telah terjadinya suatu fenomena besar dan kompleks. Sadler
(2012:xii) menamakan kajian tentang fenomena ini dengan embriologi. Pada proses ini
termasuk juga kajian tentang aspek-aspek molekuler, seluler, dan struktural yang saling
berkontribusi untuk membentuk organisme. Spratt (1971) dalam Lufri dan Helendra (2009:1)
mendefinisikan perkembangan sebagai suatu aksi gen dalam: (1) pembentukan organisme
baru dari beberapa bagian organisme induk, (2) pemeliharaan atau peningkatan ukuran dari
organisme dewasa yang terbentuk secara sempurna, dan (3) perbaikan terhadap
kerusakan akibat kecelakaan atau kehilangan bagian anggota tubuh dari suatu orgsnisme.
Sehingga bisa dituliskan perkembangan merupakan suatu perubahan (transformasi) dari suatu
keadaan, komposisi atau fungsi dari bagian atau keseluruhan organisme atau bakal organisme
yang terjadi secara progresif dan relatif permanen pada kondisi alami. Pendapat lain
menyebutkan embriologi menjadi bagian dari ruang lingkup biologi perkembangan. Karena
Biologi perkembangan ruang lingkupnya lebih luas, sampai kepada perkembangan pasca lahir
dengan penekanan kepada masalah, konsep dan prinsip perkembangan. Beberapa ruang
lingkup biologi perkembangan adalah (1) Embriologi, yaitu mempelajari mengenai
pembentukan embrio; (2) Proses stadium pasca lahir; (3) Perkembangan tingkat sel, baik
perkembangan normal ataupun abnormal (neoplastik) seperti tumor dan kanker;
(4)Pertumbuhan, yaitu pertambahan masa sel; (5) Regenerasi; (6) Perbaikan sel, misalnya
pada waktu luka dan (7) Genetika perkembangan.
1. Proses Dasar Perkembangan
Ilustrasi tentang fenomena perubahan se- buah sel menjadi seorang bayi saat masih dalam
kandungan ibu, merupakan suatu proses yang menggambarkan bahwa telah terjadinya
suatu fenomena besar dan kompleks. Adanya fe- nomena besar dan kompleks ini akan
me- libatkan proses yang kompleks pada tingkat seluler, misalnya regulasi dan transduksi
signal secara molekuler. Adanya regulasi dan trans- duksi signal secara molekuler
merupakan cara yang paling mutakhir untuk memahami per- kembangan organisme.
Sadler (2012:3-9) men- jelaskan beberapa bagian tersebut seperti ada- nya transkripsi
gen, regulasi ekspresi gen, in- duksi formasi organ dan cell signaling. Spratt (1971) dalam
Lufri dan Helendra (2009:6-15) menjelaskan lima proses dasar pada tingkat sel, yaitu:
a) Pertumbuhan, yaitu pertambahan masa sel (ukuran dan jumlah sel).
b) Diferensiasi, yaitu proses yang meng- hasilkan sel-sel yang sudah ter- spesialisasi (sudah
melakukan bio- sintesis spesifik)
c) Interaksi seluler, yaitu saling pe-ngaruh- mempengaruhi antara satu sel atau kelompok sel
dengan sel atau kelompok sel yang lain.
d) Pergerakan, yaitu perubahan posisi sel atau jaringan (gerakan mor-fogenetik).
e) Metabolisme, merupakan proses penghasil (sumber) dan penggunaan energi, dan
merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan dan perkem-bangan.

TAHAP PER- KEMBANGAN EMBRIO MANUSIA

Tahapan perkembangan manusia menjadi lima tahap, yaitu:


1. Tahap gametogenesis, terjadinya pem- bentukan gamet laki-laki dan pe- rempuan atau
konversi germ cell sperma dan sel telur.
2. Tahap perkembangan minggu ke-1, ter- jadinya proses ovulasi sampai im- plantasi
3. Tahap perkembangan minggu ke-2, ter- jadinya pembentukan bilaminar germ disc (embrio
dua lapis)
4. Tahap perkembangan minggu ke-3 sampai 8, disebut juga dengan periode embrionik,
terjadinya pembentukan sis- tem tubuh.
5. Tahap perkembangan bulan ke-3 sam- pai kelahiran, adalah masa fetus dan berperannya
plasenta dalam per- kembangan manusia.

Dudek (2011) menguraikan perkem- bangan manusia diawali dari tahap pre- fertilisasi,
periode mingguan, periode embrio- nik dan organogenesis. Uraian lengkapnya se- bagai berikut.
1. Prafertilisasi, meliputi perkembangan organ reproduksi seksual, perkem- bangan organ
reproduksi seksual, per- kembangan kromosom, meiosis, orga- nogenesis,
spermatogenesis.
2. Perkembangan minggu 1 (hari ke 1-7), meliputi fertilisasi, pembelahan, blas- tocyst dan
implantasi.
3. Perkembangan minggu ke-2 (hari ke 8- 14), meliputi pembentukan embrioblast lanjutan,
trophoblast lanjutan dan me- soderm ekstraembrio.
4. Periode embrionik, meliputi pemben- tukan embrioblast lanjutan, vasculo- genesis dan
plasentasi.
5. Periode bulan 3 sampai lahir, disebut juga organogenesis sampai parturisi, terjadi
perkembangan organ dan sistem tubuh dan proses kelahiran.
Gambar 1 Tahapan Perkembangan Manusia Hari 1-18 (Sadler, 2012: ii)

REGULASI SIGNAL MOLEKULAR


Proses embriologi erat kaitannya dengan keberadaan dan aksi gen dalam tubuh. Ke- majuan
teknologi telah memperlihatkan bahwa adanya regulasi dalam tubuh pada tingkat selu- ler yang
disebut dengan molecular regulation and signaling. Sadler (2012:3) menjelaskan ada sekitar 23.000
gen dalam genom manusia, te- tapi gen ini akan mengkode untuk sekitar 100.000 protein. Gen
mengandung kompleks DNA dan protein disebut kromatin, yang terdiri dari satuan dasar struktur
yang disebut dengan nukleosom. Salah satu proses dasar dalam pem- bentukan organ adalah induksi.
Organ akan ter- bentuk dengan adanya interaksi antara sel de- ngan sel yang lain. Adanya interaksi
seke- lompok sel atau jaringan yang membentuk sel atau jaringan yang lain disebut dengan induksi
(Sadler, 2012:5). Di setiap interaksi, salah satu sel atau jaringan akan bersifat sebagai inducer dan
yang lainnya bersifat responder, misalnya interaksi sel epitel dengan mesenkim.
Cell signaling adalah inti dari proses induksi. Jalur transduksi signal memiliki mole- kul
signal yang disebut dengan ligand dan re- septor. Reseptor selalu bekerja di membrane sel dan
diaktifkan oleh adanya pengikatan ligan spesifik. Aktifasi reseptor tersebut selalu meli- batkan
posforilasi protein lain yang disebut de- ngan kinase. Aktifasi jenis ini akan bekerja dan merupakan
faktor pada proses traksripsi untuk menginisiasi ekpresi gen.
Sadler (2012:6-7) menjelaskan jalur transduksi signal menjadi dua yaitu paracrin signaling
dan juctacrine signaling. Keduanya ini merupakan faktor yang akan mempengaruhi transduksi jalur
signal (signal transduction pathways). Signal antar sel (cel-to-cel signa- ling) bisa berbentuk
paracrine. Parakrin me- libatkan faktor diffusable, atau juxtacrine dan faktor nondiffusable. Protein
yang bertanggung jawab untuk sinyal parakrin yang disebut faktor parakrin atau growth and
differentiation factors (GDFs). Ada empat keluarga besar GDFS: FGFs, WNTs, Hedgehogs dan TGF-
ßs. Selain protein, neurotransmiter, seperti serotonin (5HT) dan norepinefrin, juga beraksi melalui
sinyal parakrin. Aksinya dengan berperan se- bagai ligan dan mengikat reseptor untuk meng- hasilkan
respon seluler.

Gambar 2 Tahapan Perkembangan Manusia Hari 22-46 (Sadler, 2012: ii


Gambar 3 Tahapan Perkembangan Manusia Minggu 1-3 (Sadler, 2012: iii)
Gambar 4 Tahapan Perkembangan Manusia Minggu 4-7 (Sadler, 2012: iii)
Dudek RW. 2011. Embryology, 5th Ed. Phila- delphia: Lippincot Williams & Wilkins.

Lufri dan Helendra. 2009. Biologi Per- kembangan Hewan, Jilid 1. Padang: UNP Press.

Sadler TW. 2012. Langmans’s Medical Embryology, 12thEd. Philadelphia: Lippincot Williams &
Wilkins.
Allen, K. Eileen. Profil Perkembangan Anak. Jakarta: Indeks, 2010.

Al Mujib. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Bandung: Almizan, 2010.

Dahlan, Agus Abdurrahim. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Bandung: Jumanatul Ali Art,
2006.

Anda mungkin juga menyukai