Rencana Strategis
Rencana Strategis
BAB I
PENDAHULUAN
Renstra Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebuna Kabupaten Sinjai Tahun
2013 – 2018 disusun dengan mengacu pada :
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (SPPN);
2. Undang-Undang (UU) No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) 2005 – 2025
3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah;
1.4. Sistematika
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS TANAMAN PANGAN,
HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN
2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan
2.1.1 Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan merupakan salah satu unit
kerja dalam lingkup Pemerintah Kabupaten Sinjai sesuai dengan Undang-undang No. 29
tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sulawesi (Lembaran Negara Tahun
1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1822); Undang-undang Nomor 22
Tahun 1999 (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3839); Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Sinjai (Lembaran Daerah Kabupaten
Sinjai Tahun 2016 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sinjai Nomor 93);
dengan predikat sebagai instansi tehnis yang memiliki tugas pokok menyelenggarakan
sebagian kewenangan kabupaten dibidang tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan
yang diharapkan dapat memberikan hasil yang optimal terhadap peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Sinjai berkedudukan
selaku unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten dibidang tanaman pangan, hortikultura dan
perkebunan yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang dalam melaksanakan tugasnya
berada dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Tugas Pokok Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan adalah :
Melaksanakan sebagian kewenangan urusan Pemerintah Daerah berdasarkan asas
otonomi dan tugas pembantuan di bidang tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan
yang menjadi tanggung jawab dan kewenangannya berdasarkan peraturan peryundang-
undangan yang berlaku
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan mempunyai fungsi sebagai berikut :
1) penyelenggaraan dan penetapan kebijakan di bidang prasarana dan sarana, tanaman
pangan, hortikultura dan perkebunan serta penyuluhan tanaman pangan, hortikultura
dan perkebunan;
2) penyelenggaraan dan penetapan programa penyuluhan tanaman pangan, hortikultura
dan perkebunan;
3) penyelenggaraan dan penetapan prasarana tanaman pangan, hortikultura dan
perkebunan;
4) penyelenggaraan dan penetapan pengawasan mutu, peredaran dan pengendalian
penyediaan benih tanaman;
5) penyelenggaraan dan penetapan pengawasan penggunaan sarana tanaman pangan,
hortikultura dan perkebunan;
6) penyelenggaraan dan penetapan pembinaan produksi di bidang tanaman pangan,
hortikultura dan perkebunan;
7) penyelenggaraan dan penetapan pengendalian dan penanggulangan hama dan
penyakit tanaman;
8) penyelenggaraan dan penetapan pengendalian dan pananggulangan bencana alam;
2.1.1.2 Sekretariat
Sekretariat, mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam
mengoordinasikan kegiatan, memberikan pelayanan administrasi teknis dan
administrasi penyusunan program, keuangan, umum dan kepegawaian dalam
lingkungan dinas meliputi :
a. urusan program dan keuangan; dan
b. urusan umum dan kepegawaian.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretariat
mempunyai fungsi :
a. pengkoordinasian pelaksanaan tugas dalam lingkungan Dinas;
b. pengkoordinasian penyusunan program dan pelaporan;
c. pengkoordinasian urusan umum dan kepegawaian;
d. pengkoordinasian pengelolaan administrasi keuangan; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan berkaitan dengan tugas
pokok organisasi guna mendukung kinerja organisasi.
Bagan Struktur Organisasi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan sebagai
berikut :
STRUKTUR ORGANISASI
DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL KEPALA DINAS
SEKRETARIS
UPTD
Secara geografis Kabupaten Sinjai terletak di jazirah timur bagian Selatan Sulawesi Selatan,
dan secara astronomis terletak antara 5’ 19’ 50’’ - 5 36 47’’ Lintang Selatan dan antara 119 48 30 -
120 10 00 Bujur Timur . Kabupaten Sinjai memiliki luas wilayah 819,96 Km2.
Secara administrasi Kabupaten Sinjai terdiri dari 9 Kecamatan, yang meliputi 67 desa dan 13
Kelurahan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
- Sebelah Utara : Kab. Bone
- Sebelah Barat : Kab. Gowa
- Sebelah Timur : Teluk Bone
- Sebelah Selatan : Kabupaten Bulukumba
Untuk lebih jelasnya mengenai letak geografis dan luas wilayah dapat dilihat pada gambar 1
mengenai Peta Administrasi Kabupaten Sinjai, dan tabel 1 yaitu luas wilayah dan jumlah desa setiap
kecamatan di Kabupaten Sinjai.
Gambar 2
Peta Administrasi Kabupaten Sinjai
Peta Wilayah
Kabupaten Sinjai
Wilayah Kabupaten Sinjai memiliki tiga dimensi, yakni wilayah laut dan pantai, wilayah dataran
rendah dan wilayah dataran tinggi. Secara morfologi, kondisi topografi wilayah kabupaten sangat
bervariasi, yaitu dari area dataran hingga area yang bergunung. Sekitar 38,26 persen atau seluas
31.370 Ha merupakan kawasan dataran hingga landai dengan kemiringan 0 – 15 persen. Area
perbukitan hingga bergunung dengan kemiringan di atas 40 persen, diperkirakan seluas 25.625 Ha
atau 31,25 persen.
Berdasarkan klasifikasi menurut ketinggian diatas permukaan laut (dpl), wilayah kabupaten
terbagi ke dalam 5 (lima) klasifikasi ketinggian, dengan luasan sebagai berikut :
- Area dengan ketinggian 0 - 25 meter dpl , seluas 3.788 ha
- Area dengan ketinggian 25 - 100 meter dpl, seluas 7.983 ha
- Area dengan ketinggian 100 - 500 meter dpl, seluas 45.535 ha
- Area dengan ketinggian 500 - 1000 meter dpl, seluas 17.368 ha
- Area dengan ketinggian > 1000 meter dpl, seluas 6.569 ha
Ada 2 (dua) jenis kategori hidrologi yang melingkupi wilayah Kabupaten Sinjai, yaitu jenis (1)
air permukaan serta jenis (2) air tanah dangkal dan air tanah dalam. Kedua jenis air tersebut berasal
dari air hujan yang sebagian mengalir di permukaan (run-off) dan sebagian lagi meresap ke dalam
tanah.
Untuk jenis air permukaan, beberapa diantaranya adalah sungai – sungai yang mengalir
melalui wilayah ini, diantaranya Sungai Apareng, Sungai Gareccing, Sungai Manalohe, Sungai
Lolisang, Sungai Bihulo, Sungai Bintulang, Sungai Arango, Sungai Rumpala, Sungai Tangka, Sungai
Mangottong, Sungai Laure serta beberapa sungai kecil lainnya, yang sebagian besar bermuara ke
Teluk Bone.
Berdasarkan penelitian, potensi sumber air permukaan (1998) sebesar 15.137.280 ribu m3
atau debit sekitar 3,12 m3 / detik dan sebagian besar potensi air tersebut dimanfaatkan untuk
keperluan pertanian. Mengenai air tanah dangkal dengan kedalaman sekitar 6 meter berupa sumur
gali banyak mengandung kapur dan air tanah dalam dengan kedalaman 75-100 meter berupa sumur
bor, banyak dimanfaatkan penduduk untuk memenuhi berbagai keperluannya.
Sepanjang tahun, Kabupaten Sinjai termasuk daerah beriklim sub tropis, yang mengenal 2
(dua) musim, yaitu musim penghujan pada periode April - Oktober, dan musim kemarau yang
berlangsung pada periode Oktober - April.
Dari keseluruhan type iklim yang ada tersebut, Kabupaten Sinjai mempunyai curah hujan
berkisar antara 2.000-4.000 mm / tahun, dengan hari hujan yang bervariasi antara 100-160 hari hujan
/ tahun. Kelembaban udara rata-rata, tercatat berkisar antara 64 - 87 persen , dengan suhu udara
rata – rata berkisar antara 21,1 o C - 32,4 o C
Selain itu ada 3 (tiga) type iklim (menurut Schmidt & Fergusson) yang terjadi dan berlangsung
di wilayah ini, yaitu iklim type B2, C2, D2 & type D3.
o Area/zona dengan iklim type B2 dimana bulan basah berlangsung selama 7 - 9 bulan berturut-
turut, sedangkan bulan kering berlangsung 2 - 4 bulan sepanjang tahun. Penyebarannya meliputi
sebagian besar wilayah Kecamatan. Sinjai Timur dan Sinjai Selatan.
o Zona dengan iklim type C2, dicirikan dengan adanya bulan basah yang berlangsung antara 5 – 6
bulan, sedangkan bulan keringnya berlangsung selama 3 – 5 bulan sepanjang tahun.
Penyebarannya meliputi sebagian kecil wilayah Kecamatan Sinjai Timur, Sinjai Selatan dan Sinjai
Tengah.
o Zona dengan iklim type D2, mengalami bulan basah selama 3 – 4 bulan, & bulan keringnya
berlangsung selama 2 – 3 bulan. Penyebarannya meliputi wilayah bagian tengah Kabupaten Sinjai,
yaitu sebagian kecil wilayah Kecamatan Sinjai Tengah, Sinjai Selatan dan Sinjai Barat.
o Zona dengan iklim type D3, bercirikan dengan berlangsungnya bulan basah antara 3 – 4 bulan ,
dan bulan kering berlangsung antara 3 – 5 bulan. Penyebarannya meliputi sebagian wilayah
Kecamatan Sinjai Barat, Sinjai Tengah dan Sinjai Selatan.
Dalam mengawal pembangunan sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan,
hortikultura dan perkebunan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Sinjai
didukung oleh sumberdaya lahan berupa ketersediaan lahan pertanian berdasarkan tipologi lahan yakni
lahan pertanian (lahan sawah beririgasi dan lahan sawah tadah hujan), lahan bukan sawah
(tegalan/kebun, ladang/huma, perkebunan, padang penggembalaan/padang rumput, lahan yang
sementara tidak diusahakan) sebagai berikut :
a. Lahan Sawah :
Luas lahan pertanian (sawah) yang mendukung pengembangan tanaman pangan khususnya
komoditi padi, palawija dan hortikultura sebagai berikut :
Tabel II.1.
Sumberdaya Lahan
1. Lahan Pertanaian : 15.863 Ha
a. Lahan Sawah Irigasi 9.636 Ha
b. Lahan Sawah Tadah Hujan 6.227 Ha
2. Lahan Bukan Sawah 13.644 Ha
a. Tegalan/Kebun 11.446 Ha
b. Ladang/Huma 1.919 Ha
c. Perkebunan 27.687 Ha
d. Padang Penggembalaan/Padang Rumput 242 Ha
e. Lahan yang sementara tidak diusahakan 37 Ha
Sumber : SP. Lahan 2013
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah faktor sentral dalam suatu institusi/organisasi. Apapun
bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk kepentingan manusia dan
dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia. Jadi, manusia merupakan faktor
strategis dalam semua kegiatan institusi. Kondisi institusi akan sangat dipengaruhi dan tergantung pada
kualitas serta kemampuan kompetitif sumber daya manusia yang dimilikinya.
Sumberdaya manusia (pegawai) lingkup Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
sebagai pengawal pembangunan pertanian berjumlah 79 orang, terdiri dari 42 orang Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dan 37 orang pegawai tidak tetap (PTT). Rincian pegawai berdasarkan pangkat dan
golonga adalah sebagai berikut :
Tabel II.2
Daftar Normatif Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap (Sukarela)
Berdasarkan Golongan dan Jenis Kelamin
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Sinjai
Bidang Bidang
Bidang
Bidang Pengolahan dan Prasarana
Golongan / Sekretariat Tanaman Total
Hortikultura Pemasaran Hasil dan Sarana
Ruang Pangan
Pertanian Pertanian
L P L P L P L P L P
IV/e - - - - - - - - - - -
IV/d - - - - - - - - - - -
IV/c 1 - - - - - - - - - 1
IV/b 1 - - - - - - - - - 1
IV/a - - 1 - 1 - - - 1 - 3
III/d 1 1 - 1 1 - - 2 - 1 7
III/c - 1 - 2 - - 1 - 1 1 7
III/b 1 - 3 1 - 1 - 1 - 1 8
III/a 2 2 - 1 - - - 2 - 1 9
II/d - - - - - - - - - - -
II/c - 2 - - - - - - - - 2
II/b 1 - - - - - 1 1 1 - 4
II/a - - - - - - - - - - -
I/d - - - - - - - - - - -
I/c - - - - - - - - - - -
I/b - - - - - - - - - - -
I/a - - - - - - - - - - -
Jumlah PNS 7 6 4 5 2 2 2 6 4 4 42
Sukarela 7 5 4 7 4 1 1 4 3 1 37
Jumlah 14 11 8 12 6 3 3 10 7 5
Total 25 20 9 13 12 79
Sumber : Subag Umum & Kepegawaian 2013
Tabel II.3
Daftar Normatif Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap (Sukarela)
Berdasarkan Golongan dan Jenis Kelamin
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Sinjai
Bidang Prasarana,
Bidang Tanaman
Sarana dan Bidang
Sekretariat Pangan dan Total
Golongan / Ruang Penyuluhan Perkebunan
Hortikultura
Pertanian
L P L P L P L P
IV/e - - - - - - - - -
IV/d - - - - - - - - -
IV/c - 1 - - - - - - 1
IV/b 1 - - - - - - - 1
IV/a - - 1 - 1 1 - - 3
III/d 1 - - - - - 2 1 4
III/c - - 1 2 2 2 - 1 8
III/b 1 1 - 2 1 4 2 1 12
III/a 1 - - - - - 1 - 2
II/d 1 - - - - - - - 1
II/c - 3 - - - - - - 3
II/b 1 - 1 - 1 - - 1 4
II/a - - - - - - - - -
I/d - - - - - - - - -
I/c - - - - - - - - -
I/b - - - - - - - - -
I/a - - - - - - - - -
Jumlah PNS 6 5 3 4 5 7 5 4 39
Sukarela 7 7 7 5 4 8 2 9 49
Jumlah 13 12 10 9 9 15 7 13
Total 25 19 24 20 88
Sumber : Subag Umum & Kepegawaian 2017
Tabel II.3, menunjukkan bahwa ratio antara pegawai laki-laki dengan pegawai
perempuan pada Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Sinjai sekitar 1 :
1,5 artinya pegawai laki-laki lebih sedikit dibanding pegawai perempuan, sementara bila dilihat dari segi
perbandingan antara pejabat pemangku eselon dengan staf (Tabel II.4) bahwa ada pejabat eselon yang
tidak memiliki staf dan ini berarti Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten
Sinjai masih membutuhkan tambahan pegawai.
Tabel II.4
Daftar Normatif Pegawai Negeri Sipil
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Sinjai
Tabel II.5
Pendidikan Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap (Sukarela)
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Sinjai
Tabel II.6
Daftar Normatif Penyuluh PNS dan Penyuluh Non PNS (THL)
Berdasarkan Golongan dan Jenis Kelamin
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Sinjai
Berdasarkan data pada tabel di atas, diketahui bahwa Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan memiliki jumlah pegawai tetap yang terbatas khususnya staf dengan
kualifikasi sarjana pertanian. Untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi pegawai di bidang
pertanian, perlu dilakukan penambahan pegawai dan pelatihan.
Tabel II.7
Daftar Sarana Prasarana Perkantoran
Jumlah
No Sarana Prasarana Keterangan
(Unit)
1 Bangunan Gedung Kantor 3 Baik
2 Kendaraan roda empat (mini bus) 1 Baik
3 Kendaraan roda empat (Pick Up) 1 Baik
4 Kendaraan roda empat (Truk) 1 Baik
5 Kendaraan roda dua 23 Baik
6 Filling Kabinet 9 Baik
7 Meja kerja ½ biro 40 Baik
8 Meja kerja biro 5 Baik
9 Kursi Putar Sandaran Tinggi 7 Baik
10 Kursi Kerja/Staf 38 Baik
11 Kursi staf/roda 5 Baik
12 Kursi Putar Sandaran Sedang - -
13 Kursi Putar Sandaran Rendah - -
10 Note Book 12 Baik
12 Komputer 3 Baik
13 Lemari Arsip 8 Baik
14 Sofa 3 Baik
15 Papan Tulis - -
16 Meja Rapat 6 Baik
17 Kursi Rapat 24 Baik
17 Televisi -
18 AC 7 Baik
19 Dispenser 2 Baik
20 Kamera digital 3 2 Baik, 1 Rusak
21 Scanner 1 Baik
22 UPS 1 Baik
23 Meja Komputer 4 Baik
24 CPU 3 Baik
25 Monitor 4 Baik
26 Printer 7 Baik
27 Pesawat Telepon 2 Baik
28 Faximili 1 Baik
29 Kipas Angin 2 Baik
30 Papan struktur organisasi 2 Baik
31 Mesin Ketik 2 Baik
32 Cermin 1 Baik
33 Wiriless 1 Baik
34 Infokus 2 1 Baik, 1 Rusak
35 Screen/layar infocus 1 Baik
Luas (Ha)
No Tahun
Irigasi Tadah Hujan Rawa Pasang Surut Rawa Lebak
1 2012 9.808 4.958 - -
Tabel di atas menunjukkan bahwa pertumbuhan luas area persawahan di Kabupaten Sinjai
yang mendapatkan pengairan/irigasi mengalami penurunan yang cukup siginifkan sementara luas
sawah tadah hujan meningkat.
Hal yang sama juga berpengaruh pada tingkat produksi tanaman bahan makanan utama.
Tingkat produksi pertanian khususnya tanaman bahan makanan utama Kabupaten Sinjai tahun 2012
dan 2013 secara lengkap dapat dilihat dalam tabel II.9 :
Tabel II.9
Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Tanaman Bahan Makanan Utama
di Kabupaten Sinjai Tahun 2012 -2013
Rata-Rata
No Jenis Tanaman Panen (Ha) Produksi (Ton) Produksi
(Kw/Ha)
Tahun 2012
1. Padi 24.036 116.155 48,33
2. Jagung 3.101 9.220 29,73
3. Ubi Kayu 190 4.506 237,16
4. Ubi Jalar 136 1.929 141,82
5. Kacang Tanah 814 898 11,03
Tahun 2013
1. Padi 24.856 120.222 48,37
2. Jagung 3.125 9.258 29,63
3. Ubi Kayu 167 3.871 231,77
4. Ubi Jalar 124 1.528 123,22
5. Kacang Tanah 1.282 2.883 22.49
Sumber : Sinjai Dalam Angka 2013
Tabel II.10
Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Palawija dan Hortikultura
di Kabupaten Sinjai Tahun 2012 – 2013
Rata-Rata
No Jenis Tanaman Panen (Ha) Produksi (Ton) Produksi
(Kw/Ha)
1 2 3 4 5
Tahun 2012
1 Bawang Daun 73 456,03 62,47
2 Kentang 39 85,92 22,03
3 Kubis 86 335,9 39,06
4 Kembang Kol - - -
5 Petsai/Sawi 56 164,98 29,46
6 Wortel 50 185,70 37,14
7 Kacang Merah 7 35,00 50,00
8 Kacang Pajang 167 1.108,30 66,37
9 Cabe Besar 450 1.102,50 24,50
10 Cabe Rawit 474 2.315,00 48,84
11 Tomat 133 452,60 34,03
12 Terong 135 993,40 73,59
13 Buncis 124 344,00 27,74
14 Ketimun 33 98,20 29,76
15 Labu Siam 130 793,20 61,02
16 Kangkung 126 897,40 71,22
17 Bayam 93 409,10 43,99
Tahun 2013 *)
1 Bawang Daun 73 456,03 62,47
2 Kentang 39 85,92 22,03
3 Kubis 86 335,9 39,06
4 Kembang Kol - - -
5 Petsai/Sawi 56 164,98 29,46
6 Wortel 50 185,70 37,14
7 Kacang Merah 7 35,00 50,00
8 Kacang Pajang 167 1.108,30 66,37
9 Cabe Besar 450 1.102,50 24,50
10 Cabe Rawit 474 2.315,00 48,84
11 Tomat 133 452,60 34,03
12 Terong 135 993,40 73,59
13 Buncis 124 344,00 27,74
14 Ketimun 33 98,20 29,76
15 Labu Siam 130 793,20 61,02
16 Kangkung 126 897,40 71,22
17 Bayam 93 409,10 43,99
Catatan : *) Angka sementara
Buah Durian, rambutan, nenas dan markisa merupakan sebagaian jenis buah yang
dikembangkan oleh masyarakat Sinjai terutama di Kecamatan Sinjai Selatan, Sinjai Tengah,
Tellulimpoe dan Sinjai Borong. Adapun tingkat produksi buah-buahan di Kabupaten Sinjai dapat dilihat
dalam tabel sebagai berikut :
Tabel II.11
Produksi Buah-Buahan Kabupaten Sinjai Tahun 2012 – 2013
Rata-Rata Produksi
Panen (Pohon/
No Jenis Tanaman Produksi (Ton) (KW/Pohon/
Rumpun)
Rumpun)
1 2 3 4 5
Tahun 2012
1. Alpokat 2.887 200,05 0,69
2. Belimbing 716 48,60 0,68
3. Duku/Langsat 53.604 5.256,90 0,98
4. Durian 25.567 2.902,70 1,14
5. Jambu Biji 4.684 166,40 0,36
6. Jambu Air 1.400 41,40 0,30
7. Jeruk Siam 516 25,50 0,49
8. Jeruk Besar 27.156 3.346,90 1,23
9. Mangga 13.880 1.322,00 0,96
10. Manggis 20.077 1.179,60 0,59
11. Nangka / Cempedak 35.142 2.903,60 0,83
12. Nenas 70.055 319,20 0,05
13. Pepaya 19.351 920,00 0,48
14. Pisang 289.150 13.300,90 0,46
15. Rambutan 92.042 7.577,00 0,82
16. Salak 3.164 31.90 0,10
17. Sawo 12 1,00 0,83
18. Markisa 88.860 3.205,20 0,36
19. Sirsak 82 2,00 0,24
20. Sukun 4.327 179,50 0,41
21. Apel 1.250 106,00 0,85
22. Melinjo - - -
23. Petai 13.418 681,20 0,51
24. Jengkol 600 17,50 0,29
Tahun 2013 *)
1. Alpokat 2.887 200,05 0,69
2. Belimbing 716 48,60 0,68
3. Duku/Langsat 53.604 5.256,90 0,98
4. Durian 25.567 2.902,70 1,14
5. Jambu Biji 4.684 166,40 0,36
6. Jambu Air 1.400 41,40 0,30
7. Jeruk Siam 516 25,50 0,49
8. Jeruk Besar 27.156 3.346,90 1,23
9. Mangga 13.880 1.322,00 0,96
10. Manggis 20.077 1.179,60 0,59
Letak geografis Kab.Sinjai sangat mendukung pengembangan komoditi perkebunan baik skala rumah
tangga (pola pekarangan) maupun skala perkebunan. Bebeapa komoditi yang dikembangkan di Kab.
Sinjai antara lain : kelapa, kopi, cengkeh, lada, vanili dan komoditi lainnya seperti yang tertera pada
tabel berikut ini :
Tabel II.12
Luas Lahan dan Produksi Komoditas Perkebunan Kabupaten Sinjai Tahun 2015
2.4. Peluang dan Tantangan Pengembangan Pelayanan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan
Perkebunan
BAB III
ISSU-ISSU STRATEGI BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Tanaman Pangan,
Hortikultura dan Perkebunan
Permasalahan mendasar yang dihadapi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Kabupaten Sinjai dalam upaya terwujudnya sistem pertanian yang tangguh, mandiri, berdayasaing dan
berkelanjutan adalah sebagai berikut :
1. Daya dukung lahan usahatani yang semakin rendah;
2. Kondisi infrastruktur pertanian yang rusak dan belum dibangun;
3. Skala usaha pertanian relatif kecil;
4. Usaha di sektor pertanian yang dilakukan oleh masyarakat masih dipandang sebagai usaha
sampingan terutama subsektor hortikultura;
5. Modal usaha yang dimiliki oleh petani untuk kegiatan usaha baik pra maupun pascapanen masih
dirasakan kurang;
6. Posisi tawar petani masih sangat lemah;
7. Adopsi inovasi dan penerapan teknologi pertanian masih sangat terbatas;
8. Alih fungsi lahan peranian ke lahan non pertanian;
9. Sarana dan prasarana usaha di sektor pertanian masih terbatas;
10. Kebutuhan benih masih sangat tergantung dari luar daerah;
11. Adanya daerah lain sebagai penghasil komoditi perkebunan yang lebih berkualitas dan menjadi
pesaing berat;
12. Dana yang dialokasikan untuk pembangunan petanian baik APBN, APBD Propinsi dan APBD
Kabupaten/Kota masih belum memadai.
Sedangkan didalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsinya , masalah yang dihadapi adalah :
13. Terbatasnya SDM Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Sinjai
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati Terpilih
Penjelasan Visi :
1. Sinjai bersatu yang sejahtera adalah dengan semangat persatuan dan kesatuan serta
kebersamaan membangun kebutuhan dasar, dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang
tinggi melalui pemanfaatan daerah yang berwawasan lingkungan.
2. Unggul dalam kualitas hidup adalah masyarakat Sinjai terdepan dalam pendidikan,
kesehatan, rukun dalam hidup beragama, serta rukun dan damai dalam berbagai aspek
kehidupan.
3. Terdepan dalam pelayanan publik adalah masyarakat Sinjai mendapatkan jaminan
pelayanan cepat, tepat dan terbaik dalam dukungan kualitas birokrasi yang handal,
manajemen tata kelola pemerintahan yang baik, serta pelayanan aparatur yang bebas
korupsi, kolusi dan nepotisme.
Telaahan terhadap visi, misi dan program Bupati dan Wakil Bupati memberikan gambaran
peran serta dan keterlibatan langsung Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan. Hal ini
ditunjukkan melalui pernyataan misi ke 1 yakni :
Rencana Strategis Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Sinjai
disamping mengacu pada visi dan misi Pemerintah Kabupaten Sinjai juga mengacu pada visi dan misi
Kementerian Pertanian Republik Indonesia 2010 -2014 serta visi dan misi Pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan 2013 – 2018.
Secara umum telaahan terhadap visi, misi Kementerian Pertanian Republik Indonesia
terintegrasi dalam visi dan misi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan dalam
mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal untuk
meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, daya saing, ekspor dan kesejahteraan petani.
Telaahan terhadap visi, misi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan juga terintegrasi dalam visi
dan misi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi dan peningkatan daya saing daerah khususnya dari subsektor tanaman pangan, hortikultura
dan perkebunan. Hal ini tergambar jelas pada misi 2 dan misi 4 Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS)
Berdasarkan pola ruang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sinjai 2012 -2031,
kawasan peruntukan pertanian lahan basah meliputi
a. Kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk pertanian lahan basah;
b. Secara ruang apabila digunakan untuk kegiatan pertanian lahan basah mampu memberikan
manfaat:
1. Meningkatkan produksi pangan dan pendayagunaan investasi;
2. Meningkatkan perkembangan pembangunan lintas sektor dan sub sektor serta kegiatan
ekonomi sekitarnya;
3. Meningkatkan fungsi lindung;
4. Meningkatkan upaya pelestarian kemampuan sumber daya alam untuk pertanian pangan;
5. Meningkatkan pendapatan masyarakat;
6. Meningkatkan pendapatan daerah dan nasional;
7. Menciptakan kesempatan kerja;
8. Meningkatkan ekspor; dan
9. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
c. Sesuai untuk pengembangan pertanian kecuali kandungan kuarsanya sedang.
Atas dasar analisis tersebut ditetapkan luas kawasan peruntukan pertanian lahan basah
di Kabupaten Sinjai seluas 13.593 Ha, yang tersebar pada 8 (delapan) kecamatan dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel III.1
Kawasan Peruntukan Pertanian Lahan Basah
Kawasan peruntukan pertanian lahan kering (peruntukan komoditi palawija dan hortikultura)
meliputi kriteria :
a. Kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk pertanian lahan kering;
b. Secara ruang apabila digunakan untuk kegiatan pertanian lahan kering mampu memberikan
manfaat:
1. Meningkatkan produksi pangan dan pendayagunaan investasi;
2. Meningkatkan perkembangan pembangunan lintas sektor dan sub sektor serta kegiatan
ekonomi sekitarnya;
3. Meningkatkan fungsi lindung;
4. Meningkatkan upaya pelestarian kemampuan sumberdaya alam untuk pertanian pangan;
5. Meningkatkan pendapatan masyarakat;
6. Meningkatkan pendapatan daerah dan nasional;
7. Menciptakan kesempatan kerja;
8. Meningkatkan ekspor; dan
9. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
c. Sesuai untuk pengembangan pertanian kecuali kandungan kuarsanya sedang.
Hortikultura adalah komoditas lahan kering berupa tanaman sayuran, buah dan bunga. Dasar
penentuan/tujuan pengembangan kawasan peruntukan tanaman hortikultura di Kabupaten Sinjai,
adalah:
a. Meningkatkan produktivitas tanaman hortikultura yang berkelanjutan tanpa mengabaikan aspek
pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup;
b. Menyediakan infrastruktur pendukung komoditas hortikultura.
c. Menyediakan lapangan kerja, meningkatkan kesempatan berusaha bagi masyarakat dan
meningkatkan pendapatan masyarakat;
Atas dasar analisis tersebut ditetapkan luas kawasan peruntukan pertanian lahan kering
di Kabupaten Sinjai seluas 39.314,47 Ha, yang tersebar pada 8 (delapan) kecamatan dengan
rincian sebagai berikut:
Tabel III.2
Kawasan Peruntukan Pertanian Lahan Kering
Sementara kawasan peruntukan perkebunan adalah wilayah untuk penentuan lokasi tanaman
tahunan yang mempunyai skor/nilai untuk faktor kelerengan, jenis tanah, dan curah hujan adalah
125 sampai 175 mm. (SK Menteri Pertanian No. 638/KPTS/Um/8/1981, tentang kriteria fisik wilayah
untuk penentuanlokasi tanaman tahunan).
Tabel III.3
Kawasan Peruntukan Perkebunan
5 Sinjai Timur
6 Sinjai Tengah 139,3 1,86
9 Pulau Sembilan - -
Jumlah 7.504,85 100.00
Sumber : RTRW Kab. Sinjai 2012-2032
Telaahan terhadap RTRW dan KLHS Kabuaten Sinjai menggambaarkan bahwa kawasan
peruntukan pertanian lahan basah, lahan kering dan kawasan peruntukan perkebunan adalah
merupakan kawasan pengembangan komoditi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan yang
perlu penanganan secara terpadu, terintegrasi dengan kawasan lingkungan hidup (berwawasan
lingkungan) agar tidak terjadi kerusakan lingkungan hidup yang dapat mengancam KLHS. Hal ini
tergambar jelas saling terintegrasi antara visi dan misi Kementerian Pertanian R.I., visi dan misi
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, visi dan misi Pemerintah Daerah Kabupaten Sinjai.
Berdasarkan identifikasi permasalahan dan telahaan dari beberapa dokumen perencanaan lainnya,
maka isu-isu strategis di subsektor tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan sebagai berikut:
1. Makin rendahnya daya dukung lahan pertanian sebagai akibat penggunaan pupuk anorganik
serta alat mesin pertanian (traktor, alat panen, dll) memerlukan penerapan sistim pertanian
yang ramah lingkungan melalui peningkatan penggunaan pupuk organik;
2. Rendahnya indeks pertanaman sebagai akibat keterbatasan air irigasi mendorong
pembangunan/rehabilitasi infrastruktur pertanian, perluasan areal tanam, fasilitasi penyediaan
sarana produksi dan penerapan tehnologi pertanian tepat guna;
3. Laju alih fungsi lahan pertanian ke lahan non pertanian yang semakin besar sebagai dampak
dari pertumbuhan penduduk dan pembangunan pemukiman perlu di antisipasi dengan
diterbitkannya Regulasi (Perda, Perbup) tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan (PLP2B) sebagai penjabaran dari UU No 41 tahun 2009 tentang Perlindungan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, PP No. 1 tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih
Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, PP No. 12 tahun 2012 tentang Insentif
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, PP No. 25 tahun 2012 tentang Sistem
Informasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan PP No. 30 tahun 2012 tentang
Pembiayaan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
4. Kerjasama dalam kelompoktani atau gabungan kelompoktani merupakan upaya mengatasi
skala usaha pertanian relatif kecil, lemahnya posisi tawar petani dan rendahnya modal usaha
yang dimiliki petani;
5. Pembentukan dan pembinaan kelompok kelompok penangkar benih tanaman pangan,
hortikultura dan perkebunan sebagai upaya mengatasi ketergantungan benih dari luar daerah.
6. Percepatan peningkatan kesetaraan gender dan peranan perempuan dalam pembangunan
melalui peningkatan pemahaman, komitmen, dan kemampuan para pengambil kebijakan dan
pelaku pembangunan akan pentingnya pengintegrasian perspektif gender di semua bidang dan
tahapan pembangunan, penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender termasuk
perencanaan dan penganggaran yang responsif gender.
7. Peran serta perempuan dan laki-laki dengan memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan,
dan permasalahan perempuan dan laki-laki ke dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan,
dan evaluasi dari seluruh kebijakan, program dan kegiatan di sektor pertanian untuk mencapai
kesetaraan dan keadilan gender agar mereka punya akses yang sama kepada sumberdaya
pembangunan, partisipasi yang sama dalam proses pembangunan (termasuk proses
pengambilan keputusan), mempunya kontrol yang sama atas sumberdaya pembangunan, dan
memperoleh manfaat yang sama dari hasil pembangunan.
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN
4.1. Visi dan Misi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
4.1.1. Visi
Dalam upaya mengantisipasi perubahan dan perkembangan dimasa yang akan datang, Dinas
Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Sinjai perlu secara terus menerus
mengembangkan peluang dan melakukan upaya perubahan ke arah yang lebih baik
Meningkatnya tuntutan masyarakat akan pelayanan prima dan terget pemberdayaan
mendorong Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Sinjai untuk
mempersiapkan diri agar tetap eksis dan mampu berbuat untuk kepentingan masyarakat. Perubahan
tersebut dilakukan secara bertahap, terencana, konsisten dan berkelanjutan sehingga dapat
meningkatkan akuntabilitas kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil atau manfaat.
Agar dapat melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dimasa yang akan datang, maka
suatu organisasi harus mempunyai visi sebagai gambaran kondisi yang diinginkan.
Pernyataan visi adalah merupakan cara pandang jauh ke depan mengenai gambaran kongkrit
kesuksesan yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu oleh Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura
dan Perkebunan Kabupaten Sinjai.
Sebagai organisasi pemerintah yang bertugas melayani masyarakat dibidang pertanian, maka
visi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Sinjai dititik beratkan pada
pengembangan bidang pertanian. Adapun visi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Kabupaten Sinjai adalah :
4. Berdaya Saing ; memiliki pengertian bahwa pembangunan sektor pertanian/ subsektor tanaman
pangan, hortikulktura dan perkebunan dilaksanakan dengan orientasi pada pasar, berbasis pada
sumberdaya lokal yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif, serta pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi;
5. Berkelanjutan; bahwa kegiatan ekonomi disektor pertanian tanaman pangan, hortikulktura dan
perkebunan dapat berlangsung terus menerus sebagai basis ekonomi masyarakat Sinjai dan
dapat menyesuaikan dengan tuntutan kondisi ke depan dengan tetap memperhatikan azas
kelestarian lingkungan.
4.1.2. Misi
Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan Instansi Pemerintah dan sasaran yang
ingin dicapai. Pernyataan misi membawa organisasi kepada suatu fokus. Misi menjelaskan mengapa
organisasi itu ada, apa yang dilakukannya dan bagaimana melakukannya.
Misi merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah agar tujuan
organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan penyataan misi tersebut, diharapkan
seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal Instansi Pemerintah dan mengetahui
peran dan program-programnya serta hasil yang akan diperoleh dimasa mendatang.
Proses perumusan misi dilakukan dengan memperhatikan masukan dari pihak yang
berkepentingan (stake holder) dan memberikan peluang perubahan sesuai dengan perkembangan
yang dihadapi.
Misi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Sinjai sebagai berikut :
1. Meningkatkan kapasitas organisasi, sumberdaya aparatur dan penyuluh tanaman pangan,
hortikulktura dan perkebunan
2. Meningkatkan dan mengembangkan sarana dan prasarana tanaman pangan, hortikulktura
dan perkebunan yang dapat menunjang usahatani/agribisnis
3. Meningkatkan dan mengembangkan kelembagaan di subsektor tanaman pangan,
hortikulktura dan perkebunan
4. Mewujudkan ketahanan pangan melalui pemanfaatan sumberdaya pertanian
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
4.2.1. Tujuan Jangka Menegah Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Tujuan bersifat idealis dan mempunyai jangkauan ke depan serta merupakan implementasi
atau penjabaran dari misi dan merupakan sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan pada kurun
waktu tertentu, satu tahun sampai lima tahun ke depan (kapan).
Berdasarkan uraian di atas, maka Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Kabupaten Sinjai menetapkan tujuan sebagai berikut :
1. Memperkuat koordinasi dalam penyusunan kebijakan perencanaan dan keseluruhan manajemen
pembangunan (subsektor tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan) antara instansi dan
stakeholder terkait baik dengan pusat maupun provinsi/kabupaten/kota
2. Meningkatnya pengetahuan sumberdaya aparatur pertanian
3. Meningkatkan ketersediaan dan ketahanan pangan untuk mewujudkan kedaulatan pangan
4. Meningkatkan ketersediaan, nilai tambah dan dayasaing serta mutu komoditi secara berkelanjutan
5. Meningkatkan pengembangan infrastruktur penunjang usahatani/agribisnis;
6. Mewujudkan kelembagaan petani sebagai basis kegiatan pembangunan pertanian
Rencana Strategis Perubahan (RENSTRA-P II) 2013 - 2018 Page 41
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI [DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN]
4.2.2. Sasaran Jangka Menegah Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Sasaran merupakan penggambaran hal yang ingin diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang
diambil organisasi guna mencapai tujuan. Sasaran merupakan bagian integral, tak terpisahkan dari
suatu proses perencanaan stratejik. Sasaran fokusnya pada action yaitu kegiatan yang bersifat
spesifik, terinci, dapat terukur dan dapat diwujudkan atau SMART (Spesific, Measurable, Aggressive
and Attainable, Result Oriented, Timebound).
Sasaran penting karena merupakan salah satu tonggak dari proses perumusan perencanaan
stratejik yang efektif yang mendukung setiap tujuan. Sasaran mengungkapkan tugas-tugas spesifik
yang harus dilaksanakan dalam jangka pendek yang memungkinkan organisasi dapat berhasil.
4.3.1. Strategi
Untuk mewujudkan visi dan menjalankan misi pembangunan sektor pertanian tanaman pangan,
hortikultura dan perkebunan (TPHP) di Kabupaten Sinjai, maka ditempuh strategi sebagai
berikut :
1. Melaksanakan pembangunan TPHP yang bersih, transparan, bebas KKN, efektif dan
efesien. Hal ini diharapkan berdampak pada pemantauan sumberdaya pertanian secara
optimal.
2. Memperkuat koordinasi dalam penyusunan kebijakan, perencanaan dan keseluruhan
manajemen pembangunan TPHP antara instansi dan stakeholder terkait. Baik dengan
pusat, provinsi maupun kabupaten/kota.
3. Peningkatan produktivitas dan produksi melalui pemanfaatan sumber daya pertanian
(modal, teknologi, pasar, informasi, lahan, alsintan,dll) secara optimal.
4. Memberdayakan dan meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia dan kelembagaan
tani agar mampu memanfaatkan peluang ekonomi, perkembangan ekonomi, pasar dan
dinamika permintaan konsumen.
5. Memfasilitasi tersedianya sarana dan prasarana TPHP untuk memantapkan peningkatan
ketahanan pangan dan mendorong pengembangan agribisnis.
4.3.2. Kebijakan
Adapun cara mencapai tujuan dan sasaran meliputi penetapan kebijakan,.
1. Melaksanakan pembangunan TPHP yang bersih, transparan, bebas KKN, efektif dan
efesien. Hal ini diharapkan berdampak pada pemantauan sumberdaya pertanian secara
optimal.
2. Membangun dan merehabilitasi prasarana/infrastruktur pertanian;
3. Memperkenalkan dan menyiapkan sarana prasarana pertanian yang menunjang program
dinas;
4. Menjembatani hubungan kerjasama petani dengan pihak ketiga;
5. Pemantapan kelembagaan Kelompoktani sebagi pusat kegiatan usahatani;
6. Pengembangan diversifikasi pangan untuk mengatasi rawan pangan dan stabilitasi harga
di sentra produksi;
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK
SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
Rencana Program dan Kegiatan adalah cara untuk melaksanakan tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan serta upaya yang dilakukan untuk mengetahui capaian keberhasilan sasaran dan
tujuan. Sedangkan Program dimaksudkan sebagai kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu
untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Kabupaten Sinjai guna mencapai sasaran tertentu. Dengan adanya program dan kegiatan diharapkan
pula dapat menyelesaikan permasalahan – permasalahan yang dihadapi.
Program dan Kegiatan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten
Sinjai yang direncanakan untuk Periode Tahun 2013 – 2018 meliputi:
Indikator kinerja:
Penataan administrasi perkantoran
Peningkatan operasional perkantoran
Peningkatan pelayanan administrasi perkantoran
Peningkatan kelancaran operasional perkantoran
Kegiatan:
1) Penyediaan jasa komunikasi sumber daya air dan listrik;
Indikator Keluaran (Output) : Waktu penyediaan jasa komunikasi sumberdaya air dan listrik.
Kelompok sasaran : Aparatur.
2) Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah dan jenis kendaraan dinas yang disediakan jasa
pemeliharaannya.
Kelompok sasaran : Aparatur.
3) Penyediaan jasa kebersihan kantor
Indikator Keluaran (Output) : Waktu penyediaan jasa kebersihan kantor.
Kelompok sasaran : Aparatur.
4) Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah dan jenis peralatan kerja yang diperbaiki.
Kelompok sasaran : Aparatur.
5) Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah dan jenis komponen instalasi listrik yang disediakan.
Kelompok sasaran : Aparatur.
6) Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah dan jenis bahan bacaan dan peraturan perundang-
undangan yang disediakan.
Kelompok sasaran : Aparatur.
7) Penyediaan pelayanan administrasi administrasi kesekretariatan
Rencana Strategis Perubahan (RENSTRA-P II) 2013 - 2018 Page 45
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI [DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN]
Indikator kinerja:
Kendaraan dinas/operasional
Perlengkapan gedung kantor
Peralatan gedung kantor
Mebeler
Kegiatan:
1) Pengadaan kendaraan dinas/operasional
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah dan jenis kendaraan dinas yang disediakan.
Kelompok sasaran : Aparatur.
2) Pengadaan perlengkapan gedung kantor;
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah dan jenis perlengkapan gedung kantor yang disediakan.
Kelompok sasaran : Aparatur.
3) Pengadaan peralatan gedung kantor;
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah dan jenis peralatan gedung kantor yang disediakan.
Kelompok sasaran : Aparatur.
4) Pengadaan mebeler;
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah dan jenis mebeler yang diadakan.
Kelompok sasaran : Aparatur.
5) Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor;
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah gedung kantor yang dipelihara.
Kelompok sasaran : Aparatur.
6) Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional;
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah dan jenis kendaraan dinas/operasional yang dipelihara.
Kelompok sasaran : Aparatur.
7) Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor;
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah dan jenis perlengkapan gedung kantor yang dipelihara.
Kelompok sasaran : Aparatur.
8) Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor;
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah dan jenis peralatan gedung kantor yang dipelihara.
Kelompok sasaran : Aparatur.
9) Penambahan Daya Lstrik;
Indikator Keluaran (Output) : Peningkatan daya listrik.
Kelompok sasaran : Aparatur.
Indikator kinerja:
Pakaian KORPRI
Pakaian khusus hari-hari tertentu;
Pakaian dinas berserta perlengkapannya;
Kegiatan:
a) Pengadaan pakaian KORPRI;
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah pakaian KORPRI yang diadakan.
Kelompok sasaran : Aparatur.
b) Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu;
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah pakaian khusus hari-hari tertentu yang diadakan.
Kelompok sasaran : Aparatur.
c) Pengadaan pakaian dinas berserta perlengkapannya;
Indikator Keluaran (Output) : JUmlah pakaian dinas berserta perlengkapannya yang diadakan.
Kelompok sasaran : Aparatur.
Indikator kinerja:
Dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP),
Laporan Keuangan;
Aplikasi Sistim Informasi Keuangan Daerah;
Dokumen Perencanaan dan Pelaporan SKPD;
Kegiatan:
a) Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD/OPD;
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah dokumen LAKIP yang disusun
Kelompok sasaran : Aparatur.
b) Penyusunan laporan keuangan akhir tahun;
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah dokumen laporan keuangan akhir tahun yang disusun
Kelompok sasaran : Aparatur.
Indikator kinerja:
Peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur;
Kegiatan:
a) Pendidikan dan pelatihan informal;
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah pegawai yang mengikuti diklat informal.
Kelompok sasaran : Aparatur.
b) Pendidikan dan pelatihan formal;
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah pegawai yang mengikuti diklat formal.
Kelompok sasaran : Aparatur.
c) Bimbingan tehnis implementasi peraturan perundang-undangan;
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah pegawai yang mengikuti bimtek.
Kelompok sasaran : Aparatur.
Indikator kinerja:
Kelembagaan infrastruktur;
Kelembagaan unit pembuat pupuk organik (UPPO);
Kelembagaan alat dan mesin pertanian (ALSINTAN)
Kepala Keluarga miskin
Kegiatan:
a) Pembinaan dan pengembangan kelembagaan infrastruktur (P3A);
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah kelembagaan P3A yang mendapatkan pembinaan
Kelompok sasaran : Kelompoktani/P3A
b) . Pembinaan dan pengembangan kelembagaan unit pembuat pupuk organik (UPPO);
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah kelembagaan UPPO yang mendapatkan pembinaan
Kelompok sasaran : Kelompoktani/UPPO
c) Pembinaan dan pengembangan kelembagaan alat dan mesin pertanian (ALSINTAN);
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah kelembagaan ALSINTAN yang mendapatkan pembinaan
Indikator kinerja:
Sarana produksi;
Infrastruktur dan sarana prasarana pertanian;
Produktivitas, produksi dan mutuhasil;
Pascapanen dan pemasaran hasil pertanian;
Laporan pelaksanaan kegiatan
Kegiatan:
a) Penyusunan/pemutakhiran database potensi produk pangan
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah dokumen database potensi produk pangan yang
disusun
Kelompok sasaran : Program dan kegiatan dinas
b) Monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan subsidi pertanian;
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah laporan monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan
subsidi pertanian yang disusun.
Kelompok sasaran : Program dan kegiatan dinas.
c) Penanganan pascapanen dan pengolahan hasil pertanian/perkebunan;
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah kelompoktani yang dibina
Kelompok sasaran : Petani/Kelompoktani.
d) Pengembangan intensifikasi tanaman padi dan palawija;
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah komoditi dan luas areal pengembangan
Kelompok sasaran : Petani/Kelompoktani.
e) Pengembangan diverfikasi tanaman;
Indikator Keluaran (Output) : Jenis komoditi dan luas areal pengembangan
Kelompok sasaran : Petani/Kelompoktani.
f) Pengembangan perbenihan/pembibitan;
Indikator kinerja:
Promosi;
Pelaku usaha/agribisnis;
Pemasaran hasil;
Harga komoditi di tingkat petani.
Kegiatan:
a) Promosi atas hasil produksi pertanian unggulan daerah;
Indikator Keluaran (Output) : Frekwensi pelaksanaan promosi
Indikator kinerja:
Prasarana dan sarana lahan;
Prasarana dan sarana air;
Alsintan pra dan pascapanen;
Kegiatan:
a) Pengadaan prasarana dan sarana tehnologi pertanian tepatguna;
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah dan jenis prasarana dan sarana yang diadakan
Kelompok sasaran : Kelompktani/Gabungan Kelompoktani (GAPOKTAN), unit pelayanan
jasa alat dan mesin pertanian (UPJA)
b) Pembangunan infrastruktur pertanian dan pengadaanprasarana produksi pertanian
tepatguna;
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah dan jenis infrastruktur pertanian yang dibangun serta
prasaran produksi pertanian tepatguna yang diadakan
Kelompok sasaran : Kelompktani/Perkumpulan petani pemakai air (P3A)
Indikator kinerja:
Bibit unggul;
Kelompoktani/kelompok pengendali OPT;
Kegiatan:
a) Pengembangan bibit unggul pertanian;
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah dan jenis bibit unggul yang dikembagkan
Kelompok sasaran : Kelompktani
b) Penyediaan sarana produksi pertanian;
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah dan jenis sarana produksi yang disediakan
Kelompok sasaran : Kelompktani
c) Pembinaan dan pengendalianan OPT hortikultura;
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah kelompok pengendali OPT yang dibina
Kelompok sasaran : Kelompktani/ kelompok pengendali OPT
d) Pembinaan dan pengendalianan OPT padi dan palawija;
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah kelompok pengendali OPT yang dibina
Kelompok sasaran : Kelompktani/ kelompok pengendali OPT
e) Pembinaan dan pengendalianan OPT tanaman pangan dan hortikultura;
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah kelompok pengendali OPT yang dibina
Kelompok sasaran : Kelompktani/ kelompok pengendali OPT
f) Pembinaan dan pengendalianan OPT perkebunan secara terpadu;
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah kelompok pengendali OPT yang dibina
Kelompok sasaran : Kelompktani/ kelompok pengendali OPT
g) Pengembangan komoditi hortikultura unggulan/strategis;
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah komoditi yang dikembangkan
Kelompok sasaran : Kelompktani
h) Pelatihan panen dan pascapanen tanaman perkebunan;
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah petani yang mendapatan pelatihan
Kelompok sasaran : Kelompktani
i) Pengembangan tanaman perkebunan;
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah komoditi yang dikembangkan
Kelompok sasaran : Kelompktani
j) Pelatihan bididaya dan pascapanen tembakau
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah petani yang mendapatkan pelatihan
Kelompok sasaran : Kelompktani
k) Intensifkasi tanaman tembakau;
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah komoditi yang dikembangkan
Kelompok sasaran : Kelompktani
Indikator kinerja:
Pelaku utama;
Penyuluh;
Kegiatan:
a) Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian/perkebunan;
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah penyuluh yang ditingkatkan kapasitasnya
Rencana Strategis Perubahan (RENSTRA-P II) 2013 - 2018 Page 52
PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI [DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN]
Indikator kinerja:
Dokumen penyelenggaraan penyuluhan;
Dokumen penyusunan RDKK;
Kegiatan:
a) Penyusunan rencana defintif kebutuhan kelompok (RDKK);
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah dokumen RDKK yang disusun
Kelompok sasaran : Kelompoktani
b) Penyusunan programa penyuluhan;
Indikator Keluaran (Output) : Jumlah dokumen programa penyelenggaraan penyuluhan yang
disusun
Kelompok sasaran : Penyuluh, Kelompoktan
BAB VI
INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJMD
Indikator Kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hotikultura yang mendukung visi,
misi, tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Sinjai tahun 2013 – 2018 adalah sebagai berikut :
1. Misi I : Meningkatkan produktivitas dan pendapatan masyarakat melalui kebijakan ekonomi
kerakyatan dan peningkatan infrastruktur pedesaan dan perkotaan;
Tujuan 1 : Meningkatkan dayasaing daerah melalui pengembangan keunggulan lokal
sehingga dapat memberikan kontribusi pembangunan lokal;
Sasaran 1 : Meningkatnya produksi hasil pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan,
kelautan dan perikanan;
Indikator kinerja SKPD yang mengacu kepada sasaran tersebut, yaitu:
Indikator 1 : Meningkatnya rata-rata produktivitas padi 0,5 ku/ha/th GKG. Adapun target
indikator per tahun sebagai berikut:
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
Target Capaian Setiap Tahun
No Indikator awal periode akhir periode
RPJMD RPJMD
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Peningkatan
1 produktivitas padi 48.37 48.87 49.37 49.87 50.37 50.87
(ku/ha) GKG
Indikator 2 : Meningkatnya rata-rata produktivitas jagung 0,3 ku/ha/th PPK. Adapun target indikator
per tahun sebagai berikut:
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
Target Capaian Setiap Tahun
No Indikator awal periode akhir periode
RPJMD RPJMD
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Peningkatan
1 produktivitas jagung 29,63 29,93 30,23 30,53 30,83 31,13
(ku/ha) PPK
Indikator 3 : Meningkatnya rata-rata produktivitas ubikayu 0,2 ku/ha/th UB. Adapun target indikator
per tahun sebagai berikut:
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
Target Capaian Setiap Tahun
No Indikator awal periode akhir periode
RPJMD RPJMD
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Peningkatan
produktivitas
1 181,65 181,85 182,05 182,25 182,45 182,65
ubikayu (ku/ha)
UB
Indikator 4 : Meningkatnya rata-rata produktivitas ubijalar 0,1 ku/ha/th UB. Adapun target indikator
per tahun sebagai berikut:
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
Target Capaian Setiap Tahun
No Indikator awal periode akhir periode
RPJMD RPJMD
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Peningkatan
produktivitas
1 115,04 115,14 115,24 115,34 115,44 115,54
ubijalkar (ku/ha)
UB
Indikator 5 : Meningkatnya rata-rata produktivitas kacang tanah 1,0 ku/ha/th PK. Adapun target
indikator per tahun sebagai berikut:
Kondisi
Kondisi Kinerja
Kinerja pada
Target Capaian Setiap Tahun pada akhir
No Indikator awal periode
periode RPJMD
RPJMD
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Peningkatan
produktivitas
1 10,90 11,90 12,90 13,90 14,90 15,90
kacang tanah
(ku/ha) PK
Indikator 6 : Meningkatnya rata-rata produktsi sayuran dari 5.213 ton menjadi 6.135 ton SS.
Adapun target indikator per tahun sebagai berikut:
Kondisi
Kondisi Kinerja
Kinerja pada
Target Capaian Setiap Tahun pada akhir
No Indikator awal periode
periode RPJMD
RPJMD
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Peningkatan
1 produktivitas 5.213 5.451 5.615 5.783 5.956 6.136
sayuran (ton) SS
Indikator 7 : Meningkatnya rata-rata produktivitas buah-buahan dari 16.700 ton menjadi 29.298 ton
BS. Adapun target indikator per tahun sebagai berikut:
Kondisi Kondisi
Kinerja pada Kinerja pada
Target Capaian Setiap Tahun
No Indikator awal periode akhir periode
RPJMD RPJMD
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Peningkatan
produktivitas
1 16.700 17.522 18.398 19.318 20.284 21.298
buah-buahan
(ton) BS
Selain indikator-indikator yang telah diuraikan di atas, terdapat juga indikator-indikator kinerja lain dari
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura yang secara bersama-sama mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Sinjai. Adapun indikator-indikator kinerja
tersebut, sebagai berikut:
a) Meningkatnya kemampuan sumberdaya aparatur pertanian 5 orang pertahun;
b) Tersedianya laporan-laporan pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura 1 paket
per tahun;
c) Tertib administrasi penyusunan program, evaluasi dan pelaporan kegiatan;
d) Tertib administrasi pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan;
e) Tertib administrasi pengelolaan kepegawaian;
f) Mengamankan kehilangan (susut) hasil produksi padi 0,5 % per tahun dan kehilangan (susut)
hasil produksi jagung 0,5 % per tahun;
g) Terbentuknya kawasan pengembangan hotikultura (sayuran dan buah/biofarmaka) masing-
masing 1 kawasan per tahun
h) Pengembangan sarana dan prasarana air 7.000 Ha selama 5 tahun;
i) Pengembangan sarana dan prasarana lahan 50 Km selama 5 tahun;
j) Tersedianya alat mesin pertanian 220 Unit selama 5 tahun.
BAB VII
PENUTUP
Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura yang responsif gender dilaksanakan
dalam rangka peningkatan ketahanan pangan, peningkatan daya saing dan peningkatan kesejahteraan
petani. Sesuai dengan visi Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura harus
dilakukan secara terpadu dalam satu kesatuan agribisnis yang mewujudkan peningkatan kesejahteraan
petani, dimana petani berperan aktif sedangkan pemerintah berperan dalam memfasilitasi, mendorong
dan memberdayakan masyarakat.
Mempercepat peningkatan kesetaraan gender dan peranan perempuan dalam pembangunan
melalui peningkatan pemahaman, komitmen, dan kemampuan para pengambil kebijakan dan pelaku
pembangunan akan pentingnya pengintegrasian perspektif gender di semua bidang dan tahapan
pembangunan, penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender termasuk perencanaan dan
penganggaran yang responsif gender.
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan tanaman pangan dan hortikultura sangat tergantung
dari terlaksananya sistem koordinasi antar instansi terkait baik di pusat maupun di daerah. Oleh karena
itu diperlukan upaya meningkatkan koordinasi peningkatan produksi pangan di setiap tingkatan mulai
dari Pusat, Propinsi, dan Kabupaten/Kota serta seluruh stakeholders terkait.
Xx Lampiran
Lampiran 1.1 :
NAWA CITA
(9 AGENDA PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL)
Lampiran 1.2 :
Peningkatan agroindustri;
(merupakan bagian dari agenda 6 nawa cita
(Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di
pasar internasional)
Peningkatan kedaulatan
pangan
(merupakan bagian dari agenda 7 nawa cita
(Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan
menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik)
Lampiran 1.3 :
Agenda Pertama :
Agenda Pertama :
1. Ketahanan pangan;
2. Pengaturan kebijakan pangan;
3. Melindungi dan mensejahterakan pelaku utama
pangan, terutama petani dan nelayan.
Lampiran 2.1 :
VISI :
Lampiran 2.2 :
MISI :
Lampiran 3.1:
VISI :
Lampiran 3.2 :
MISI :
Lampiran 4.1 :
VISI :
Lampiran 4.2 :
MISI :
Lampiran 4.3 :
Lampiran 4.4 :
STRATEGI :
Lampiran 5 :
Lampiran 7 :