Anda di halaman 1dari 10

PROSES PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK

Pembangkitan tenaga listrik yang banyak dilakukan dengan cara memutar generator
sinkron sehingga didapatkan tenaga listrik arus bolakbalik tiga fasa. Tenaga mekanik
yang dipakai memutar generator listrik didapat dari mesin penggerak generator listrik
atau biasa disebut penggerak mula (primemover). Mesin penggerak generator listrik
yang banyak digunakan adalah mesin diesel (untuk PLTD), turbin uap (untuk PLTU),
turbin air,(untuk PLTA) dan turbin gas (untuk PLTG). Mesin-mesin penggerak
generator ini mendapat energi dari :
1. Proses pembakaran bahan bakar (pada mesin-mesin thermal, yaitu pembangkit
listrik dengan bahan bakar cair, padat, dan gas)
2. Air terjun (turbin air)
3. Uap (turbin uap)
Mesin penggerak generator melakukan konversi tenaga primer menjadi tenaga
mekanik penggerak generator. Proses konversi tenaga primer menjadi tenaga
mekanik menimbulkan produk sampingan berupa limbah dan kebisingan yang perlu
dikendalikan agar tidak menimbulkan masalah lingkungan. Dari segi ekonomi teknik,
komponen biaya penyediaan tenaga listrik terbesar adalah biaya pembangkitan,
khususnya biaya bahan bakar. Oleh sebab itu, berbagai teknik untuk menekan biaya
bahan bakar terus berkembang, baik dari segi unit pembangkit secara individu
maupun dari segi operasi sistem tenaga listrik secara terpadu.

Proses pembangkitan tenaga listrik adalah proses konversi tenaga primer (bahan
bakar atau potensi tenaga air) menjadi tenaga mekanik sebagai penggerak generator
listrik dan selanjutnya generator listrik menghasilkan tenaga listrik.

Gambar 1 menunjukkan diagram poses pembangkitan tenaga listrik, mulai dari tenaga
primer sampai dengan konsumen (consumers): (a) Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA);
(b) Pusat Listrik Tenaga Panas (PLTP); dan (c) Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Gambar 1. Diagram Proses Pembangkitan Tenaga Listrik
Untuk pembangunan pusat tenaga listrik, mempertimbangkan kebutuhan (demand)
beban rata-rata harian, yaitu mempertimbangkan besar daya yang dibangkitkan pada
hari tersebut. Gambar 3 menunjukkan Diagram contoh beban listrik harian. Beban
rata-rata harian adalah luas diagram beban harian dibagi 24 jam dan faktor beban
adalah perbandingan antara beban rata-rata dan beban maksimum selama periode
tersebut.
Beban pusat listrik selalu berubah pada setiap saat dan tenaga listrik yang digunakan
juga dipengaruhi oleh cuaca, musim hujan atau musim panas (summer) atau kemarau,
dan hari kerja di industri atau perusahaan. Beban pusat listrik alam rentang 1 (satu)
tahun merupakan jumlah beban rata-rata harian dikalikan 365 hari.

Gambar 2. Contoh Diagram Beban Listrik Harian


Dari Gambar 2 tampak bahwa beban listrik paling tinggi (puncak) terjadi sekitar jam 8-
12 pagi untuk musim panas (summer) sebesar 11,5 GW dan 15 GigaWatt untuk musim
hujan (winter) terjadi antara pukul 16.00- 20.00 Untuk menentukan beban rata-rata
adalah kebesaran beban yang paling tinggi (runcing) dibagi dua (pembagian secara
kasar).

Dengan mempertimbangkan diagram beban harian dan uraian-uraian tentang sifat


pemakaian tenaga listrik, maka pembanguanan pusat listrik dapat ekonomis. Untuk
menentukan macam tenaga mekanisnya suatu pusat listrik dipertimbangkan juga dari
diagram beban harian. Misalnya:
a) Untuk mengatasi beban rata-rata sebaiknya dari pusat listrik tenaga hydro, karena
biaya operasi tiap harinya murah, tetapi modal pembangunan pertama kalinya
tinggi (mahal).
b) Untuk mengatasi beban puncak sebaiknya dari pusat listrik tenaga termo terutama
dengan penggerak motor diesel. Dengan pertimbangan beban puncak
berlangsung relatif pendek (sebentar), dan secara umum pusat tenaga listrik ini
relatif murah dibanding pusat listrik tenaga hydro walaupun biaya operasi
hariannya lebih mahal.
c) Untuk mangatasi beban rata-rata tidak hanya dengan pusat listrik tenaga hydro,
adakalanya dibantu dengan pusat listrik tenaga termo dalam hal ini pusat listrik
tenaga uap (PLTU).

Walaupun demikian, PLTU memiliki sifat tidak secepat seperti pusat listrik tenaga disel
dalam mengambil alih tenaga listrik pada waktu cepat, sebab memerlukan waktu
penyesuaian. Pembangkitan energi listrik yang banyak dilakukan dengan cara
memutar generator sinkron sehingga didapat tenaga listrik arus bolak-balik tiga phasa.
Energi mekanik yang dipakai memutar generator listrik didapat dari mesin penggerak
generator listrik atau biasa disebut penggerak mula (primemover). Mesin penggerak
generator listrik yang banyak digunakan adalah mesin diesel, turbin uap, turbin air, dan
turbin gas.

Mesin penggerak generator melakukan konversi energi primer menjadi energi mekanik
penggerak generator. Proses konversi energi primer menjadi energi mekanik
menimbulkan produk sampingan berupa limbah dan kebisingan yang perlu
dikendalikan agar tidak menimbulkan masalah lingkungan.
Dari segi ekonomi teknik, komponen biaya penyediaan tenaga listrik terbesar adalah
biaya pembangkitan, khususnya biaya bahan bakar. Oleh sebab itu, berbagai teknik
untuk menekan biaya bahan bakar terus berkembang, baik dari segi unit pembangkit
secara individu maupun dari segi operasi sistem tenaga listrik secara terpadu. Gambar
3 menunjukkan contoh power generator comersial di India.

Gambar 3. Contoh Power Generator Comersial di India

1. Kelengkapan pada pusat pembangkit listrik


Kelengkapan pada pusat pembangkit listrik antara lain adalah:
a. Instalasi sumber energi (energi primer, yaitu instalasi bahan bakar untuk pusat
pembangkit termal dan atau instalasi tenaga air)
b. Instalasi mesin penggerak generator listrik, yaitu instalasi yang berfungsi sebagai
pengubah energi primer menjadi energi mekanik sebagai penggerak generator
listrik
c. Mesin penggerak generator listrik dapat berasal dari ketel uap beserta turbin uap,
mesin diesel, turbin gas, dan turbin air
d. Instalasi pendingin, yaitu instalasi yang berfungsi mendinginkan instalasi mesin
penggerak yang menggunakan bahan bakar.
e. Instalasi Listrik, yaitu instalasi yang secara garis besar terdiri dari:
1) Instalasi tegangan tinggi, yaitu instalasi yang yang digunakan untuk
menyalurkan energi listrik yang dlibangkitkan generator listrik
2) Instalasi tegangan rendah, yaitu instalasi pada peralatan bantu dan instalasi
penerangan,
3) Instalasi arus searah, yaitu instalasi baterai aki dan peralatan pengisiannya
serta jaringan arus searah terutama yang digunakan untuk proteksi, kontrol,
dan telekomunikasi.

2. Jenis-jenis Pusat Pembangkit Listrik


Tenaga listrik dihasilkan di pusat-pusat pembangkit tenaga listrik. Berdasarkan
sumber dan asal tenaga listrik dihasilkan, dapat dikenal pusat-pusat listrik:
a. Pusat listrik tenaga thermo
Pusat pembangkit listrik tenaga thermo menggunakan bahan bakar yang
berbentuk padat, cair, dan gas. Pusat pembangkit listrik tenaga thermo, terdiri dari:
1) Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Pada pusat listrik tenaga uap menggunakan bahan bakar batu bara, minyak,
atau gas sebagai sumber energi primer. Untuk memutar generator pembangkit
listrik menggunakan putaran turbin uap. Tenaga untuk menggerakkan turbin
berupa tenaga uap yang berasal dari ketel uap. Bahan bahan bakar ketelnya
berupa batu bara, minyak bakar, dan lainnya.
2) Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG)
Pada pusat listrik tenaga gas, energi primer berasal dari bahan bakar gas atau
minyak. Untuk memutar generator pembangkit listrik menggunakan tenaga
penggerak turbin gas atau motor gas. Untuk memutar turbin gas atau motor
gas menggunakan tenaga gas. Gas berasal dari dapur tinggi, dapur kokas, dan
gas alam.
3) Pusat Listrik Tenaga Disel (PLTD)
Pada pusat pembangkit listrik tenaga diesel, energi primer sebagaii energi
diesel berasal dari bahan bakar minyak atau bahan bakar gas. Untuk memutar
generator pembangkit listrik menggunakan tenaga pemutar yang berasal dari
putaran diesel.
4) Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)
Pusat listrik tenaga gas dan uap merupakan kombinasi PLTG dengan PLTU.
Gas buang dari PLTG dimanfaatkan untuk menghasilkan uap oleh ketel uap
dan menghasilkan uap sebagai penggerak turbin uap. Turbin uap selanjutnya
memutar generator listrik
Konsep Dasar Penggerak Mula (Prime mover)

Dengan semakin pentingnya peranan tenaga listrik dalam kehidupan sehari-hari,


khususnya bagi keperluan industri, maka mutu tenaga listrik juga menjadi tuntutan
yang paling besar dari pihak pemakai tenaga listrik. Mutu tenaga listrik ini meliputi :
a. Kontinuitas, yakni apakah tersedia 24 jam sehari sepanjang tahun
b. Nilai tegangan, dalam batas-batas yang diizinkan
c. Nilai frekuensi, harus dalam batas-batas yang diizinkan
d. Kedip tegangan, apakah besarnya dan lamanya masih dapat diterima oleh
pemakai tenaga listrik
e. Kualitas daya, masih dalam batas-batas yang dapat diterima oleh pemakai tenaga
listrik

Energi/Daya Listrik yang dihasilkan Generator didapat dari Energi Mekanis (putaran),
Generator yang digerakkan oleh Penggerak Mula (Prime mover) diantaranya : Mesin
Diesel (PLTD), Turbin Gas (PLTG), Turbin Air (PLTA), Turbin Uap (PLTU). Pemilihan
Pengerak Mula (Prime mover), didasarkan pada :
 Ketersediaan Energi Primer.
 Lokasi/Kondisi Geografis.
 Tingkat Keekonomisan.
Perkembangan Penggerak Mula (Prime mover) berupa gabungan Turbin Uap dan
Turbin Gas dapat dilakukan untuk mendapatkan tingkat Efisiensi Thermal yang
optimal.
Pengertian Dasar Motor Penggerak Mula adalah merubah tenaga primer input atau
masukannya tidak dalam bentuk aslinya melainkan di wujudkan dalam bentuk
sekunder yaitu output atau keluaranya. Salah satu contoh yaitu Konsep Dasar Turbin
Dengan Pengerak Mula Air adalah konsep dasar penggerak mula yang di aplikasikan
pada pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Hal ini menggunakan tenaga primer berupa air untuk menggerakan turbin, prinsip
dasar pengubahan tenaga penggerak mula primer tersebut tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan karena terbuat dari alam. Beberapa hall yang perlu diketahui dalam
sistem penggerak mula (prime mover) adalah :
 Sistem Start
Kecepatan putaran start yang diperlukan bervariasi antara 50 – 200 rpm, ini
tergantung dari berat / massa piston dari mesin tersebut. Jadi setiap pabrikan
sudah merancang (mendesain) sistem start yang sesuai dengan mesinnya. Pada
mesin Diesel untuk pembangkit listrik ada tiga macam kecepatan putaran poros:
5) Kecepatan putaran start : Kecepatan putaran poros mesin yg cukup utk
menyebabkan udara yang pertama dikompresi menjadi cukup panas untuk
membakar bahan bakar yang pertama (50 – 200 rpm, kecepatan tak stabil).
6) Kecepatan putaran stasioner: Kecepatan putaran mesin yang paling kecil
yang gunanya untuk pemanasan mesin setelah distar. Contoh ; 100, 200, 300,
400, 500 dsb.
7) Kecepatan putaran nominal: Kecepatan putaran mesin pd saat memikul
beban normal. Contoh : 125 rpm, 333 rpm, 428 rpm, 500 rpm, 750 rpm, 1000
rpm, 1500 rpm, dsb.

 Jenis Start.
Jenis start ada 3 (tiga) sistem:
1) Sistem start manual, komponennya terdiri dari :
a) Slenger (engkol)
b) Pegas
2) Sistem start motor listrik (accumulator).
3) Sistem start udara bertekanan (pneumatik)

 Pengaturan Frekuensi
Seperti halnya pengaturan tegangan yang dilakukan oleh alat pengatur tegangan,
dalam pusat listrik terdapat pengatur frekuensi pada setiap unit pembangkit.
Pengatur frekuensi biasa disebut governor. Karena pengaturan frekuensi
dilakukan dengan mengatur daya aktif yang dibangkitkan generator, maka
governor harus mengatur kopel mekanis yang dihasilkan mesin penggerak
generator. Pengaturan kopel mekanis dilakukan dengan cara :
1) Mengatur pemberian uap penggerak turbin dalam PLTU.
2) Mengatur pemberian air penggerak turbin dalam PLTA.
3) Mengatur pemberian bahan bakar dalam ruang bakar turbin PLTG.
4) Mengatur pemberian bahan bakar oleh pompa injeksi bahan bakar ke silinder
mesin diesel dalam PLTD.

Untuk melakukan fungsi tersebut, governor mengukur frekuensi yang dihasilkan


generator dengan cara mengukur kecepatan putar poros generator tersebut
karena frekuensi yang dihasilkan generator sebanding dengan kecepatan putar
poros generator.
 Governor Mekanis
Pada governor mekanis, kecepatan putar poros generator yang sebanding dengan
frekuensi yang dihasilkan generator didapat dengan menggunakan bola-bola
berputar yang menghasilkan gaya sentrifugal. Gaya sentrifugal ini dibandingkan
dengan gaya mekanik yang didapat dari pegas referensi. Selisih besarnya gaya
sentrifugal dengan gaya pegas ini menjadi sinyal penggerak system mekanik atau
system hidrolik yang selanjutnya akan menambah uap, air, atau bahan bakar
mesin penggerak generator.
 Governor Hidrolik
Prinsip kerja governor hidrolik dapat dijelaskan melalui gambar berikut ini:

Gambar 4. Prinsip kerja governor hidrolik

Gambar 5. Prinsip kerja governor hidrolik


Ke titik B2 (gambar 4)
Gambar 6. Prinsip kerja governor hidrolik
Pengukuran frekuensi didapat melalui gaya sentrifugal dari bola-bola berputar.
Dari gambar tersebut tampak adanya system umpan balik melalui engsel E untuk
menghentikan kerja governor. Hal ini diperlukan untuk menghindari terjadinya
osilasi. Besarnya umpan balik dapat diatur melalui penyetelan posisi engsel E.

 Governor Elektronik
Pada governor elektronik, deteksi frekuensi dilakukan melalui generator kecil yang
mempunyai magnet permanen sehingga tegangan jepitnya sebanding dengan
putarannya. Karena generator kecil ini dikopel secara mekanis dengan poros
generator utama, sehingga tegangan jepit generator kecil ini sebanding dengan
frekuensi generator utama. Selanjutnya tegangan jepit generator kecil ini
dibandingkan dengan tegangan referensi dimana selisihnya menjadi sinyal
penggerak system elektronik seperti halnya pada governor hidrolik.
Untuk menghindarkan terjadinya osilasi (keadaan tidak stabil) pada governor,
perlu adanya umpan balik melalui engsel E (gambar 11) yang menghentikan kerja
governor. Adanya umpan balik menyebabkan timbulnya speed droop, yaitu
turunnya frekuensi yang diatur governor seperti gambar 4-6. Intervensi ini disebut
pengaturan sekunder. Pengaturan oleh governor sendiri tanpa intervensi yang
menghasilkan speed droop disebut pengaturan primer.

Adanya speed droop governor terlihat pada garis S1 dan S1. Garis S2
menggambarkan keadaan speed droop yang lebih besar daripada keadaan garis
S1 yang artinya umpan balik untuk menghasilkan garis S2 lebih besar daripada
umpan balik untuk menghasilkan garis S1. Besar kecilnya umpan balik ini diatur
dengan melakukan pengaturan posisi engsel E. semakin ke kiri letak engsel E,
maka semakin besar umpan balik yang terjadi. Sedangkan sebaliknya, semakin
ke kanan letak engsel E, maka semakin kecil umpan balik yang terjadi.
Pengaturan sekunder dilakukan melalui titik B2 dan mengubah nilai speed droop.
Oleh Karena itu, pada gambar di atas pengaturan sekunder digambarkan sebagai
proses pergeseran sejajar garis speed droop yang telah ada sebelumnya (pada
gambar di atas diambil garis S1). Selain adanya umpan balik seperti tersebut di
atas, untuk mengurangi kemungkinan terjadinya osilasi, ada rangkaian peredam
antara titik C dengan penghisap yang menggerakkan katup uap ke turbin.

Anda mungkin juga menyukai