Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN AIPM

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat di
Desa Rajadesa

Dosen Pengampu Ayi Ishak Sholih Muchtar, S.Sy, M. H.

Disusun Oleh:

Adelya Siti Nurlathifah


NPM : 18.07.0666

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)


FAKULTAS TARBYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM ISLAM (IAID)
CIAMIS – JAWA BARAT
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabialamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan
penyusunan Artikel Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat (AIPM) dengan tema “Aktualisasi
Magrib Mengaji Anak- Anak Madrasah Santri Genqi Melalui Program Menghafal Quran”
tepat pada watunya. Shalaw serta salam semoga senantiasa Allah SWT limpah curahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat, serta seluruh pengikutnya hingga akhir
zaman.
Penulisan Artikel ini telah selsai dibuat, oleh karena itu penulis tidak lepas dari bantuan dan
peran dari berbagai pihak dengan kerendahan hati penulis ingin menyampakan serta mengucapkan
banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Fadil Munawwar Manshur, M.S. Pembina Institut Agama Islam Darussalam
Ciamis.
2. Ibu Dr. Hj. Nani Herlina, S.Ag.M.Pd.I sebagai Rektor Institut Agama Islam Darussalam
Ciamis.
3. Bapak Ujang
4. Bapak Ayi Ishak Sholih Muchtar, S.Sy.M.H. sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)
5. Ustadz Hapid sebagai ketua DKM Madrasah
6. Ustadzah Lilih Sholihah sebagai Guru Madrasah Santri Genqi.
7. Santri Genqi (Generasi Qurani) yang telah membantu dalam pembuatan artikel ilmiah ini.
8. Orang Tua serta kakak penulis yang dengan tulus ikhlas membesarkan, mendidik, serta
mendo’akan penulis.
9. Teruntuk Suamiku tercinta terimakasih telah memberikan semangat, do’a dan motivasi. Dalam
menyelesaikan penyusunan Artikel Ilmiah ini.
10. Rekan Mahasiswa Institut Agama Islam Darussalam Ciamis yang menorehkan cerita
kehidupan yang sangat indah luar biasa.
Semoga Atikel Ilmiah yang telah penulis buat semoga bermanfaat bagi pembaca dan penulis.
Oleh karena itu penulis menyadari keberhasilan dan terlaksananya pembuatan Artikel Ilmiah ini yang
telah dibuat dan dilaksanakanya semua atas dukungan dan motivasi-motivasi dari semua pihak.
Penulis mohon maaf apabila dalam penulisan laporan ini terdapat kesalahan dan hal-hal yang tidak
berkenan. Penusis memohon saran dan kritiknya yang bersifat membangun penulis harapkan
terimakasih.
Ciamis, 01 September 2021

Adelya Siti Nurlathifah


i
IMPLEMENTASI MAGRIB MENGAJI ANAK- ANAK MADRASAH SANTRI
GENQI MELALUI PROGRAM MENGHAFAL QURAN
(Pengabdian Masyarakat di Desa Rajadesa Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis)

Oleh :
Adelya Siti Nurlathifah
asitinurlathifah@gmail.com

ABSTRAK
Mengaji merupakan salah satu aktivitas ibadah yang sangat melekat bagi masyarakat
Indonesia. Quran diturunkan Allah SWT ditengah-tengah bangsa arab yang pada waktu itu
kebanyakan masih butu huruf akan tetapi mereka memiliki keistimewaan yaitu ingatan yang
sangat kuat. Mengajarkan Quran hendaknya dimulai sejak dini, sebab masa kanak-kanak
adalah masa perkembangan manusia sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam Quran akan
tertanam kuat dalam dirinya dan akan menjadi tuntunan dan pedoman dalam
hidupnya.Menghafal Quran merupakan aktivitas yang dapat dilakukan setiap orang untuk bisa
menghafal Quran tetapi tidak semua orang bisa menghafal dengan baik.
Tujuan dari penelitian untuk mengetahui: (1). Implementasi magrib mengaji di
madrasah santri Genqi; (2). Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program menghafal
Quran di Madrasah Santri Genqi; (3). Faktor pendukung dan faktor penghambat implementasi
magrib mengaji melalui program menghafal Quran anak-anak madrasah santri Genqi.
Penelilitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
Pendekatan ini dipilih karena permasalahan penelitian ini bersifat komplek, dinamis, dan
penuh makna sehingga data tidak mungkin dapat dijaring dengan penelitian kuantitatif.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripktif analisis,
dengan Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1). Implementasi magrib mengaji di


madrasah santri Genqi telah berjalan cukup baik; (2). Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
program menghafal Quran di Madrasah Santri Genqi telah direncanakan, dilaksanakan, dan
dievaluasi sesuai denga apa yang telah dirancang dan direncanakan sebelumnya; (3). Faktor
pendukung diantaranya: motivasi santri penghafal Quran, kecerdasan sa, faktor lingkungan,
usia ideal, manajemen waktu. Adapun faktor penghambat diantaranya: sifat malas santri,
manajemen waktu, kelelahan yang berakibat kantuk, Kesehatan santri.

1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengaji merupakan salah satu aktivitas ibadah yang sangat melekat bagi masyarakat
Indonesia. Selain sebagai bentuk aktivitas ibadah, mengaji bagian dari kearifan lokal
masyarakat Indonesia. Dari perdesaan hingga perkotaan, lantunan ayat-ayat Quran selalu ada
dan menghidupan nila-nilai religius yang tertanam kuat dalam diri masyarakat Indonesia.
Mushola dan masjid menjadi salah atau tempat yang sangat diminati masyarakat untuk
mengembangkan budaya mengaji. Mengaji tak ubahnya seperti media Pendidikan ke agama
bagi kalangan masyarakat.
Seiring dengan perkembangan jaman dan derasnya arus globalisasi, terjadilah
pergeseran pada kebiasaan mengaji. Dahulu, Ketika menjelang adzan magrib berkumandang
orang tua selalu mewanti-wanti anaknya untuk bergegas pergi kemasjid atau mushola. Namun
dewasa ini anak-anak sudah jarang sekali mendapat teguran dari urang tuanya untuk segera
pergi mengaji. Anak-anak dibiarkan asik bermain, nongkrong diwarung, atau sekalipun ada di
dalam rumah malah menontot televisi. Apalagi siaran yang tanyang pada saat magrib rata-rata
tayangan yang minim sekali nilai edukasi dan religiusnya.
Kebiasaan mengaji pada magrib ini terlihat mengalami penurunan dari waktu kewaktu.
Anak-anak semakin sulit untuk berhenti bermain, menonton televisi apalagi untuk pergi
mengaji, terutama untuk anak-anak yang sudah tidak lagi duduk dibangku madrasah
ibtidaiyah. (Ainurrahman. 2015) dalam skipsi yang berjudul” menurunya minat membaca
Quran dan solusinya bagi anak sekolah di desa sidaresmi, kecmatan pabedilan kabupaten
Cirebon”, memaparkan bahwa menurunya minat mengaji disebabkan oleh (1) faktor minat
anak, (2) pergeseran pola asuh, (3) control sosial, (4) teman bermain, (5) perkembangan IT,
(6) dan lingkungan belajar.
Quran diturunkan Allah SWT ditengah-tengah bangsa arab yang pada waktu itu
kebanyakan masih butu huruf akan tetapi mereka memiliki keistimewaan yaitu ingatan yang
sangat kuat. Nabi Muhammad SAW menganjurkan dan memerintahkan untuk menghafal
ayat-ayat Quran serta memerintakhan Sebagian sahabt untuk menulisnya. Dengan cara
hafalan itulah Quran dapat terpelihara pada masa Nabi Muhammad SAW. Usaha usaha untuk
menghafal Quran oleh sebagian umat Islam terus berlanjut dan hal ini merupakan salah satu
upaya untuk menjaga dan memelihara kemurnian Quran, meskipun Allah telah menegaskan
dan memberikan jaminan mengenai kemurnian dan kesucian Quran selama-lamanya, namun

2
secara oprasional menjadi tugas dan kewajiban umat Islam untuk selalu menjaga dan
memeliharanya, salah satunya dengan menghafalkanya.
Mengajarkan Quran hendaknya dimulai sejak dini. Menurut (Nasokah dan Khoiri,
2015) sebab masa kanak-kanak adalah masa perkembangan manusia sehingga nilai-nilai yang
terkandung dalam Quran akan tertanam kuat dalam dirinya dan akan menjadi tuntunan dan
pedoman dalam hidupnya. Usia remaja adalah usia dimana anak mengalami banyak
perubahan baik jasmaniah maupun rohaniah. Mereka yang sebelum masa remajanya taat
kepada orang tua, kini mulai berani membantah yang biasanya rajin berangkat mengaji, mulai
tampak malas untuk mulai mengaji. Dalam kondisi seperti itu sulit bagi anak untuk menghafal
Quran dengan baik.
Madrasah Tahfidz santri Genqi adalah salah atu lembaga di bidang Pendidikan dan
keagamaan yang memiliki santri yang masih duduk dibangku usia Madrasah Ibtidaiyah.
Peneliti memilih Madrasah santri Genqi tersebut karena tertarik dengan anak-anak usia
Madrasah Ibtidaiyah yang telah mampu menghafal Quran padahal juga harus menempuh
Pendidikan formal disekolah umum. Madrasah santri Genqi yang berdiri sekitar 2 tahun ini
mampu menunjukan kualitas dan kuantitas sangat baik, setiap santri Genqi mempunyai target
menghafal Quran telah ditentukan.
Menghafal Quran merupakan aktivitas yang dapat dilakukan setiap orang untuk bisa
menghafal Quran tetapi tidak semua orang bisa menghafal dengan baik. Masalah yang
dihadapi orang untuk menghafal Qur’an memang banyak dan bermacam-macam, mulai dari
minat, lingkungan, pembagian waktu dan metode penghafalanya. serta Al- Qur’an juga salah
satu cara untuk memelihara kemurnian Quran ialah kalam Allah SWT yang bernilai mukjizat
serta diturunkan kepada penutup para Nabi dan Rasul yakni Nabi Muhammad SAW dengan
perantara malaikat Jibril diriwayatkan kepada kita secara mutawir. Quran yang merupakan
kajian terpenting sebagai pengarah, pedoman, petunjuk, serta penuntut jalan kehidupan
manusia agar selamat didunia maupun di akhirat dengan demikian setiap muslim. Untuk
memahami isi kandungan Quran yaitu dengan cara menghafal dan mengamalkanya dalam
kegiatan sehari-hari (Khoeron, 2012).
Dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk meneliti dengan judul
“AKTUALISASI MAGRIB MENGAJI ANAK- ANAK MADRASAH SANTRI GENQI
MELALUI PROGRAM MENGHAFAL QURAN (Laporan Pengabdian Masyarakat di Desa
Rajadesa Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis).

3
B. Kerangka Konseptual
Berdasarkan judul penelitian ini, maka focus penelitian ini adalah untuk mengetahui
implementasi magrib mengaji anak-anak amdrasah satri genqi melalui program menghafal
Quran penelitian pengabdian masyarakat di Desa Rajadesa, Kecamatan Rajadesa, Kabupaten
Ciamis.
Pembahasan tentang implementasi Magrib Mengaji Anak-anak Madrasah Santri
Genqi Melalui Program Menghafal Quran meliputi beberapa aspek: pertama, implementasi
magrib mengaji di madrasah santri genqi, kedua, program menghafal Quran di madrasah
santri genqi, ketiga, faktor pendukung dan penghambat yang di hadapi dalam pelaksanaan
magrib mengaji melalui program menghafal Quran anak-anak madrasah santri genqi.
1. Implementasi magrib mengaji
Magrib mengaji adalah membaca serta memahami apa yang ditulis (dengan
melisankan, Menghafalkan, atau hanya melafalkan dalam hati) yang dilakukan setelah
magrib menjelang isya. Pendapat lain menurut (Akbar dan Ismail. 2016) tentang
pengertian membaca yaitu menguraikan lafal Bahasa tulisan kebahasa lisan menurut
aturan tertentu. Quran adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW, yang membacanya menjadi suatu ibadah.
Membaca Quran termasuk amal yang sngat mulia dan Allah menjanjikan pahala
yang berlipat ganda bagi mereka yang melakukanya meskipun belum keseluruhan di
pahami makna dan artinya. Orang mu’min tidak membaca Quran berarti ia telah
menghilangkan esensinya. Ini merupakan kekurangan bagi pribadi seorang muslim,
yang seharusnya mampu membaca Quran, memahaminya, dan menghafalkanya. Bagi
seorang muslim membaca, menghafalkan, dan menjadikanya sumber dari segala sumber
adalah hal yang mutlak. Membaca Quran merupan langkah pertama dalam berinteraksi
dengan Allah SWT.
Adapun keutamaan seorang mu’min yang membaca Quran dalam (Muhammad
Takdir. 2013) adalah:
1) Orang yang membaca Quran akan bernilai pahala disisi Allah SWT.
2) Membaca Quran merupakan terapi obat jiwa yang gundah.
3) Orang yang rajin membaca Quran akan mendapatkan pertolongan Allah di Akhir
Kiamat.

4
2. Program menghafal quran di madrasah santri genqi
Program menghafal Quran merupakan hal yang sangat penting bagi umat
muslim.program merupakan serangkaian strategi yang harus di implementasikan dalam
pelaksanaan magrib mengaji anak-anak santri genqi untuk mencapai tujuan, lebih jauh
lagi anak-anak madrasah santri genqi mampu membaca, melafalkan, dan menghafalkan
Quran dengan baik dan benar.
Secara etimologi, yang dikutip oleh (Fitriani. 2014) menghafal berasal dari kata
dasar hafal yang dalam Bahasa arab disebut al-hafidz yang memiliki arti ingat. Maka
kata menghafal dapat diartikan juga dengan mengikat. Sedangkan secara terminologi,
menghafal mempunyai arti sebagai Tindakan dan usaha meresapkan ke dalam pikiran
agar selalu ingat.
Menghafal yang tercantum dalam (Daud Ali. 2008) adalah suatu aktivitas
menanamkan suatu materi ke dalam ingatan, sehingga akan diingat kembali sesuai
materi yang asli. Menghafal merupakan proses mental menyiapkan kesan-kesan yang
suatu waktu dapat diingat kembali kea lam sadar. Menurut Suryabarata, istilah
menghafal disebut juga menanamkan dengan sengaja dan dikehendaki, maksudnya
adalah dngan sadar dan sungguh sunggu menanamkan sesuatu kedalam ingatan.
Setelah menyebutkan beberapa definisi tentang menghafal, maka perlu
disebutkan tentang beberapa definisi Quran. Quran menurut Bahasa ialah bacaan atau
yang dibaca. Kata Quran diambil dari isim Masdar yang artinya dengan isim maf’ul
yaitu maqru’ (yang dibaca). Menurut istilah, Quran ialah nama bagi kalamullah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang ditulis dalam mushaf.
Definisi Quran menurut Sebagian ulama ahli ushul yang tercantum dalam
(Mustofa Ali. 2017) ialah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang bersifat mu’jizat dengan sebuah surat dan merepukan ibadah bagi yang
membacanya. Sebagian ahli usul juga mendefinisikan Quran sebagai firman Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan Bahasa arab seca muttawatir untuk
diperhatikan dan diambil pelajaran, dituli dalam mushaf, dimulai dengan surau Al-
fatihah dan di akhir dengan surat An-nas.
Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa menghafal Quran
merupakan usaha dengan sadar dan sungguh - sungguh yang dilakukan untuk mengingat
dan meresapkan bacaan kitab suci Quran yang mengandung mu’jizat kedalam pikiran
agar selalu ingat, dalam suatu program dan menggunakan metode dan strategi tertentu.

5
3. Faktor pendukung dan penghambat yang di hadapi dalam pelaksanaan magrib
mengaji melalui program menghafal quran anak-anak madrasah santri genqi.
Dalam rangka meningkatkan kualitas hafalan bagi penghafal Quran perlu adanya
suatu yang mendukung, Adapun faktor pendukung dalm pelaksanaan menghafal Quran
menurut (Khoirul Anwar. 2013) adalah sebagai berikut:
a. Motivasi Santri Penghafal Quran
Motivasi merupakan faktor penting yang mempengaruhi jiwa manusia. Seorang yang
menghafal kitab suci Quran pasti termotivasi oleh sesuatu yang berkaitan dengan
Quran. Motivasi bisa karena kesenangan pada Quran atau karena keutmaan yang
dimiliki oleh para penghafal Quran.
b. Kecerdasan Santri Penghafal Quran
Kecerdasan merupakan faktor yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan
menghafal Quran. Kecerdasan ini merupakan kemampuan pisikis untuk mereaksi
rangsangan atau menyesuaikan melalui cara yang tepat. Dengan kecerdasan inimereka
para penghafal Quran akan merasakan bahwa kecerdasan sangat berpengaruh terhaap
keberhasilan dalam menghafal Quran.
c. Faktor Lingkungan Santri Quran
Lingkungan adalah suatu faktor yang mempunyai perenan yang sangat penting terhadap
berhasil tidaknya pendiidkan agama. Hal ini dikarenakan lingkungan para antri
penghafal bisa menimbulkan semangan belajar yang tinggi sehingga aktivitas
menghafalnya meningkat.
d. Usia Ideal Santri Penghafal Quran
Sebenarnya tidak ada batasan usia tertentu secara mutlak untuk menghafal Quran, tetapi
tidak dapat dipungkiri bahwa tingkat usia santri penghafal Quran memang berpengaruh
terhadap keberhasilan menghafal Quran.
e. Manajemen Waktu
Santri penghafal Quran memerlukan waktu khusus dan beban pelajaran yang tidak
memberatkan sehingga tidak mengganggu terhadap proses menghafal Quran.
Faktor penghambat adalah Faktor yang akan mengganggu terhadap usaha
pencapaian tujuan menghafal Quran. Sedangkan faktor penghambat dalam pelaksanaan
menghafal Quran yang tercantum dalam (Misbahul Munir. 2005) adalah sebagai berikut:
a. Sifat Malas Santri Penghafal Quran

6
Malas adalah kesalahan yang jamak dan sering terjadi. Tidak terkecuali bagi santri
penhafal Quran karena setiap hari harus bergelut dengan rutinitas yang sama, tidak salah
jika suatu Ketika santri penghafal merasakan kebosanan.
b. Manajemen Waktu
Masalah utama yang sering dihadapi para santri penghafal Quran adalah manjemen
waktu yang kurang tepat. Manjemen waktu adalah sarat utama yang dapat menentukan
berhasil atau tidaknya santri penghafal Quran.
c. Kelelahan yang berakibat kantuk
Rasa Lelah akut tentu saja apat mempengaruhi semangat santri penghafa Quran.
Kelelahan tersebut biasanya disebabkan karena aktivitas yang dilakukan terlalu banyak
sehingga menyita banyak tenaga dan fikiran. Kelelahan yang berakibat kantuk tentu
dapat menghambat seorang dalam menghafal Quran.
d. Kesehatan yang sering terganggu
Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting bagi santri penghafal Quran . jika
Kesehatan terganggu maka keadaan ini akan menghambat santri penghafal dalam proses
menghafal Quran.
e. Masalah Kemampuan Ekonomi
Masalah biaya menjadi sumber kekuatan utama dalam menghafal Quran, sebab
kurangnya biaya akan mengganggu terhadap kelancaran proses menghafal santri. Pada
umumnya biaya ini merupakan tanggungan orang tua santri, namun Ketika kiriman telat
tentu akan menghambat santri dalam menghafal Quran.

C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut
(Lexy J. Meleong, 2005) yakni penelitian yang menghasilkan data deksriftif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati. Penelitian kualitatif ini
mendeskripsikan implementasi magrib mengaji anak-anak madrasah santri Genqi melalui
program menghafal Quran. Pembahasan dalam penelitian ini menjelaskan mengenai
sbagaimana implementasi magrib mengaji, bagaimana program madrasah santri Genqi
untuk menghafal Quran, dan apa saja faktor pendukung dan penghambat implementasi
magrib mengaji madrasah santri Genqi melalui program menghafal Quran.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adlah pendekatan deskriptif.
Pendekatan deskriptif menurut (Fenti Hikmawati, 2017) merupakan penelitian yang

7
dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala sesuai denga
napa adanya pada saat penelitian dilakukan tanpa bermaksud membuat simpulan untuk
umum atau generalisasi.
Teknik pengumpulan merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data yang benar, tepat, dan dapat
dipetanggung jawabkan. Adapun Teknik pengumpulan data menurut (Suharsimi Arikunto,
2002) adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data,
dimana cara tersebut menunjukan pada suatu yang abstrak, tidak dapat diwujudkan pada
benda yang kasat mata, tetapi dapat dipertontonkan penggunaannya. Adapun Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan
dokumentasi.

PEMBAHASAN
A. Kondisi Objektif Lokasi Pengabdian
Lokasi pengabdian terdapat di Dusun Cibingbin RT 06/RW 03, Desa Rajadesa,
Kecamatan Rajadesa, Kabupaten Ciamis. Lebih tepatnya di Madrasah Santri Genqi Al-
Ikhlas Bapak Ustadz Hapid Selaku kepala Madrasah Santri Genqi, terdapat dua tenanga
pendidik dan 3 pembimbing santri genqi yang membantu selama mengajar di Madrasah
Santri Genqi Al-Ikhlas. Adapun siswa yang terdapat di Madrasah ini sebanyak 80 siswa
dengan rentang usia tingkat PAUD , MI/SD, dan Tingkat SMP. Wilyah pengabdian di
Madrasah santri Genqi ini dekat dengan Pondok Pesantren Al-Mu’awanan yang lokasinya
satu RT/RW dengan jarak Madrasah santri Genqi berjarak 500 M.
B. Permasalahan-Permasalahan yang Dihadapi Madrasah Santri Genqi
Berbicara mengenai permasalahan-permasalahan yang dihadapi dimadrasah santri
genqi sangat beraneka ragam, diantaranya sebagai berikut:
1. Kurang lengkapnya fasilitas yang menunjang proses pelaksanaan pembelajaran
menghafal Quran. Seperti, Quran, karpet, sejadah, papan tulis, meja, kursi, dan
fasilitas-fasilitas lainya.
2. Kurangnya tenaga pengajar sehingga santri genqi kurang terakomodir dengan baik.
3. Kurangnya perhatian juga bimbingan wali santri yang menimbulkan anaknya kurang
semangat dalam mengikuti proses pembelajaran menghafal Quran.
4. Belum terdaftar sebagai madrasah lembaga Pendidikan dibawah nawungan kemenag
RI.

8
5. Kurangnya koordinasi antara Lembaga dengan wli santri genqi perihal infaq bulanan
sehingga tenaga pendidik kurang sejahtera.
C. Perencanaan dan Desain Program Madrasah Santri Genqi
Berdasarkan hasil obsevasi, wawancara dan dokumentasi perencanaan telah disusun
dengan baik dan dilaksanakan sesuai denga napa yang telah direncanakan. Perencanaan yang
telah direncanakan antara lain sebagai berikutaa;
1. Silabus mengenai program hafalan Quran telah disusun dan direncanakan dengan
baik.
2. Sebelum melaksanakan proses pembelajaran menghafal Quran pengelola Lembaga
telah melakukan freetest sehingga santri dipisahkan sesuai rombel yang disesuaikan
dengan kapasitas santri masing-masing.
3. Setiap bulan dilakukan postest untuk mengetahui sejauh mana tujuan telah tercapai.
4. Pada setiap pertemuan tenaga pendidik selalu melakukan bimbingan agar santri
genqi sennatiasa melakukam muroja’ah atas apa yang telah dihafalkanya.
5. Pada proses pembelajaran menghafal Quran santri genqi mengikuti setiap prosesnya
dengan baik dan seksama.
D. Implementasi Program Madrasah Santri Genqi
Implementasi menurut (kamus lengkap Bahasa Indonesia) yaitu “penerapan atau
pelaksanaan”. Menurut Nana Sudjana implementasi dapat diartikan sebagai upaya pimpinan
untuk memotivasi seorang atau kelompok orang yang dipimpin dengan menumbuhkan
dorongan atau motivasi dalam dirinya untuk melakukan tugas atau kegiatan yang diberikan
sesuai dengan rencana dalam rangka mencapai tujuan Bersama.
Adapun menurut (Nurdin. 2015) implementasi atau pelaksanaan bermuara pada
aktivitas, aksi, Tindakan atau adanya mekanisme suatu system. Implementasi bukan hanya
suatu aktivitas, namun suatu kegiatan yang terencana untuk mencapai tujuan suatu kegiatan.
Berdasarkan dari pengertian di atas dan juga hasil penelitian penulis bahwa
implementasi magrib mengaji anak-anak santri Genqi melalui program menghafal Quran
adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan telah direncanakan dengan seksama yang dicantumkan dalam rencana
pembelajaran secara tertulis.
2. Kegiatan anak-anak santri Genqi dalam menghafal Quran berlangsung secara
berkelanjutan yaitu setiap hari usai magrib berjamaah menjelang isya.

9
3. Kegiatan anak-anak santri Genqi berlangsung di madrasah santri Genqi dengan
fasilitas dan dorongan warga sekitar yang baik.
4. Kegiatan magrib mengaji anak-anak santri Genqi yang berjumlah kurang lebih tujuh
puluh santri berlangsung cukup baik dan kondusif.
E. Evaluasi Program Madrasah Santri Genqi
Evaluasi adalah suatu proses menggambarkan peserta didik dan menimbangnya dari
segi nilai dan arti. Proses dan hasil evaluasi sangat dipengaruhi oleh beragam pengamatan,
latar belakang, dan pengalaman praktis evaluator itu sendiri.
Dalam pengertian lain (Tyler. 1998) menyatakan bahwa evaluasi merupakan proses
penentuan sejauh mana tujuan Pendidikan telah tercapai. Yang pada hakikatnya evauasi
selalu memuat maslah inforrmasi dan kebijakan yaitu informasi tentang pelaksanaan dan
keberhasiln suatu program yang selanjutnya digunakan untuk menentukan program
selanjutnya.
Berdasarkan dari paparan di atas mengenai evaluasi dan hasil penelitian penulis,
bahwa evaluasi program di madrasah santri Genqi telak terlaksana dengan baik dan kondusif
dalam setiap prosesnya yang dilakukan setelah usai magrib berjamaah menjelang isya.
Program madrasa yang mengambil focus pembelajaran menghafal Quran telah terlaksana
dengan baik sehingga wali santri merasa puas dengan hasil dan perubahan santri kearah
yang lebih baik. Banyak wali santri merasa puas atas pencapaian anaknya setalah bergabung
belajar bersama madrasah santri Genqi.
F. Kelemahan Program Madrasah Santri Genqi
Setelah peneliti mengadakan penelitian mengenai implementasi magrib mengaji
anak-anak santri Genqi akhirnya peneliti menemukan data-data yang dikumpulkan baik itu
mengenai kelebihan ataupun kelemahan pada program madrasah santri Genqi, Adapun
kelemahan yang peneliti temukan adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya tenaga pendidik yang kompeten sehingga menyebabkan proses
pembelajaran yang kurang optimal.
2. Santri yang banyak menyebabkan pelaksanaan pembelajaran kurang tertib dan
kondusif.
3. Fasilitas dan kesejahteraan tenaga pendidik mengakibatkan kurang optimalnya dalam
proses pembelajaran.
4. Kurangnya koordinasi pihak lembaga dengan wali santri menyebabkan santri kurang
semangat dan disiplin dalam mengikuti program menghafal Quran.

10
G. Tindak Lanjut Program Madrasah Santri Genqi
Tindak lanjut dari implementasi magrib mengaji anak-anak madrasah santri Genqi
berupa solusi dalam mengatasi hambatan-hambatan juga permasalahan-permasalahan yang
dihadapi oleh lembaga maupun oleh santri Genqi penghafal Quran. Solusinya sebagai berikut:
1. Adanya pembinaan guru
Pembinaan menurut (Ahsin Al-Hafidz. 2005) berarti kegiatan yang bertujuan
membentuk budi pekerti yang luhur,akhlak yang baik dalam hal perilaku, watak,
ataupun kesusilaan. Pembinaan yang dilaksanakan di madrasah santri Qenqi yaitu
dengan mendatangkan senior dan tutor sebaya menegnai ilmu yang berkaitan dengan
cara membaca dan menghafal Quran yang baik dan benar sesuai dengan makhaj dan
tajwidnya. Bentuk evaluasi dan sebagai bentuk apresiasi yang te;ah di;akukan adalah
memberikan kesempatan kepada guru yang sudah bagus bacaan dan hafalannya
untuk mengajarkan dan membimbing teman tenaga pendidik yang lain.
2. Menggunakan mushaf yang sama
Pihak madrasah santri Genqi menganjurkan kepada setiap penghafal Quran untuk
menggunakan mushaf Quran yang sama atau sejenis. Tidak diperbolehkan berganti-
ganti Quran mulai dari proses menghafal, mengulang hafalan sampai hafal 30 juz.
Sebab, hal ii akan memberi pengaruh baik bagi penghafal karena Ketika mengingat-
ingat bayangan ayat yang muncul ialah yang pernah dohafalkan. Selain itu, ia akan
ingat terhadap letak ayat di setiap halaman yang dihafalkan dari Quran tersebut.
Umumnya mushaf yang biasa digunakan dicetak oleh Menara Kudus. Quran ini
dicetak baik dan rapih sesuai denga apa yang telah ditetapkan Menara Kudus. Quran
seperti ini sangat diperlukan dan dianjurkan bagi santri penghafal agar mudah saat
mengingat-ingat dan membayangkan letak dan posisi ayat yang dihafalkan. Sesuai
denga napa yang dikutip (Ainurahman. 2009) Quran yang dicetak Menara Kudus ini
adalah Quran ayat pojok. Quran ayat pojok ini tulisannya jelas dan mudah dibaca.
Sehingga sangat cocok dan sesuai bagi para penghafal Quran. Santri penghafal
Quran madrasah Genqi merasa dimudahkan dengan menggunakan Quran yang
dicetak Menara Kudus karena cetakannya ayat pojok.
3. Adanya pondok yang disiapkan khusus untuk santri
Penyediaan pondok yang diperuntukan bagi santri Genqi merupakan Langkah yang
positif untuk membina anak sehingga tertanam ahlakul karimah dan mempunyai
kecerdasan baik kecerdasan intelektual juga kecerdasan spiritual. Apalagi program

11
yang telah disusun oleh lembaga madrasah santri Genqi telah sesuai dengan konsep
pembelajaran pondok pesantren. Meskipun pada kenyataanya baru ada satu kamar
dengan luas empat meter persegi yang hanya diperuntukan bagi santri putra yang
ingin menginap atau mondok di madrasah, dikarenakan rumah santri tersebut terletak
aga jauh dari madrasah sehingga memudahkan untuk santri tersebut belajar di
madrasah. Semoga kelak kedepan pihak madrasah bisa membangun berikut
mengembangkan fasilitas dan tenaga pendidik lebih baik pun lebih bagus lagi agar
menunjang keberhasilan mencapai tujuan menghafal Quran.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai implementasi magrib mengaji melalui program
magrib mengaji anak-anak madrasah santri Genqi, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Implementasi magrib mengaji anak-anak madrasah santri Genqi telah terlaksana cukup
baik. magrib mengaji yang dilaksanakan di madrasah santri Genqi berjalan kondusif
dan dan berlangsung setiap malam kecuali malam ahad libur. Pihak lembaga madrasah
merasa senang pun bangga atas apa yang telah berjalan lancer atas ridho Allah SWT.
2. Program menghafal Quran anak-anak madrasah santri Genqi telah terlaksana cukup
baik, dari mulai perencanaan, pelaksanaan, termasuk evaluasi telah direncanakan dan
dilaksanakan dengan cukup baik.
3. Faktor pendukung dan penghambat yang di hadapi dalam pelaksanaan magrib mengaji
melalui program menghafal Quran anak-anak madrasah santri genqi diantaranya:
a).Motivasi Santri Penghafal Quran, b).Kecerdasan Santri Penghafal Quran, c).Faktor
Lingkungan Santri Quran, d).Usia Ideal Santri Penghafal Quran, e).Manajemen
Waktu. Adapun faktor penghambat diantaranya: a).Sifat Malas Santri Penghafal
Quran, b).Manajemen Waktu, c).Kelelahan yang berakibat kantuk, d).Kesehatan yang
sering terganggu, e).Masalah Kemampuan Ekonomi.

12
DAFTAR PUSTAKA
Ainurahman, Belajar Dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009).
Abi Zakariya Muhyadin Yahya An-Nawawi. Riyadush Sholihin. (Semarang: Karya
Toha, 2005).
Ahda Bina. Jurus Jitu Agar Anak Rajin Shalat, Cepat Hafal Quran, Dan Berbakti
Pada Orang Tua. (Surakarta: Ahad Books, 2013).
Ani Nur Aini, Hifdz Al-Qur’an: Program Unggulan Full Day School, Jurnal Tarbawi,
Volume 4 Nomor 1 tahun 2017.
Fenti Hikmawati. Metodologi Penelitian. (Depok: Raja Grafindo Persada, 2017).
Lexy J Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005).
Muhammad Ali Ash-Sidiqi. Pengantar Studi Al-Qur’an. (Bandung: Al-Ma’arif,
1984).
Mustofa Ali. Bimbingan Praktis Menghafal Quran. (Jakarta: Bumi Aksara, 2005).
Muhammad Thalib. Fungsi dan Fadilah Membaca Quran. (Surakarta: Kaffah
Media, 2005).
Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis. No. 28, Tahun 2017: 5-5.
Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. (Bandung: Bumi Aksara,
2003).
Sa’dulloh. Cara Praktis Menghafal Quran. (Jakarta: Gema Insani 2008).
Saied Al-Makhtum. Karantina hafal Quran Sebulan. (Ponorogo: Alam Pena, 2016).
Sa’ad Riyadh. Cara Anak Cinta Quran. (Solo: Aqwam, 2008).
Umar Bukhori. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Amzah, 2010).

13

Anda mungkin juga menyukai