Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS II

TENTANG HYPEREMESIS GRAVIDARUM

DOSEN PEMBIMBING
Ns. Elfiza Fitriami, S. Kep, M.Kep
DISUSUN OLEH
Nadiatul Putri
18010019

STIKES PEKANBARU MEDICAL CENTER


JURUSAN S-I KEPERAWATAN
2020
KATA PENGANTAR
1
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas Kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah keperawatan
maternitas tentang hyperemesis gravidarum.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah makalah keperawatan maternitas tentang
hyperemesis gravidarum ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.

Pekanbaru, 16 Juni 2020

Nadiatul Putri

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................................1
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................2
DAFTAR ISI ........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................4
A. Latar belakang...............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................5
C. Tujuan penulisan...........................................................................................................5
D. Manfaat penulisan.........................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................7
A. Definisi..........................................................................................................................7
B. Etiologi..........................................................................................................................7
C. Patofisiologi..................................................................................................................8
D. Manifestasi Klinis.........................................................................................................9
E. Pengeluaran Cairan Tubuh Harian..............................................................................10
F. Penatalaksanaan..........................................................................................................11
G. Komplikasi..................................................................................................................12
H. Pathway.......................................................................................................................13
I. Diagnosa Keperawatan...............................................................................................13
J. Rencana Asuhan Keperawatan...................................................................................14
BAB III PENUTUP..............................................................................................................29
A. Kesimpulan.................................................................................................................29
B. Saran...........................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................30

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan


kepada wanita usia subur yang berkaitan dengan masa diluar kehamilan, masa kehamilan,
masa melahirkan, masa nifas sampai enam minggu, dan bayi yang dilahirkan sampai berusia
40 hari beserta keluarganya. Pelayanan berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam
melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan.

Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu menghargai klien
dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan perawatan
yang sesuai untuk dirinya. Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan advokasi dan mendidik
WUS dan melakukan tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah kehamilanpersalinan
dan nifas, membantu dan mendeteksi penyimpangan-penyimpangan secara dini dari keadaan
normal selama kehamilan sampai persalinan dan masa diantara dua kehamilan, memberikan
konsultasi tentang perawatan kehamilan, pengaturan kehamilan, membantu dalam proses
persalinan dan menolong persalinan normal, merawat wanita masa nifas dan bayi baru lahir
sampai umur 40 hari menuju kemandirian, merujuk kepada tim kesehatan lain untuk kondisi-
kondisi yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena
terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).

Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat bahkan
malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid dan
berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.

Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea dan
vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik,
dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD, Hal:232)

Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan
(Hellen Farrer, 1999, hal:112) Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara
4
pasti. Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang
dikemukakan (Rustam Mochtar, 1998) Umumnya terjadi pada Primigravida, mola hidatidosa,
diabetes dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG

Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang menurun dari pihak ibu terhadap
perubahan – perubahan ini serta adanya alergi yaitu merupakan salah satu respon dari
jaringan ibu terhadap janin.

Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang retak,
kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggungan
sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah
sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian
kesukaran hidup. Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.

Latar belakang dari pembuatana makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kuliah dan
sebagai wawasan bagi kami didalam melakukan deteksi dini pada ibu hamil dengan
hiperemesis, sekaligus mendeteksi dini adanya komplikasi serta penyulit yang kemungkinan
terjadi selama kehamilan, persalinan, dan nifas.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan hyperemesis gravidarum?


2. Apa etiologi dari hyperemesis gravidarum?
3. Bagaimana patofisiologi hyperemesis gravidarum?
4. Bagaimana manifestasi klinis hyperemesis gravidarum?
5. Bagaimana pengeluaran cairan tubuh harian?
6. Bagaimana penatalaksanaan hyperemesis gravidarum?
7. Bagaimana komplikasi hyperemesis gravidarum?
8. Bagaimana pathway hyperemesis gravidarum?
9. Apa saja diagnosa keperawatan hyperemesis gravidarum?
10. Bagaimana rencana asuhan keperawatan hyperemesis gravidarum?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan hyperemesis gravidarum


2. Untuk mengetahui apa etiologi dari hyperemesis gravidarum

5
3. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi hyperemesis gravidarum
4. Untuk mengetahui bagaimana manifestasi klinis hyperemesis gravidarum
5. Untuk mengetahui bagaimana pengeluaran cairan tubuh harian
6. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan hyperemesis gravidarum
7. Untuk mengetahui bagaimana komplikasi hyperemesis gravidarum
8. Untuk mengetahui bagaimana pathway hyperemesis gravidarum
9. Untuk mengetahui apa saja diagnosa keperawatan hyperemesis gravidarum
10. Untuk mengetahui bagaimana rencana asuhan keperawatan hyperemesis gravidarum
D. Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui tentang hyperemesis gravidarum dan dapat memberikan
asuhan keperawatannya

6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada
kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap
saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid
terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Wikinjosastro Hanifah, 2002)

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil
sampai menggangu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk karena
dehidrasi. (Rustam Mochtar,1998)

Mual (nausea) dan muntah(emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering
kedapatan pada trisemester I.Nausea dan muntah terjadi pada 60% sampai 80% wanita
hamil.Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormone estrogen dan
HCG dalam serum.Pengaruh fisiologik kenaikan hormone ini belum jelas, mungkin karena
system saraf pusat atau pengosongan lambung yang kurang.Pada umumnya wanita dapat
menyesuaikan dengan keadaan ini,meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat
dapat berlangsung sampai 4 bulan.Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan
umumnya menjadi buruk.Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum.1 sampai 200
atau 1 sampai 300 membutuhkan terapi hidrasi parental..

B. Etiologi
Penyebab hiperemesis grafidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa
penyakit ini disebabkan karena toksik,juga tidak ditemukan kelainan secara kimia.
Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan sumsum saraf, disebabkan oleh
kekurangan vitaminserta zat-zat lainakibat inanisi.

Beberapa faktor predisposisidan faktor lain yang telah ditemukanoleh beberapa penulis
sebagai berikut:

1. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigrafida, mola hidatidosa


dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan
ganda menimbulkan dugaan bahwa fakor hormon memegang peranan, karena pada
kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.

7
2. Masuknya vili korialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat
hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan
faktor organik.
3. Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai
salah satu faktor organik.
4. faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah tangga
yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut
terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat
memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan
menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
5. zat Fe: efek samping Fe bisa menyebabkan mual atau muntah. (Wikinjosastro
Hanifah, 2002)
C. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogrn, yang terjadi pada
trimester pertama.hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal mungkin berasaldari sistm
saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung.

Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pad hamil
muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit
dengan alkalosis hipokloremik.wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung
spastik dengan gejala tak suka maka dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang
lebih berat.

Hiepremesis gravidarum ini dapat mengakibatkan dapat mengakibatkan cadangan


karbohidrat karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi.Karena oksidasi
lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam
hidrosi butirik dan aseton dalam darah.Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan
cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi,sehingga cairan ekstraseluler dan plasma
berkurang.Natrium dan khorida darah turun, demikian pula khorida air kemih.Selain itu
dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang.Hal ini
menyebabkan jumah zat makanan dan oksigen ke jaringan mengurang pula dan tertimbunnya
zat metabolic yang toksik.Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya
ekresi lewat ginjal, menambah frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak,dapat merusak
hati dan terjadinya lingkaran setan yang sulit dipatahkan.Disamping dehidrasi dan
terganggunya keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lender esophagus

8
dan lambung(sindrom Mallory-Weiss)dengan akibat perdarahan GI.Pada umumnya robekan
ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri.Jarang sampai diperlukan transfuse atau
tindakan operatif.

D. Manifestasi Klinis
Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan hiperemesis
gravidarum tidak ada; tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh, sebaiknya ini
dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya
gejala dapat dibagi dalam 3 tingkat:

Tingkatan I :

1. Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita


2. Ibu merasa lemah,
3. Nafsu makan tidak ada,
4. Berat badan menurun dan
5. Merasa nyeri pada epigastrium
6. Nadi meningkat sekitar 100 permenit,
7. Tekanan darah sistolik menurun,
8. Turgor kulit mengurang,
9. Lidah mengering
10. Mata cekung.
Tingkatan II :

1. Penderita tampak lebih lemah dan apatis,


2. Turgor kulit lebih mengurang,
3. Lidah mengering dan tampak kotor,
4. Nadi kecil dan cepat,
5. Suhu kadang-kadang naik
6. Mata sedikit ikterus.
7. Berat badan turun
8. Mata menjadi cekung,
9. Tensi turun,
10. Hemokonsentrasi,
11. Oliguria
12. Konstipasi.

9
13. Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan karena
14. mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.

Tingkatan III :

1. Keadaan umum lebih parah , muntah berhenti,


2. Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma,
3. Nadi kecil dan cepat;
4. Suhu meningkat
5. Tensi menurun.
6. Komplikasi terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati. Wernicke,
dengan gejala: nistagmus, diplopia dan perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat
kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus
menunjukkan adanya payah hati. (Wikinjosastro Hanifah, 2002)
E. Pengeluaran Cairan Tubuh Harian
Pengeluaran cairan yang tidak dirasakan (insensible fluid loss). Variasi asupan cairan harus
hati-hati disesuaikan dengan pengeluaran cairan harian. Beberapa pengeluaran cairan tidak dapat
diatur dengan tepat. Sebagai contoh, ada pengeluaran cairan yang berlangsung terus menerus melalui
evaporasi dari traktus respiratorius dan difusi melalui kulit, yang keduanya mengeluarkan cairan
sekitar 700 ml/hari pada keadaan normal. Hal ini lah yang disebut insibie water loss karena kita tidak
menyadarinya, walupun terjadi terus menerus pada mahluk hidup.

Asupan dan pengeluaran cairan harian (dalam ml/hari)

Normal

Asupan

Cairan dari makanan 2100

Dari metabolisme 200

Asupan total 2300

Keluaran

Insensible kulit 350

Insensible paru 350

10
Keringat 100

Feses 100

Urin 1400

Total pengeluaran 2300

Kehilangan cairan lewat keringat.

Jumlah cairan yang hilang melalui keringat sangat bervariasi, bergantung pada aktivitas
fisik dan suhu lingkungan. Volume keringat normal hanya sekitar 100 ml/hari, tapi pada
keadaan cuaca panas ataupun latihan berat, kehilangan cairan kadang-kadang meningkat
sampai 1-2 L/jam. Hal ini akan dengan cepat mengurangi volume cairan tubuh jika asupan
tidak ditingkatkan.

Kehilangan cairan lewat feses.

Hanya sejumlah kecil cairan yang dikeluarkan melalui feses (100 ml/hari). Jumlah ini
dapat meningkat sampai beberapa liter sehari pada penderita diare.

Kehilangan cairan lewat ginjal.

Kehilangan cairan tubuh lainnya adalah dalam urin yang diekskresikan lewat ginjal.
Ada mekanisme multiple yang mengendalikan kecepatan ekskresi urin. Cara paling penting
yang dilakukan oleh tubuh dalam mempertahankan keseimbangan asupan dan keluaran cairan
seperti juga keseimbangan antara asupan dan keluaran hamper semua elektrolit dalam tubuh
ialah dengan mengendalikan kecepatan ginjal dalam mengekskresikan zat-zat ini.

F. Penatalaksanaan

1. Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukesi tentang kehamilan kepada


ibu-ibu dengan maksud menghilangkan factor psikis, rasa takut juga tentang diet ibu
hamil, makan jangan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit-sedikit namun
sering, jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi,karena akan terasa goyang, mual/
muntah. Defekasi hendaknya diusahakan teratur.
2. Terapi obat menggunakan sedative (luminal, stesolid); vitamin (B 1 dan B2) anti
muntah (mediamer B6, drammamin, avomin, torecan), antasida dan anti mulas.

11
Farmakologi:

Factor pemberian:

B1: mempertahankan kesehatan syaraf, jantung, otot dan jaringan GI, meningkatkan
pertumbukan dan perbaikan sel.

B6: membantu dalam sintesa lemak, dalam pembentukan sel darah merah.

B12: mengatur sintesa SDM dan mengatur perkembangan sel-sel saraf fetus.

3. hiperemesis gravidarum tingkat I dan III haris rawat inap di RS.


o Kadang-kadang pada beberapa wanita, hanya tidur di RS saja telah banyak
mengurangi mual muntahnya.
o Isolasi: jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja
yang boleh masuk, kadang kala hal ini saja tanpa pengobatan khusus telah
mengurangi mual muntah.
o Terapi psikologik: berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal tang
wajar, normal dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir, cari dan coba
hilangkan faktor psikologis seperti keadaan sosial ekonomi dan pekerjaan serta
lingkungan.
o Penambahan cairan.Berikan infuse dekstrosa atau glukosa 5% sebanyak 2-3 liter
dalam 24 jam.
o Berikan obat-obatan seperti telah dikemukakan diatas
o Pada beberapa kasus dan bila terapi tidak dapat dengan cepat memperbaiki
keadaan umum penderita, dapat dipertimbangkan suatu aboertus buatan.
G. Komplikasi

Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai esenfalopati warnickle
dan gejala nistagmus diplopia dan perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat sangat
kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan
adanya payah hati.

12
H. Pathway

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Faktor Predisposisi
-Kehamilan ganda
-Molahidatidosa

I. Diagnosa Keperawatan
1. gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual dan muntah
2. penurunan COP berhubungan dengan penurunan kontriktilitas jantung.
3. gangguan perpusi jaringan berhubungan dengan penurunan perfusi jaringan.
4. gangguan pola nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya edema pada paru.
5. hipotermi berhubungan adanya dehidrasi.
6. gangguan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual
muntah yang berlebih.

13
J. Rencana Asuhan Keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN RENCANA KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
INTERVENSI RASIONAL

1. Ganguan Tujuan: Mandiri:


keseimbangan keseimbang
1. Kaji suhu dan turgor 1. Memberikan data
cairan dan an cairan
kulit, membrane berkenaan dengan
elektrolit kurang dan
mukosa, tekanan semua
dari kebutuhan elektrolit
darah, suhu, kondisi.peningkatan
tubuh sesuai
masukan/ haluaran kadar hormone
berhubungan dengan
dan berat jenis urin. gonadotropin
dengan mual/ kebutuhan
Timbang berat krionik (HCG),
muntah. tubuh.
badan klien dengan perubahan

Data obyektif: Kriteria standar. metabolisme KH,

hasil: dan penurunan


 HT menurun
mortilitas gaftrik
 Konjungtiva  Turgor
memperberat mual
pucat kulit
dan muntah pada
 TD menurun, kembali
trimester pertama.
suhu normal
2. Membantu dalam
meningkat, dapat
mengenyampingkan
nadi balik
penyebab lain untuk
meningkat, kembali
mengatasi masalah
RR dalam
dalam
2. Anjurkan
meningkat. dan delik
mengidentifikasikan
peningkatan
 Mata cekumg.  Haluaran intervensi.
masukan minuman
 Turgor kulit: urin
berkarbonat, makan
tidak elastis. normal 3-
6 kali sehari dengan 3. Membantu dalam
 Mukosa mulut 5 ml/
jumlah yang sedikit menentukan adanya
kering. jam.
dan makanan tinggi muntah yang tidak
 Oliguri  Mukosa
KH (mis: pop corn, dapat dikontrol
 BUN mulut:
roti kering sebelum (hiperemesis
lembab.

14
meningkat  Turgor bangun tidur). gravidarum) pada
Data subjektif: kulit: 3. Tentukan adanya/ awalnya muntah
elastis. frekuensi mual dapat
 Haus/
 BUN berlebihan atau mengakibatkan
dehidrasi
normal menetap muntah. alkalosis, dehidrasi
(of= 10- dan ketidak
25 mg/ seimbangan
100 ml; elektrolit. Muntah
of= 8-20 yang tidak dapat
mg/ 100 diatasi atau yang
ml) berat dapat
 TTV: menimbulkan
o TD: asidosis,

N memerlukan

(120/ intervensi lanjut.

180 4. Menurunkan faktor

mmH penyebab terjadinya

g) mual muntah

o T
º: 36-
37,5 ºC
5. Meningkatkan
o RR:
kenyamanan dan
16-20
selera makan.
x/
mnt
4. Kaji hal-hal yang
o N:
meningkatkan mual
80-
dan muntah.
100
Misalnya bau-bauan 6. –
x/
yang terlalu,
mnt
makanan yang
o HT:
terlalu asin atau
N 37-
manis.
47
5. Kaji hal-hal yang

15
menurunkan mual
dan muntah missal
7. Menurunkan rasa
makanan diberikan
cemas.
waktu hangat,
suasana yang
menyenangkan.
6. Ajarkan pada ibu
waktu bangun tidur
pagi hari:
 Jangan
langsung pergi
dari tempat
tidur.
 Minum air
putih.
7. Libatkan keluarga: 8. Indikator dalam
 Menghadirkan membantu untuk
suami dan mengevaluasi
keluarga tingkat
terdekat klien ataukebutuhan
ketika klien hidrasi.
dirawat 9. Membantu dalam
 Keluarga/suami meminimalkan
berusaha mual/ muntah dan
meyakinkan menurunkan
klien bahwa keasaman jambung
klien tidak muntah yang sering
perlu cemas (hiperemesis
menghadapi gravidarum)
kehamilannya. mengakibatkan
Kolaborasi: bilirubin dan
mengetahui
8. Pantau hasil
frekuensi muntah,
pemeriksaan

16
laboratorium sesuai memudahkan kita
indikasi melakukan
 Elektrolir tindakan tang lebih
 Ht lanjut.

 BUN 10. Meningkatkan pada

9. Berikan cairan dehidrasi

elektrolit glukosa hipovolemik

atau vitamin secara menurunkan fungsi

parentera/ sesuai ginjal,

indikasi. meningkatkan
BUN. Membantu
menghentikan atau
mencegah
kemungkinan
hipokalemi yang
berat

10. Lakukan tes urine.


2. Penurunan COP Tujuan: 1. Pantau tanda vital, 1. Untuk mengetahui
berhubungan curah contoh frekuensi kandungan urin
dengan penurunan jantung jantung, TD apakah dalam batas
kontrktilitas kembali normal atau tidak.
jantung normal. Takikardi dapat
terjadi karena nyeri,
Data obyektif: Kriteria
cemas, hipoksia,dan
hasil:
menurunnya curah

17
 Dispnea  Berpartis jantung, perubahan
 Nadi perifer ipasi juga terjadi pada

 Kulit pada TD karena respon

dingin/pucat perilaku/ jantung.

 Perubahan aktivitas
2. Sirkulasi perifer
status mental yang
menurun bila curah
Data subjektif menurun
jantung turun
kan kerja
 Gelisah membuat kulit pucat
jantung.
atau warna abu-abu
 Kelemahan  TTV: 2. Catat warna kulit dan (tergantung tingkat
 Nyeri dada  TD: adanya kualitas nadi hipoksia) dan
 120/80
menurunnya
mmHg
kekuatan nadi
 RR 16-
perifer.
20
3. S3, S4 atau krekels
x/menit
terjadi dengan
.
dekompensasi
 N:
jantung atau
regular,
beberapa obat,
60-100
terjadinya murmur
x/menit
3. auskultasi bunyi dapat menunjukkan
 T º: 36-
nafas dan bunyi katup karena nyeri
37,5 ºC
jantung dengarkan dada, contoh
 Kulit
murmur stenosis dorta,
hangtat
stenosis mitra atau
 Kesadara ropta otit papilar.
n
kompos
mentis
3. Ganguan perfusi Tujuan: Mandiri:
jaringan menunjukka
1. Pertahankan tirah 1. Menurunkan beban
berhubungan n perfusi
baring, Bantu kerja miokard dan
dengan perfusi
dengan aktivitas konsumsi O2

18
jaringan. adekuat. perawatan. memaksimalkan
aktivitas dan perfusi
Data obyektif: Kriteria
jaringan.
hasil:
 TD 2. Bila terjadi
Data subjektif:  TTV takikardi, mengacu
stabil: 2. Pantau TTV. pada stimulasi
 Akral dingin
 Kulit skunder system
 Kesadaran
hangat saraf simpatis untuk
menurun
dan menekan respon
kering untuk mengganikan
 Tingkat kerusakan pada
kesadara hipovolumit.jika
n terjadi hipotensi
membaik menunjukkan curah
(kompos jantung yang
mentis). menurun.
 Haluaran 3. Perubahan
urin menunjukan
normal penyimpangan
2/3 ml/ perfusi serebral
jam. hipoksenia atau
asidosis.
3. Kaji perubahan 4. Mekanisme
pada sensori, NN ex kompensasi dari
kesuraman mental, vasodilatasi
agitasi, supor, mengakibatkan kulit
koma, delirium. hangat, merah
muda, kering adalah
karakteristik dari
hiperperfusi.
4. Kaji kulit terhadap
5. Penurunan haluaran
perubahan warna,
urin dengan
suhu, kelembaban.
peningkatan berat
jenis akan
19
mengindikasikan
penurunan perfusi
ginjal.

1. Meskipun
controversial,

5. Catat haluaran urin steroid mungkin

setiap jam dan diberikan untuk

setiap menit. kepentingan


potensial terhadap
penurunan
permeabilitas
kapiler, peningkatan
perfusi ginjal dan
pencegahan
pembentukan
Kolaborasi: mikroemboli.
2. Perkembangfan
1. Berikan obat-obatan
asidosis
sesuai petunjuk:
respiratorik/
kortisteroid
metabolic
merefleksikan
kehilangan
mekanisme
kompensasai,
misalnya penurunan
perfusi ginjal/
ekskresi hydrogen
dan akumulasi asam
laktat.

20
2. Pantau pemeriksaan
laboratorium
misalnya: GDA,
kadar laktat.

4. Gangguan pola Tujuan: Mandiri:


napas tidak pola
1. Kaji frekuensi, 1. Kecepatan biasanya
efektif pernafasan
kedalaman meningkat, disepnea
berhubungan menjadi
pernafasan dan dan terjadi
dengan adanya efektif.
ekspansi dada. Catat peningkatan kerja
oedema pada
Kriteria upaya pernafasan, nafas.kedalaman
paru.
hasil: termasuk nafas bervariasi

Data obyektif: penggunaan otot tergantung derajat


 Menunju
bantu/ pelebaran gagal nafas ekspansi
 Takipnea kkan
nasal. dada terbatas yang
 Dispnea pola
berhubungan
(pernafasan nafas
atelektuasi dan
tersengal- efektif
nyeri dada pleruitik
sengal) dengan
2. Bunyi nafas
 Penurunan frekuens
menurun/ tidak ada
bunyi nafas i dan
bila jalan nafas
krekels. kedalam
obstruksi sekunder
 Batuk an
terhadap
(sputum) dalam
2. Auskultasi bunyi perdarahan, bekuan/
Data subjektif: rentang
nafas dan catat kolab jalan nafas
normal
adanya bunyi nafas kecil.
 Mengeluh
dan
adventisius seperti 3. Duduk tinggi
gangguan pola
pural
krekels. memungkinkan
tidur.
jelas
ekspansi paru dan
 gelisah bersih.
memudahkan
 Bunyi pernafasan.
nafas: 4. Kongesti alveolar
21
vasikule mengakibatkan
r. batuk kering/ iritasi.
 RR: Sputim berdarah
3. Tinggikan kepala
reguler, dapat diakibatkan
dan bantu
16-20 x/ oleh kerusakan
pengubahan posisi.
menit. jaringan (infak
paru) atau anti
koagulan berlebih.
5. Dapat
meningkatkan
4. Observasi pola
banyaknya seputum
batuk dan karaktre
dimana gangguan
secret.
ventilasi dan
ditambah ketidak
nyamanan upaya
bernafas.

6. Memaksimalkan
bernafas dan
menurunkan kerja

5. Dorong/ bantu nafas.

pasien dalam nafas 7. Memberikan


dalam dan latihan kelembaban pada

batuk. membrane mukosa


dan membantu
mengencerkan
sekret untuk
memudahkan
pembrtsihan.
8. Memudahkan upaya
Kolaborasi:
pernafasan dalam
6. Berikan O2 dan meningkatkan
tambahan drainase sekret dari

22
segmen paru
kedalam bronkus,
dimana dapat lebih
mempercepat
7. Berikan pembuangandengan
humidifikasi batuk/ penghisap.
tambahan mis:
nebuliser ultra
sonic.

8. Bantu fisioterapi
dada (mis: drainase
portural dan perkusi
area yang tak sakit/
tiupan botol).
5. Ganguan Tujuan: 1. mandikan dengan 1. mempertahankan
integritas kulit air hangat dan sabun kebersihan tanpa
Integritas
berhubungan ringan mengiritasi kulit
kulit
dengan penurunan
kembali
turgor kulit.
normal
Data Objektif:
Kriteria
 Turgor kulit hasil: 2. meningkatkan
menurun sirkulasi dan
 Turgor 2. dorong pasien
 Membran mencegah tekanan
kulit mengubah posisi
mukosa pada kulit atau
meningk dengan sering
menurun jaringan yang tidak
at
Data Subjektif: perlu
 Membra
3. dapat meningkatkan
n

23
 Mengeluh mukosa iritasi
kulit kering lembab

3. anjurkan klien
untuk menghindari 4. mencegah iritasi dan
kering kulit apapun, terjadinya cidera
kecuali dengan ijin dermal.
dokter
4. anjurkan
menggunakan
pakaian lembut dan
longgar

6. Ganguan Tujuan: 1. Anjurkan pilihan 1. Protein membentuk


perubahan nutrisi tinggi protein zat peningkatan
Berat badan
kurang dari besi dan MTC bila pemulihan dan
kembali
kebutuhan masukan oral regenerasi jaringan
normal.
berhubungan dibatasi. baru. Zat besi perlu
dengan mual untuk sintesis Hb.
muntah yang Kiteria Vitamin C
berlebihan. hasil: memudahkan untuk
absorbsi zat besi
Data obyektif:
 Berat dan perlu untuk
 Berat badan badan sintesis dinding sel.
menurun. kembali

 Turgor kulit normal/


2. Memberikan kalori
jelek. ideal:
dan nutrisi lain
 Bising usus penamba
untuk memenuhi
menurun. han
kebutuhan
berat
 Membrane metabulik serta
badan 2. Tingkatkan
mukosa menggantikan
tidak masukan sedikitnya
menurun/ kebutuhan
boleh 2000 ml/hari jus,
kering. metabolic serta
lebih sup dan cairan

24
Data subjektif: dari 12 nutrisi lain. menggantikan
kg kebutuhan cairan,
 Lelah.
selama karena
 Letih.
kehamil meningkatnya
 Anoreksia.
an. volume cairan
 Mual. sirkulasi.
 Pasien
tidak 3. Menunjukkan kerja
mengala metabolisme,
mi memungkinkan
anoreksi nutrisi dan O2
a digunakan untuk
kembali proses pemulihan.
3. Anjurkan tidur atau
makan 4. Memungkinkan
istirahat adekuat.
3x perlu untuk
sehari. mengalami
 Bising dehidrasi
usus: menggantikan
normal. kehilangan cairan
Kolaborasi:
 Membra dan memberikan
ne 4. Berikan cairan atau nutrisi yang
mukosa nutrisi parenteral, perlubila masukan
lembab. sesuai indikasi. oral dibatasi.

 Mual 5. Bermanfaat dalam

hilang. memperbaiki
anemia atau
defisiensi bila ada.
6. Mungkin perlu
untuk dikompresi
gastrointestinal,
pada adanya
distensi distensi

5. Berikan preparat zat atau perifnitis.

besi atau vitamin

25
sesuai indikasi. 7. Untuk mengganti
cairan dan makanan
yang keluar saat
muntah dan
6. Bantu penempatan
memonitor bila
selang nurogastrik
terjadi penurunan
atau Niller-Abbott.
berat badan.

7. Anjurkan klien
untuk
mempertahankan
intek cairan dan
nutrisi yang adekuat
dan timbang berat
badan setiap hari.
7. Intoleransi Tujuannya: 1. Evaluasi laporan 1. Menentukan derajat
aktifitas kelelahan dari efek ketidak
Klien dapat
berhubungan mampuan
melakukan
dengan suplai dan 2. Menghemat energi
aktivitas
kebutuhan. dan menghindari
seperti 2. Anjurkan klien
penggunaan tenaga
Data obyektif: biasanya mengikuti aktivitas
terus-menerus untuk
dengan istirahat
 Nadi lemah Kriteria meminimalkan
yang cukup.
 Kelelahan otot hasil: kelelahan
 Kehilangan 3. Mungkin
 Nadi 80
tonus mempunyai efek
x/mnt
Data subjektif akumulatif
 Kekuata
(sepanjang faktor
 Mengeluh n otot 3. Identifikasi faktor
psikologis) yang
lemas dan stres yang dapat
dapat diturunkan

26
 Mengeluh tonus memperberat bila ada masalah
cepat lelah kembali 4. Mengubah energi,
normal memungkinkan
 Klien berlanjutnya
tidak aktivitas yang
merasa dibutuhkan.
cepat 4. Berikan bantuan
lelah dalam aktivitas
sehari-hari

27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
2. Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umum pasien memburuk.
3. Penyebab Hiperemesis gravidarum secara pasti belum diketahui, faktor
predisposisinya antara lain ; peningkatan kadar HCG, faktor organik, dan faktor
endokrin lainnya.
4. Secara patologik menunjukkan adanya kelainan-kelainan dalam berbagai alat tubuh
seperti hati, jantung, otak dan ginjal
5. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan dehidrasi, kekurangan energi,
tertimbun zat metabolik toksik, terganggunya keseimbangan elektrolit dan perdarahan
gastrointestinal
6. Hiperemesis gravidarum terbagi dalam 3 tingkatan yaitu ringan, sedang dan berat
7. Penanganan Hiperemesis gravidarum pada tahap awal adalah pencegahan yaitu
dengan memberikan konseling untuk menghadapi kehamilan dan komplikasinya
8. Terapi yang diberikan pada kasus Hiperemesis gravidarum adalah terapi obat-obatan,
terapi psikologik, terapi parenteral dan isolasi. Apabila keadaan tetap memburuk
terminasi kehamilan perlu dipertimbangkan.
B. Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan diharapkan mahasiswa
dapat mengaplikasikannya didalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
hyperemesis gravidarum

28
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku saku diagnosa keperawatan. Jakarta ; EGC

Doenges, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal atau Bayi. Jakarta ; EGC

Farrer, Helen. 1999. Perawatan Maternitas. Jakarta ; EGC

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana. Jakarta ; EGC

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta ; Arcan

Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta ; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta ; Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

29

Anda mungkin juga menyukai