Nadiatul Putri (Hyperemesis Gravidarum)
Nadiatul Putri (Hyperemesis Gravidarum)
DOSEN PEMBIMBING
Ns. Elfiza Fitriami, S. Kep, M.Kep
DISUSUN OLEH
Nadiatul Putri
18010019
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah makalah keperawatan maternitas tentang
hyperemesis gravidarum ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.
Nadiatul Putri
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................................1
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................2
DAFTAR ISI ........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................4
A. Latar belakang...............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................5
C. Tujuan penulisan...........................................................................................................5
D. Manfaat penulisan.........................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................7
A. Definisi..........................................................................................................................7
B. Etiologi..........................................................................................................................7
C. Patofisiologi..................................................................................................................8
D. Manifestasi Klinis.........................................................................................................9
E. Pengeluaran Cairan Tubuh Harian..............................................................................10
F. Penatalaksanaan..........................................................................................................11
G. Komplikasi..................................................................................................................12
H. Pathway.......................................................................................................................13
I. Diagnosa Keperawatan...............................................................................................13
J. Rencana Asuhan Keperawatan...................................................................................14
BAB III PENUTUP..............................................................................................................29
A. Kesimpulan.................................................................................................................29
B. Saran...........................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................30
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu menghargai klien
dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan perawatan
yang sesuai untuk dirinya. Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan advokasi dan mendidik
WUS dan melakukan tindakan keperawatan dalam mengatasi masalah kehamilanpersalinan
dan nifas, membantu dan mendeteksi penyimpangan-penyimpangan secara dini dari keadaan
normal selama kehamilan sampai persalinan dan masa diantara dua kehamilan, memberikan
konsultasi tentang perawatan kehamilan, pengaturan kehamilan, membantu dalam proses
persalinan dan menolong persalinan normal, merawat wanita masa nifas dan bayi baru lahir
sampai umur 40 hari menuju kemandirian, merujuk kepada tim kesehatan lain untuk kondisi-
kondisi yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena
terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).
Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat bahkan
malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid dan
berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea dan
vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik,
dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD, Hal:232)
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan
(Hellen Farrer, 1999, hal:112) Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara
4
pasti. Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang
dikemukakan (Rustam Mochtar, 1998) Umumnya terjadi pada Primigravida, mola hidatidosa,
diabetes dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG
Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang menurun dari pihak ibu terhadap
perubahan – perubahan ini serta adanya alergi yaitu merupakan salah satu respon dari
jaringan ibu terhadap janin.
Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang retak,
kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggungan
sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah
sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian
kesukaran hidup. Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.
Latar belakang dari pembuatana makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kuliah dan
sebagai wawasan bagi kami didalam melakukan deteksi dini pada ibu hamil dengan
hiperemesis, sekaligus mendeteksi dini adanya komplikasi serta penyulit yang kemungkinan
terjadi selama kehamilan, persalinan, dan nifas.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
5
3. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi hyperemesis gravidarum
4. Untuk mengetahui bagaimana manifestasi klinis hyperemesis gravidarum
5. Untuk mengetahui bagaimana pengeluaran cairan tubuh harian
6. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan hyperemesis gravidarum
7. Untuk mengetahui bagaimana komplikasi hyperemesis gravidarum
8. Untuk mengetahui bagaimana pathway hyperemesis gravidarum
9. Untuk mengetahui apa saja diagnosa keperawatan hyperemesis gravidarum
10. Untuk mengetahui bagaimana rencana asuhan keperawatan hyperemesis gravidarum
D. Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui tentang hyperemesis gravidarum dan dapat memberikan
asuhan keperawatannya
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada
kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap
saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid
terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Wikinjosastro Hanifah, 2002)
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil
sampai menggangu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk karena
dehidrasi. (Rustam Mochtar,1998)
Mual (nausea) dan muntah(emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering
kedapatan pada trisemester I.Nausea dan muntah terjadi pada 60% sampai 80% wanita
hamil.Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormone estrogen dan
HCG dalam serum.Pengaruh fisiologik kenaikan hormone ini belum jelas, mungkin karena
system saraf pusat atau pengosongan lambung yang kurang.Pada umumnya wanita dapat
menyesuaikan dengan keadaan ini,meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat
dapat berlangsung sampai 4 bulan.Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan
umumnya menjadi buruk.Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum.1 sampai 200
atau 1 sampai 300 membutuhkan terapi hidrasi parental..
B. Etiologi
Penyebab hiperemesis grafidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa
penyakit ini disebabkan karena toksik,juga tidak ditemukan kelainan secara kimia.
Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan sumsum saraf, disebabkan oleh
kekurangan vitaminserta zat-zat lainakibat inanisi.
Beberapa faktor predisposisidan faktor lain yang telah ditemukanoleh beberapa penulis
sebagai berikut:
7
2. Masuknya vili korialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat
hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan
faktor organik.
3. Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai
salah satu faktor organik.
4. faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah tangga
yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut
terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat
memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan
menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
5. zat Fe: efek samping Fe bisa menyebabkan mual atau muntah. (Wikinjosastro
Hanifah, 2002)
C. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogrn, yang terjadi pada
trimester pertama.hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal mungkin berasaldari sistm
saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung.
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pad hamil
muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit
dengan alkalosis hipokloremik.wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung
spastik dengan gejala tak suka maka dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang
lebih berat.
8
dan lambung(sindrom Mallory-Weiss)dengan akibat perdarahan GI.Pada umumnya robekan
ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri.Jarang sampai diperlukan transfuse atau
tindakan operatif.
D. Manifestasi Klinis
Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan hiperemesis
gravidarum tidak ada; tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh, sebaiknya ini
dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya
gejala dapat dibagi dalam 3 tingkat:
Tingkatan I :
9
13. Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan karena
14. mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
Tingkatan III :
Normal
Asupan
Keluaran
10
Keringat 100
Feses 100
Urin 1400
Jumlah cairan yang hilang melalui keringat sangat bervariasi, bergantung pada aktivitas
fisik dan suhu lingkungan. Volume keringat normal hanya sekitar 100 ml/hari, tapi pada
keadaan cuaca panas ataupun latihan berat, kehilangan cairan kadang-kadang meningkat
sampai 1-2 L/jam. Hal ini akan dengan cepat mengurangi volume cairan tubuh jika asupan
tidak ditingkatkan.
Hanya sejumlah kecil cairan yang dikeluarkan melalui feses (100 ml/hari). Jumlah ini
dapat meningkat sampai beberapa liter sehari pada penderita diare.
Kehilangan cairan tubuh lainnya adalah dalam urin yang diekskresikan lewat ginjal.
Ada mekanisme multiple yang mengendalikan kecepatan ekskresi urin. Cara paling penting
yang dilakukan oleh tubuh dalam mempertahankan keseimbangan asupan dan keluaran cairan
seperti juga keseimbangan antara asupan dan keluaran hamper semua elektrolit dalam tubuh
ialah dengan mengendalikan kecepatan ginjal dalam mengekskresikan zat-zat ini.
F. Penatalaksanaan
11
Farmakologi:
Factor pemberian:
B1: mempertahankan kesehatan syaraf, jantung, otot dan jaringan GI, meningkatkan
pertumbukan dan perbaikan sel.
B6: membantu dalam sintesa lemak, dalam pembentukan sel darah merah.
B12: mengatur sintesa SDM dan mengatur perkembangan sel-sel saraf fetus.
Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai esenfalopati warnickle
dan gejala nistagmus diplopia dan perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat sangat
kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan
adanya payah hati.
12
H. Pathway
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Faktor Predisposisi
-Kehamilan ganda
-Molahidatidosa
I. Diagnosa Keperawatan
1. gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual dan muntah
2. penurunan COP berhubungan dengan penurunan kontriktilitas jantung.
3. gangguan perpusi jaringan berhubungan dengan penurunan perfusi jaringan.
4. gangguan pola nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya edema pada paru.
5. hipotermi berhubungan adanya dehidrasi.
6. gangguan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual
muntah yang berlebih.
13
J. Rencana Asuhan Keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN RENCANA KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
INTERVENSI RASIONAL
14
meningkat Turgor bangun tidur). gravidarum) pada
Data subjektif: kulit: 3. Tentukan adanya/ awalnya muntah
elastis. frekuensi mual dapat
Haus/
BUN berlebihan atau mengakibatkan
dehidrasi
normal menetap muntah. alkalosis, dehidrasi
(of= 10- dan ketidak
25 mg/ seimbangan
100 ml; elektrolit. Muntah
of= 8-20 yang tidak dapat
mg/ 100 diatasi atau yang
ml) berat dapat
TTV: menimbulkan
o TD: asidosis,
N memerlukan
g) mual muntah
o T
º: 36-
37,5 ºC
5. Meningkatkan
o RR:
kenyamanan dan
16-20
selera makan.
x/
mnt
4. Kaji hal-hal yang
o N:
meningkatkan mual
80-
dan muntah.
100
Misalnya bau-bauan 6. –
x/
yang terlalu,
mnt
makanan yang
o HT:
terlalu asin atau
N 37-
manis.
47
5. Kaji hal-hal yang
15
menurunkan mual
dan muntah missal
7. Menurunkan rasa
makanan diberikan
cemas.
waktu hangat,
suasana yang
menyenangkan.
6. Ajarkan pada ibu
waktu bangun tidur
pagi hari:
Jangan
langsung pergi
dari tempat
tidur.
Minum air
putih.
7. Libatkan keluarga: 8. Indikator dalam
Menghadirkan membantu untuk
suami dan mengevaluasi
keluarga tingkat
terdekat klien ataukebutuhan
ketika klien hidrasi.
dirawat 9. Membantu dalam
Keluarga/suami meminimalkan
berusaha mual/ muntah dan
meyakinkan menurunkan
klien bahwa keasaman jambung
klien tidak muntah yang sering
perlu cemas (hiperemesis
menghadapi gravidarum)
kehamilannya. mengakibatkan
Kolaborasi: bilirubin dan
mengetahui
8. Pantau hasil
frekuensi muntah,
pemeriksaan
16
laboratorium sesuai memudahkan kita
indikasi melakukan
Elektrolir tindakan tang lebih
Ht lanjut.
indikasi. meningkatkan
BUN. Membantu
menghentikan atau
mencegah
kemungkinan
hipokalemi yang
berat
17
Dispnea Berpartis jantung, perubahan
Nadi perifer ipasi juga terjadi pada
Perubahan aktivitas
2. Sirkulasi perifer
status mental yang
menurun bila curah
Data subjektif menurun
jantung turun
kan kerja
Gelisah membuat kulit pucat
jantung.
atau warna abu-abu
Kelemahan TTV: 2. Catat warna kulit dan (tergantung tingkat
Nyeri dada TD: adanya kualitas nadi hipoksia) dan
120/80
menurunnya
mmHg
kekuatan nadi
RR 16-
perifer.
20
3. S3, S4 atau krekels
x/menit
terjadi dengan
.
dekompensasi
N:
jantung atau
regular,
beberapa obat,
60-100
terjadinya murmur
x/menit
3. auskultasi bunyi dapat menunjukkan
T º: 36-
nafas dan bunyi katup karena nyeri
37,5 ºC
jantung dengarkan dada, contoh
Kulit
murmur stenosis dorta,
hangtat
stenosis mitra atau
Kesadara ropta otit papilar.
n
kompos
mentis
3. Ganguan perfusi Tujuan: Mandiri:
jaringan menunjukka
1. Pertahankan tirah 1. Menurunkan beban
berhubungan n perfusi
baring, Bantu kerja miokard dan
dengan perfusi
dengan aktivitas konsumsi O2
18
jaringan. adekuat. perawatan. memaksimalkan
aktivitas dan perfusi
Data obyektif: Kriteria
jaringan.
hasil:
TD 2. Bila terjadi
Data subjektif: TTV takikardi, mengacu
stabil: 2. Pantau TTV. pada stimulasi
Akral dingin
Kulit skunder system
Kesadaran
hangat saraf simpatis untuk
menurun
dan menekan respon
kering untuk mengganikan
Tingkat kerusakan pada
kesadara hipovolumit.jika
n terjadi hipotensi
membaik menunjukkan curah
(kompos jantung yang
mentis). menurun.
Haluaran 3. Perubahan
urin menunjukan
normal penyimpangan
2/3 ml/ perfusi serebral
jam. hipoksenia atau
asidosis.
3. Kaji perubahan 4. Mekanisme
pada sensori, NN ex kompensasi dari
kesuraman mental, vasodilatasi
agitasi, supor, mengakibatkan kulit
koma, delirium. hangat, merah
muda, kering adalah
karakteristik dari
hiperperfusi.
4. Kaji kulit terhadap
5. Penurunan haluaran
perubahan warna,
urin dengan
suhu, kelembaban.
peningkatan berat
jenis akan
19
mengindikasikan
penurunan perfusi
ginjal.
1. Meskipun
controversial,
20
2. Pantau pemeriksaan
laboratorium
misalnya: GDA,
kadar laktat.
6. Memaksimalkan
bernafas dan
menurunkan kerja
22
segmen paru
kedalam bronkus,
dimana dapat lebih
mempercepat
7. Berikan pembuangandengan
humidifikasi batuk/ penghisap.
tambahan mis:
nebuliser ultra
sonic.
8. Bantu fisioterapi
dada (mis: drainase
portural dan perkusi
area yang tak sakit/
tiupan botol).
5. Ganguan Tujuan: 1. mandikan dengan 1. mempertahankan
integritas kulit air hangat dan sabun kebersihan tanpa
Integritas
berhubungan ringan mengiritasi kulit
kulit
dengan penurunan
kembali
turgor kulit.
normal
Data Objektif:
Kriteria
Turgor kulit hasil: 2. meningkatkan
menurun sirkulasi dan
Turgor 2. dorong pasien
Membran mencegah tekanan
kulit mengubah posisi
mukosa pada kulit atau
meningk dengan sering
menurun jaringan yang tidak
at
Data Subjektif: perlu
Membra
3. dapat meningkatkan
n
23
Mengeluh mukosa iritasi
kulit kering lembab
3. anjurkan klien
untuk menghindari 4. mencegah iritasi dan
kering kulit apapun, terjadinya cidera
kecuali dengan ijin dermal.
dokter
4. anjurkan
menggunakan
pakaian lembut dan
longgar
24
Data subjektif: dari 12 nutrisi lain. menggantikan
kg kebutuhan cairan,
Lelah.
selama karena
Letih.
kehamil meningkatnya
Anoreksia.
an. volume cairan
Mual. sirkulasi.
Pasien
tidak 3. Menunjukkan kerja
mengala metabolisme,
mi memungkinkan
anoreksi nutrisi dan O2
a digunakan untuk
kembali proses pemulihan.
3. Anjurkan tidur atau
makan 4. Memungkinkan
istirahat adekuat.
3x perlu untuk
sehari. mengalami
Bising dehidrasi
usus: menggantikan
normal. kehilangan cairan
Kolaborasi:
Membra dan memberikan
ne 4. Berikan cairan atau nutrisi yang
mukosa nutrisi parenteral, perlubila masukan
lembab. sesuai indikasi. oral dibatasi.
hilang. memperbaiki
anemia atau
defisiensi bila ada.
6. Mungkin perlu
untuk dikompresi
gastrointestinal,
pada adanya
distensi distensi
25
sesuai indikasi. 7. Untuk mengganti
cairan dan makanan
yang keluar saat
muntah dan
6. Bantu penempatan
memonitor bila
selang nurogastrik
terjadi penurunan
atau Niller-Abbott.
berat badan.
7. Anjurkan klien
untuk
mempertahankan
intek cairan dan
nutrisi yang adekuat
dan timbang berat
badan setiap hari.
7. Intoleransi Tujuannya: 1. Evaluasi laporan 1. Menentukan derajat
aktifitas kelelahan dari efek ketidak
Klien dapat
berhubungan mampuan
melakukan
dengan suplai dan 2. Menghemat energi
aktivitas
kebutuhan. dan menghindari
seperti 2. Anjurkan klien
penggunaan tenaga
Data obyektif: biasanya mengikuti aktivitas
terus-menerus untuk
dengan istirahat
Nadi lemah Kriteria meminimalkan
yang cukup.
Kelelahan otot hasil: kelelahan
Kehilangan 3. Mungkin
Nadi 80
tonus mempunyai efek
x/mnt
Data subjektif akumulatif
Kekuata
(sepanjang faktor
Mengeluh n otot 3. Identifikasi faktor
psikologis) yang
lemas dan stres yang dapat
dapat diturunkan
26
Mengeluh tonus memperberat bila ada masalah
cepat lelah kembali 4. Mengubah energi,
normal memungkinkan
Klien berlanjutnya
tidak aktivitas yang
merasa dibutuhkan.
cepat 4. Berikan bantuan
lelah dalam aktivitas
sehari-hari
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
2. Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umum pasien memburuk.
3. Penyebab Hiperemesis gravidarum secara pasti belum diketahui, faktor
predisposisinya antara lain ; peningkatan kadar HCG, faktor organik, dan faktor
endokrin lainnya.
4. Secara patologik menunjukkan adanya kelainan-kelainan dalam berbagai alat tubuh
seperti hati, jantung, otak dan ginjal
5. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan dehidrasi, kekurangan energi,
tertimbun zat metabolik toksik, terganggunya keseimbangan elektrolit dan perdarahan
gastrointestinal
6. Hiperemesis gravidarum terbagi dalam 3 tingkatan yaitu ringan, sedang dan berat
7. Penanganan Hiperemesis gravidarum pada tahap awal adalah pencegahan yaitu
dengan memberikan konseling untuk menghadapi kehamilan dan komplikasinya
8. Terapi yang diberikan pada kasus Hiperemesis gravidarum adalah terapi obat-obatan,
terapi psikologik, terapi parenteral dan isolasi. Apabila keadaan tetap memburuk
terminasi kehamilan perlu dipertimbangkan.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan diharapkan mahasiswa
dapat mengaplikasikannya didalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
hyperemesis gravidarum
28
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku saku diagnosa keperawatan. Jakarta ; EGC
Doenges, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal atau Bayi. Jakarta ; EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana. Jakarta ; EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta ; Arcan
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta ; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta ; Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
29