Pernikahan Dalam Islam
Pernikahan Dalam Islam
Rumah Tangga
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas XII Semester Gasal
SMKN 1 Purwosari
Hadi Bustomi
dibustom
dibustom@gmail.com
1
ANJURAN MENIKAH
Ayat dan Hadits Anjuran Menikah
Menurut Pengertian
Kamus Besar Bahasa Perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk bersuami
Indonesia istri (dengan resmi)
01 02 03
Untuk memenuhi Untuk mendapatkan Untuk membentengi
tuntutan hasrat naluri ketenangan hidup akhlak
(nafsu biologis) secara
syar’i
04 05 06
Haram 05 Wajib
Bagi orang yang yakin bahwa dirinya tidak akan Bagi orang yang telah mampu baik fisik, mental,
mampu melaksanakan kewajiban-kewajiban ekonomi maupun akhlak untuk melakukan
pernikahan, baik kewajiban yang berkaitan pernikahan, mempunyai keinginan untuk
dengan hubungan seksual maupun berkaitan menikah, dan jika tidak menikah, maka
dengan kewajiban-kewajiban lainnya. dikhawatirkan akan jatuh pada perbuatan
maksiat.
02
Makruh Sunnah
bagi seseorang yang mampu menikah bagi orang yang telah mempunyai keinginan
tetapi dia khawatir akan menyakiti untuk menikah namun tidak dikhawatirkan
04
wanita yang akan dinikahinya, atau dirinya akan jatuh kepada maksiat, sekiranya
menzalimi hak-hak istri dan buruknya tidak menikah.
pergaulan yang dia miliki dalam 03
Mubah (Boleh)
memenuhi hak-hak manusia, atau
Bagi yang mampu dan aman dari fitnah,
tidak minat terhadap wanita dan tidak tetapi tidak membutuhkannya.
mengharapkan keturunan.
Orang yang Tidak Boleh Dinikah (Mahram)
Al-Quran telah menjelaskan tentang orang-orang yang tidak
boleh (haram) dinikahi (Q.S. an-Nisā’ /4:23-24). Wanita yang
haram dinikahi disebut juga mahram nikah.
01 02 03 04
Keturunan Pernikahan Persusuan Dikumpul dalam 1
Ibu dan seterusnya Mertua (ibu istri) Ibu yang Waktu
ke atas menyusuinya Saudara perempuan
Anak tiri, bila ibunya
Anak perempuan sudah digauli Saudara perempuan dari istri
dan seterusnya ke sesusuan Bibi dari istri
bawah Istri bapak (ibu tiri)
Bibi baik dari bapak Keponakan
atau ibu Istri anak (menantu) perempuan dari istri
Keponakan (anak
perempuan dari
saudara laki-laki
atau perempuan)
Rukun dan Syarat Nikah
1. Syarat Calon Suami:
1) bukan mahram calon istri 2. Syarat Calon Istri :
2) orang yang dikehendaki 1) bukan mahram si laki-laki.
3) mu’ayyan (identitas jelas 2) terbebas dari halangan nikah, misalnya,
Calon Suami masih dalam masa iddah atau berstatus
5. Syarat Ijab Qobul sebagai istri orang.
1) Tidak tergantung dengan syarat lain.
2) Tidak terikat dengan waktu tertentu.
3) Boleh dengan bahasa asing. Calon Istri
Ijab Qobul
4) Dengan menggunakan kata “tazwij” atau “nikah”
yang jelas, tidak boleh dalam
bentuk kinayah (kiasan)
3. Syarat Wali :
5) Qabul harus dengan ucapan “Qabiltu
nikahaha/tazwijaha” dan boleh didahulukan dari 1. orang yang dikehendaki, bukan orang yang
ijab.
Infographic Style dibenci,
2. laki-laki, bukan perempuan atau banci,
3. mahram si wanita,
4. Syarat Saksi : Saksi Wali
4. balig, bukan anak-anak,
1) Berjumlah dua orang, bukan budak, 5. berakal, tidak gila,
bukan wanita, dan bukan orang fasik. 6. adil, tidak fasiq,
2) Tidak boleh merangkap sebagai saksi. 7. tidak terhalang wali lain,
3) Sunnah dalam keadaan rela dan tidak 8. tidak buta,
terpaksa. 9. tidak berbeda agama,
10. merdeka, bukan budak.
Pernikahan yang Tidak Sah
2. Nikah Syighar 5. Dalam Masa Iddah 7. Pernikahan dengan
Nikah barter tanpa mahar Pernikahan di mana seorang laki-laki wanita kafir selain wanita-
menikah dengan seorang perempuan wanita ahli kitab
yang sedang dalam masa iddah, baik
karena perceraian ataupun karena
meninggal dunia
1. Nikah Mut’ah
Nikah kontrak,
ditentukan waktu
10 8
Urutan 9 7
Nikah Kakek
Saudara Laki-Laki
Seayah
Anak Laki-Laki dari Saudara
Laki-Laki (Keponakan) Seayah
2 4 6
1 3 5
Kewajiban Istri
Nafkah
1 Terciptanya hubungan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram, dalam ikatan suci yang halal dan
diridai oleh Allah Swt.
4 Terjalinnya kerja sama antara suami dan istri dalam mendidik anak dan menjaga kehidupannya.