Anda di halaman 1dari 4

MODEL PENANGANANMANAJEMEN BENCANA DI WILAYAH MEJASEM

KABUPATEN TEGAL (PERDESAAN)

Disusun Oleh:

HELLY PANCA HASTUTI (P1337421019008)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TEGAL


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2022
Disaster management continuum model merupakan serangkain kegiatan yang
dilaksanakan dalam rangka usaha pencegahan, miigasi kesiapsiagaan, tanggap
darurat, dan pemulihan yng berkaitan dengan kejadian bencana. Manajemen bencana
dilakukan dengan tujuan untuk mengatasi dengan sumbr daya mereka sendiri.
Bencana merupakan gabungan dari aspek ancaman bencana, kerentanan, dan
kemampuan yang dipicu oleh suatu kejadian. Dari model manajemen yang telah
dijelaskan diatas bahwasannya daerah Mejasem (perdesaan), kabupaten Tegal
Jawa Tengah dengan Resiko Bencana Banjir menerapkan model manajemen
bencana, yaitu :

1. Disaster Management Continum Model (Model Kontinum Manajemen


Bencana)

Model ini terdiri dari beberapa tahap dalam manajemen bencana yaitu
relief,rehabilitation, reconstruction, mitigation, preparedness, dan early warning.

a. Mitigation (mitigasi)

Mitigasi merupakan tahap awalpenanggulangan bencana alam untuk


mengurangi dan memperkecil dampak bencana.Mitigasi adalah kegiatan sebelum
bencana terjadi, contoh kegiatannya adalah membuat petawilayah rawan bencana,
pembuatan bangunan tahan gempa, penanaman pohon bakau,penghijauan hutan, serta
memberikan penyuluhan dan meningkatkan kesadaran masyarakatyang tinggal di
wilayah rawan bencana.

Menurut data yang didapatkan bahwa kegiatan mitigasiyang dilakukan oleh


pemerintah daerah Kabupaten Pemalangadalah melaluisosialiasasi atau penyuluhan
mengenai bagaimana tindakan yang harus dihadapi ketika terjadi banjir dikatakan
siaga ataupun waspada. Sosialisasi atau penyuluhan dilakukan untukmenambah
pengetahuan masyarakat akan tindakanuntuk menghadapi sebuah bencana danagar
masyarakat waspada,tanggap dan tidak panik ketika terjadi bencana baik kecil
maupunbesar. Dengansosialisasi yang diberikan masyarakat lebih mampu untuk
membentuk tim sendiri yangdimana tim tersebut terdiri dari perwakilan tiap
RTmaupunlingkungansekitar.
b. Preparedness (kesiapsiagaan)

Merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menghadapi


ataumengantisipasi bencana yang berguna untuk mengurangi korban jiwa dan
kerugian hartaseperti mengadakan sosialisasi, membangun pos komando, penyiapan
lokasi evakuasi daripemerintah kepada masyarakat untuk menghadapi bencana atau
apa yang harus dilakukanketika bencana terjadi. Dengan pengetahuan dan sikap yang
baik, sangat mendukung aspek kesiapsiagaan lainnya juga menjadi baik.

Kesiapsiagaan yang dilakukan oleh pemerintah daerah KabupatenPemalang


kepadamasyarakat sekitar Kecamatan Taman adalah menyediakan pos
pengungsianbesertadapurumum segera dibawa ketempat yang aman.

c. Early warning (peringatan dini)

Dengan adanya sistem peringatan dini ini agar dapat dikembangkan upaya-
upayayang tepat untuk menghadapi bencana agar bisa mengurangi korban akibat
bencana alam,misalnya mengembangkan dan melakukan penelitian untuk membuat
suatu alat yang lebih canggih untuk mendeteksi akan datangnya bencana alam. Ketika
kali dinyatakan dalamkeadaan siaga atau waspada.

d. Relief (bantuan darurat)

Merupakan upaya untuk pemberian bantuan berupa pemenuhan kebutuhan


dasarseperti pakaian pakaian yang layak untuk dibagikan kepada korban (sandang),
makanan-makananyang dibutuhkan untuk diberikan kepada korban bencana (pangan),
dan tempatevakuasi dengan cara membangun tenda-tenda darurat atau barak, dapur
umum, kamar mandidan toilet umum. Pemerintah daerah Kabupaten Pemalang saat
bencana banjir memberikan bantuan logistik yang berupa sandang, pangan, tenda
darurat atau pospengungsian, kesehatan, dan sebagainya yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat disanapasca bencana dan yang pasti semua yang diberikan
kepada masyarakat itu layak, memadai,dan nyaman untuk para pengungsi agar tidak
kekurangan apapun.

e. Rehabilitation (rehabilitasi)

Adalah tahap pemulihan atau perbaikan semua aspek pelayanan publik


ataumasyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana dengan
tujuanutamanya untuk menormalkan keadaan atau mengembalikan kondisi seperti
dahulu sebelumterkena bencana. Sedangkan menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 24, (2007) bahwasanya, rehabilitasi adalah perbaikan dan
pemulihan semua aspek pelayanan publikatau masyarakat sampai tingkat yang
memadai pada wilayah sasaran pasca-bencana denganutama untuk normalisasi atau
berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dankehidupan masyarakat pada
wilayah pasca bencana.

Sedangkan dalam realitasnya dikecamatan Taman, menjelaskan bahwasanya


bentukrehabilitasi yang diterapkan adalah dalam penormalan saluran air
sertapemenuhanair bersih yang dijadikan sebagai kebutuhan pokok masyarakat dalam
kesehariannya.

f. Reconstruction (rekonstruksi)

Pada tahap rekonstruksi pihakpemerintah juga mengajak partisipasi warga


untuk mendiskusikan apa saja yang dibutuhkan dan diprioritaskan. Pasca terjadi banjir
banyak sarana prasana yangmengalami kerusakan dan mulai diperbaiki kembali oleh
pemerintah daerah. Selain bangunan, juga ada yang perlu diperbaiki seperti lahan
masyarakat yang terkena lumpur dari bawaan banjir.

Anda mungkin juga menyukai