DI SUSUN OLEH :
NIM : 200602002
2020/2021
KATA PENGANTAR
Masyarakat terdiri dari berbagai lapisan sosial yang di dalamnya terdapat berbagai kelas
sosial, status sosial, dan stratifikasi sosial. Hal ini menjadi pemicu lahirnya implikkasi positif
dan negatif untuk kelangsungan kehidupan masyarakat sendiri, terlebih kehidupan itu dibentuk
oleh kompleksitas perkotaan yang tidak mampu membendung kemajuan modernisasi,
industrialisasi, dan globalisasi dari semua sector kehidupan.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………
Latar Belakang…………………………………………………………………………
Rumusan Masalah……………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………
BAB III……………………………………………………………………………………
Kesimpulan…………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rakyat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari berdirinya suatu negara. Sebuah negara
yang telah berdiri mempunyai keharusan untuk menjamin kesejahteraan rakyatnya, begitu juga
dengan Indonesia. Pernyataan tersebut tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada alinea ke 4 “.... yang melindungi segenap Bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia...”. Indonesia
merupakan negara yang luas dengan 33 provinsi yang tersebar dari Sabang sampai Merauke,
sehingga akan sulit bagi pemerintah untuk mengontrol dan menjamin kesejahteraan rakyat secara
keseluruhan, jika hanya ditangani oleh pemerintah pusat.
Otonomi daerah diadakan agar setiap daerah dapat mengatur urusan rumah tangganya
sendiri, sehingga diharapkan bisa lebih mengerti akan kebutuhan dari masyarakat. Setiap provinsi
terdiri dari beberapa daerah terkecil yang disebut desa, dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 Tentang Desa, disebutkan bahwa desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional
yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(pasal 1). Desa dipimpin oleh kepala desa, salah satu tugas kepala desa untuk mengembangkan
perekonomian masyarakat desa (pasal 26 ayat (4)).
Pengembangan ekonomi masyakarat bukan hanya tanggungjawab pemerintah pusat,
melainkan juga tugas yang perlu dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Apabila hanya
dibebankan kepada pemerintah pusat, maka tingkat perekonomian di setiap daerah tidak akan
merata. Daerah yang memiliki fasilitas penunjang seperti sarana prasarana serta sumber daya
berkualitas akan memiliki taraf hidup yang baik. Berbeda dengan daerah yang terasing dan tidak
memiliki infrastruktur pendukung untuk menunjang kehidupan masyarakat. Keadaan ini apabila
dibiarkan akan menimbulkan kecemburuan serta kesenjangan antara orang kaya dan miskin.
Peran pemerintah daerah dibutuhkan untuk memantau keadaan di setiap daerah dan memfasilitasi
agar terjadi pengembangan sumber daya ekonomi masyarakat desa. Pengembangan ekonomi
yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup perlu melibatkan masyarakat secara
keseluruhan, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di berbagai bidang.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa potensi dan dampak perkembangan kota
2. Apa pengertian desa dan potensi desa
3. Apa tujuan pengembangan potensi desa
BAB II
PEMBAHASAN
• POTENSI DAN DAMPAK PERKEMBANGAN KOTA
Kota merupakan tempat di mana penghuninya dapat memenuhi hampir semua kebutuhan di pasar
yang berada pada kota tersebut. Perkembangan yang terjadi di kota memiliki beragam potensi,
yang diikuti dengan dampak atau masalahnya. Terlebih bagi keberadaan desa.
Potensi kota
Buku Ekonomi Perkotaan untuk Perencanaan Kota Dalam Era Globalisasi (2018) karya Djamester
Simarmata, kota merupakan pusat berbagai pelayanan bagi masyarakat. Kota memiliki beberapa
potensi sebagai berikut:
Potensi ekonomi
Adanya fasilitas untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi warga kota. Misalnya, pasar, pusat
perbelanjaan, bank, dan kawasan industri.
Potensi politik
Adanya aparatur kota untuk menjalankan tugas dalam melayani masyarakat, lembaga politik,
maupun partai polotik.
Potensi sosial
Memiliki fasilitas untuk menciptakan ketenangan hidup warga kota. Misalnya rumah sakit, tempat
ibadah, yayasan sosial dan lainnya.
Potensi budaya
Adanya sarana kesenian maupun pendidikan yang dapat memberi gairah hidup bagi warga kota.
Perkembangan kota menjadi salah satu tanda bahwa kota tersebut terbangun dengan baik.
Namun perkembangan kota memiliki dampak baik kota itu sendiri maupun desa. Berikut beberapa
dampak dari perkembangan kota, di antaranya:
Menurut R. Bintarto; Desa adalah perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-
unsur fisiografis, sosial, ekonomis politik, kultural setempat dalam hubungan dan pengaruh timbal
balik dengan daerah lain.
Menurut Undang-undang nomor 22 tahun 1999; Desa adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkanasal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan Nasional
dan berada di daerah Kabupaten.
Menurut Undang-undang nomor 6 tahun 2014; Desa adalah desa dan desa adat atau yang
disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau
hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
a) Potensi fisik yang berupa tanah, air, iklim, lingkungan geografis, binatang ternak, dan
sumber daya manusia.
b) Potensi non-fisik berupa masyarakat dengan corak dan interaksinya, lembaga-lembaga
sosial, lembaga pendidikan, dan organisasi sosial desa, serta aparatur dan pamong desa.
Secara lebih rinci potensi desa dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Potensi Fisik, Potensi fisik adalah potensi yang berkaitan dengan sumber daya alam yang
ada di desa berupa :
I. Lahan, lahan tidak hanya sebagai tempat tumbuh tanaman, tetapi juga sebagai sumber
bahan tambang dan mineral. Lahan memiliki jenis tanah yang menjadi media bagi
tumbuhnya tanaman tertentu. Misalnya, jenis tanah aluvial cocok bagi tanaman padi,
jagung, dan kacang, jenis tanah berkapur cocok bagi tanaman jati dan tebu. Pada lahan juga
dimungkinkan terjadi eksploitasi bahan tambang seperti batu bara, batu kapur, pasir
kuarsa, batu marmer, dan sebagainya.
II. Tanah mencakup berbagai macam kandungan kekayaan yang terdapat di dalamnya.
Misalnya kesuburan tanah, bahan tambang, dan mineral.
III. Air, pada umumnya desa memiliki potensi air yang bersih dan melimpah. Dari dalam tanah,
air diperoleh melalui penimbaan, pemompaan, atau mata air. Berfungsi sebagai pendukung
kehidupan manusia. Air sangat dibutuhkan oleh setiap mahkluk hidup untuk bertahan
hidup dan juga aktivitas sehari-hari.
IV. Iklim sangat erat kaitannya dengan temperatur dan curah hujan yang sangat mempengaruhi
setiap daerah. Pada ketinggian tertentu, suatu desa menjadi maju karena kecocokan
iklimnya bagi pengembangan tanaman dan pemanfaatan tertentu. Seperti perkebunan buah,
tempat rekreasi, dan tempat peristirahatan sehingga corak iklim sangat mempengaruhi
kehidupan masyarakat desa.
V. Lingkungan geografis, seperti letak desa secara geografis, luas wilayah, jenis tanah, tingkat
kesuburan, sumber daya alam, dan penggunaan lahan sangat mempengaruhi
pengembangan suatu desa.
VI. Ternak berfungsi sebagai sumber tenaga dan sumber gizi bagi masyarakat pedesaan. Pada
desa agraris ternak juga dapat menjadi investasi dan sumber pupuk.
VII. Manusia merupakan sumber tenaga dalam proses pengolahan lahan petani, sehingga
manusia sebagai potensi yang sangat berharga bagi suatu wilayah untuk mengelolah
sumber daya alam yang ada. Tingkat actorkan, ketrampilan dan semangat hidup
masyarakat menjadi actor yang sangat menentukan dalam pembangunan desa.
2. Potensi Nonfisik, Potensi non fisik adalah segala potensi yang berkaitan dengan
masyarakat desa dan tata perilakunya. Potensi non fisik lainnya adalah lembaga desa,
aparatur desa, adat istiadat dan budaya. Suatu masyarakat desa yang hidup dalam waktu
yang lama akan membentuk tata kehidupan tersendiri. Tata kehidupan akan dipengaruhi
oleh kondisi alam wilayah desa itu sendiri. Adapun potensi desa non fisik tersebut antara
lain:
➢ Masyarakat desa cirinya memiliki semangat kegotongroyongan yang tinggi dalam ikatan
kekeluargaan yang erat (gemeinschaft) merupakan landasan yang kokoh bagi
kelangsungan program pembangunan dan merupakan kekuatan dalam membangun
pedesaan.
➢ Lembaga dan Organisasi Sosial, lembaga atau organisasi sosial merupakan suatu badan
perkumpulan yang membantu masyarakat desa dalam kehidupan sehari-hari, seperti :
a) Lembaga desa, seperti Badan Perwakilan Desa (BPD), Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat Desa (LPMD), Tim Penggerak PKK, Rukun Warga (RW), Rukun Tetangga
(RT), Karang Taruna dan lain-lain
b) Lembaga pendidikan, seperti sekolah, perpustakaan desa, kelompencapir, penyuluhan,
simulasi,dan lain-lain.
c) Lembaga Kesehatan, seperti puskesmas, posyandu, dan BKIA.
d) Lembaga Ekonomi, seperti Koperasi Unit Desa (KUD), BadanUsaha Milik Desa
(BUMDes), Pasar Desa, dan lumbung desa.
➢ Aparatur dan pamong desa merupakan sarana pendukung kelancaran dan ketertiban
pemerintahan desa. Peranannya sangat penting bagi perubahan dan tingkat perkembangan
desa. Contohnya : kepala desa, kepala dusun, kepala adat, dan lain- lain.
Potensi fisik dan nonfisik desa tersebut merupakan faktor penunjang peranan desa sebagai
hinterland, yaitu daerah penghasil bahan-bahan pokok bagi masyarakat kota. Sedangkan
Berdasarkan potensinya wilayah pedesaan digolongkan menjadi tiga:
1) Wilayah desa berpotensi tinggi, terdapat didaerah berpotensi subur, topografi rata, dan
dilengkapi dengan irigasi teknis.
2) Wilayah desa berpotensi sedang, terdapat didaerah dengan lahan pertanian agak subur,
topografi tidak rata, serta irigasi sebagian teknis dan semiteknis.
3) Wilayah desa berpotensi rendah, terdapat didaerah pertanian tidak subur, topografi kasar
(perbukitan) dan sumber air bergantung pada curah hujan.
PENUTUP
KESIMPULAN
Memandang desa sebagai basis potensial kegiatan ekonomi haruslah menjadi paradigma
baru dalam program pembangunan ekonomi Indonesia secara keseluruhan. Perubahan kondisi
internal dan ekternal yang terjadi menuntut kebijakan yang tepat dan tepat dari para pembuat
kebijakan dalam upaya pengembangkan potensi wilayah pedesaan. Sudah saatnya menjadikan
desa sebagai pusat-pusat pembangunan dan menjadikan daerah ini sebagai motor utama penggerak
roda perekonomian. Didasarkan pada berbagai permasalahan yang dihadapi pada masing-masing
desa maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
Keempat; Dalam mengembangkan potensi desa agar lebih efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan yang diinginkan maka perlu langkah-langkah, dasar, dan strategi kebijakan yang
cerdas.