Coating
Coating
27-34
Abstraksi
Powder coating merupakan salah satu jenis pelapisan menggunakan bahan serbuk dan mulai banyak
digunakan sebagai pengganti pelapisan menggunakan pengecatan cair. Pada penelitian ini dilakukan
pengujian korosi dari produk dengan pelapisan menggunakan powder coating dan pengecatan cair untuk
mendapatkan data ketahanan korosi hasil pelapisan. Media korosi yang digunakan adalah HCl dan H 2SO4
selama 144 jam. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hasil powder coating menunjukkan ketahanan korosi
yang lebih tinggi sekitar 6 kali lipat dibandingkan hasil pengecatan cair baik menggunakan media korosi
HCl maupun H2SO4. Sementara pada pengujian menggunakan beda media korosi menunjukkan bahwa
H2SO4 merupakan media korosif yang lebih kuat terhadap hasil pelapisan baik pada hasil powder coating
maupun pengecatan cair dibandingkan HCl pada kondisi konsentrasi yang sama.
Kata Kunci : Powder Coating, Cat Cair, Laju Korosi
27
- Temperatur pengecatan menggunakan resin, pigmen dan bahan baku lainnya yang
temperatur ruang diberikan muatan elektrostatis, kemudian
- Jarak pengecatan 0,5– 1 meter disemprotkan ke objek yang akan dilapisi
- Penyemprotan benda kerja 3 – 4 kali atau di cat. Objek benda yang akan diproses
- Panas tungku untuk powder coating dengan powder coating ini terlebih dahulu
adalah 160°C - 200°C dibersihkan dari segala bentuk kotoran
2. Logam dasar yang digunakan adalah baja termasuk minyak dan debu dengan tujuan
3. Bahan pelapis yang digunakan adalah cat untuk mengurangi kegagalan dalam proses
serbuk (powder) dan cat cair pelapisan (coating).
4. Pengujian laju korosi Terdapat 2 jenis bahan powder coating
- Larutan pengkorosi yang digunakan yang tersedia untuk melapisi permukaan
adalah HCl (asam klorida) dan H2SO4 suatu benda kerja antara lain :
(asam sulfat) a. Thermoplastic ; Material bubuk ini akan
- Waktu pengkorosian 6 hari (144 jam) mengalami pencairan jika benda kerja
mendapat perlakuan panas.
KAJIAN PUSTAKA
Powder coating merupakan salah satu b. Thermosetting ; Merupakan bahan yang
sistem pengecatan yang tidak kuat dan tidak akan mencair kembali
Powder coating umumnya dipakai untuk Cara kerja alat powder coating
melapisi permukaan logam seperti besi dan Alat yang umum digunakan pada
aluminium. Daya rekat bahan pelapis dapat powder coating yaitu electric spray gun.
diperoleh yang maksimal dapat diperoleh Pada dasarnya terdapat 3 kontrol utama pada
28
Muhammad Arifullah, Ike Widyastuti, Mardjuki (2015), TRANSMISI, Vol-XI Edisi-2/ Hal.
29
Penyebab korosi
Korosi merupakan reaksi kimia yang
terjadi secara alami dan spontan. logam dapat
bereaksi dengan faktor luar dan
menyebabkan korosi penyebab korosi antara
Gambar 2. Alat Spray Gun Cair lain .
1 Tabung/tangki cat a. Tingginya reaktifitas logam
2 Nozzle cap b. Adanya zat pengotor
3 Tuas spray/trigger c. Adanya udara bebas dan uap air
4 Panel pengatur luas semburan cat d. Adanya zat-zat elektrolit
5 Panel pengatur jumlah cat yang Laju korosi
dikeluarkan dari nozzle Laju korosi juga dikenal dengan rasio
6 Panel untuk mengatur tekanan udara korosi yang dihitung berdasarkan pada
yang masuk ke spray gun permukaan yang terekspos lingkungan
Korosi dihitung menggunakan rumus :
Korosi definisikan sebagai kerusakan
logam akibat reaksi kimia atau elektrokimia
mpy = mils per years
antara logam dengan lingkungannya. Korosi
W = weight loss ( mg )
yang terjadi pada logam tidak dapat
D = density ( g/ )
dihindari, akan tetapi dapat ditekan
A = surface area (in2)
seminimal mungkin dengan melakukan
T = ekposure time (hours)
proses pengendalian korosi. Kerugian yang
ditimbulkan oleh korosi antara lain: METODOLOGI
a. Berkurangnya ketebalan logam Penelitian dilakukan dengan mengikuti
mengakibatkan menurunnya kekuatan, diagram alir sebagai berikut :
sehingga dapat mengakibatkan kegagalan
komponen.
b. Hasil reaksi korosi yang menempel pada
permukaan mengakibatkan tampilannya
menjadi buram.
c. Korosi dapat mengakibatkan kebocoran/
kelonggaran pada komponen, sehingga
tidak dapat berfungsi dengan baik.
d. Dapat menghentikan proses produksi.
e. Biaya perawatan dan perbaikan cukup
besar sebagai akibat korosi.
Gambar 3. Diagram Alir Penelitian
30
Muhammad Arifullah, Ike Widyastuti, Mardjuki (2015), TRANSMISI, Vol-XI Edisi-2/ Hal.
Tabel 1. Luas Penampang dan Berat Spesimen Sebelum dan Sesudah Laju Korosi
Jenis Larutan Kode A0 Ai A w0 wi w
pengecatan pengkorosi bahan (in2) (in2) (in2) (g) (g) (g)
AC1 12.4 12.4 0 303.52 303.32 0.2
HCl AC2 12.4 12.4 0 303.52 303.22 0.3
Powder AC3 12.4 12.4 0 303.52 303.42 0.1
coating AS1 12.4 12.4 0 303.52 301.92 1.6
H2SO4 AS2 12.4 12.4 0 303.52 301.32 1.2
AS3 12.4 12.3 0.1 303.52 301.32 2.2
BC1 12.4 12.4 0 303.52 301.62 1.9
HCl BC2 12.4 12.4 0 303.52 300.82 2.7
Pengecatan BC3 12.4 12.4 0 303.52 300.92 2.6
cair BS1 12.4 11.79 0.61 303.52 290.52 13
H2SO4 BS2 12.4 11.91 0.49 303.52 291.52 12.5
BS3 12.4 11.85 0.55 303.52 290.22 13.3
Keterangan :
A0 : luas penampang awal w0 : berat awal
Ai : luas penampang akhir wi : berat akhir
A: luas yang hilang w : berat hilang
31
Tabel 2. Hasil Perhitungan Laju Korosi
Laju
Laju
Jenis Larutan A W D T korosi
Kode bahan korosi
pengecatan pengkorosi (in2) (mg) (g/cm3) (jam) rata-
(mpy)
rata
AC1 12.4 200 0.94 144 63.63
HCl AC2 12.4 300 0.94 144 95.44 63.63
Powder AC3 12.4 100 0.94 144 31.81
coating AS1 12.4 1600 0.94 144 509.04
H2SO4 AS2 12.4 1200 0.94 144 381.78 530.25
AS3 12.4 2200 0.94 144 699.93
BC1 12.4 1900 1.5 144 378.81
HCl BC2 12.4 2700 1.5 144 538.31 478.49
Pengecatan BC3 12.4 2600 1.5 144 518.37
cair BS1 12.4 13000 1.5 144 2591.85
H2SO4 BS2 12.4 12500 1.5 144 2492.16 2578.55
BS3 12.4 13300 1.5 144 2651.66
32
Muhammad Arifullah, Ike Widyastuti, Mardjuki (2015), TRANSMISI, Vol-XI Edisi-2/ Hal.
33
baik pada pelapisan meggunakan powder difusi antara bahan pelapis dan logam induk
coating maupun pengecatan cair sama-sama dapat terjadi lebih kuat. Hal ini yang dapat
mengalami korosi dengan tampilan meningkatkan kestabilan ikatan atom,
permukaan logam yang berwarna lebih gelap sehingga lapisan tidak mudah terkelupas.
kecoklatan.
SIMPULAN
Asam sulfat merupakan jenis asam
Kesimpulan yang dapat di ambil dari
mineral yang cukup kuat dan banyak terdapat
hasil laju korosi adalah :
di alam bahkan pada air hujan. Asam sulfat
1. Pengecatan powder coating memiliki
memiliki sifat yang mampu larut dalam air
ketahanan korosi yang lebih baik terhadap
dan mampu mengoksida logam, sehingga
HCl dan H2SO4 dibandingkan pengecatan
mampu mengkorosikan logam dengan cepat.
cair
Pengamatan visual spesimen setelah uji
2. H2SO4 merupakan media yang lebih
korosi
korosif dibanding HCl terhadap pelapisan
Pengamatan visual dilakukan pada
logam hasil pengecatan cair maupun
spesimen setelah proses uji korosi.
powder coating.
Berdasarkan hasil pengamatan tampak bahwa
DAFTAR PUSTAKA
spesimen hasil powder coating lebih tahan
Ariffullah M, 2016, Perbedaan Hasil Laju
terhadap larutan HCl maupun H2SO4
Korosi Powder Coating dan
dibandingkan spesimen hasil pengecatan cair. Pengecatan Cair pada Baja Karbon,
Jurusan Teknik Mesin, Universitas
Hal ini tampak dari permukaan cat masih rata
Merdeka Malang.
dan tidak terkelupas pada pengecatan powder Fontana, Mars Guy, 1987, Corrosion
coating, sedangkan pada spesimen hasil Engineering, McGraw-Hill
Internasional Edition.
pengecatan cair sudah terkelupas. Pada
Gama Tirta Sanjaya, 2009, Analisa Korosi
pengujian korosi menggunakan media H2SO4 Mur Baut dengan atau Tanpa Plat
yang terjadi adalah seluruh lapisan cat dengan Menggunakan Media Air
Laut, Air Biasa Serta Udara, Tugas
mengalami pengelupasan sehingga korosi Akhir Jurusan Teknik Mesin,
terjadi pada seluruh permukaan logam dasar Universitas Merdeka Malang.
dengan ditandai terjadinya perubahan warna http://sci-pusat.blogspot.co.id/2012/09/
powder-coating-apa-dan-
logam dasar menjadi lebih gelap dan bagaimana.html
kecoklatan, sehingga dapat dikatakan bahwa R.E. Smallman. Bishop, 2000, Metalurgi
pengecatan menggunakan powder coating Fisik Modern dan Rekayasa
Material, Edisi ke enam, Penerbit
lebih tahan terhadap asam daripada Erlangga.
pengecatan cair. Hal ini juga dapat West, J.M. 1980. Basic Corrosion and
disebabkan karena adanya proses pemanasan Oxidation, Ellis Horwood.
(sintering) pada proses pelapisan
menggunakan powder coating, sehingga
34