Anda di halaman 1dari 8

Muhammad Arifullah, Ike Widyastuti, Mardjuki (2015), TRANSMISI, Vol-XI Edisi-2/ Hal.

27-34

LAJU KOROSI BAJA KARBON HASIL POWDER COATING DAN


PENGECATAN CAIR
Muhammad Arifullah1, Ike Widyastuti2, Mardjuki3

Abstraksi
Powder coating merupakan salah satu jenis pelapisan menggunakan bahan serbuk dan mulai banyak
digunakan sebagai pengganti pelapisan menggunakan pengecatan cair. Pada penelitian ini dilakukan
pengujian korosi dari produk dengan pelapisan menggunakan powder coating dan pengecatan cair untuk
mendapatkan data ketahanan korosi hasil pelapisan. Media korosi yang digunakan adalah HCl dan H 2SO4
selama 144 jam. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hasil powder coating menunjukkan ketahanan korosi
yang lebih tinggi sekitar 6 kali lipat dibandingkan hasil pengecatan cair baik menggunakan media korosi
HCl maupun H2SO4. Sementara pada pengujian menggunakan beda media korosi menunjukkan bahwa
H2SO4 merupakan media korosif yang lebih kuat terhadap hasil pelapisan baik pada hasil powder coating
maupun pengecatan cair dibandingkan HCl pada kondisi konsentrasi yang sama.
Kata Kunci : Powder Coating, Cat Cair, Laju Korosi

PENDAHULUAN kualitasnya tidak cepat menurun.


Proses pelapisan logam merupakan Berdasarkan pemikiran tersebut, maka proses
proses finishing dari suatu proses produksi powder coating ini digunakan untuk lain
yang banyak diaplikasikan dalam bidang yang mudah dan sering dilakukan adalah
industri. Pelapisan merupakan proses dengan pengecatan cair (menggunakan
pengendapan partikel pelapis pada semprot). Tujuan dari kedua cara ini terutama
permukaan logam baik secara elektrolis adalah untuk menghindari terjadinya korosi
maupun non elektrolis. Keuntungan dari pada permukaan logam. Hal ini yang menjadi
proses pelapisan antara lain adalah dasar dilakukan penelitian tentang laju
melindungi permukaan logam dari pengaruh korosi pada hasil pelapisan powder coating
lingkungan yang mengakibatkan terjadinya dan pengecatan cair .
korosi pada logam. Selain itu pelapisan juga Permasalahan yang dirumuskan adalah
dapat meningkatkan nilai jual sebagai fungsi bagaimana perbedaan laju korosi pada logam
dari nilai dekoratif. Salah satu proses hasil powder coating dan pengecatan
pelapisan logam yang dapat dilakukan adalah cair/organik. Adapun tujuan dan manfaat dari
pelapisan menggunakan cara pengecatan. penelitian ini untuk mengetahui kualitas hasil
Cara pengecatan dapat dilakukan antara lain pelapisan yang didapat melalui laju korosi
dengan cara pelapisan serbuk (powder hasil dari powder coating dan pengecatan
coating) dan pengecatan cair (spraying). cair/organik.
Keuntungan dari proses powder coating Batasan masalah pada penelitian ini
adalah bahan pelapis yang digunakan tahan adalah:
terhadap lingkungan dan apabila terkena 1. Parameter pelapisan :
langsung sinar matahari warna dan
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Merdeka Malang
2
Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Merdeka Malang
3
Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Merdeka Malang

27
- Temperatur pengecatan menggunakan resin, pigmen dan bahan baku lainnya yang
temperatur ruang diberikan muatan elektrostatis, kemudian
- Jarak pengecatan 0,5– 1 meter disemprotkan ke objek yang akan dilapisi
- Penyemprotan benda kerja 3 – 4 kali atau di cat. Objek benda yang akan diproses
- Panas tungku untuk powder coating dengan powder coating ini terlebih dahulu
adalah 160°C - 200°C dibersihkan dari segala bentuk kotoran
2. Logam dasar yang digunakan adalah baja termasuk minyak dan debu dengan tujuan
3. Bahan pelapis yang digunakan adalah cat untuk mengurangi kegagalan dalam proses
serbuk (powder) dan cat cair pelapisan (coating).
4. Pengujian laju korosi Terdapat 2 jenis bahan powder coating
- Larutan pengkorosi yang digunakan yang tersedia untuk melapisi permukaan
adalah HCl (asam klorida) dan H2SO4 suatu benda kerja antara lain :
(asam sulfat) a. Thermoplastic ; Material bubuk ini akan
- Waktu pengkorosian 6 hari (144 jam) mengalami pencairan jika benda kerja
mendapat perlakuan panas.
KAJIAN PUSTAKA
Powder coating merupakan salah satu b. Thermosetting ; Merupakan bahan yang

sistem pengecatan yang tidak kuat dan tidak akan mencair kembali

mempergunakan bahan cair/pengencer yang walaupun benda kerja mendapat perlakuan

biasa dilakukan pada cat konvensional. panas.

Powder coating umumnya dipakai untuk Cara kerja alat powder coating

melapisi permukaan logam seperti besi dan Alat yang umum digunakan pada

aluminium. Daya rekat bahan pelapis dapat powder coating yaitu electric spray gun.

diperoleh yang maksimal dapat diperoleh Pada dasarnya terdapat 3 kontrol utama pada

dengan proses pretreatment yang benar. spray gun yaitu :

Proses pretreatment dilakukan sebelum


pengecatan yaitu bahan yang akan dicat
dibersihkan baik secara mekanik maupun
kimia. Selanjutnya dilakukan proses
pemansan (sintering) dalam oven dengan
suhu 186°C - 220°C dengan tujuan serbuk
(powder) dapat merekat dengan sempurna
(terjadi difusi antara logam dasar dengan
bahan pelapis). Gambar1. Electric Spray Gun
Powder coating sepenuhnya adalah 1. Pengatur volume jumlah udara keluar
proses finishing kering yang terdiri dari biasanya terletak di samping spray gun
partikel-partikel yang dihaluskan seperti dan berfungsi untuk mengatur jumlah

28
Muhammad Arifullah, Ike Widyastuti, Mardjuki (2015), TRANSMISI, Vol-XI Edisi-2/ Hal.

udara yang keluar dalam sekali tekanan Degreasing


pelatuk. Udara bertekanan tersebut, akan Fungsi degreasing adalah untuk
keluar melalui lubang di ujung spray gun menghilangkan oli, grease, dan pengotor
dan segera bercampur dengan bahan lainnya yang terdapat pada permukaan logam
finishing menjadi partikel yang kecil (metal).
(atomized). Arah dan ukuran bahan yang Pickling
bercampur udara tadi diatur oleh lubang Proses pickling merupakan perlakukan
angin di ujung spray gun (air horn). pada metal surface menggunakan proses
Panel ini pula yang mengatur lebar dan kimiawi (direndam dalam larutan kimia)
arah semprotan. Dasar pengaturannya dengan tujuan untuk menghilangkan karat
sama dengan pengatur bahan finishing. ataupun kotoran yang ada di permukaann
2. Pengatur volume bahan finishing, kontrol logam.
ini berfungsi untuk mengatur besar- Phopshating
kecilnya jumlah bahan yang keluar dalam Proses ini merupakan proses utama
sekali tekan/semprot. Sebenarnya panel dalam pretreatment dimana terjadi reaksi
ini mengatur jarak lubang nozzle dengan kimia antara logam dasar dan larutan
jarum nozzle ketika pelatuk spray gun phosphat yang menghasilkan coating anti
ditekan. Jarak tersebut yang membuat karat.
udara bertekanan menarik bahan Water rinse after phopshating
finishing keluar. Water rinse setelah phosphating
3. Pengatur tekanan udara merupakan berfungsi untuk membersihkan permukaan
kontrol terakhir yang digunakan untuk logam yang telah ter-coating dari sisa reaksi
mengatur semprotan finishing. Kontrol dalam proses phosphating.
ini mengatur besar kecilnya tekanan Pengertian semprot cair
udara yang masuk melalui spray gun. Spray gun cat cair digunakan untuk
Semakin kecil tekanan yang akan mengatomisasikan benda cair, umumnya cat.
digunakan, semakin besar 'pattern' bahan Dengan menggunakan spray gun, hasil
yang tercapai. pengecatan akan menjadi lebih baik dan
Tahapan proses powder coating menghemat pemakaian cat dibanding
Surface conditioning menggunakan kuas. Untuk mendapatkan
Proses ini berfungsi untuk hasil pengecatan yang baik saat
menghaluskan permukaan logam secara menggunakan spray gun, maka harus
mekanis sering disebut sebagai surface memperhatikan bagian-bagian spray gun
treatment. sebagai berikut :

29
Penyebab korosi
Korosi merupakan reaksi kimia yang
terjadi secara alami dan spontan. logam dapat
bereaksi dengan faktor luar dan
menyebabkan korosi penyebab korosi antara
Gambar 2. Alat Spray Gun Cair lain .
1 Tabung/tangki cat a. Tingginya reaktifitas logam
2 Nozzle cap b. Adanya zat pengotor
3 Tuas spray/trigger c. Adanya udara bebas dan uap air
4 Panel pengatur luas semburan cat d. Adanya zat-zat elektrolit
5 Panel pengatur jumlah cat yang Laju korosi
dikeluarkan dari nozzle Laju korosi juga dikenal dengan rasio
6 Panel untuk mengatur tekanan udara korosi yang dihitung berdasarkan pada
yang masuk ke spray gun permukaan yang terekspos lingkungan
Korosi dihitung menggunakan rumus :
Korosi definisikan sebagai kerusakan
logam akibat reaksi kimia atau elektrokimia
mpy = mils per years
antara logam dengan lingkungannya. Korosi
W = weight loss ( mg )
yang terjadi pada logam tidak dapat
D = density ( g/ )
dihindari, akan tetapi dapat ditekan
A = surface area (in2)
seminimal mungkin dengan melakukan
T = ekposure time (hours)
proses pengendalian korosi. Kerugian yang
ditimbulkan oleh korosi antara lain: METODOLOGI
a. Berkurangnya ketebalan logam Penelitian dilakukan dengan mengikuti
mengakibatkan menurunnya kekuatan, diagram alir sebagai berikut :
sehingga dapat mengakibatkan kegagalan
komponen.
b. Hasil reaksi korosi yang menempel pada
permukaan mengakibatkan tampilannya
menjadi buram.
c. Korosi dapat mengakibatkan kebocoran/
kelonggaran pada komponen, sehingga
tidak dapat berfungsi dengan baik.
d. Dapat menghentikan proses produksi.
e. Biaya perawatan dan perbaikan cukup
besar sebagai akibat korosi.
Gambar 3. Diagram Alir Penelitian

30
Muhammad Arifullah, Ike Widyastuti, Mardjuki (2015), TRANSMISI, Vol-XI Edisi-2/ Hal.

Alat dan Bahan d. Panas tungku untuk powder coating


Alat dan bahan yang digunakan: adalah 160°C - 200°C
a. Alat untuk proses pelapisan : Pengujian korosi
- Alat spray gun Pengujian yang dilakukan adalah uji
- Kompresor korosi dengan tahapan sebagai berikut :
- Alat semprot cat cair a. Persiapan spesimen hasil pelapisan
- Dapur (oven) pemanas b. Penimbangan awal spesimen uji sebelum
- Timbangan digital melakukan pengkorosian
b. Bahan pengujian c. Celupkan media ke dalam wadah yang
- Logam dasar baja karbon berisi cairan HCl dan H2SO4
- Dimensi spesimen uji 50x50x15 (mm) d. Waktu pengkorosian selama 6 hari (144
jam)
e. Penimbangan akhir spesimen uji sesudah
pengkorosian
f. Hitung laju korosi
Gambar 4. Dimensi Spesimen Uji
HASIL DAN PEMBAHASAN
- Larutan pengkorosi HCl dan H2SO4
Berikut adalah tabel hasil pengukuran
- Bahan pelapis menggunakan serbuk
dan penimbangan spesimen sebelum dan
dan cat cair
sesudah proses pengkorosian.
Proses pelapisan
Rumus perhitungan laju korosi
Parameter pelapisan :
Laju korosi dapat dihitung
a. Temperatur pengecatan menggunakan
menggunakan rumus sebagai berikut :
temperatur ruang
b. Jarak pengecatan 1 – 1,5 meter
c. Penyemprotan spesimen uji 3 – 4 kali

Tabel 1. Luas Penampang dan Berat Spesimen Sebelum dan Sesudah Laju Korosi
Jenis Larutan Kode A0 Ai A w0 wi w
pengecatan pengkorosi bahan (in2) (in2) (in2) (g) (g) (g)
AC1 12.4 12.4 0 303.52 303.32 0.2
HCl AC2 12.4 12.4 0 303.52 303.22 0.3
Powder AC3 12.4 12.4 0 303.52 303.42 0.1
coating AS1 12.4 12.4 0 303.52 301.92 1.6
H2SO4 AS2 12.4 12.4 0 303.52 301.32 1.2
AS3 12.4 12.3 0.1 303.52 301.32 2.2
BC1 12.4 12.4 0 303.52 301.62 1.9
HCl BC2 12.4 12.4 0 303.52 300.82 2.7
Pengecatan BC3 12.4 12.4 0 303.52 300.92 2.6
cair BS1 12.4 11.79 0.61 303.52 290.52 13
H2SO4 BS2 12.4 11.91 0.49 303.52 291.52 12.5
BS3 12.4 11.85 0.55 303.52 290.22 13.3

Keterangan :
A0 : luas penampang awal w0 : berat awal
Ai : luas penampang akhir wi : berat akhir
A: luas yang hilang w : berat hilang

31
Tabel 2. Hasil Perhitungan Laju Korosi
Laju
Laju
Jenis Larutan A W D T korosi
Kode bahan korosi
pengecatan pengkorosi (in2) (mg) (g/cm3) (jam) rata-
(mpy)
rata
AC1 12.4 200 0.94 144 63.63
HCl AC2 12.4 300 0.94 144 95.44 63.63
Powder AC3 12.4 100 0.94 144 31.81
coating AS1 12.4 1600 0.94 144 509.04
H2SO4 AS2 12.4 1200 0.94 144 381.78 530.25
AS3 12.4 2200 0.94 144 699.93
BC1 12.4 1900 1.5 144 378.81
HCl BC2 12.4 2700 1.5 144 538.31 478.49
Pengecatan BC3 12.4 2600 1.5 144 518.37
cair BS1 12.4 13000 1.5 144 2591.85
H2SO4 BS2 12.4 12500 1.5 144 2492.16 2578.55
BS3 12.4 13300 1.5 144 2651.66

Gambar 5. Hasil Pengamatan Visual


Kode
Gambar Keterangan
bahan

Setelah pencelupan tidak terjadi korosi dan spesimen tetap


AC1
terlindungi oleh cat.

Setelah pencelupan tidak terjadi korosi dan spesimen tetap


AC2
terlindungi oleh cat.

Setelah pencelupan tidak terjadi korosi dan spesimen tetap


AC3
terlindungi oleh cat.

Setelah pencelupan tidak terjadi korosi dan spesimen tetap


AS1
terlindungi oleh cat.

Setelah pencelupan tidak terjadi korosi dan spesimen tetap


AS2
terlindungi oleh cat.

Korosi yang terjadi tidak sampai menembus ke logam dasar,


AS3
hanya pada lapisan cat, korosi hampir tidak tampak.

Lapisan cat terkorosi dan terkelupas sehingga mengakibatkan


BC1
terjadinya korosi pada permukaan spesimen.

Terjadi pengelupasan lapisan cat yang menyebabkan terjadinya


BC2
korosi pada permukaan spesimen.

Terjadi pengelupasan lapisan cat yang menyebabkan terjadinya


BC3
korosi pada pemukaan spesimen.

Reaksi korosi terjadi cukup cepat sehingga lapisan cat terkorosi di


seluruh permukaan lapisan cat hingga menembus ke permukaan
BS1
logam dasar. Permukaan spesimen terlihat lebih gelap kecoklatan
akibat korosi yang terjadi di permukaan logam dasar.
Reaksi korosi terjadi cukup cepat sehingga lapisan cat terkorosi di
seluruh permukaan lapisan cat hingga menembus ke permukaan
BS2
logam dasar. Permukaan spesimen terlihat lebih gelap kecoklatan
akibat korosi yang terjadi di permukaan logam dasar.
Reaksi korosi terjadi cukup cepat sehingga lapisan cat terkorosi di
seluruh permukaan lapisan cat hingga menembus ke permukaan
BS3
logam dasar. Permukaan spesimen terlihat lebih gelap kecoklatan
akibat korosi yang terjadi di permukaan logam dasar.

32
Muhammad Arifullah, Ike Widyastuti, Mardjuki (2015), TRANSMISI, Vol-XI Edisi-2/ Hal.

Pembahasan powder coating menggunakan bahan dasar


Berdasarkan hasil pengamatan dan termo plastik sementara pada proses
perhitungan laju korosi di dapatkan grafik pengecatan cair menggunakan bahan pelapis
sebagai berikut : organik. Bahan plastik yang digunakan pada
powder coating merupakan bahan
termoplastik yang merupakan kelompok
material polimer yang memiliki sifat dasar
tahan korosi, sehingga dapat dikatakan
bahwa, pelapisan logam menggunakan
powder coating memiliki ketahanan korosi
yang lebih baik dibandingkan logam dengan

Gambar 5. Grafik Hubungan Jenis pengecatan cair.


Larutan Pengkorosi terhadap Laju Korosi Perbandingan laju korosi berdasarkan
Spesimen
larutan pengkorosi
Perbandingan laju korosi berdasarkan
Berdasarkan grafik pada gambar 5 bisa
jenis pelapisan
dilihat bahwa laju korosi terjadi terjadi paling
Pada logam hasil pelapisan
besar pada hasil uji korosi menggunakan
menggunakan powder coating memiliki laju
larutan pengkorosi asam sulfat (H2SO4). Hal
korosi yang lebih rendah dibanding
ini terjadi baik pada hasil pengecatan
menggunakan pengecatan cair. Hal ini dapat
menggunakan powder coating maupun
dilihat berdasarkan gambar 5 grafik di atas,
pengecatan cair (kode bahan AS dan BS).
pada spesimen dengan pengecatan cair (kode
Hasil laju korosi rata-rata dengan larutan
bahan BC dan BS) memiliki laju korosi yang
asam sulfat pada spesimen hasil powder
cukup tinggi baik menggunakan media HCl
coating sebesar 530.25 mpy dan pada
maupun H2SO4. Harga laju korosi rata-rata
spesimen hasil pengecatan cair diperoleh data
dengan media HCl sebesar 478.49 mpy dan
laju korosi sebesar 2578.55 mpy, dengan laju
menggunakan media H2SO4 sebesar 2578.55
korosi terbesar terjadi pada spesimen ketiga
mpy. Spesimen menggunakan pelapisan
hasil pengecatan cair yaitu sebesar 2651.66
powder coating memiliki harga laju korosi
mpy.
rata-rata lebih rendah yaitu sebesar 63.63
Laju korosi dapat berjalan dengan
mpy dengan media HCl dan 530.25 mpy
cukup cepat karena terjadinya reaksi dengan
dengan media H2SO4.
asam sulfat yang cukup kuat sehingga
Hasil pelapisan dengan powder coating
mengakibatkan terjadinya pengelupasan cat
memiliki harga laju korosi yang lebih rendah
yang berlanjut dengan korosi pada
hal ini disebabkan perbedaan bahan pelapis
permukaan logam dasar. Hal ini tampak dari
yang digunakan. Pelapisan menggunakan
hasil pengamatan visual bahwa, spesimen

33
baik pada pelapisan meggunakan powder difusi antara bahan pelapis dan logam induk
coating maupun pengecatan cair sama-sama dapat terjadi lebih kuat. Hal ini yang dapat
mengalami korosi dengan tampilan meningkatkan kestabilan ikatan atom,
permukaan logam yang berwarna lebih gelap sehingga lapisan tidak mudah terkelupas.
kecoklatan.
SIMPULAN
Asam sulfat merupakan jenis asam
Kesimpulan yang dapat di ambil dari
mineral yang cukup kuat dan banyak terdapat
hasil laju korosi adalah :
di alam bahkan pada air hujan. Asam sulfat
1. Pengecatan powder coating memiliki
memiliki sifat yang mampu larut dalam air
ketahanan korosi yang lebih baik terhadap
dan mampu mengoksida logam, sehingga
HCl dan H2SO4 dibandingkan pengecatan
mampu mengkorosikan logam dengan cepat.
cair
Pengamatan visual spesimen setelah uji
2. H2SO4 merupakan media yang lebih
korosi
korosif dibanding HCl terhadap pelapisan
Pengamatan visual dilakukan pada
logam hasil pengecatan cair maupun
spesimen setelah proses uji korosi.
powder coating.
Berdasarkan hasil pengamatan tampak bahwa
DAFTAR PUSTAKA
spesimen hasil powder coating lebih tahan
Ariffullah M, 2016, Perbedaan Hasil Laju
terhadap larutan HCl maupun H2SO4
Korosi Powder Coating dan
dibandingkan spesimen hasil pengecatan cair. Pengecatan Cair pada Baja Karbon,
Jurusan Teknik Mesin, Universitas
Hal ini tampak dari permukaan cat masih rata
Merdeka Malang.
dan tidak terkelupas pada pengecatan powder Fontana, Mars Guy, 1987, Corrosion
coating, sedangkan pada spesimen hasil Engineering, McGraw-Hill
Internasional Edition.
pengecatan cair sudah terkelupas. Pada
Gama Tirta Sanjaya, 2009, Analisa Korosi
pengujian korosi menggunakan media H2SO4 Mur Baut dengan atau Tanpa Plat
yang terjadi adalah seluruh lapisan cat dengan Menggunakan Media Air
Laut, Air Biasa Serta Udara, Tugas
mengalami pengelupasan sehingga korosi Akhir Jurusan Teknik Mesin,
terjadi pada seluruh permukaan logam dasar Universitas Merdeka Malang.
dengan ditandai terjadinya perubahan warna http://sci-pusat.blogspot.co.id/2012/09/
powder-coating-apa-dan-
logam dasar menjadi lebih gelap dan bagaimana.html
kecoklatan, sehingga dapat dikatakan bahwa R.E. Smallman. Bishop, 2000, Metalurgi
pengecatan menggunakan powder coating Fisik Modern dan Rekayasa
Material, Edisi ke enam, Penerbit
lebih tahan terhadap asam daripada Erlangga.
pengecatan cair. Hal ini juga dapat West, J.M. 1980. Basic Corrosion and
disebabkan karena adanya proses pemanasan Oxidation, Ellis Horwood.
(sintering) pada proses pelapisan
menggunakan powder coating, sehingga

34

Anda mungkin juga menyukai