Prodi : Kriminologi Gender and Self Love Issues Pada kodratnya, manusia memang diciptakan sebagai laki-laki dan perempuan. Namun, di sisi lain manusia itu dalam merefleksikan dirinya. Sehingga di zaman sekarang ini banyk kita temui orang-orang yang berbeda. Menurut saya, hal itu bukanlah suatu tindakan kriminal karena tidak ada hak-hak asasi manusia lainnya yang dilanggar. Gender juga merupakan wujud kita mencintai diri sendiri. Ada pepatah mengatakan, “Cintai diri sendiri lebih dahulu, barulah kami bisa mencintai oranglain.” Sebagai manusia, tidak ada dari kita yang diciptakan seiras, bahkan seorang yang kembar pun memiliki perbedaan. Maka dari itu, cara masing-masing orang mencintai dirinya pun berbeda beda dan tidak ada yang salah dengan itu. Namun, mengapa masih diperdebatkan? Bukankah ini diri kita? Tubuh kita? Pikiran kita? Perasaan kita? Apa yang ada didalam diri kita hanya diri kita sendiri yang tahu. Lalu mengapa ketika seseorang merefleksikan dirinya berbeda dari orang lain itu dipermasalahkan? Bukankah perbedaan itu yang menjadikan kita lebih berwarna di dalam hidup ini. Menurut saya, menjadi berbeda dalam merefleksikan diri bukanlah sebuah kesalahan. Mereka yang tidak membiarkan perbedaan itu menjadi satu kesatuan adalah hal yang salah. Balik lagi ke awal, walaupun caranya berbeda namun kita semua sama-sama manusia. Sebagai manusia kita harus memanusiakan manusia lainnya. Seandainya dunia memahami kata-kata ini saja, pastilah tidak ada lagi permusuhan. Menurut saya, terlalu banyak hal yang di cap tabu oleh sebagian orang. Misalnya, self love dianggap egois, lalu pergi ke psikiater dianggap gila, dan mempelajari seks dianggap tidak senonoh. memang semua hal memiliki dampak positif dan negatif, tetpi baiklah kita dapat memilah untuk mengambil sisi positifnya dan sisi negatifnya dijadikan pengetahuan agar tidak terjerumus. Sejujurnya, saya memiliki teman-teman yang merefleksikan dirinya sebagai LGBTQ. Namun, itu bukan masalah bagi saya, tetapi menjadi masalah bagi orang lain. Ada yang mengatakan bahwa LGBTQ adalah penyakit yang menular, sebaiknya dijauhi agar tidak terkontaminasi menjadi bagian dari LGBTQ juga. Tetapi saya tetap berteman dengan mereka, bahkan saya mengagumi mereka karena perilaku mereka lebih mencerminkan sisi manusia bagi saya. Mereka menerima diri saya apa adanya, dan saya menerima mereka sebagaimana manusia lainnya. saya memandang mereka dari segi kemanusiaan yang mereka cerminkan, bukan dari gender mereka. Tidak sekalipun mereka mengajak saya untuk menjadi sama dengan mereka, tidak pernah. Menurut saya mereka hanya ingin diterima sebagaimana manusia. Bukan diperlakukan semena-mena hanya karena berbeda, karena mereka juga manusia yang hidupnya setara dengan manusia lainnya.