Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH METODE PENELITIAN KUANTITATIF

PENELITIAN PENGEMBANGAN
Dosen Pengampu Prof. Dr. H. Bambang Yulianto, M.Pd

Oleh:
1. FATONI HERU ROHMAN (17070855414)
2. DANIAR MEILIANA RAHAYU (17070855455)
3. ARIF RISKA NURCAHYO (17070855421)
4. ADIJAYA SINGGIH (17070855426)
5. NURUL ILMIYAH (17070855429)

PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN DASAR


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2018
Penelitian Pengembangan

A. Pengertian Penelitian Pengembangan


Penelitian pengembangan dalam Bahasa Inggris dikenal dengan Research
and Development (R&D). Penelitian pengembangan ini berarti suatu metode
penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan suatu produk tertentu, serta
mengetahui keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2012).
Menurut Gall dalam Emzir (2017) penelitian pengembangan di bidang
pendidikan didasarkan pada temuan penelitian dalam merancang suatu produk dan
prosedur baru. Dengan penelitian produk dan prosedur tersebut diuji
keefektifannya di lapangan secara sistematis, dievaluasi, diperbaiki hingga
memperoleh kriteria khusus tentang kualitas dari produk dan prosedur tersebut.
Dalam bidang pendidikan tujuan utama penelitian pengembangan bukan untuk
merumuskan atau menguji teori, tetapi untuk mengembangkan produk-produk
yang efektif untuk digunakan di sekolah. Produk yang dihasilkan dari penelitian
pengembangan meliputi: materi pelatihan guru, materi ajar, seperangkat tujuan
perilaku, materi media, dan sistem-sistem manajemen
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian
pengembangan merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan
suatu produk tertentu serta menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian
pengembangan sangat diperlukan dalam bidang pendidikan karena dengan
penelitian pengembangan diperoleh suatu materi ajar, media pembelajaran,
perangkat pembelajaran, sistem manajemen yang terbarukan dan efektif terhadap
pelaksanaan pendidikan.

B. Ciri – ciri Penelitian Pengembangan


Menurut Chand (1982) penelitian pengembangan memiliki karakteristik
sebagai berikut.
1 Investigasi yang dilakukan untuk memperoleh kembali pengetahuan
ilmiah dan teknologi
2 Penelitian untuk merancang dan megembangkan produk dan proses
terbaru
3 Menerapkan pengetahuan yang baru diperoleh dalam membuat
perbaikan yang signifikan secara teknis pada produk atau proses yang
sudah ada
Menurut Borg and Gall (1989), terdapat empat ciri utama dalam
penelitian dan pengembangan, yaitu:
1) Studying research findings pertinent to the product to be develop. Artinya,
melakukan studi atau penelitian awal untuk mencari temuan-temuan
penelitian terkait dengan produk yang akan dikembangkan.
2) Developing the product base on this findings. Artinya, mengembangkan
produk berdasarkan temuan penelitian tersebut.
3) Field testing in the setting where it will be used eventually. Artinya,
dilakukan uji lapangan dalam seting atau situasi senyatanya dimana
produk tersebut nantinya digunakan.
4) Revising it to correct the deficiencies found in the field-testing stage.
Artinya, melakukan revisi untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang
ditemukan dalam tahap-tahap uji lapangan.
Menurut Santyasa (2009), penelitian pengembangan dalam rangka
peningkatan kualitas pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut.
1. Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan
dengan upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran
sebagai pertanggungjawaban profesional dan komitmennya terhadap
pemerolehan kualitas pembelajaran
2. Pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran serta media
belajar yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa.
3. Prosedur pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli,
dan uji coba lapangan serta terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang
dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses
pengembangan, validasi, dan uji coba lapangan tersebut seyogyanya
dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara
akademik.
4. Proses perkembangan model, pendekatan, modul, dan media
pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara
sistematis sesuai dengan kaidah penulisan yang mencerminkan
originalitas.

C. Model-model Penelitian Pengembangan (Pendidikan)


1. Model Dick & Carey
Model penelitian pengembangan Dick & Carey, memiliki 10 langkah sebagai
berikut :
1) Identifikasi tujuan (program pembelajaran atau produk), ditandai dengan
analisis kebutuhan.
2) Analisis instruksional; untuk mengidentifikasi aspek yang dilibatkan dalam
mencapai tujuan. Aspek bisa berupa keterampilan khusus, prosedur, tugas-
tugas belajar.
3) Identifikasi input; sikap siswa, latar belakang, karktersitik pembelajaran.
4) Penerjemahan kebutuhan dan tujuan pembelajaran ke dalam tujuan perilaku
spesifik.
5) Pengembangan instrumen penilaian.
6) Pengembangan strategi (pembelajaran) khusus.
7) Pengembangan materi pembelajaran, dapat mencakup buku teks atau
media.
8) Mendesain evaluasi formatif, evaluasi formatif sebagai dasar pengmbilan
keputusan.
9) Revisi
10) Mendesain evaluasi sumatif, untuk menguji keefektifan program (produk)
Tahapan model penelitian pengembangan Dick & Carey, dapat
n pada bagan berikut.
digambarkan berikut

Model Dick & Carey


2. Model Jolly & Bolitho
Jolly 98), merangkum tahapan
lly dan Bolitho dalam Tomlinson (1998: 97-98),
penelitian pengembangan, terutama penelitian penyusunan materi ajar bahasa,
dalam bentu flowchart sebagai berikut.
Identifikasi masalah
Identifikasi oleh guru atau siswa, tentang masalah yang akan dipecahkan melalui
pengembangan produk (penelitian pengembangan)
Eksplorasi
Eksplorasi terhadap masalah; bahasa, makna, fungsi, keterampilan, dll

Realisasi Kontekstual
menyusun material/instrumen baru melalui penemuan gagasan yang kontekstual

Realisasi Pedagogi
Penyusunan pedoman (instrumen) materi/produk yang akan dikembangkan

Produksi Fisik
pembuatan produk dengan memperhatikan bahan, tampilan, bentuk, ukuran, dsb.

Penggunaan
Penggunaan produk oleh siswa (ui coba alat/produk)

Evaluasi
Evaluasi Produk
Model Jolly & Bolitho
3. Model Penelitian Pengembangan Model 4D
Model pengembangan perangkat Four-D Model disarankan oleh
Sivasailam Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel (1974).
Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu Define, Design, Develop,
dan Disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-D, yaitu pendefinisian,
perancangan, pengembangan, dan penyebaran.
a. Tahap I: Define (Pendefinisian)
Tahap define adalah tahap untuk menetapkan dan mendefinisikan
syarat-syarat pembelajaran. Tahap define ini mencakup lima langkah
pokok, yaitu analisis ujung depan (front-end analysis), analisis
siswa (learner analysis), analisis tugas (task analysis), analisis
konsep (concept analysis) dan perumusan tujuan pembelajaran (specifying
instructional objectives).
b. Tahap II: Design (Perancangan)
Tahap perancangan bertujuan untuk merancang perangkat
pembelajaran. Empat langkah yang harus dilakukan pada tahap ini, yaitu:
(1) penyusunan standar tes (criterion-test construction), (2) pemilihan
media (media selection) yang sesuai dengan karakteristik materi dan
tujuan pembelajaran, (3) pemilihan format (format selection), yakni
mengkaji format-format bahan ajar yang ada dan menetapkan format
bahan ajar yang akan dikembangkan, (4) membuat rancangan awal (initial
design) sesuai format yang dipilih.
c. Tahap III: Develop (Pengembangan)
Tahap pengembangan adalah tahap untuk menghasilkan produk
pengembangan yang dilakukan melalui dua langkah, yakni: (1) penilaian
ahli (expert appraisal) yang diikuti dengan revisi, (2) uji coba
pengembangan (developmental testing).
Tujuan tahap pengembangan ini adalah untuk menghasilkan bentuk
akhir perangkat pembelajaran setelah melalui revisi berdasarkan masukan
para pakar ahli/praktisi dan data hasil ujicoba.
d. Tahap IV: Disseminate (Penyebaran)
Proses diseminasi merupakan suatu tahap akhir pengembangan.
Tahap diseminasi dilakukan untuk mempromosikan produk
pengembangan agar bisa diterima pengguna, baik individu, suatu
kelompok, atau sistem.
Diseminasi bisa dilakukan di kelas lain dengan tujuan untuk
mengetahui efektifitas penggunaan perangkat dalam proses pembelajaran.
Penyebaran dapat juga dilakukan melalui sebuah proses penularan kepada
para praktisi pembelajaran terkait dalam suatu forum tertentu.

Model Penelitian Pengembangan Four-D Thiagarajan

D. Langkah – langkah Penelitian Pengembangan


Borg & Gall (1983) menyatakan bahwa prosedur penelitian
pengembangan pada dasarnya terdiri dari dua tujuan utama, yaitu: (1)
mengembangkan produk, dan (2) menguji keefektifan produk dalam mencapai
tujuan. Tujuan pertama disebut sebagai fungsi pengemban sedangkan tujuan
kedua disebut sebagai validasi. Lebih tepat diartikan sebagai upaya
pengembangan yang sekaligus disertai dengan upaya validasinya.
Secara konseptual, pendekatan penelitian dan pengembangan mencakup
10 langkah umum, sebagaimana diuraikan Borg & Gall (1983:775), seperti
model di bawah ini.
Gambar: Skema prosedur pengembangan hasil adaptasi dari
prosedur pengembangan Borg & Gall

Keterangan:
1 Research and information collecting;; termasuk dalam langkah ini antara
lain studi literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji, dan
persiapan untuk merumuskan kerangka kerja penelitian;
2 Planning;; termasuk dalam langkah ini merumuskan kecakapan dan
keahlian yang berkaitan dengan permasalahan, menentukan tujuan yang
akan dicapai pada setiap tahapan, dan jika mungkin/diperlukan
melaksanakan studi kelayakan secara terbatas;
3 Develop preliminary form of product,
product, yaitu mengembangkan bentuk
permulaan dari produk yang
yang akan dihasilkan. Termasuk dalam langkah ini
adalah persiapan komponen pendukung, menyiapkan pedoman dan buku
petunjuk, dan melakukan evaluasi terhadap kelayakan alat
alat-alat
pendukung;
4 Preliminary field testing,
testing, yaitu melakukan ujicoba lapangan awal dalam
skala
kala terbatas. dengan melibatkan subjek sebanyak 6 – 12 subjek. Pada
langkah ini pengumpulan dan analisis data dapat dilakukan dengan cara
wawancara, observasi atau angket;
5 Main product revision,
revision, yaitu melakukan perbaikan terhadap produk awal
yang dihasilkan
dihasilkan berdasarkan hasil ujicoba awal. Perbaikan ini sangat
mungkin dilakukan lebih dari satu kali, sesuai dengan hasil yang
ditunjukkan dalam ujicoba terbatas, sehingga diperoleh draft produk
(model) utama yang siap diujicoba lebih luas;
6 Main field testing, uji coba utama yang melibatkan seluruh mahasiswa.
7 Operational product revision, yaitu melakukan perbaikan atau
penyempurnaan terhadap hasil uji coba lebih luas, sehingga produk yang
dikembangkan sudah merupakan desain model operasional yang siap
divalidasi;
8 Operational field testing, yaitu langkah uji validasi terhadap model
operasional yang telah dihasilkan;
9 Final product revision, yaitu melakukan perbaikan akhir terhadap model
yang dikembangkan guna menghasilkan produk akhir (final);
10 Dissemination and implementation, yaitu langkah menyebarluaskan
produk atau model yang dikembangkan.
Skema tersebut dirujuk dari the major steps in the R & D cycle Borg dan
Gall. Pengadaptasiannya diwujudkan dalam bentuk perencanaan teknis sasaran
dan jenis kegiatan yang akan dilakukan dalam tiap tahapnya. Sukmadinata (2010)
menjelaskan saat kesepuluh langkah penelitian dan pengembangan diikuti dengan
benar, maka akan dapat menghasilkan suatu produk pendidikan yang dapat
dipertanggungjawabkan.

E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


Pada dasarnya Model Borg dan Gall bagian dari penelitian pengembangan
(R&D) yang memiliki kelebihan :
1 Mampu mengatasi kebutuhan nyata dan mendesak (real needs in the here-
and-now).
2 Mampu menghasilkan suatu produk atau model yang memiliki nilai
validasi tinggi.
3 Mendorong proses inovasi produk atau model yang tiada henti.
4 Merupakan penghubung antara penelitian yang bersifat teoritis dan
lapangan.
Sedangkan kekurangannya adalah sebagai berikut.
1 Pada prinsipnya memerlukan waktu yang relatif panjang.
2 Tidak bisa digeneralisasikan secara utuh, karena penelitian ditujukan
untuk pemecahan masalah “here and now”, dan dibuat berdasar sampel
(spesifik), bukan populasi.
3 Penelitian memerlukan sumber dana dan sumber daya yang cukup besar.

F. PENUTUP
1 Model Borg dan Gall merupakan salah satu model penelitian R & D
(penelitian pengembangan).
2 Penelitian R & D merupakan sebuah proses yang digunakan untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan, atau suatu metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan
menguji keefektifan produk tersebut.
3 Produk-produk pendidikan yang dihasilkan baik yang
berupa hardware maupun software diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas dan efektifitas pendidikan yang berkualitas, dan relevan
dengan kebutuhan. Sehingga secara umum dapat meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Borg, W.R. & Gall, M.D. Gall. (1983). Educational Research : An Introduction,
Fourth Edition. New York: Longman.
Borg, W.R. & Gall, M.D. Gall. (1989). Educational Research : An Introduction,
Fifth Edition. New York: Longman
Chand, U. K. Ranga. (1982). Characteristic of research and development
performing firms in canadian manufacturing. Ottawa (Canada): Ministry
of State for Science and Technology
Ghufron, A. 2011. Pendekatan Penelitian dan Pengembangan (R&D) di Bidang
Pendidikan dan Pembelajaran. Handout. Fakultas Ilmu Pendidikan UNY.
Santyasa, I. W. (2009). Metode penelitian pengembangan dan teori
pengembangan modul. In Disajikan dalam Seminar Pelatihan Bagi Para
Guru TK, SD, SMA, dan SMK (pp. 50-60).
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Thiagarajan, S., Semmel, Dorothy S., Semmel, Melvyn I. (1974). Instructional
Development for Training Teachers of Exceptional Children: A
Sourcebook. Saint Paul, Minnesota (US): University of Minnesota
Tomlinson, Brian. (1998). Materials development in language teaching(p. 97-
98).Cambridge: Cambridge University Press

Anda mungkin juga menyukai