Anda di halaman 1dari 23

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP MINI

LAPORAN AWAL

NABILLAH FA’DIYYAH ZAHRA

140310190063

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI FISIKA

2022

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................i

BAB 1............................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................................................1

1.2 Tujuan.................................................................................................................2

BAB 2............................................................................................................................3

2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)...........................................................3

2.2 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).....................................4

2.3 Siklus Rankine....................................................................................................5

2.4 Komponen Utama Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).............................9

2.5 Bentuk atau Wujud Energi Berdasarkan Keberadaannya................................15

2.6 Perhitungan Efisiensi Siklus PLTU..................................................................16

BAB 3..........................................................................................................................17

3.1 Rencana Perancangan Algoritma Penelitian....................................................17

3.2 Alat-alat Percobaan..........................................................................................17

3.3 Prosedur Percobaan...........................................................................................18

BAB 4..........................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................21
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada kehidupan sehari-hari, listrik berperan penting bagi keberlangsungan hidup.


Kebutuhan masyarakat terhadap penggunaan listrik setiap tahun semakin meningkat.
Oleh karena itu , pembangkit listrik sangat dibutuhkan manusia untuk ketersediaan
listrik. Salah satunya adalah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). PLTU merupakan
pembangkit listrik yang menggunakan fluida kerja air. Air dipanaskan (ada
tungku/boiler) sehingga berhubah fasa menjadi uap, kemudiaa uap inilah yang
digunakan untuk memutar turbin yang dikopel dengan generator untuk menghasilkan
listrik. Sistem pembangkit ini menghasilkan suatu siklus tertutup yang dinamakan
“Siklus Rankine”. Secara garis besar sistem pembangkit tenaga uap terdiri dari
beberapa perangkat utama yaitu boiler, turbin, dan generator. Steam yang diperoleh
berasal dari perubahan fase air yang berada pada boiler akibat mendapatkan energi
panas dari hasil pembakaran bahan bakar.

Pada modul ini akan mempelajari bagaimana siklus rankine bekerja, dimana
prinsip dasar dari siklus ini adalah memanfaatkan kembali uap panas yang mengalir
melalui turbin untuk menaikan efisiensi pembangkit. Pada percobaan ini digunakan
suatu PLTU berskala kecil untuk simulasi PLTU sesungguhnya.

Berdasarkan pemaparan di atas, percobaan ini dilakukan untuk mempelajari dan


memahami cara kerja serta prinsip kerja PLTU berskala kecil beserta siklusnya.
Karena jika dibandingkan dengan sistem pembangkit lainnya, pembangkit listrik
memiliki beberapa keunggulan. PLTU dapat dioperasikan dengan menggunakan
berbagai jenis bahan bakar seperti padat, cair, dan gas. Selain itu, PLTU relatif
memiliki usia yang lama sehingga menjadi salah satu sistem pembangkit yang sangat
baik.
1.2 Tujuan

Mempelajari dan memahami cara kerja dan prinsip kerja pembangkit listrik
tenaga uap berskala kecil.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) merupakan jenis pembangkit listrik


tenaga termal yang banyak digunakan, karena efisiensinya yang tinggi sehingga
menghasilkan energi listrik yang ekonomis. Pembangkit ini memanfaatkan energi
panas dari steam (uap) yang digunakan untuk memutar turbin agar dapat
membangkitkan energi listrik melalui generator. Steam yang diperoleh berasal dari
perubahan fase air yang berada pada boiler akibat mendapatkan energi panas dari
hasil pembakaran bahan bakar. Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah
generator yang dihubungkan ke turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap
panas/kering. Sistem pembangkit ini memiliki biaya operasional yang tergolong
murah karena fluida kerjanya menggunakan air (Santani, 2016).

Secara singkat ,proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3


tahapan, yaitu :

1. Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam
bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi.
2. Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.
3. Ketiga, energi mekanik diubah menjadi energi listrik.

Prinsip kerja sistem ini menggunakan siklus Rankine yang merupakan siklus
ideal untuk siklus tenaga uap.

Secara rinci proses konversi energi pada PLTU berlangsung beberapa tahapan,
yaitu :

1. Proses menghasilkan uap


Energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk uap
bertekanan dan temperatur tinggi. Tangki boiler diisi dengan air atau cairan lainnya.
Kemudian dilakukan proses pemanasan dengan energi primer yang dipilih, bisa
batubara atau energi primer lainnya. Pemanasan dilakukan untuk menghasilkan uap
yang diinginkan.
2. Proses konversi energi panas menjadi energi mekanik
Energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran. Uap
hasil dari proses produksi uap, dengan tekanan dan temperatur tertentu dialirkan ke
turbin. Uap terus dialirkan sehingga mampu menggerakkan turbin. Disinilah terjadi
proses konversi menjadi energi mekanik. 
3. Proses konversi mekanik menjadi energi listrik
Saat turbin yang berputar maka generator yang dihubungkan langsung  akan ikut
berputar. Di dalam generator, perputaran medan magnet dalam kumparan dapat
menghasilkan listrik yang kemudian dialirkan ke terminal keluaran generator.
4. Proses kondensasi
Uap sisa penggerak turbin masuk ke pendingin atau kondensor untuk
menghasilkan air yang disebut air kondensat. Pendinginan dapat menggunakan air
dingin yang didapat dari air laut, air danau, atau waduk. Dibutuhkan air dalam jumlah
besar agar proses pendinginan dapat terjadi secara efektif. Air kondesat ini kemudian
digunakan lagi untuk mengisi boiler.

2.2 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

Prinsip kerja dari PLTU adalah dengan menggunakan siklus air-uap-air yang
merupakan suatu sistem tertutup air dari kondensat atau air dari hasil proses
pengondensasian di kondensor dan air make up water (air yang dimurnikan) dipompa
oleh condensat pump ke pemanas tekanan rendah. Di sini air dipanasi kemudian
dimasukkan oleh daerator untuk menghilangkan oksigen, kemudian air ini dipompa
oleh boiler feed water pump masuk ke economizer. Dari economizer yang selanjutnya
dialirkan ke pipa untuk dipanaskan pada tube boiler. Pada tube, air dipanasi
berbentuk uap air. Uap air ini dikumpulkan kembali pada steam drum, kemudian
dipanaskan lebih lanjut pada superheater sudah berubah menjadi uap kering yang
mempunyai tekanan dan temperatur tinggi, dan selanjutnya uap ini digunakan untuk
menggerakkan sudu turbin tekanan tinggi, untuk sudu turbin menggerakkan poros
turbin. Hasil dari putaran poros turbin kemudian memutar poros generator yang
dihubungkan dengan coupling, dari putaran ini dihasilkan energi listrik. Energi listrik
yang dihasilkan dari generator disalurkan dan didistribusikan lebih lanjut ke
pelanggan. Uap bebas dari turbin selanjutnya dikondensasikan dari kondensor dan
bersama air dari make up water pump dipompa lagi oleh pompa kondensat masuk ke
pemanas tekanan rendah, daerator, boiler feed water pump, pemanas tekanan tinggi,
economizer, dan akhirnya menuju boiler untuk dipanaskan menjadi uap lagi. Proses
ini akan terjadi secara berulang terus-menerus.

2.3 Siklus Rankine

Siklus Rankine atau siklus tenaga uap adalah siklus daya uap yang digunakan
untuk menghitung atau memodelkan proses kerja mesin uap / turbin uap. Siklus ini
bekerja dengan fluida kerja air. Semua PLTU (pembangkit listrik tenaga uap) bekerja
berdasarkan prinsip kerja siklus Rankine. Siklus Rankine pertama kali dimodelkan
Oleh: William John Macquorn Rankine, seorang ilmuan Scotlandia dari Universitas
Glasglow (Jayadi, 2018).
Gambar 2.1 Siklus Rankine (Jayadi, 2018)

Gambar 2.2 Diagram Suhu Entropi Bagi Konstelasi (Jayadi, 2018)

Jumlah energi masuk sebagai bahan bakar melalui boiler adalah Em , energi
efektif yang tersedia pada poros turbin adalah energi kerja Ek , dan energi yang
terbuang melalui kondensor adalah Eb . Dengan menganggap semua rugi-rugi lainnya
termasuk Eb , maka dapat disimpulkan bahwa:
Em =Ek + E b (1)

Pada Gambar 2, luas 1-2-3-4 merupakan energi keluaran Ek , sedangkan luas a-b-
3-4 merupakan energi terbuanng Eb . Luas wilayah a-b-2-1 mewakili jumlah masukan
Em . Untuk meningkatkan daya guna siklus ini dapat dilakukan dengan merunkan
tekanan kondensor. Secara ideal tekanan kondensor yang terendah adalah tekanan
jenuh sesuai suhu terendah dari air pendingin atau udara yang dipakai sebagai
penerima. Dalam diagram suhu-entropi hal ini berarti menurunkan garis suhu 4-3
yang dapat dilakukan dengan menggunakan air pendingin pada kondensor yang
memiliki suhu lebih rendah. Akan tetapi hal ini sangat terbatas, karena air pendingin
yang dapat digunakan hanyalah yang tersedia, yaitu air laut, air sungai, atau air danau
yang ada.

a
b
P1

P2

Gambar 2.3 Siklus Rankine (Santani, 2016)

Berikut proses dari siklus Rankine:

1-2 : Air dipompa dari tekanan rendah P2 menjadi tekanan tinggi P1. karena air
pada tahap ini yang memerlukan sedikit input pompa energi. Langkah ini disebut
kompresi isentropis. Terjadi pada pompa air pengisi.

2-a : Air bertekanan ini dinaikkan suhunya hingga mencapai titik didih. Terjadi di
LP heater, HP heater, dan economizer.

a-b : Air berubah wujud menjadi uap jenuh. Langkah ini disebut vapourising
(penguapan) dengan proses isobar isothermis, terjadi di boiler, yaitu di wall tube
(riser) dan steam drum.

b-3 : Uap dipanaskan lebih lanjut hingga uap mencapai temperatur kerjanya
menjadi uap panas lanjut/uap jenuh kering. Terjadi di superheater boiler dengan
proses isobar. Pada proses keseluruhan 2-3 yaitu pemansan fluida kerja di evaporator.

3-4 : Uap melanjutkan kerja sehingga tekanan dan suhunya turun. Langkah ini
disebut ekspansi isentropis, terjadi di turbin, dan menghasilkan listrik. Beberapa
kondensasi dapat terjadi.

4-1 : Uap basah yang kemudian memasukin kondensator, tempat itu kental pada
suhu dan tekanan konstan untuk menjadi fase cair jenuh dengan menggunakan media
pendingin. Atau pembuangan panas laten uap sehingga berubah menjadi air
kondensat (proses kondensasi). Langkah ini adalah isobar isothermis, dan terjadi di
dalam kondensor.

Analisa siklus terdiri dari penerapan keseimbangan massa dan energi untuk
setiap proses yang disebut di atas, dengan menggunakan hukum kekekalan massa dan
energi, maka:

Tabel 2.1 Analisa Energi

Sumber: (Pintoro & Siregar, 2019)

Efisiensi thermal dari siklus Rankine dapat dirumuskan:


W net q¿ −q out q
η= = =1− out (2)
q¿ q¿ q¿

Dimana:

W net =q ¿ −q out =W turbine , out −W pump ,∈¿¿ (3)

Daya keluaran atau output mesin uap mini adalah:

P=V × I (4)

Dimana P adalah daya listrik (Watt), V adalah tegangan output (Volt), dan I
adalah arus output (Ampere) (Yani, et al., 2018).

2.4 Komponen Utama Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

Gambar 2.4 Alur Kerja PLTU (Rakhman, 2013) 

Terdapat 4 komponen utama dari PLTU, yaitu sebagai berikut: (Santani, 2016)

2.4.1 Boiler

Boiler atau ketel uap berfungsi adalah suatu perangkat mesin untuk mengubah
air (feed water) menjadi uap panas lanjut (superheated steam) yang akan digunakan
untuk memutar turbin. Proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan memanaskan
air yang berada dalam pipa-pipa dengan memanfaatkan panas dari hasil pembakaran
bahan bakar. Pembakaran dilakukan secara kontinu di dalam ruang bakar dengan
mengalirkan bahan bakar dan udara dari luar. Uap yang dihasilkan boiler adalah uap
superheat dengan tekanan dan suhu yang tinggi. jumlah produksi uap tergantung
pada luas permukaan pemindah panas, laju aliran, dan panas pembakaran yang
diberikan. Kontruksi boiler terdiri dari pipa-pipa berisi air yang disebut water tube
boiler (boiler pipa air).

Gambar 2.5 Boiler (Jayadi, 2018)

Bagian-bagian boiler dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Ruang Bakar
Ruang bakar adalah bagian dari boiler yang berfungsi untuk tempat
berlangsungnya proses pembakaran antara bahan bakar dan udara.
2. Sootblower
Fungsi dari sootblower adalah untuk membersihkan abu, debu atau jelaga
yang menempel pada pipa-pipa boiler, superheater, economizer dan pada elemen
air heater. Tujuan dari pembersihan tersebut adalah untuk menaikkan
perpindahan panas. Sootblower menggunakan uap ekstraksi untuk proses
pembersihan.
3. Fan
Fan pada boiler terdiri dari Induced Draft Fan (ID Fan), Primary Air Fan
(PA Fan), dan Forced Draft Fan (FD Fan). ID Fan berfungsi sebagai pengendali
tekanan di ruang bakar. PA Fan berfungsi mendorong bahan bakar batubara
menuju ruang bakar. FD Fan berfungsi sebagai pemasok udara pembakaran
kedalam ruang bakar.
4. Air Heater
Air heater terpasang dari jenis elemen-elemen plat yang berfungsi
mengambil panas dari gas bekas dan kemudian ditransfer ke udara pembakaran
dengan mekanisme perpindahan panas konveksi.
5. Economizer
Economizer adalah penukar kalor yang dipasang pada saluran air pengisi
sebelum air masuk ke boiler drum.
6. Boiler Drum
Boiler drum adalah bejana tempat menampung air yang datang dari
Economizer dan uap hasil penguapan dari Tube Wall . Di dalam boiler drum
terjadi pemisahan anatara fasa cair dan fasa uap.
7. Tube Wall dan Downcomer
Down comer dan tube wall merupakan pipa yang berfungsi sebagai saluran
sirkulasi boiler drum untuk fluida yang masih berfase cair. Saluran down comer
tidak terkena panas secara langsung dari ruang bakar, untuk menghindari
kerugian panas yang terbuang pada down comer diberikan isolasi. Air yang
bersikulasi dipanaskan didalam tube wall sehingga terjadi perubahan fase dari air
menjadi uap. Sirkulasi yang terjadi didalam tube wall dan downcomer
dikarenakan perbedaan massa jenis akibat pemanasan.
8. Superheater dan Rehetaer
Superheater berfungsi memanaskan uap basah yang keluar dari boiler drum
menjadi uap panas lanjut. Reheater berfungsi memanaskan kembali uap yang
telah keluar dari turbin tekanan tinggi dan dialirkan kembali menuju turbin
tekanan sedang.

2.4.2 Turbin Uap

Turbin uap berfungsi untuk mengkonversi energi panas yang terkandung dalam
uap menjadi energi putar (daya poros). Uap dengan tekanan dan suhu tinggi mengalir
melalui nosel sehingga kecepatannya naik dan mengarah dengan tepat untuk
mendorong sudu-sudu turbin yang dipasang pada poros. Akibatnya poros turbin
bergerak menghasilkan putaran (daya poros). Daya poros yang dihasilkan tersebut
digunakan untuk memutarkan generator sehingga menghasilkan energi listrik. Uap
yang telah melakukan kerja di turbin, rekanan dan suhunya akan turun hingga
kondisinya menjadi uap basah. Uap yang keluar dari turbin ini kemudian dialirkan ke
dalam kondensor untuk didinginkan agar menjadi air kondensat.
Gambar 2.6 Aliran Uap Pada Turbin Uap (Jayadi, 2018)

2.4.3 Kondensor

Kondensor berfungsi untuk mengkondensasikan uap bekas dari turbin )uap yang
telah digunakan untuk memutar turbin). Proses perubhanannya dilakukan dengan
cara mengalirkan uap ke dalam suatu ruangan yang berisi pipa-pia (tubes). Uap
mengalir di luar pipa-pia (shell side), sedangkan air sebagai pendingin mengalir di
dalam pipa-pipa (tube side). Kondensor seperti ini disebut kondensor tipe surface
(permukaan). Kebutuhan air untuk pendinginan di kondensor sangat besar sehingga
dalam perencanaan biasanya sudah diperhitungkan. Air pendingin diambil dari
sumber yang cukup persediaannya, yaitu dari danau, sungai, atau laut. Posisi
kondensor umumnya terletak di bawah turbin sehingga memudahkan aliran uap
keluar tubin untuk masuk ke kondensor karena gravitasi.
Gambar 2.7 Kondensor (Jayadi, 2018)

2.4.4 Generator

Generator berfungsi untuk mengubah energi putar dari turbin menjadi energi
listrik. Generator yang dikopel langsung dengan turbin akan menghasilkan tegangan
listrik ketika turbin berputar. Proses konversi energi di dalam generator adalah
dengan memutar medan magnet di dalam kumparan. Rotor generator sebagai medan
magnet menginduksi kumparan yang dipasang pada stator sehingga timbul tegangan
diantara kedua ujung kumparan generator. Untuk membuat rotor agar menjadi
medan magnet, maka dialirkan arus DC ke kumparan rotor. Sistem pemberian arus
DC kepada rotor agar menjadi medan magnet ini disebut sistem eksitatsi.
Gambar 2.8 Generator (Jayadi, 2018)

2.5 Bentuk atau Wujud Energi Berdasarkan Keberadaannya

Berikut merupakan bentuk-bentuk energi berdasarkan keberadaannya dalam


sistem PLTU: (Yani, et al., 2018)

a. Energi kimia, terdapat dalam bahan bakar.


b. Energi kalor, terjadi pada proses reaksi atau pembakaran. Panas diteruskan ke
dinding pipa ketel atau boiler, lalu diterima air boiler sebagai energi kalor.
c. Energi kinetik, energi uap berubah fungsi kecepatan mendorong sudu untuk
memutar poros turbin.
d. Energi mekanik merupakan energi yang terletak di sumbu poros turbin.
e. Energi listrik, putaran poros turbin diteruskan ke poros generator dan
menghasilkan listrik.
2.6 Perhitungan Efisiensi Siklus PLTU

PLTU adalah Unit Pembangkit Termal yang merupakan suatu sistem yang terdiri
dari berbagai komponen-komponen seperti: boiler, turbin, generator dan alat-alat
bantu lainnya.

panas yang dikeluarkan generator


ηSTG= x 100
panas input
(5)

Dimana, , ηSTG=Efisiensi Steam Power Generation( %)

Efisiensi siklus PLTU tidak lepas dari peran Boiler yang merupakan komponen
utama yang terdapat dalam PLTU sehingga tingkat untuk kerja boiler, turbin,
generator, kondenser dan pompa harus selalu dipantau sehingga memperoleh untuk
kerja yang maksimal untuk meningkatkan efisiensi siklus PLTU sendiri.
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Rencana Perancangan Algoritma Penelitian

Mulai A

Mengukur laju aliran uap


Memastikan alaut ukur
dengan flow meter pada
berada pada posisinya
pipa uap yang masuk ke
turbin
Mengisi boiler dengan air
sampai volume yang Mengamati lampu indikator,
ditentukan saat mulai menyala,
mengukur I dan V
Menghidupkan tungku,
mengamati tekanan dan
suhu di dalam boiler tiap Melanjutkan pengukuran I
waktu dan V tiap selang waktu
hingga konstan
Melakukan prosedur 3
sampau turbin mulai
berputar
Mematikan lampu

A
Mengulangi prosedur dari 2
s/d 8 untuk pengamatan ke-2

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan

3.2 Alat-alat Percobaan

1. Ketel/kompor induksi sebagai tempat pembakaran untuk memanaskan bahan.


2. Boiler untuk mengubah air (feed water) menjadi uap panas lanjut (superheated
steam) yang akan digunakan untuk memutar turbin.
3. Turbin untuk mengkonversi energi panas yang terkandung dalam uap menjadi
energi putar (daya poros).
4. Gear box pengubah frekuensi sebagai box pengatur frekuensi.
5. Generator sebagai pembangkit listrik.
6. Termometer yang merupakan alat ukur untuk mengukur besarnya suhu.
7. Barometer yang merupakan alat ukur untuk mengukur tekanan udara.
8. Voltmeter yang merupakan alat ukur untuk mengukur besarnya tegangan listrik.
9. Amperemeter yang merupakan alat ukur untuk mengukur besarnya arus listrik.
10. Alat ukur laju alir untuk mengukur besarnya laju aliran fluida.
11. Kran untuk mengalirkan fluida.
12. Lampu sebagai indikator nyala.
13. Katup pengaman untuk menahan nyala balik.

3.3 Prosedur Percobaan

1. Memastikan alat-alat ukur berada pada posisinya.


2. Mengisi boiler dengan air sampai volume yang ditentukan (konsultasi ke asisten).
3. Menghidupkan tungku, mengamati tekanan dan temperatur didalam boiler setiap
selang waktu tertentu sampai air mendidih (selang waktunya konsultasikan pada
asisten).
4. Melakukan prosedur seperti nomor 3 sampai turbin mulai berputar.
5. Mengukur laju aliran uap menggunakan flow meter pada pipa uap yang masuk ke
turbin.
6. Mengamati lampu indikator, ketika lampu indikator mulai menyala ukur arus dan
tegangannya.
7. Melanjutkan pengukuran arus dan tegangan untuk setiap selang waktu tertentu
(konsultasikan ke asisten) sampai tegangan dan arus yang terukur relatif
konstan.
8. Mematikan tungku.
9. Melakukan prosedur yang sama dari nomor 2 s/d 8 untuk pengamatan ke-dua.
DAFTAR PUSTAKA
Jayadi, Y., 2018. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). [Online]
Available at: https://docplayer.info/48587381-Pltu-pembangkit-listrik-tenaga-
uap.html
[Diakses 4 Maret 2020].

Pintoro, A. & Siregar, A. H., 2019. Analisa Performasi Pembangkit Listrik Siklus
Rankine Organik Sederhana Dengan Sumber Panas Uap Geothermal
Berkualitas Rendah. Sistem Teknik Industri, Volume 21, pp. 4-5.

Santani, R., 2016. Operasi Sistem Energi I Sistem Kerja Pembangkit Listrik Tenaga
Uap. Bandung: Politeknik Negeri Bandung.

Yani, A., Mustafa, D. & Taqwa, 2018. Rancang Bangun Prototype Pembangkit
Listrik Tenaga Uap Mini Sebagai Media Praktikum Mahasiswa. Turbo Teknik
Mesin Univ. Muhammadiyah Metro, Volume VII, pp. 44-45.

Anda mungkin juga menyukai