Anda di halaman 1dari 11

1

MAKALAH HEMATOLOGI
“HEMOSTASIS PRIMER ”

DOSEN PEMBIMBING :
HJ.NURLIA NAIM S.Si.,M.Kes

OLEH KELOMPOK 3 :
PO713203201014 FITRA SUPRIADI
PO713203201041 RISKIA HAIRUN NISA
PO713203201013 EVA PERTIWI
PO713203201045 TUTI FAJRIATY
PO713203201038 QUEEN CLEVERINE
PO713203201025 NABILA RAMADANI

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
2021-2022
2

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan ka runia– Nya sehingga makalah
“Hemostasis primer “ ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas dalam mata kuliah Hematologi dan juga dengan tujuan agar kita mengetahui hemostasis
primer

Terimah kasih kami ucapkan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam mendukung
menyelesaikan penyusunan makalah ini , khususnya dosen pendamping dan orang tua.
Terselesainya makalah ini tidak lepas dari peran beberapa anggota kelompok kami.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini

Makassar, 6 Maret 2022


3

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 4
A. Latar Belakang ..................................................................................... 4
B. Rumus masalah .....................................................................................4
C. Tujuan Pembahasan ............................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 6
A. Apa yang dimaksud dengan hemostasis......................................... 6
B. Apa yang dimaksud dengan hemostasis primer.............................. 6
C. Peranan vascular dan trombosit dalam hemostasis......................... 7
D. Untuk mengetahui dan hemostasis sekunder ................................. 9
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 10
A. Kesimpulan .......................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................11
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hemostasis adalah penghentian perdarahan oleh sifat fisiologis vasokonstriksi
dan koagulasi atau secara bedah (Dorland, 2002). Perdarahan merupakan suatu
gejala umum yang dapat menunjukkan suatu manifestasi klinis penyakit tertentu.
Namun, penyebab perdarahan yang paling sering adalah hilangnya integritas
pembuluh darah akibat trauma. Sebagai respon, tubuh melaksanakan mekanisme
hemostasis, yang salah satunya disusun oleh trombosit.
Dengan adanya pembekuan darah atau hemostatis maka pada saat terjadi luka
atau pendarahan dapat terhambat sehingga menyebabkan aliran darah tidak
mengalir terus menerus,selain itu pembekuan darah khusunya sel darah putih dapat
menghambat masuknya organisme yang berbahaya pada luka.
Hemostasis adalah proses fisiologis yang mencegah perdarahan di lokasi cedera
sambil mempertahankan aliran darah normal di tempat sirkulasi lainnya.Kehilangan
darah dihentikan oleh pembentukan sumbat hemostatik di lokasi cedera. Hemostasis
terjadi melalui dua fase bernama hemostasis primer dan sekunder.
Hemostasis primer segera dimulai setelah cedera dan menciptakan sumbat
trombosit diatas permukaan cedera. Sumbat trombosit ini diperkuat oleh konversi
fibrinogen menjadi fibrin oleh kaskade koagulasi selama hemostasis sekunder. Ini
adalah perbedaan utama antara hemostasis primer dan sekunder.
Hemostatis terdapat empat fase, fase pertama adalah konstriksi  pembukuh darah
yang rusak untuk mengurangi aliran darah distal terhadap luka. Fase kedua terdiri
dari pembentukan sumbatan trombosit yang longgar atau thrombus putih,pada
tempat luka bekerja sebagai respon terhadap kolagen pengikat trombosit. Fase
ketiga adalah pembekuan thromus merah (bekuan darah). Fase keempat adalah
disolusi(pelarutan) sebagian atau seluruh bekuan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hemostasis ?
2. Apa yang dimaksud dengan hemostasis primer ?
3. Bagaimana mekanisme hemostasis primer ?
4. Apa perbedaan hemostasis primer dan hemostasis sekunder ?
5

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari hemostasis
2. Untuk mengetahui pengertian dari hemostasis primer
3. Untuk mengetahui mekanisme dari hemostasis primer
4. Untuk mengetahui perbedaan hemostasis primer dan hemostasis sekunder
6

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Hemostasis
Hemostasis berasal dari kata "haima" = darah dan "stasis" = menghentikan.
Hemostasis darah adalah mekanisme menghentikan dan mencegah perdarahan.
Bilamana terdapat luka pada pembuluh, segara akan terjadi vasokonstriksi
pembuluh darah sehingga aliran darah ke pembuluh darah yang terluka berkurang.
untuk Kemudian trombosit akan berkumpul dan melekat pada bagian pembuluh
darah yang terluka untuk membentuk sumbat trombosit. Faktor pembekuan darah
yang diaktifkan akan membentuk benang-benang fibrin yang akan membuat sumbat
trombosit menjadi non permeabel sehingga perdarahan dapat dihentikan
Hemostasis adalah proses fisiologis yang mencegah perdarahan di lokasi cedera
sambil mempertahankan aliran darah normal di tempat sirkulasi lainnya.
Kehilangan darah dihentikan oleh pembentukan sumbat hemostatik di lokasi cedera.
Hemostasis terjadi melalui dua fase bernama hemostasis primer dan sekunder.
Hemostasis primer segera dimulai setelah cedera dan menciptakan sumbat trombosit
di atas permukaan cedera. Sumbat trombosit ini diperkuat oleh konversi fibrinogen
menjadi fibrin oleh kaskade koagulasi selama hemostasis sekunder. Ini adalah
perbedaan utama antara hemostasis primer dan sekunder

B. Hemostasis Primer
Hemostasis primer adalah putusnya pembuluh darah menyebabkan dinding
pembuluh darah memaparkan kolagen dan elemen lain dari matriks ekstraseluler ke
tempat plasma (Bain, 2012). Disebut hemostasis primer karena pertama terlibat
dalam proses penghentian darah bila terjadi pendarahan. Hemostasis primer terdiri
dari pembuluh darah dan trombosit.
Hemostasis primer dimulai segera setelah gangguan pembuluh darah. Pembuluh
darah di dekat lokasi cedera berkontraksi sementara untuk mempersempitnya dan
mengurangi aliran darah. Ini adalah langkah pertama dari hemostasis primer dan
dikenal sebagai vasokonstriksi. Ini mengurangi jumlah kehilangan darah dan
meningkatkan kepatuhan dan aktivasi platelet di lokasi luka. Ketika trombosit
diaktifkan, mereka menarik trombosit lain untuk membentuk sumbat untuk
menghalangi lubang. Vasokonstriksi dapat dicapai dengan dua cara: melalui sistem
saraf atau melalui molekul yang disebut endotelin yang disekresikan oleh sel
endotel.
Ketika terjadi pendarahan maka pembuluh darah akan mengeluarkan zat-zat
seperti serotonin, epinefrin, dan 5-hidriksitriptamin sehinggah pembuluh darah akan
7

menyempit (vosakontruksi) yang menyebabkan volume darah yang keluar dalam


tubuh menjjadi lebih sedikit. Penyebab pembuluh darah ini tibul akibat:
 Spasmen miogenik local
 Autakoid jaringan
 Beberapa refleks tertentu, (beberapa menit hingga jam)

Tiga proses utama dalam hemostasis primer yaitu :

1. Vosakonstruksi
2. Formasi dari plug hemostasis sementara
3. Formasi dari plug hemostasis definitive

C. Mekanisme Hemostasis Primer

a. Sistem Vaskuler (Vasokonstriksi)


Apabila pembuluh darah mengalami luka, maka akan terjadi
vasokonstriksi yang mula-mula secara reflektoris yang selanjutnya
dipertahankan oleh faktor lokal seperti 5-hidroksitriptamin (5-HT, serotonin
dan epinefrin) (Setiabudy, 2009). Vasokonstriksi yaitu proses penyempitan
diameter pembuluh darah pada daerah yang mengalami kerusakan atau luka.
Kerusakan jaringan atau luka akan mengeluarkan zat serotonin, epinefrin
yang mengakibatkan pembuluh darah menjadi mengkerut atau menyempit
dengan tujuan untuk mengurangi aliran darah yang menuju ke daerah luka
(Durachim dan Astuti, 2018).
8

Peran vascular dalam hemostasis primer


 Endotel bersifat antitrombotik berfungsi untuk menjaga darah
dalam keadaan fluida.
 Sifat antibiotik endotel disebabkan oleh berbagai zat :
glikosaminoglikan, fasfolipit, sintesis dan sekresis inhibitor
trombosit, dan inhibitor koagulasi dan activator vibrinolitik
 Lapisan subendotel yang mengandung matriks ekstraseluler
seperti kolagen bersifat trombogenik yang dapat aktif ketika
pembuluh darah rusak

b. Sistem Trombosit
Trombosit berperan penting dalam hemostasis yaitu pembentukan dan
stabilisasi sumbat trombosit. Pembentukan sumbat trombosit terjadi melalui
beberapa tahap yaitu adesi trombosit, agregasi trombosit dan reaksi
pelepasan (Setiabudy, 2009).
Ketika lapisan pembuluh darah berupa sel endotel rusak maka jaringan
ikat di bawah endotel seperti serat kolagen, serat elastin dan membrana
asalin terbuka sehingga terjadi aktivasi trombosit yang menyebabkan adesi
trombosit yaitu proses dimana trombosit melekat pada permukaan asing
terutama serat kolagen. Adesi trombosit sangat tergantung pada protein
plasma yang disebut faktor von Willebrand’s (vWF) yang disintesis oleh sel
endotel dan megakariosit. Faktor ini berfungsi sebagai jembatan antara
trombosit dan jaringan subendotel (Setiabudy, 2009).
Pada bagian yang luka, trombosit aktif akan mengeluarkan bagian isi
seperti ADP (Adenosine Diphosphate) yang dikeluarkan oleh trombosit
yang melekat pada serat subendotel, yang akan merangsang trombosit lain
untuk menempel pada trombosit yang dikenal dengan istilah agregasi
trombosit primer dan bersifat reversibel. Trombosit pada agregasi primer
akan mengeluarkan ADP sehingga terjadi agregasi trombosit sekunder yang
bersifat irreversibel. Selain ADP, agregasi trombosit terjadi karena adanya
pembentukan ikatan diantara fibrinogen yang melekat pada dinding
trombosit dengan perantara penghubung ion kalsium (Setiabudy, 2009).
Selama proses agregasi, terjadi perubahan bentuk trombosit dari cakram
menjadi bulat disertai dengan pembentukan pseudopodi. Akibat perubahan
bentuk ini maka granula trombosit akan terkumpul di tengah dan akhirnya
melepaskan isinya. Proses ini disebut reaksi pelepasan dan memerlukan
adanya enersi. Zat agregator lain seperti trombin, kolagen, epinefrin dan
TxA2 dapat menyebabkan reaksi pelepasan. Trombin dan kolagen
9

menyebabkan pelepasan isi granula padat, alfa dan lisosom. Granula padat
melepaskan ADP, ATP (Adenosine Triphosphate), ion kalsium, serotonin,
epinefrin dan nor-epinefrin. Granula alfa melepaskan fibrinogen, vWF, FV,
platelet factor 4 (PF4), beta tromboglobulin (βTG). Sedangkan lisosom
melepaskan enzim hidrolase asam (Setiabudy, 2009)

D. Perbedaan Hemostasis Primer dan Hemostasis Sekunder


Ketika ada cedera dalam tubuh, darah diubah dari keadaan cairan ke kondisi
padat untuk mencegah pendarahan. Ini terjadi melalui proses alami yang disebut
hemostasis. Hemostasis dapat didefinisikan sebagai proses fisiologis yang
menghentikan perdarahan berlebih setelah cedera pada pembuluh darah. Ini adalah
proses yang kompleks dan sangat diatur untuk melokalisasi pembekuan darah hanya
di lokasi cedera. Hemostasis melibatkan beberapa faktor seperti faktor vaskular,
faktor trombosit dan protein pembekuan. Hasil akhir hemostasis adalah pembekuan
darah di lokasi luka. Hemostasis terjadi melalui dua fase yang terhubung bernama
hemostasis primer dan hemostasis sekunder.
Hemostasis dimulai dengan hemostasis primer. Selama hemostasis primer,
trombosit dalam agregat darah di lokasi cedera dan membentuk sumbat trombosit
untuk memblokir lubang. Hemostasis primer diikuti oleh hemostasis sekunder.
Selama hemostasis sekunder, sumbat trombosit semakin diperkuat oleh mesh fibrin
yang dihasilkan melalui kaskade koagulasi proteolitik. Oleh karena itu, perbedaan
utama antara hemostasis primer dan sekunder adalah itu hemostasis primer
membuat sumbat trombosit yang lemah di lokasi cedera sementara hemostasis
sekunder membuatnya kuat dengan menghasilkan mesh fibrin di atasnya.
10

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hemostasis adalah proses fisiologis yang mencegah perdarahan di lokasi cedera
sambil mempertahankan aliran darah normal di tempat sirkulasi lainnya.
Kehilangan darah dihentikan oleh pembentukan sumbat hemostatik di lokasi cedera.
Hemostasis terjadi melalui dua fase bernama hemostasis primer dan sekunder.
Hemostasis primer segera dimulai setelah cedera dan menciptakan sumbat trombosit
di atas permukaan cedera. Sumbat trombosit ini diperkuat oleh konversi fibrinogen
menjadi fibrin oleh kaskade koagulasi selama hemostasis sekunder. Ini adalah
perbedaan utama antara hemostasis primer dan sekunder
Hemostasis primer dimulai segera setelah gangguan pembuluh darah. Pembuluh
darah di dekat lokasi cedera berkontraksi sementara untuk mempersempitnya dan
mengurangi aliran darah. Ini adalah langkah pertama dari hemostasis primer dan
dikenal sebagai vasokonstriksi. Ini mengurangi jumlah kehilangan darah dan
meningkatkan kepatuhan dan aktivasi platelet di lokasi luka. Ketika trombosit
diaktifkan, mereka menarik trombosit lain untuk membentuk sumbat untuk
menghalangi lubang. Vasokonstriksi dapat dicapai dengan dua cara: melalui sistem
saraf atau melalui molekul yang disebut endotelin yang disekresikan oleh sel
endotel.
11

DAFTAR PUSTAKA

1. Gale, Andrew J. "Pemahaman Saat Ini tentang Hemostasis." Patologi


toksikologis. Perpustakaan Kedokteran Nasional A.S., Web. Tersedia disini.
28 Juni 2017.
2. Hemostasis primer. Akademi Khan. N.p., n.d. Web. Tersedia disini. 28 Juni
2017.
3. Sira J, Eyre L. Physiology of haemostasis. Anaesth Intensive Care Med.
2016;17(2):79–82
4. Versteeg HH, Heemskerk JWM, Levi M, Reitsma PH. New Fundamentals
in Hemostasis. Physiol Rev. 2013;93(1):327–58.
5. https://id.sawakinome.com/articles/science--nature/difference-between-
primary-and-secondary-hemostasis-2.html
6. http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2675/4/4.%20Chapter%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai