Anda di halaman 1dari 36

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Konsep Penyuluhan Gizi
a. Pengertian
Penyuluhan gizi adalah suatu pendekatan edukatif untuk

menghasilkan pengetahuan dan perilaku individu atau masyarakat

yang diperlukan dalam peningkatan atau mempertahankan gizi yang

baik (Suhardjo, 2003).


Penyuluhan gizi adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan

dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga

masyarakat tidak saja sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan

bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungan dengan gizi

(Fitriani, 2011).
Penyuluhan gizi juga diartikan sebagai gabungan berbagai

kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar

untuk mencapai suatu keadaan dimana individu, keluarga, kelompok

masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana

caranya, dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perorangan

maupun kelompok (Fitriani, 2011).

b. Tujuan Penyuluhan Gizi


Tujuan penyuluhan gizi yaitu terciptanya sikap positif terhadap

gizi, terbentuknya pengetahuan dan kecakapan memilih dan

menggunakan sumber-sumber pangan, timbulnya kebiasaan makan


commit to user

7
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id

yang baik, dan adanya motivasi untuk mengetahui lebih lanjut

tentang hal-hal yang bertalian dengan gizi (Suhardjo, 2003).


c. Sasaran
Sasaran penyuluhan di Indonesia berdasarkan program

pembangunan adalah
1) Masyarakat umum yang berorientasi pada masyarakat pedesaan
2) Masyarakat dalam kelompok tertentu, seperti wanita, pemuda,

dan remaja. Termasuk dalam kelompok khusu ini adalah

kelompok lembaga pendidikan mulai dari TK sampai perguruan

tinggi, sekolah agama swasta ataupun negeri


3) Sasaran individu dengan teknik penyuluhan individual
(Suryani, 2008)
d. Proses Penyuluhan
Prinsip pokok dalam penyuluhan adalah proses belajar. Dalam

Fitriani (2011), proses belajar terdapat 3 persoalan pokok, yaitu :


1) Persoalan masukan (input)
Menyangkut pada sasaran belajar (sasaran didik) yaitu

individu, kelompok serta masyarakat yang sedang belajar itu

sendiri dengan berbagai latar belakangnya.


2) Persoalan proses
Mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan

pada diri subjek belajar tersebut. Dalam proses ini terjadi

pengaruh timbal balik berbagai faktor, antara lain subjek belajar,

pengajar (pendidik dan fasilitator), metode, teknik belajar, alat

bantu belajar serta materi dan bahan yang dipelajari.


3) Persoalan keluaran (output)
Merupakan hasil belajar itu sendiri, yaitu berupa pengetahuan,

kemampuan, atau perubahan perilaku dari subjek belajar.


e. Metode Penyuluhan
1) Metode perilaku individu
Ada dua metode yang sering digunakan untuk menjelaskan

faktor penentu commit to user preventif, yaitu metode nilai


dari perilaku
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id

kesehatan dan metode promosi kesehatan. Secara mendasar

metode nilai kesehatan ditujukan untuk promosi peningkatan

perilaku sehat darpada menanggulangi faktor penyebab. Metode

ini berfolus pada orientasi mencegah penyakit spesifik. Dimensi

yang digunakan dalam metode nilai kesehatan meliputi kepekaan,

keparahan, penghalang yang dirasakn, variabel struktural, serta

sosio-psikologi lainnya. Sedangkan metode promosi kesehatan

merupakan modifikasi dari metode nilai kesehatan dan lebih

memfokuskan pada prediksi perubahan perilaku akibat dari

promosi kesehatan.
2) Metode pemberdayaan masyarakat
Perubahan perilaku yang terjadi pada individu belum

membawa dampak yang berarti pada perubahan perilaku di

masyarakatnya. Sehingga perlu adanya bantuan terhadapa

individu dan keluarga yang telah berubah perilakunya untuk

ditampilkan pada komunitas.


Fokus pemberdayaan masyarakat adalah komunikasi,

informasi, dan penyuluhan yang sering disebut dengan KIE yang

ditujukan kepada individu, keluarga, dan kelompok. Strategi yang

dapat digunakan dalam rangka KIE adalah pembelajaran

pemecahan masalah (problem-solving), memperluas jaringan

kerja (networking), bernegosiasi dengan pihak bersangkutan

(negotiating), pendekatan untuk mempengaruhi orang lain

(lobbying), dan pencarian informasi (information seeking) untuk


commit
meningkatkan derajat to user kliennya (Efendi, 2008).
kesehatan
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id

f. Teknik Penyuluhan
Teknik penyuluhan dalam Efendi (2008) adalah sebagai berikut :
1) Teknik Kasus
Teknik kasus dimulai dengan mempresentasikan kasus secara

anonim kemudian dibahas.


2) Kuliah
Kuliah adalah metode memberikan informasi, motivasi, dan

pengaruh terhadap cara berpikir sasaran mengenai suatu topik. Di

sini pemberi kuliah menjadi pihak yang lebih tahu daripada

sasaran kuliah. Semua sasaran mendengar informasi yang sama

dengan cara yang sama dalam waktu yang terbatas. Kuliah

dilanjutkan dengan diskusi dan pemberian pekerjaan rumah.


3) Konferensi
Konferensi adalah metode dimana orang belajar dengan cara

berbagi informasi, ide, dan pengalaman. Sikap dan opini yang

terbentuk kemudian diperiksa secara periodik untuk mengetahui

perubahannya. Pemeriksaan ini dilakukan pada awal,

pertengahan, atau akhir program. Biasanya konferensi

memerlukan waktu 2 – 3 hari. Konferensi terdiri dari 3 tahap,

yaitu pembukaan, program, dan penutupan.


4) Simulasi
Simulasi adalah peniruan suatu situasi untuk tujuan pemecahan

masalah, pengambilan keputusan, dan klarifikasi nilai dalam

suatu konteks individu, organisasi, atau sosial. Simulasi dapat

berupa permainan (role play) dengan keterbatasan tertentu

(aturan, waktu, sumber daya, tertentu) dengan suatu tujuan akhir

yang spesifik.
5) Kelompok kecil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id

Sasaran langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil

(buzz group) yang kemudian diberi permasalahan. Permasalahan

ini bisa sama, bisa berbeda-beda antar kelompok. Masing-masing

kelompok mendiskusikan masalah tersebut selanjutnya

kesimpulan tiap kelompok didiskusikan kembali dan dicari

kesimpulan keseluruhannya.
6) Curah pendapat
Pemimpin kelompok memancing sasaran dengan satu masalah

dan kemudian tiap sasaran memberikan jawaban atau tanggapan

dalam curah pendapat (brainstorming). Tanggapan tersebut ditulis

dalam flipchart atau papan tulis. Sebelum semua peserta

mencurahkan pendapatnya, tidak boleh ada komentar dari

siapapun. Setelah semua sasaran mengemukakan pendapatnya,

komentar boleh diberikan dan diskusi boleh dilakukan.


7) Seminar
Seminar adalah pertemuan yang dihadiri oleh 5 – 30 orang

sasaran untuk membahas suatu topik tertentu di bawah pimpinan

seorang ahli dan berwenang dalam bidang disiplin tertentu.


8) Simposium
Simposium adalah pertemuan terbuka dengan beberapa

pembicara yang menyampaikan ceramah pendek tentang aspek

yang berbeda, tetapi berkaitan dengan topik yang dibahas.


9) Demostrasi
Demonstrasi adalah suatu cara penyajian pengertian atau ide

yang dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana

cara menjalankan suatu tindakan, adegan, atau memperlihatkan

bagaimana cara menggunakan suatu prosedur. Sasaran


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id

penyuluhan dapat mencoba sendiri prosedur yang telah

diperlihatkan oleh komunikator.


10) Pameran
Pameran adalah penataan benda asli, metode, gambar, poster,

dan media lain yang dpat dilihat dan dipelajari orang. Pameran

menyuguhkan banyak gagasan dan informasi, berbeda dengan

poster yang menyajikan satu informasi saja.


11) Konsultasi
Tujuan konsultasi adalah menyediakan pertolongan bagi

sasaran, dengan berfokus pada hubungan antarmanusia,

membantu sasaran untuk menciptakan persepsi, serta mengerti

dan bertindak dalam kegiatan lingkungannya. Konsultasi dapat

diterapkan untuk mengubah perilaku individu, kelompok, maupun

masyarakat.
12) Pelatihan melekat
Pelatihan melekat adalah tuntunan langkah demi langkah bagi

sasaran individu untuk mengadopsi praktik baru. Dasar dari

pelatihan melekat adalah kebutuhan sasaran untuk mendapatkan

bimbingan yang melekat dan teknik pelatih yang untuk membuat

sasaran bertahan dalam tiap-tiap tahapan pelatihan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id

13) Komunikasi massa


Komunikasi massa adalah teknik penyuluhan masyarakat yang

melibatkan sasaran dalam jumlah besar. Teknik pendidikan ini

sering kali digunakan ketika terjadi ancaman serius terhadap

kesehatan sehingga perlu pencapaian sasaran sebanyak mungkin

dalam waktu yang singkat, juga ketika diperlukan pengubahan

persepsi, sikap, dan perilaku praktik dalam waktu yang panjang,

serta ketika diperlukan koordinasi berbagai macam bentuk

pendidikan.
14) Ceramah
Ceramah cocok digunakan untuk penyuluhan dalam kelompok

dengan sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Teknik

ceramah yang dimaksud disini adalah ceramah dengan kombinasi

teknik yang bervariasi. Mengapa demikian, sebab ceramah

dilakukan dengan tujuan sebagai pemicu terjadinya kegiatan yang

partisipatif (curah pendapat, diskusi, studi kasus, dll). Selain itu,

ceramah yang dimaksud disini adalah ceramah yang cenderung

interaktif, yaitu melibatkan peserta melalui adanya tanggapan

balik atau perbandingan dengan pendapat dan pengalaman peserta

(Fitriani, 2011).
g. Media Penyuluhan Gizi
Penyuluhan gizi dapat diberikan kepada sasaran baik secara

langsung maupun melalui media tertentu. Media penyuluhan adalah

saluran komunikasi yang dapat dipakai untuk mengirimkan pesan

kesehatan. Media yang dapat digunakan adalah


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id

a. Media elektronik, seperti radio, televisi, internet, telepon,

handphone, teleconference.
b. Media cetak, seperti majalah, koran, leaflet, booklet, flyer,

billboard, spanduk, poster, flannelgraph, bulletin board, lembar

balik, dan flashcard.


c. Media lain, seperti surat.

Pemilihan media penyuluhan ditentukan oleh banyaknya sasaran,

keadaan geografis, karakteristik partisipan, dan sumber daya

pendukung (Efendi, 2008).

h. Evaluasi Penyuluhan
Evaluasi penyuluhan terdiri atas evaluasi belajar klien, evaluasi

aspek psikomotor, dan evaluasi mengajar intervensi.


1) Evaluasi belajar klien
Evaluasi sebaiknya dilakukan selama proses dan akhir

pembelajaran. Proses evaluasi ini sama dengan evaluasi terhadap

pencapaian tujuan untuk diagnosis lainnya. Dalam belajar, untuk

aspek kognitif, klien akan menunjukkan peningkatan

pengetahuan.
2) Evaluasi aspek psikomotor
Evaluasi aspek psikomotor dapat dilakukan dengan

mengobservasi bagaimana klien melakukan prosedur. Evaluasi

sikap lebih sulit dilakukan dan biasanya dilakukan dengan

menggunakan skala sikap. Setelah diobservasi, pendidik mungkin

menemukan hal-hal penting untuk memodifikasi atau mengulang

perencanaan pembelajaran jika tujuan tidak dicapai atau hanya

sebagian tujuan yang dapat dicapai. Keberhasilan penyuluhan

dapat dievaluasi commit to useraspek, yaitu input, proses, outpu,


dari berbagai
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id

outcome, dan impact, serta 4W 1H sesuai dengan tujuan yang

telah diformulasikan.
3) Evaluasi mengajar intervensi
Evaluasi mengajar adalah hal penting bagi pendidik untuk

menilai kemampuannya. Evaluasi harus mencakup pertimbangan

semua faktor seperti waktu, strategi mengajar, jumlah informasi,

dan apakah mengajar cukup berguna (Efendi, 2008).


2. Konsep Dasar Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui pancaindera seseorang (Nursalam,

2009).
Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang

diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-

harapan. Mereka memperoleh pengetahuan melalui pengalaman,

intuisi, logika, atau kegiatan yang bersifat coba-coba (Maryati,

2009).
b. Jenis Pengetahuan
Pemahaman masyarakat mengenai pengetahuan dalam konteks

kesehatan sangat beraneka ragam. Pengetahuan merupakan bagian

dari perilaku kesehatan. Jenis pengetahuan dalam Budiman (2013)

diantaranya sebagai berikut :


1) Pengetahuan implisit
Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam

dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang

tidak bersifat nyata, seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan

prinsip. Pengetahuan seseorang biasanya sulit untuk ditransfer ke


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id

orang lain baik secara tertulis ataupun lisan. Pengetahuan implisit

sering kali berisi kebiasaan dan budaya bahkan bisa tidak

disadari.
2) Pengetahuan eksplisit
Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah

didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata, biasanya

dalam wujud perilaku kesehatan. Pengetahuan nyata

dideskripsikan dalam tindakan-tindakan yang berhubungan

dengan kesehatan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id

c. Proses Penerimaan Pengetahuan


Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2011) mengungkapkan bahwa

dalam diri seseorang terjadi proses penerimaan pengetahuan yang

berurutan setelah mendapatkan stimulus, yaitu :


1) Awareness (kesadaran)
Yaitu di mana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui

terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).


2) Interest (merasa tertarik)
Yaitu orang tersebut mulai tertarik terhadap stimulus atau objek

tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai timbul.


3) Evaluation (menimbang-nimbang)
Yaitu orang tersebut menimbang-nimbang terhadap baik dan

tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap

responden sudah lebih baik lagi.


4) Trial (mencoba)
Yaitu dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai

dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.


5) Adaption (adaptasi)
Yaitu dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id

d. Tahapan Pengetahuan
Tahapan pengetahuan menurut Bloom (1956) dalam Budiman (2013)

ada 6 tahapan, yaitu :


1) Tahu (know)
Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat

peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan,

metodologi, prinsip dasar, dan sebagainya. Misalnya ketika

seorang tenaga kesehatan diminta untuk menjelaskan tentang

imunisasi campak, orang berada pada tahapan ini dapat

menguraikan dengan baik dari definisi, manfaat, waktu pemberian

campak yang tepat, dan sebagainya.


2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang

telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan

sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari.


3) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang

sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.


4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di


commit
dalam suatu struktur to user dan masih ada kaitannya satu
organisasi
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id

sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari kata kerja,

seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan,

mengelompokkan, dan sebagainya.


5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi

yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat

meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu

teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.


6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek atau

materi.penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang sudah

ada. Misalnya dapat membandingkan, dapat menanggapi, dapat

menafsirkan sebab-akibat, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).


e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yang dikutip

dalam Wawan dan Dewi (2010) adalah sebagai berikut :


1) Faktor internal
a) Pendidikan
Menurut pernyataan Mantra yang dikutip Notoatmodjo (2003),

dalam Wawan dan Dewi (2010) pendidikan dapat

mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang

akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap

berperan sertacommit
dalam topembangunan.
user Pada umumnya makin
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id

tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima

informasi.
b) Pekerjaan
Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama

untuk menjunjung kehidupannya dan kehidupan keluarga.

Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak

merupakan cara mencari nafkah membosankan, berulang dan

banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan

kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan

mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id

c) Umur
Menurut Elisabeth yang dikutip Nursalam (2003) dalam

Wawan dan Dewi (2010), usia adalah umur individu yang

terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun.

sedangkan menurut Hurclok (1998) dalam Wawan dan Dewi

(2010), semakin cukup umur, tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan

bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang

lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi

kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan

kematangan jiwa.
2) Faktor eksternal
a) Lingkungan
Menurut Ann. Mariner yang dikutip dari Nursalam (2003)

dalam Wawan dan Dewi (2010), lingkungan merupakan

seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya

yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang

atau kelompok.
b) Sosial budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id

f. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur

dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang

ingin kita ketahui atau kita ukur dapat menyesuaikan dengan

tingkatan-tingkatan pengetahuan di atas (Notoatmodjo, 2003).


3. Konsep Dasar Pola Makan
a. Pengertian Pola Makan
Pola makan adalah berbagai informasi tentang kebutuhan,

pemilihan bahan makanan dan status gizi yang memberikan

gambaran mengenai macam dan jumlah makanan yang dimakan

setiap hari dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok

masyarakat tertentu (Sulistyowati, 2011).


Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan

jumlah dan jenis makanan dengan tujuan tertentu seperti

mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu

kesembuhan penyakit (Depkes RI, 2009).


b. Gizi Seimbang
Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang

mengandung jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh,

dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas

fisik, perilaku hidup bersih dan memantau berat badan secara teratur

dalam rangka mempertahankan berat badan normal untuk mencegah

masalah gizi (Depkes RI, 2014 ).


Pola pemberian makanan secara seimbang pada usia dini akan

berpengaruh pada selera makan anak selanjutnya. Sehingga

pengenalan makanan yang beranekaragam menjadi sangat penting.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id

Variasi makanan semakin ditingkatkan, balita diberikan sayuran dan

buah-buahan, lauk pauk sumber protein hewani dan nabati, serta

makanan pokok sebagai sumber energi. Demikian pula jumlahnya

ditambahkan secara bertahap dalam jumlah yang tidak berlebihan

dan dalam proporsi yang seimbang. Di samping itu balita sering

keluar rumah sehingga mudah terkena infeksi dan kecacingan,

perilaku hidup bersih perlu dibiasakan untuk mencegahnya (Depkes

RI, 2014).
c. Kebutuhan Gizi Balita
Kebutuhan gizi pada usia balita akan terus bertambah.

Pertumbuhan masih tetap berlangsung walaupun tidak sepesat

pertumbuhan sewaktu bayi, namun tingkat perkembangan anak

meningkat. Anak mulai aktif bergerak. Mereka sudah mulai dapat

berjalan dengan baik. Tingkat eksplorasi mereka terhadap hal-hal

baru juga tinggi. Supaya perkembangan anak berjalan baik, maka

anak harus terus mendapat asupan gizi yang baik. Kebutuhan gizi

balita dalam Marimbi (2010) adalah sebagai berikut

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id

1) Zat Tenaga
Zat tenaga atau energi dapat diperoleh dari karbohidrat,

protein, dan lemak. Karbohidrat adalah senyawa gabungan dari

molekul karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat bermanfaat

untuk menghasilkan energi untuk pertumbuhan otak dan tubuh, di

samping membantu metabolisme lemak dan protein.


Ada 2 jenis karbohidrat, yaitu karbohidrat sederhana dan

karbohidrat kompleks. Contoh karbohidrat sederhana adalah

glukosa, fruktosa, dan galaktosa, yang terkandung dalam buah-

buahan, susu, dan madu. Karbohidrat kompleks adalah glikogen,

selulosa, serat, dan pati, terdapat pada nasi, mie, bihun, roti,

jagung, kentang, dan umbi-umbian.


Glikogen merupakan simpanan energi cadangan dalam tubuh

yang tersimpan dalam otot dan hati. Bila jumlahnya berlebihan

maka karbohidrat yang disimpan akan diubah menjadi lemak.

Kondisi ini menyebabkan obesitas. Sebaliknya jika asupan energi

dan protein kurang akan menyebabkan kekurangan energi dan

protein (KEP). Untuk itu penghitungan kebutuhan energi pada

balita harus tepat. Sebagai patokan, untuk setiap 1 gram

karbohidrat menghasilkan energi 4 kalori.


Protein adalah salah satu sumber zat energi dan zat

pembangun. Protein akan diubah menjadi energi bila energi yang

berasal dari karbohidrat dan lemak tidak mencukupi kebutuhan

tubuh. Akibatnya, protein tidak dapat menjalankan fungsi sebagai

zat pembangun sehingga tumbuh kembang balita terhambat.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id

Sumber protein dapat ditemui pada hewan (hewani) yaitu ayam,

daging, ikan, telur, dan susu. Dan dapat ditemui pada tanaman

(nabati) yaitu tahu, tempe, biji-bijian, dan kacang-kacangan.

Setiap 1 gram protein menghasilkan 4 kalori.


Lemak adalah sumber energi yang lain, yang dapat diperoleh

dari hewani dan nabati. Lemak hewani dapat ditemui pada

daging, minyak ikan, kuning telur, dan mentega. Sedangkan

lemak nabati dapat ditemui pada margarin, minyak sawit, kacang

tanah, santan, dan kelapa. Setiap 1 gram lemak menghasilkan 9,3

kalori. Berikut ini adalah tabel jumlah kebutuhan lemak per hari :
Tabel 2.1 Kebutuhan lemak per hari
Berat Tinggi badan
Umur Energi (kkal)
badan (kg) (cm)
0-6 bulan 5,5 60 560
7-12 bulan 8,5 71 800
1-3 tahun 12 89 1220
4-6 tahun 18 108 1720
7-9 tahun 23,5 120 1860
(Adnani, 2011)
2) Zat Pembangun

Sebagai zat pembangun, protein berperan dalam pembentukan

jaringan, otot, tulang, dan sel-sel tubuh. Pada anak-anak, protein

berfungsi sebagai sintesis protein otot dan pemeliharaan jaringan.

Protein yang mengandung asam amino essensial lengkap akan

mendukung pertumbuhnan balita secara optimal. Protein banyak

diperoleh dari susu, telur, daging, ikan, unggas, keju, kadelai,

kacang, buncis dan padi-padian. Kebutuhan protein per hari

ditampilkan dalam tabel berikut ini :


commit to user
Tabel .2 Kebutuhan protein per hari
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id

Tinggi Protein
Umur Berat badan (kg)
badan (cm) (gr)
0-6 bulan 5,5 60 12
7-12 bulan 8,5 71 15
1-3 tahun 12 89 23
4-6 tahun 18 108 32
7-9 tahun 23,5 120 36
(Adnani, 2011)
3) Zat Pengatur

Vitamin, mineral, dan air merupakan zat pengatur yang sangat

diperlukan untuk proses metabolisme tubuh. Ketiga zat pengatur

ini membantu proses tumbuh kembang pada balita. Vitamin dan

mineral berfungsi menjaga kesehatan dan meningkatkan daya

tahan tubuh dari penyakit. Walau vitamin dan mineral dibutuhkan

dalam jumlah yang sedikit, namun zat ini tetap dibutuhkan oleh

tubuh. Kekurangan zat ini bisa menyebabkan balita mengalami

gangguan pertumbuhan dan mudah terserang penyakit.

a) Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk

mengkatalisator metabolisme sel yang dapat berguna untuk

pertumbuhan dan perkembangan serta dapat mempertahankan

organisme.vitamin yang di butuhkan antara lain:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id

(1) Vitamin A (retional)


Vitamin A yang harus tersedia dalam jumlah yang cukup

mempunyai pengaruh dalam kemampuan fungsi mata serta

pertumbuhan tulang dan gigi dan dalam pembentukan

maturasi epitel, vitamin ini dapat diperoleh dari hati,

minyak ikan, susu, kuning telur, margarin, tumbuh-

tumbuhan, sayur-sayuran dan buah-buahan.


(2) Vitamin B kompleks (thimin)
Merupakan vitamin yang larut dalam air akan tetapi tidak

larut dalam lemak, yang dapat menyebabkan penyakit

beri-beri, kelelahan, anoreksia, konstipasi, nyeri kepala,

insomnia, takikardi, edema, asam piruvat dalam darah

akan meningkat apabila tersedia dalam jumlah yang

kurang. Kebutuhan vitamin ini dapat diperoleh dari dalam

hati, daging, susu, padi, biji-bijian, kacang, dan lain-lain.


(3) Vitamin B3 (riboflavin)
Merupakan vitamin yang sedikit larut dalam air, vitamin

ini harus tersedia dalam jumlah yang cukup, apabila

kurang dapat menyebabkan fotofobia, penglihatan kabur,

gagal dalam pertumbuhan, vitamin ini dapat di peroleh

dalam susu, keju, hati, daging, ikan, telur, sayur-sayuran

hijau dan padi.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id

(4) Vitamin B12 (sianokobalamin)


Merupakan vitamin yang sedikit larut dalam air. Pada

vitamin ini sangat baik untuk maturasi sel darah merah

dalam sum-sum tulang, pengaruh kekurangan vitamin ini

dapat mengakibatkan anemia dan vitamin dapat di peroleh

dari daging organ, ikan, telur, susu dan keju.


(5) Vitamin C (asam askorbat)
Merupakan vitamin yang larut dalam air yang mudah

dioksidasi dan di percepat oleh panas dan cahaya.

Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan lamanya

proses penyembuhan luka, vitamin ini dapat tersedia

dalam tomat, buah semangka, kubis, sayur-sayuran.


(6) Vitamin D
Merupakan vitamin yang dapat larut dalam lemak dan

akan stabil dalam suasana panas, vitamin ini berguna

dalam mengatur penyerapan dan pengendapan kalsium

dan fosfor dengan mempengaruhi permeabilitas membran

usus, mengatur kadar alakali fostatase serum, kekurangan

vitamin ini akan menyebabkan pertumbuhan jelek dan

osteomalasia. Vitamin ini dapat di peroleh dari dalam

susu, margarin, minyak ikan, pemaparan cahaya matahari

atau sumber ultraviolet lain.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id

(7) Vitamin E
Merupakan vitamin yang larut dalam lemak dan tidak

stabil terhadap sinar ultraviolet yang dapat berfungsi

dalam meminimalkan oksidasi karoten, vitamin A dan

asam linoleat serta menstabilkan membran, apabila terjadi

kekurangan dapat menyebabkan hemolisis sel darah

merah pada bayi prematur dan akan menyebabkan

kehilangan keutuhan syaraf. Vitamin dapat diperoleh dari

minyak, biji-bijian dan kacang-kacangan.


(8) Vitamin K
Merupakan vitamin yang larut dalam lemak yang dapat

berfungsi sebagai pembentukan protombin, faktor

koagulasi II, VII, IX, X yang harus tersedia dalam tubuh

yang cukup, apabila terjadi kekurangan dapat

menyebabkan perdarahan dan metabolisme tulang yang

tidak stabil. Vitamin ini tersedia dalam sayuran berdaun

hijau, daging dan hati.


b) Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam

kelompok mikro, yang terdiri dari kasium, klorida, chromium,

kobalt, tembaga, fluorin, yodium, sulfur dan seng.


Kalsium merupakan mineral yang berguna untuk mengatur

struktur tulang dan gigi, kontraksi otot, iritabilitas syaraf,

koagulasi darah, kerja jantung dan produksi susu. Tersedianya

kalsium ini dapat diperoleh dari susu, keju, sayur-sayuran

berdaun hijau, kerang.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id

Klorida sangat berguna dalam pengaturan osmotik,

keseimbangan asam basa, yang tersedia dalam garam, daging,

susu dan telur. Chromium berguna untuk glikemia dan

metabolisme insulin yang tersedia dalam ragi, tambaga yang

berguna untuk pembentukan sel besi, kekurangan zat besi

dapat menyebabkan anemia.


Flour merupakan mineral yang berguna untuk pengaturan

struktur gigi dan tulang. Sumber dari fluor terdapat pada air,

makanan laut, tumbuh-tumbuhan. Mineral yodium yang

apabila kekurangan dapat menyebabkan gondok, mineral

tersebut terdapat pada garam. Besi merupakan mineral yang

merupakan struktur hemoglobin untuk pengangkutan CO2 dan

O2 kekurangan besi dapat menyebabkan anemia, zat tersebut

terdapat dalam hati, daging, kuning telur, sayuran hijau, padi

dan tumbuhan. Magnesium berguna dalam aktivitas enzim

pada metabolisme karbohidrat dapat diperoleh dari biji-bijian,

kacang-kacangan. Mangan mineral yang berfungsi dalam

aktivitas enzim yang terdapat dalam kacang-kacangan, padi,

biji-bijian dan sayuran hijau. Fosfor merupakan unsur pokok

dalam pertumbuhan tulang dan gigi, kekurangan dapat

menyebabkan kelemahan otot, fosfor dapat di peroleh dari

susu, kuning telur, padi-padian. Kalium berfungsi dalam

kontraksi otot dan hantaran implus saraf, keseimbangan cairan,


commit
pengaturan irama to user
jantung, kalium dapat diperoleh dari semua
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id

makanan. Natrium berguna dalam pengaturan tekanan osmotik,

pengaturan keseimbangan asam basa, keseimbangan cairan.

Natrium ini dapat diperoleh dari garam, susu, tepung. Sulfur

merupakan unsur pokok dalam protein seluler yang membantu

proses metabolisme jaringan saraf, sulfur ini dapat diperoleh

dari makanan protein yang mengandung 1 %, dan seng

merupakan unsur pokok dari beberapa enzim karbonik

anhidrase yang penting dalam pertukaran O2 yang tersedia

dalam daging, padi-padian, kacang-kacangan dan keju.


d. Frekuensi Makan
Frekuensi makanan yang dibutuhkan oleh anak untuk mencapai

energi yang dianjurkan, tergantung pada kepadatan energi dari

makanan. Karena lambung anak berukuran kecil, maka pemberian

makan yang sering adalah penting. Anak yang tidak menyusu lagi

membutuhkan makanan yang sering dan dalam jumlah lebih banyak,

dengan memberikan perhatian khusus pada kualitas protein,

mikronutrien, dan energi dari makanan (Istiany dan Rusilanti, 2013).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id

e. Pengaturan Makanan Balita


Dalam memenuhi kebutuhan zat gizi anak usia 1-5 tahun

hendaknya digunakan kebutuhan prinsip sebagai berikut :


1) Bahan makanan sumber kalori harus dipenuhi baik berasal dari

makanan pokok, minyak, dan zat lemak serta gula


2) Berikan sumber protein nabati dan hewani
3) Jangan memaksa anak makan makanan yang tidak disenangi,

berikan makanan lain yang dapat diterima, misalnya jika anak

menolak sayuran mungkin karena cara memasaknya, buatlah cara

lain, jika masih tetap menolak gantilah sayuran dengan

menambah buah-buahan yang penting anak mendapat vitamin dan

mineral. Begitupun sumber protein, kalori dan sebagainya bisa

diganti-ganti yang penting kebutuhan gizi anak terpenuhi.


4) Berilah makanan selingan (makanan ringan) misalnya biskuit dan

semacamnya, diberikan antara waktu makan pagi, siang, dan

malam.
Makanan anak usia 1 tahun belum banyak berbeda dengan

makanan waktu bayi karena anak disapih lebih baik pada umur 2

tahun sehingga ASI masih diberikan pada anak usia di atas 1

tahun.
Pada umumnya makanan masih berbentuk lunak baik nasi,

sayur, dan lauk pauk seperti daging hendaknya dimasak

sedemikian rupa sehingga anak mudah mengunyah dan

pencernaan mudah mencerna. Anak mulai diajak makan bersama-

sama keluarga.
Makanan anak setalah mencapai umur 3 tahun lebih banyak

makanan padat, masa 1-3 tahun ini masa yang sangat labil dimana
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id

anak mudah sekali terserang berbagai penyakit infeksi, sehingga

keadaan gizi anak harus mendapat perhatian yang baik.


Makanan anak usia 3-5 tahun tetap dengan makanan anak

sebelumnya, tetapi seperti pada kebutuhan protein sedapat

mungkin diambil dari makanan sumber hewani (Marimbi, 2010).


f. Penyebab Balita Kurang Nafsu Makan
1) Faktor penyakit organis
2) Faktor gangguan psikologi
Anak-anak akan kehilangan nafsu makan karena hal-hal sebagai

berikut :
a) ASI yang diberikan terlalu sedikit sehingga bayi menjadi

frustasi dan menangis


b) Anak terlalu dipaksa untuk menghabiskan makanan dalam

jumlah atau takaran terlentu sehingga anak menjadi tertekan


c) Makanan yang disajikan tidak sesuai dengan yang diinginkan

atau membosankan
d) Susu formula yang diberikan tidak disukai anak atau

ukurannya tidak sesuai sehingga susu yang diberikan tidak

dihabiskan
e) Suasana makan tidak menyenangkan atau anak tidak pernah

makan bersama kedua orang tuanya


3) Faktor pengaturan makanan yang kurang baik
(Marimbi, 2010)
g. Teknik Mengolah Makanan
Salah satu tujuan utama dari proses pengolahan makan adalah

memperbaiki cita rasa makanan. Akan tetapi, jika dilakukan secara

berlebihan akan menimbulkan radikal bebas pada makanan.

Menggoreng, membakar, maupun memanggang merupakan cara

memasak yang biasa dilakukan. Cara pengolahan tersebut

menggunakan suhu tinggi. Sebaiknya tidak diaplikasikan pada


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id

makanan hewani berkadar protein dan lemak tinggi, karena akan

menimbulkan radikal bebas yang dapat memicu kanker (Sugani,

2010).
1) Menggoreng
Ada 3 jenis teknik menggoreng, yaitu
a) Deep frying adalah teknik menggoreng dengan minyak banyak

terendam. Biasanya cara ini digunakan untuk menggoreng

bahan pangan beku yang bersifat renyah, seperti ayam goreng,

kentang goreng, pisang, donat, dan lain-lain. Cara menggoreng

ini berdampak negatif bagi kesehatan.


b) Shallow frying adalah teknik menggoreng dengan minyak

sedang. Umumnya ibu rumah tangga menggunakan teknik ini.


c) Stir frying atau menumis menggunakan sedikit minyak,

misalkan masakan cah atau oseng-oseng. Cara ini relatif aman

untuk kesehatan, apalagi jika menggunakan minyak nabati

tidak jenuh. Minyak goreng berasap tebal atau bahkan terasa

bau gosong karena suhunya amat tinggi, sebaiknya jangan

digunakan lagi. Bisa jadi minyak tersebut mengandung radikal

bebas karena telah teroksidasi. Hindari pemakaian minyak

goreng berulang-ulang.
2) Memanggang
Memanggang adalah cara memasak dengan suhu tinggi (tanpa

air), misalnya dengan oven. Teknik memanggang yang benar

adalah dengan meletakkan bahan pangan seperti daging yang

mengandung lemak pada rak-rak khusus sehingga tidak terendam

oleh minyak atau lemak yang keluar. Jika proses memanggang


commit togunakan
membutuhkan perendam, user bumbu atau rempah-rempah
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id

yang bebas lemak, seperti lemon, cuka, saus tomat, atau air jeruk

nipis. Cara ini lebih sehat karena mempertahankan vitamin B dan

C. Akan tetapi, jangan menggunakan suhu yang terlalu tinggi agar

tidak merusak kandungan gizi makanan.


3) Membakar
Pada dasarnya, membakar hampir sama dengan memanggang,

hanya saja teknik memasaknya dilakukan di atas bara api, seperti

arang. Meskipun banyak disukai karena menghasilkan aroma dan

cita rasa makanan yang menggugah selera, membakar adalah

teknik memasak yang paling berbahaya bagi kesehatan. Ini

disebabkan terurainya zat-zat gizi bahan pangan karena

bersentuhan langsung dengan sumber panas.


Tetesan lemak daging panggang yang ke arang panas akan

membentuk suatu senyawa amin heterosiklik (HAs) dan

hidrokarbon aromatik polisiklik (PAHs) yang dapat menempel

pada makanan yang dipanggang melalui asap. Senyawa tersebut

dapat menyebabkan kanker payudara, usus, lambung, dan prostat.


Rendam bahan pangan yang akan dibakar menggunakan

bumbu berbahan bawang putih, bawang bombay, lada, daun

salam, dan cuka untuk menurunkan jumlah HAs sekitar 92-99%.

Bungkus daging atau ikan dengan daun atau kertas alumunium

foil agar lemaknya tidak menetes pada bara api.


4) Merebus
Merebus adalah teknik memasak dengan air panas, dengan

makanan terendam dalam air mendidih. Proses perebusan dengan

suhu tinggi dan waktu yang lama akan merusak kandungan zat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id

gizi, menurunkan cita rasa, serta merusak tekstur dan warna

makan. Agar kandungan zat gizi tidak banyak hilang, masukkan

makanan setelah air mendidih dan api agak dikecilkan, terutama

untuk sayur. Ada teknik memasak yang disebut poaching, yaitu

merebus dengan sedikit air dalam panci terbuka. Cara ini dapat

memperkecil risiko kehilangan zat gizi.


5) Mengukus
Teknik memasak dengan menggunakan uap air ini merupakan

cara memasak paling sehat. Jika tidak dilakukan dengan

berlebihan, mengukus tidak akan merubah warna bahan pangan

serta kandungan zat gizinya. Gunakan pengukus yang tertutup

rapat agar uap dapat memproses makanan secara efektif.

Mengukus juga dapat menahan vitamin dan mineral pada bahan

pangan. Bahkan dapat melarutkan sebagian besar lemak yang

terdapat pada bahan pangan (Sugani, 2010).


h. Faktor Yang Mempengaruhi Pola Makan
Disebutkan dalam Sulistyoningsih (2011) bahwa secara umum

faktor yang mempengaruhi terbentuknya pola makan adalah faktor

ekonomi, sosial budaya, agama, pendidikan, dan lingkungan.


1) Faktor ekonomi
Ekonomi yang cukup dominan dalam mempengaruhi konsumsi

pangan adalah pendapatan keluarga dan harga. Meningkatnya

pendapatan akan meningkatkan peluang untuk membeli pangan

dengan kuantitas dan kualitas yang lebih baik, sebaliknya

penurunan pendapatan akan menyebabkan menurunkan daya beli

pangan baik secara kualitas maupun kuantitas.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id

2) Faktor sosial budaya


Pantangan dalam mengkonsumsi jenis makanan tertentu dapat

dipengaruhi oleh faktor budaya/ kepercayaan. Pantangan yang

didasari oleh kepercayaan pada umumnya mengandung

perlambang atau nasihat yang dianggap baik ataupun tidak baik

yang lambat laun akan menjadi kebiasaan/adat. Kebudayaan suatu

masyarakat mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk

mempengaruhi seseorang dalam memilih dan mengolah pangan

yang akan dikonsumsi.


3) Agama
Pantangan yang didasari agama, khususnya islam disebut haram

dan individu yang melanggar hukumnya haram. Adanya

pantangan terhadap makanan/minuman tertentu dari sisi agama

dikarenakan makanan/minuman tersebut membahayakan jasmani

dan rohani bagi yang mengkonsumsinya. Konsep halal dan haram

sangat mempengaruhi pemilihan bahan makanan yang akan

dikonsumsi. Perayaan hari besar agama juga mempengaruhi

pemilihan bahan makanan yang disajikan. Bagi agama kristen,

telur merupakan bahan makanan yang selalu ada pada saat

perayaan paskah, bagi umat islam, ketupat adalah bahan makanan

pokok yang selalu tersedia pada saat hari lebaran.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id

4) Pendidikan
Pendidikan dalam hal ini biasanya dikaitkan dengan pengetahuan,

akan berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan dan

pemenuhan kebutuhan gizi. Salah satu contoh, prinsip yang

dimiliki seseorang dengan pendidikan rendah biasanya adalah

yang penting mengenyangkan, sehingga porsi bahan makanan

sumber karbohidrat lebih banyak dibangdingkan dengan

kelompok bahan makanan lain. Sebalinya, kelompok orang

dengan pendidikan tinggi memiliki kecenderungan memilih bahan

makanan sumber protein dan akan berusaha menyeimbangakan

dengan kebutuhan gizi lain.


5) Lingkungan
Faktor lingkungan cukup besar pengaruhnya terhadap

pembentukan perilaku makanan. Lingkungan yang dimaksud

dapat berupa lingkungan keluarga, sekolah, serta adanya promosi

melalui media elektronik maupun cetak. Kebiasaan makan dalam

keluarga sangat berpengaruh besar terhadap pola makan

seseorang, kesukaan seseorang terhadap makanna terbentuk dari

kebiasaan makan yang terdapat dalam keluarga.


4. Hubungan antara Penyuluhan Gizi dan Pengetahuan
Prinsip pokok dalam penyuluhan adalah proses belajar. Seseorang

dikatakan belajar apabila terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu

(Fitriani, 2011). Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2011)

mengungkapkan bahwa dalam diri seseorang terjadi proses penerimaan

pengetahuan yang berurutan setelah mendapatkan stimulus, yaitu


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id

awareness (kesadaran), interest (merasa tertarik), evaluation

(menimbang-nimbang), trial (mencoba), dan adaption (adaptasi).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id

B. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan bagian penelitian yang menyajikan

konsep atau teori dalam bentuk kerangka pemikiran penelitian (Notoatmodjo,

2011). Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Pengaruh Penyuluhan Gizi terhadap


Variabel dependent : Proses penerimaan : Variabel
Penyuluhan Gizi tentang Pola Makan Balita (kesadaran)
awareness independent :
interest (merasa tertarik) Pengetahuan ibu
evaluation (menimbang-nimbang) tentang pola makan
trial (mencoba) balita
adaption (adaptasi) Tahu (know)
Memahami
(Comprehension)
Aplikasi (Application)
4. Analisis (Analysis)
5. Sintesis (Syntesis)
6. Evaluasi (Evaluation)

Variabel perancu :
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan:
Faktor internal
Tingkat Pendidikan
Pekerjaan
Umur
Faktor eksternal
Informasi
Lingkungan
Sosial budaya

Pengetahuan Ibu Tentang Pola Makan pada Balita

Keterangan :
: diteliti
: tidak diteliti
: mempengaruhi
commit to user
C. Hipotesis
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id

H1 = terdapat pengaruh penyuluhan gizi terhadap pengetahuan ibu tentang

pola makan balita di Desa Sambirejo, Kecamatan Mantingan, Kabupaten

Ngawi.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai