Anda di halaman 1dari 9

RUANG ISOLASI

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam
Keperawatan dengan dosen pengampu Ns. Maria Emilia Putri Parera., S.kep

Disusun Oleh

Seppira Yuniar (30120120015)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS

2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit menjadi tempat penting untuk pelayanan kesehatan. Setiap hari rumah sakit
akan selalu didatangi pasien dengan bermacam-macam penyakit. Setiap penyakit memerlukan
perawatan medis yang berbeda. Sering kali penyakit terjadi disebabkan oleh infeksi. Penyakit
infeksi disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, fungi, virus, cacing, dll. Penyakit infeksi
juga dapat menular. Terdapat beberapa penyakit infeksi menular seperti TBC, HIV/AIDS,
Covid-19, Cacar, Hepatitis B, dsb. Penyakit infeksi menular tersebut diharuskan di rawat di
ruang isolasi. Ruang Isolasi adalah bagian dari fasilitas pelayanan kesehatan dalam pelayanan
medis, ruangan tersebut di khususkan untuk mengisolasi pasien yang menderita penyakit infeksi
menular. Ruang Isolasi sangat tertutup dan perlu dilakukan kewaspadaan, hal ini dilakukan untuk
membatasi menyebaran penyakit infeksi yang dapat menular pada orang lain.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah ini:

1. Apa yang dimaksud dengan Ruang Isolasi?


2. Bagaimana Lokasi Ruang Isolasi?
3. Bagaimana Klasifikasi Ruang Isolasi?
4. Apa saja Kategori Ruang Isolasi?
5. Apa saja Interior dan Prasarana Ruang Isolasi?
6. Bagaimana Sistem Tata Udara Pada Ruang Isolasi?
7. Bagaimana Manajemen Keselamatan Pasien Di Isolasi?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini:

1. Mengetahui Pengertian Ruang Isolasi.


2. Mengetahui Lokasi Ruang Isolasi.
3. Mengetahui Klasifikasi Ruang Isolasi.
4. Mengetahui Kategori Ruang Isolasi.
5. Mengetahui Interior dan Prasarana Ruang Isolasi.
6. Mengetahui Tentang Sistem Tata Udara Pada Ruang Isolasi.
7. Mengetahui Manajemen Keselamatan Pasien di Isolasi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Ruang Isolasi

Ruang Isolasi adalah ruangan khusus untuk memisahkan pasien dengan kondisi medis
tertentu dari pasien lain, petugas medis dan pengunjung. Adanya Ruang isolasi bertujuan untuk
menghindari penyebaran dan penularan penyakit secara langsung maupun tidak langsung, dan
mencegah dan mengendalikan penyakit menular melalui udara.

Pada dasarnya ruang isolasi digunakan untuk pasien dengan penyakit menular, seperti
pasien dengan diagnosa Covid-19, Cacar, Tuberculosis Paru, HIV/AIDS, Kolera, dan Difteri.
Setiap rumah sakit harus menyediakan ruang isolasi untuk memberikan pelayanan kesehatan dan
memisahkan pasien yang menderita penyakit infeksi menular agar tidak terjadi penularan.

2.2 Lokasi Ruang Isolasi

 Penempatan ruang isolasi harus di rancang sebaik mungkin agar tidak terjadi transmisi
penyakit infeksi.
 Ruang isolasi harus ditempatkan di area yang jarang dilalui orang.
 Ruang isolasi harus jauh dari unit kerja lainnya.
 Pada ruang isolasi, pasien harus ditempatkan di dekat jendela.
 Ruang isolasi harus ditempatkan di tempat yang dapat dipantau perawat.

2.3 Klasifikasi Ruang Isolasi

1) Ruangan Isolasi tipe tekanan standar (kelas S)


Pada ruangan ini digunakan pada pasien infeksi melalui kontak, debu dan droplet.
Persyaratan ruang isolasi kelas standar, yaitu:
 Dapat menggunakan ventilasi atau air conditioner.
 Lokasi ruangan sebaiknya di lantai dasar.
 Anteroom harus dilengkapi dengan wastafel, fasilitas kebersihan tangan, tempat
penyimpanan APD, dan tempat sampah infeksius.
 Memiliki kamar mandi tersendiri.

2) Ruangan Isolasi tipe tekanan negative (kelas N)


Pada ruangan ini digunakan pada pasien yang membutuhkan isolasi tetesan inti (droplet
neclei) melalui udara. Persyaratan ruang isolasi kelas negative, yaitu:
 Anteroom harus luas untuk dibersihkan.
 Harus tersedia fasilitas mencuci tangan lengkap dengan sabun antiseptic untuk
pengunjung dan petugas.
 Jendela harus ditutup agar udara tetap kedap.
 Adanya tempat untuk ganti pakaian, meletakkkan sepatu sebelum dan sesudah
ruangan rawat pasien.
3) Ruangan Isolasi tipe tekanan positive (Kelas P)
Pada ruangan ini digunakan pada pasien penderita immune-compromised seperti
transplantasi. Persyaratan ruang isolasi kelas positive, yaitu:
 Anteroom harus luas untuk dibersihkan dan disinfektasi.
 Ruangan rawat inap harus dibuat untuk membantu semua fungsi perawatan yang
penting.
 HEPA filter harus dipasang pada saluran masuk udara suplai.

2.4 Kategori Ruang Isolasi

1) Isolasi untuk Transmisi Airborne

Isolasi ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit menular melalui
udara. Isolasi ini harus dilakukan pada pasien cacar, difteri, antraks, dan tuberculosis. Pasien
yang memiliki penyakit menular tersebut akan ditempatkan di kamar tersendiri. Petugas yang
akan berinteraksi dengan pasien akan menggunakan APD yang terdiri dari respirator
partikulat, gaun, hand scoon, dan masker bedah.

2) Isolasi untuk Transmisi Kontak

Isolasi ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit infeksi yang mudah
ditularkan secara kontak langsung. Isolasi ini harus dilakukan pada pasien dengan
konjungtivitis gonorhoea, herpes, rubella, dan rabies. Pasien yang memiliki penyakit infeksi
tersebut akan ditempatkan di kamar tersendiri. Petugas harus menggunakan APD pada saat
berinteraksi dengan pasien, seperti masker, jubah, dan hand scoon.

3) Isolasi untuk Transmisi Droplet

Isolasi ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penyebaran pathogen yang dikeluarkan
pasien saat batuk,bersin dan bicara yang dapat ditularkan secara kontak tidak langsung.
Isolasi ini harus dilakukan pada pasien pertusis, H5N1, H1N1, RSV, Influenza. Pasien yang
memiliki penyakit tersebut ditempatkan dalam kamar terpisah. Petugas kesehatan yang akan
berinteraksi dengan pasien harus memakai APD, seperti masker, sarung tangan, dan gaun.
4) Isolasi untuk Transmisi Protektif
Isolasi ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kontak antara pathogen yang berbahaya
pada pasien dengan daya tahan tubuh rendah atau menurun. Isolasi ini dilakukan pada pasien
yang sedang menjalani pengobatan sitostatika, mendapat terapi imunosupresi atau paska
transplantasi. Pasien tersebut harus ditempatkan pada ruangan yang dapat mempermudah
terlaksananya tindakan pencegahan transmisi infeksi.

2.5 Interior dan Prasarana Ruang Isolasi

Alat dan perkakas: tempat tidur pasien, lemari, standar infus, set infus, nurse call, dan
oksigen.
Listrik: setiap stop kontak atau saklar dipasang pada ketinggian setidaknya 1,40 m dari lantai.
Label: setiap ruang isolasi harus memiliki label tanda peringatan seseuai jenis isolasi pasien,
label diletakkan di luar pintu ruang isolasi.

Prasarana Ruang Isolasi terdiri dari:

o Air Bersih
- Kapasitas untuk air bersih 500L/hari x jumlah TT
- Menggunakan wastafel, slop sink, sink, shower, keran, dan kloset.

o Pengelolaan Limbah
- Semua limbah yang dihasilkan oleh pasien harus dibuang sebagai limbah medis.
- Masukkan limbah medis pada kantong limbah medis double-layer.lalu tutup
kantong dengan ikatan kabel secara gooseneck dan semprot dengan desinfektan
yang mengandung klorin 100 mg/L.

o Sistem Kelistrikan
- Menggunakan Surge Suprresor, arrester untuk mengatasi tegangan transient dan
spike.
- Menggunakan trafo isolasi, grounding alat dan gedung untuk perlingungan
terhadap terjadinya arus bocor, kebakaran, dan sambaran petir.
- Menggunakan Active Harmonic Filter (AHF) untuk mengatasi harmonik.

o Sistem Gas Medik dan Vakum Medik


- Menggunakan Sistem Instalasi untuk penyaluran gas medik dan vakum medik.
- Gas medik yang digunakan adalah Oksigen, Udara tekanan medik, dan vakum
medik.

o Sistem Tata Udara


Terdapat 6 parameter kontrol pada sistem tata udara, yaitu:
- Pengaturan Temperature = 24,2 °C
- Kelembapan relative udara = 60%
- Filtrasi
- Jumlah Udara ventilasi = min. 2 ACH, Total 12 ACH
- Tekanan udara positif dan negative di dalam ruangan
- Distribusi udara didalam ruangan

2.6 Sistem Tata Udara Ruang Isolasi

Terdapat tiga jenis sistem ventilasi udara di ruang isolasi, yaitu:


1. Ventilasi Alamiah: lubang angin, dan jendela.
2. Ventilasi Campuran: kipas angin.
3. Ventilasi Mekanik: Air Conditioner (AC) dan sistem pemanas ruangan.

 Sistem tata udara pada kelas standar


Pada ruangan kelas S di rekomendasikan untuk menggunakan ventilasi alamiah.
- Pertukaran udara minimal 6 kali/jam
- Gunakan Air Conditioner untuk pendinginan ruangan
- Pada ruangan kelas S tekanan udara bertekanan negative
 Sistem tata udara pada kelas negative
- Suhu ruangan kelas N sekitar 24-26 °C
- Kelembapan ruangan kelas N yaitu 30-60% RH.
- Pola aliran udara menuju anteroom.
- Cegah terjadinya kontaminasi silang antara udara supply dan udara
exhaust.
- Pastikan ruangan tidak mengalami kebocoran udara.
 Sistem tata udara pada kelas positive
- Temperatur pada ruangan ini sekitar 24-26 °C
- Kelembapan ruangan harus mencapai 30-60% RH.
- Sistem ventilasi ruangan dirancang untuk mempertahankan tekanan
positif.
- Pertukaran udara di ruangan kelas P dilakukan 12 kali/jam.

2.7 Manajemen Keselamatan Pasien Di Isolasi

1. Komunikasi dan Dokumentasi


Dokter dan perawat harus memastikan jika pasien mengerti tentang alasan untuk isolasi.
Beri penjelasan tentang peralatan dan kebutuhan sehari-hari lainnya selama berada di ruang
isolasi. Beri pemahaman bahwa pasien tidak boleh meninggalkan ruangan dengan alasan apapun,
kecuali pasien sudah boleh dikeluarkan dari ruangan.

2. Tanda

Tanda ruang isolasi harus dipasang dengan jelas di depan pintu kamar. Dilengkapi dengan
foto persyaratan APD yang sesuai dengan penyebaran penyakitnya. Setiap petugas yang akan
masuk keruangan harus konsultasi dahulu pada dokter atau perawat yang bertugas.

Gambar 2.7

Tanda Ruang Isolasi Yang tertulis di Pintu

3. Prosedur yang Harus Diikuti Sebelum Memasuki Ruangan

Pasien harus diberi penjelasan dan peralatan yang diperlukan selama dirawat di ruang
isolasi. Mencuci tangan dengan bahan dasat alcohol dan menggunakan APD, dan tidak
diperkenankan keluar masuk dari ruangan.

4. Prosedur yang Harus Diikuti Sebelum Keluar Ruangan

Buang celemek dan hand scoon pada tempat sampah di dalam ruangan. Cuci tangan
dengan sabun dan air mengalir di wastafel.

5. Kebersihan Tangan
Tangan harus dibersihkan sebelum dan setelah kontak dengan pasien.
6. Alat Pelindung Diri (APD)

APD harus digunakan setiap kali kontak dengan pasien. APD yang dikenakan antara lain:

 Hand scoon
 Masker
 Google
 Hazmat
 Topi
 Apron
 Pelindung kaki
7. Tumpahan Cairan Tubuh atau Darah

Semua tumpahan cairan tubuh maupun darah harus ditangani dengan panduan
pencegahan dan pengendalian infeksi tergantung cara penularan penyakit pada pasien.

8. Pengelolaan Benda Tajam atau Limbah

Semua benda tajam harus dibuang ke dalam wadah benda tajam. Semua limbah yang
dihasilkan oleh pasien harus diperlakukan sebagai limbah yang berbahaya, dan segera
dimasukkan pada kantong limbah berbahaya.

9. Pembersihan Lingkungan

Ruang isolasi akan dibersihkan sesuai jadwal, dengan menggunakan peralatan sekali
pakai dengan persyaratan pengkodean pembersih NHS.

10. Peralatan Medis

Semua peralatan medis yang bisa digunakan kembali harus didekontaminasi sesuai
dengan paduan PPI.

11. Pengunjung

Setiap pengunjung harus menggunakan APD sesuai dengan yang dikenakan petugas, dan
melaksanakan panduan sesuai PPI. Jika pengunjung menolak maka pengunjung tidak akan
diijinkan masuk.

12. Pasien Meninggal

Keluarga harus diberitahu tentang risiko potensial penularan, jenazah pasien harus
diperlakukan sesuai dengan agama yang dianut.

13. Penghentian Isolasi Keperawatan

Kewaspadaan Isolasi akan dihentikan setelah pasien tidak lagi menular kepada orang lain.

14. Sistem Keamanan

Pasien akan terkena sanksi jika menolak untuk mengikuti isolasi seperti yang telah
ditetapkan oleh pemerintah pada UU Wabah no. 4 tahun 1984
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik Dan Sarana Kesehatan. 2015. PEDOMAN TEKNIS
RUANG ISOLASI. Jakarta.

Sarbani. 2020. Manajemen Tata Udara di Ruang Isolasi. Jawa Timur.

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://rspmanguharjo.jatimp
rov.go.id/wp-content/uploads/2020/09/Tata-Udara-Pandemi-
kirim.pdf&ved=2ahUKEwj88q2nmN30AhWOzTgGHejHByUQFnoECAUQAQ&usg=A
OvVaw1CFZht9f7PIx_O2CMcIzc5 Diakses 9 Desember 2021

Sundari, Titi dkk. (2018). PERAN SISTEM TATA UDARA DALAM PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI DI RUANG ISOLASI AIRBORNE RSPI PROF. DR. SULIANTI
SAROSO. The Indonesian Journal of Infectious Diseases, 4 (1).

http://mail.ijid-rspisuliantisaroso.co.id/index.php/ijid/article/view/56 Diakses 9 Desember


2021

Anda mungkin juga menyukai