Anda di halaman 1dari 16

http://cakrawalajournal.org/index.

php/cakrawala
Volume 13 Nomor 1 Juni 2019

Pengembangan Model Akses Modal Bagi Koperasi dan UMKM di Jawa Timur

Eni Wuryani, Durinda Puspasari, Durinta Puspasari
Universitas Negeri Surabaya

DOI: https://doi.org/10.32781/cakrawala.v13i1.297

ARTICLE INFO Abstrak:


Tujuan Penelitian meningkatkan peluang akses modal perbankan bagi koperasi
Akses Modal,
dan UMKM, meningkatkan pembiayaan non bank bagi koperasi dan UMKM,
Koperasi, UMKM,
meningkatkan pemanfaatan idle money perbankan bagi Koperasi dan UMKM
Perbankan, Non
dengan jaminan kredit dari Jamkrida. Pengembangan dalam penelitian ini
Perbankan.
melibatkan dinas koperasi dan UMKM dalam memberikan rekomendasi koperasi
dan UMKM berkinerja baik dalam mengajuan kredit dan Jamkrida sebagai
penjamin kredit yang diberikn kepada koperasi dan UMKM. Rekomendasi
Article History: sebagai wujud penyataan koperasi dan UMKM tersebut fesible diberikan dana
Received : Maret 2019
pinjaman. Metode pengumpulan data dengan data sekunder dan data primer.
Pada Koperasi untuk meningkatkan modal bisa dari internal dan eksternal.
Accepted : Juni 2019 Sumber pendanaan dari internal berasal dari anggota yaitu berupa simpanan
pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela. Sumber pendanaan dari luar
bagi koperasi wanita belum banyak yang memanfaatkan dan hampir tidak ada
yang memanfaatkan kredit dari Bank. Hal ini terkait aset yang sebagai syarat
jaminan. Pada Koperasi Wanita belum mepunyai aset yang dijaminkan atas
nama Koperasi. Solusi untuk akses modal koperasi, perlunya masing-masing
koperasi primer membentuk atau ikut dalam koperasi sekunder, sehingga
sarana penambahan modal dengan syarat sebagai anggota koperasi sekunder.
Pada Usaha Mikro, kecil dan Menengah (UMKM) untuk meningkatkan modal
bisa melalui dana yang berasal dari perbankan dengan bunga yang rendah
atau kecil. Bank akan memberikan kredit dengan melihat potensi UMKM dapat
berkembang dan mempunyai potensi untuk didanai. Upaya meningkatkan
pembiayaan non Bank banyak dilakukan oleh perusahan BUMN atau BUMD.
Beberapa BUMN dan BUMD ada yang langsung memberikat kredit langsung
kepada UMKM dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Pendahuluan Daya Manusianya. Usaha Mikro Kecil dan


Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah Menengah umumnya memerlukan modal
(UMKM) membutuhkan modal dalam yang relatif kecil dibandingkan dengan
operasional usaha. Sektor Usaha Mikro usaha berskala besar. Oleh karena itu
Kecil dan Menengah memiliki karakteristik UMKM lebih banyak bergerak di sektor
tersendiri yang membedakan antara informal, karena keterbatasan sumber daya
UMKM dengan usaha berskala besar. yang dimiliki terutama masalah modal.
Karakteristik yang membedakan UMKM Koperasi dan UMKM kesulitan
ini dengan usaha berskala besar adalah dalam akses modal diperbankan
dari segi permodalannya dan Sumber karena pesyaratan harus memakai Aset
Cite this as:
Wuryani, E., Puspasari, D., Puspasari, D. (2019). Pengembangan Model Akses Modal Bagi Koperasi dan UMKM di Jawa Timur.
Cakrawala, 13(1). 93-108. https://doi.org/10.32781/cakrawala.v13i1.297

Corresponding author : © 2019 Badan Penelitian dan Pengembangan
Address : Jl. Rektorat Unesa, Lidah Wetan, Kec. Lakar Provinsi Jawa Timur
santri, Kota SBY
p-ISSN 1978-0354 | e-ISSN 2622-013X
Email : eniwuryani@unesa.ac.id
Phone :-
94 | Eni Wuryani dkk., Pengembangan Model Akses Modal Bagi Koperasi dan UMKM di Jawa Timur

sebagai jaminan. Menyinggung perihal (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk
kegagalan pasar dalam distribusi dan tanah dan bangunan tempat usaha, atau
akses permodalan,  terutama yang memiliki hasil penjualan tahunan paling
disebabkan oleh kesulitan UMKM  untuk banyak Rp2.500.000.000,00 (dua miliar
memenuhi persyaratan  pinjaman dari lima ratus juta rupiah); (b) milik Warga
pihak perbankan, para kreditur UMKM Negara Indonesia; (c) berdiri sendiri,
sebagian besar terdaftar tidak memiliki bukan merupakan anak perusahaan atau
agunan untuk memenuhi syarat dalam cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
rangka mendapatkan akses persetujuan atau berafiliasi baik langsung maupun tidak
pinjaman perbankan. Sebagai akibatnya, langsung dengan Usaha Menengah atau
UMKM tampak kurang prospektif untuk Usaha Besar; (d) berbentuk usaha orang
diberikan pinjaman/kredit modal  karena perseorangan, badan usaha yang tidak
ketidakmampuan pemenuhan syarat- berbadan hukum, atau badan usaha yang
syarat sebagai jaminan jaminan pinjaman, berbadan hukum, termasuk usaha mikro
dan dikhawatirkan UMKM tidak mampu dan koperasi; (e) mempunyai potensi dan
melunasi pinjaman kreditnya. prospek usaha untuk dikembangkan; (f)
Koperasi dan UMKM yang telah melakukan kegiatan usaha minimal
mempunyai potensial belum banyak yang 1 (satu) tahun; (g) belum memenuhi
memanfaatkan adanya fasilitas kredit dari persyaratan perbankan (non bankable).
perbankan dengan jaminan kredit dari Tujuan penelitian ini (1) meningkatkan
Jamkrida. Berdasarkan pengamatan dari peluang akses modal perbankan bagi
perbankan jika koperasi dan UMKM dinilai koperasi dan UMKM, (2) meningkatkan
layak diberikan kredit, maka UMKM pembiayaan non bank bagi koperasi dan
dan koperasi bisa menggunakan fasilitas UMKM, (3) meningkatkan pemanfaatan
jaminan dari Jamkrida sebesar 70% nilai idle money perbankan bagi Koperasi
dari pinjaman, 30% berasak dari kperasi dan UMKM dengan jaminan kredit dari
dan UMKM. Jamkrida.
Corporate Social Responsibility
(CSR) yang dilakukan BUMN untuk Tinjauan Pustaka
Koperasi dan UMKM, berdasakan Peraturan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil
Menteri BUMN No: PER09/MBU/07/2015 Menengah (KUMKM)
tentang Program Kemitraan dan Program KUMKM nerupakan bagian dunia usaha
Bina Lingkungan BUMN. Menurut Pasal yang melakukan kegiatan dan domisili
2 Peraturan menteri BUMN No: PER09/ usahanya di Indonesia. KUMKM memiliki
MBU/07/2015, (1) Perum dan Persero peran dalam pembangunan ekonomi
wajib melaksanakan Program Kemitraan kalangan menengah ke bawah. KUMKM di
dan Program Bina Lingkungan dengan Indonesia juga memiliki andil besar dalam
memenuhi ketentuan-ketentuan yang diatur penyerapan tenaga kerja dan pendapatan
dalam Peraturan ini. (2) Persero Terbuka nasional. Terdapat berbagai definisi yang
dapat melaksanakan Program Kemitraan berbeda mengenai KUMKM berdasarkan
dan Program BL dengan berpedoman pada kepentingan lembaga yang menjelaskan
Peraturan ini yang ditetapkan berdasarkan definisi, definisi tersebut diantaranya:
keputusan Rapat Umum Pemegang Saham a. Departemen Koperasi dan Usaha Kecil
(RUPS). Pasal 3 (1) Usaha Kecil yang dapat Menengah (UU No. 9 Tahun 1995)
ikut serta dalam Program Kemitraan adalah Usaha Kecil (UK), termasuk Usaha
sebagai berikut : (a) memiliki kekayaan Mikro (UMI) adalah entitas usaha yang
bersih paling banyak Rp500.000.000,00 mempunyai memiliki kekayaan bersih
Cakrawala: Jurnal Litbang Kebijakan, 13(1) 2019: 93-108 | 95

paling banyak Rp. 200.000.000,- tidak per tahun dan atau aset maksimum Rp
termasuk tanah dan bangunan tempat 600 juta di luar tanah dan bangunan
usaha, dan memiliki penjualan tahunan g. Menurut Undang-Undang Nomor
paling banyak Rp 1.000.000.000,- 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
sementara itu, Usaha Menengah Kecil dan Menengah:
(UM) merupakan entitas usaha Pengertian UMKM meliputi:
milik warga negara Indonesia yang 1. Usaha Mikro adalah usaha produktif
memiliki kekayaan bersih antara Rp milik orang perorangan atau badan
200.000.000 s.d. Rp 10.000.000.000,- usaha perorangan yang memenuhi
tidak termasuk tanah dan bangunan. kriteria Usaha Mikro sebagaimana
b. Badan Pusat Statistik Nasional diatur dalam Undang-Undang.
BPS memberikan definisi UMKM 2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi
berdasarkan kuantitas tenaga kerja. produktif berdiri sendiri, yang dilakukan
Usaha kecil merupakan entitas usaha oleh orang perorangan atau badan usaha
yang memiliki jumlah tenaga kerja yang bukan merupakan anak perusahaan
5 s.d. 19 orang. Sedangkan usaha atau bukan cabang perusahaan yang
menengah merupakan entitas usaha dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
yang memiliki tenaga kerja 20 s.d. 99 baik langsung maupun tidak langsung
orang. dari usaha menengah atau usaha besar
c. Bank Indonesia (BI) yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
UMKM adalah perusahaan atau sebagaimana dimaksud dalam Undang-
industri dengan karakteristik berupa: Undang ini
1. Modalnya kurang dari Rp 20 juta. 3. Usaha Menengah adalah usaha
2. Untuk satu putaran dari usahanya ekonomi produktif yang berdiri
hanya membutuhkan dana Rp 5 juta. 3. sendiri, yang dilakukan oleh orang
Memiliki aset maksimum Rp 600 juta perseorangan atau badan usaha yang
di luar tanah dan bangunan. 4. Omzet bukan merupakan anak perusahaan
tahunan kurang lebih Rp 1 miliar. atau cabang perusahaan yang dimiliki,
d. Keppres No. 16/1994 dikuasai, atau menjadi bagian baik
UKM adalah perusahaan yang langsung maupun tidak langsung
memiliki kekayaan bersih maksimal dengan usaha kecil atau usaha besar
Rp. 400 juta dengan jumlah kekayaaan bersih atau
e. Departemen Perindustrian dan hasil penjualan tahunan sebagaimana
perdagangan di atur dalam Undang-Undang ini.
UMKM harus memiliki kriteria Bentuk Pembinaan Bagi Usaha
sebagai berikut: Kecil dan Menengah sebagai Upaya Untuk
meningkatkan Pendapatan. Sebagai sarana
1. Perusahaan memiliki aset maksimal bantuan serta bentuk nyata pembinaan
Rp 600 juta di luar tanah dan usaha kecil yang tercatat selama ini
bangunan diantaranya adalah:
2. Perusahaan memiliki modal kerja di 1. Sistem kemitraan usaha
bawah Rp 25 juta 2. Dana pembinaan BUMN 1-5 persen
dari keuntungan bersih.
f. Departemen Keuangan 3. Pembentukan lembaga penjamin kredit
UMKM adalah perusahaan yang usaha kecil.
memiliki omzet maksimal Rp. 600 juta 4. Fasilitas kredit perbankan khususnya
untuk pengusaha kecil.
96 | Eni Wuryani dkk., Pengembangan Model Akses Modal Bagi Koperasi dan UMKM di Jawa Timur

5. Kredit tanpa agunan (kredit kelayakan Daerah (APBN/APBD) dan luar APBN/
usaha). APBD misalnya dari masyarakat atau
6. Pembentukan proyek pengembangan hibah dari luar negeri. Sesuai dengan
usaha kecil. Undang-Undang Nomor 17 tahun
7. Pembentukan proyek pengembangan 2003 tentang Keuangan Negara, dana
hubungan bank dengan kelompok bergulir yang berasal dari luar APBN,
swadaya masyarakat. diakui sebagai kekayaan negara/daerah
8. Pembentukan forum komunikasi jika dana itu diberikan dan atau diterima
perbankan untuk pengembangan usaha atas nama pemerintah/pemerintah
kecil. daerah.
Usaha kecil dianggap sebagai 2. Dana tersebut dicantumkan dalam
kegiatan ekonomi yang tepat dalam APBN/APBD dan atau laporan
pembangunan di negara yang sedang keuangan. Sesuai dengan Undang-
berkembang, karena : Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang
• Usaha kecil mendorong munculnya perbendaharaan Negara Menyatakan
kewirausahaan domestik dan sekaligus semua pengeluaran negar/daerah
menghemat sumber daya negara. dimasukkan dalam APBN/APBD. Oleh
• Usaha kecil menggunakan teknologi sebab itu alokasi anggaran untuk dana
padat karya, sehingga dapat bergulir harus dimasukkan ke dalam
menciptakan lebih banyak kesempatan APBN/APBD. Pencantuman alokasi
kerja dibandingkan yang disediakan anggaran untuk dana bergulir harus
oleh perusahaan berskala besar. dicantumkan dalam APBN/APBD awal
• Usaha kecil dapat didirikan, atau revisi APBN/APBD (APBN-P
dioperasikan dan memberi hasil dengan atau APBD Perubahan).
cepat. 3. Dana tersebut harus dikuasai, dimiliki
• Pengembangan usaha kecil dapat dan /atau dikendalikan oleh Pengguna
mendorong proses desentralisasi Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
interregional dan intra regional, karena (PA/KPA). Pengertian dikuasai dan
usaha kecil dapat berlokasi di kota-kota atau dimiliki mempunyai makna yang
kecil dan pedesaaan. luas yaitu PA/KPA mempunyai hak
• Usaha kecil memungkinkan tercapainya kepemilikan atau penguasaan atas
objektif ekonomi dan sosial politik. dana bergulir, sementara dikendalikan
Dana Bergulir maksutnya adalah PA/KPA mempunyai
Dana bergulir merupakan dana yang kewenangan dalam melakukan
dipinjamkan untuk dikelola dan digulirkan pembinaan, monitoring, pengawasan
kepada masyarakat oleh pengguna anggaran atau kegiatan lain dalam rangka
atau Kuasa Pengguna Anggaran yang pemberdayaan dana bergulir.
bertujuan meningkatkan ekonomi rakyat 4. Dana tersebut merupakan dana yang
dan tujuan lainnya. Adapun karakteristik disalurkan kepada masyarakat ditagih
dari dana bergulir menurut Simanjutak dkk kembali dari masyarakat dengan atau
(2008) adalah sebagai berikut: tanpa nilai tambah, selanjutnya dana
1. Dana tersebut merupakan bagiandari disalurkan kembali kepada masyarakat
keuangan negara/daerah. Dana bergulir demikian seterusnya (bergulir).
dapat bersumber dari Anggaran 5. Pemerintah dapat menarik kembali
Pendapatan dan Belanja Negara/ dana bergulir. Dana yang digulirkan
Anggaran Pendapatan dan Belanja oleh pemerintah dapat ditagih oleh
Kementrian Negara/Lembaga baik
Cakrawala: Jurnal Litbang Kebijakan, 13(1) 2019: 93-108 | 97

untuk dihentikan pergulirannya atau Peraturan Gubernur Jawa Timur No 21


digulirkan kembali kepada masyarakat. Tahun 2012 pasal 7:
Tujuan Penyaluran Dana Bergulir 1. Pengadministrasian sebagaimana di-
Dana bergulir digunakan untuk maksud dalam pasal 5 ayat 1 diberikan
membantu penguatan modal kepada biaya administrasi dilakukan dalam
Koperasi usaha mikro, usaha kecil, dan bentuk program kegiatan pada Dinas/
usaha menengah sehingga terwujud Badan/Biro yang bersangkutan
pengembangan dan kemandirian pelaku mekutanlalui Dkutanokumen Pelaksana
usaha guna mempercepat pertumbuhan Anggaran (DPA) SKPD masing-
dan pemerataan perekonomian daerah. masing.
Peraturan Gubernur Jawa Timur No 21 2. Terhadap penjaminan sebagaimana
Tahun 2012 pasal 2: dimaksud pasal 5 ayat 2 diberikan imbal
1. Fasilitasi dana bergulir yang Jasa Penjaminan (IJP) sebesar 1 % (satu
bersumber dari anggaran Pendapatan persen) per tahun dari plafon kredit
dan Belanja Daerah Provinsi Jawa yang dibebankan kepada UMKMK
Timur. Pelaksanaan kegiatannya melalui Bank pelaksana.
dikoordinasikan oleh kelompok Kerja Peraturan Gubernur Jawa Timur No 21
Pengelolaan Dana Bergulir Propinsi Tahun 2012 pasal 10:
Jawa Timur. Penyelesaian dana bergulir yang
2. Pengelolaan dana bergulir yang direalisasi sebelum berlakunya Peraturan
diberikan dinas/Badan/Biro yang ini tetap menggunakan ketentuan sesuai
bertugas sebagai Sekretariat dengan dengan Peraturan Gubernur nomer 66
tugas menerima permohonan Tahun 2009 Pedoman Umum Pengelolaan
menyeleksi kelengkapan administrasi Dana Bergulir Propinsi Jawa Timur.
kelayakan usaha dari Usaha Mikro Sasaran Dana Bergulir
Kecil, Menengah dan Koperasi Adapun sasaran dari dana bergulir adalah
(UMKMK) sebagai berikut:
3. Dalam pengelolaan dana bergulir • Koperasi
sebagaimana yang dimaksud pada ayat • Usaha mikro
1, Pelaksanaan Survey kelayakan usaha • Usaha kecil
dari Usaha Mikro Kecil, Menengah dan • Usaha menengah
Koperasi (UMKMK) dilakukan oleh Mekanisme Penyaluran Dana Bergulir
Bank pelaksana. Berdasarkan gambar diatas dilihat
Peraturan Gubernur Jawa Timur No 21 alur proses penyaluran dana bergulir.
Tahun 2012 pasal 5: Masyarakat baik individu pelaku KUMKM,
1. Dana berguler yang disalurkan oleh kelompok dan Koperasi dapat mengajukan
Bank Pelaksana dilakukan dengan proposal ke SKPD pengelola dana bergulir
pengikatan dan pengadministrasian yang ada di kabupaten/kota dan Provinsi.
nasabah/Debitur. SKPD yang bersangkutan bersama dengan
2. Dana Bergulir sebagaimana yang pokja Dana Bergulir akan mengkurasi
dimaksud pada ayat 1 dapat dijamin Proposal yang ada. Setelah mengkurasi
oleh PT Jamkrida. proposal tersebut akan ditentukan mana
3. Usaha Mikro, Kecil, menengah dan yang layak untuk diteruskan ke bank
Koperasi (UMKMK) yang dijamin oleh pelaksana dana bergulir (PT. Bank Jatim,
PT Jamkrida adalah yang layak usaha Tbk Bank UMKM Jatim). Bank pelaksana
tetapi tidak cukup memenuhi angunan/ sebelum melakukan penyaluran akan
jaminan sesuai dengan peraturan ini.
98 | Eni Wuryani dkk., Pengembangan Model Akses Modal Bagi Koperasi dan UMKM di Jawa Timur

menganalisa calon nasabah dana bergulir Secara umum program dana bergulir
sesuai dengan kriteria penyaluran kredit bertujuan untuk (1) meningkatkan aktivitas
di perbankkan. Bank pelaksana juga ekonomi pedesaan, (2) meningkatkan
akan melihat SID/BI Checking calon volume usaha Koperasi dan UMKM, (3)
nasabah. Setelah tahapan prosedur tersebut meningkatkan penyerapan tenaga kerja,
dinyatakan lengkap dan layak mendapat (4) meningkatkan semangat berKoperasi,
kredit, bank pelaksana akan menerbitkan (5) meningkatkan pendapatan anggota dan
SPPK (Surat Persetujuan Perjanjian (6) membangkitkan etos kerja (Pengabean,
Kredit) dan dana siap di cairkan. Namun, 2005) . namun untuk bisa mencapai tujuan
apabila dalam analisis bank pelaksana da program dana bergulir tersebut, maka harus
kelemahan atau tidak lengkap dan tidak terdapat efektivitas dana bergulir dalam hal
layak menurut kriteria bank, maka calon pengelolaan dan pemanfaatannya.
nasabah dana bergulir akan ditolak dan Skema dana bergulir Koperasi
dilaporkan ke SKPD terkait. Sesuai gambar dan UMKM menunjukkan tingkat
diatas, PT Jamkrida dalam penyaluran dana kolektibilitas yang bagus, namun outcome
bergulir berperan sebagai penjamin usaha dari program ini belum banyak diketahui.
mikro, kecil, menengah dan Koperasi Outcome dari skema program wirausaha
(UMKM) yang layak usaha tetapi tidak baru ini diharapkan mampu meningkatkan
cukup memenuhi agunan/jaminan. kelas usaha dari sebelumnya berkategori
Secara umum program dana bergulir usaha kecil menjadi usaha mikro atau
bertujuan untuk (1) meningkatkan aktivitas dari dulunya usaha mikro menjadi usaha
ekonomi pedesaan, (2) meningkatkan menengah. Namun untuk mencapai tujuan
volume usaha koperasi dan UMKM, (3) tersebut, tentunya tidak hanya pemerintah
meningkatkan penyerapan tenaga kerja, memberikan pinjaman dana, tetapi juga
(4) meningkatkan semangat berkoperasi, harus ditambahkan kegiatan monitoring
(5) meningkatkan pendapatan anggota dan dan monitoring perkembangan wirausaha
(6) membangkitkan etos kerja.Keberadaan baru. Hal ini dikarenakan permasalah
Koperasi dan Usaha Mikro Kecil yang dihadapi oleh Koperasi dan UMKM
Menengah (KUMKM) berkontribusi besar tidak hanya terkait keuangan saja, tetapi
dalam menopang perekonomian Indonesia juga masalah pemasaran, manajemen
karena keberadaannya sangat bermanfaat operasional dan manajemen sumber daya
dalam hal pendistribusian pendapatan manusia (Yamamoto, 2001;Adam, 2009;
masyarakat. Selain itu juga mampu Bhasin dan Venkataramany,2010).
menciptakan kreatifitas yang sejalan
dengan usaha untuk mempertahankan dan Kerangka Konsep
mengembangkan unsur-unsur tradisi dan Koperasi dan UMKM secara rutin
kebudayaan masyarakat setempat. Pada sisi melaporkan aktivitas kegiatan ke Dinas
lain, KUMKM mampu menyerap tenaga Koperasi dan UMKM. Dinas Koperasi
kerja dalam skala yang besar mengingat sebagai pembina akan memberikan solusi
jumlah penduduk Indonesia yang besar bila ada masalah di dalam organisasi
sehingga hal ini dapat mengurangi tingkat koperasi dan UMKM. Dinas Koperasi akan
pengangguran. Dari sinilah terlihat bahwa memberikan rekomendasi kepada Koperasi
keberadaan UMKM yang bersifat padat yang berkinerja baik yang akan mengajukan
karya, menggunakan teknologi yang kredit ke Bank atau ke BUMN. Dalam
sederhana dan mudah dipahami mampu Hal jaminam kredit dalam pengajuan
menjadi sebuah wadah bagi masyarakat peminjaman, 70% jaminan kredit akan
untuk bekerja. ditanggung oleh Jamkrida, sedangkan 30%
Cakrawala: Jurnal Litbang Kebijakan, 13(1) 2019: 93-108 | 99

ditanggung oleh peminjam (Koperasi dan dengan UMKM.


UMKM).
Koperasi dan UMKM dapat Hasil dan Pembahasan
mengajukan kredit ke BUMN (misal Profil Koperasi Wanita
Semen Indonesia, Pelindo, dll). Pinjaman Koperasi Wanita pada Kabupaten
yang diberikan kepada koperasi dan umkm Kediri
merupaka bentuk kepedulian dari BUMN. Koperasi wanita di Kabupaten Kediri
Kepedulian BUMN ini merupakan kegiatan pada tahun 2017 menunjukkan jumlah
yang harus dilakukan, diambilkan dari peningkatan anggota dan Total Aset.
sebagian keuntungan. Pembentukan awal koperasi pada tahun
2009 – 2010, syarat minimal anggota
Metode Penelitian sebesar 25 orang, dan pemberian hibah
Lokasi dan waktu pelaksanaan (Maktrik modal untuk dikembangkan sebesar Rp.
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan) 25.000.000. Pada koperasi wanita hidayah
Lokasi kegiatan ini meliputi Koperasi mempunyai jumlah anggota yang paling
Wanita Kabupaten Kediri, Koperasi Wanita banyak yaitu sebesar 129 anggota. Aset
Koperasi Wanita Kabupaten Nganjuk, koperasi wanita yang menunjukkan jumlah
Koperasi Wanita Kabupaten, Tulungagung, paling besar yaitu koperasi wanita sejahtera
dan Koperasi Wanita Kabupaten Gresik. sebesar Rp. 152.125.709.

Macam/ Sifat Pengembangan Koperasi pada Kabupaten Nganjuk


Pengembangan dalam penelitian ini Koperasi wanita di Kabupaten Nganjuk
pelibatan dinas koperasi dan UMKM dalam pada tahun 2017 menunjukkan jumlah
memberikan rekomendasi koperasi dan peningkatan anggota dan Total Aset.
UMKM berkinerja baik dalam mengajuan Pembentukan awal koperasi pada tahun
kredit. Rekomendasi ini sebagai wujud 2009 – 2010, syarat minimal anggota
penyataan bahwa koperasi dan UMKM sebesar 25 orang, dan pemberian hibah
tersebut fesible untuk di berikan dana modal untuk dikembangkan sebesar Rp.
pinjaman. Memberikan informasi yang 25.000.000.
seluas-luaskna kepada koperasi dan Pada koperasi wanita karya
UMKM bahwa kesulitan jaminan yang manunggal mempunyai jumlah anggota
dipakai untuk syarat peminjaman bisa yang paling banyak yaitu sebesar 152
diatasi dengan bantuan dari Jaminan anggota, dan mempunyai jumlah aset
Kridit Daerah (Jamkrida) sebesar 70% paling besar yaitu sebesar Rp. 159.244.140.
nilai jaminan, 30% berasal dari Koperasi
dan UMKM (bisa berupa Tabungan atau Koperasi pada Kabupaten Tulungagung
Deposito) Koperasi wanita di Kabuptaen Tulungagung
pada tahun 2017 menunjukkan jumlah
Metode Pengumpulan Data peningkatan anggota dan Total Aset.
Metode pengumpulan data dengan data Pembentukan awal koperasi pada tahun
sekunder dan data primer. Dana Sekunder 2009 – 2010, syarat minimal anggota
meliputi laporan keuangan koperasi sebesar 25 orang, dan pemberian hibah
wanita, penggunaan dana daguler, akte modal untuk dikembangkan sebesar Rp.
pendirian koperasi dan struktur organisasi. 25.000.000. Pada koperasi wanita hidayah
Dana primer diperoleh melalui wawancara mempunyai jumlah anggota yang paling
kepada pengurus untuk mengetahui banyak yaitu sebesar 129 anggota. Aset
koperasi dalam akses modal, wawancara koperasi wanita yang menunjukkan jumlah
100 | Eni Wuryani dkk., Pengembangan Model Akses Modal Bagi Koperasi dan UMKM di Jawa Timur

Tabel 1. Profil Koperasi Wanita Kabupaten Kediri


No. Nama Koperasi Alamat Koperasi Jumlah Anggota Total Aset
1. Koperasi Wanita “Makmur” Desa Ngebrak, Gampengrejo Kediri 47 Anggota 67.358.851
2. Koperasi Wanita “Jujur” Desa Wanengpaten, Gampengrejo, 56 Anggota 75.417.387
Kediri
3. Koperasi Wanita “Hidayah” Desa Plosorejo, Gampengrejo, Kediri 129 Anggota 98,380,903.25
4. Koperasi Wanita “Bahagia” Desa Kepuhrejo,Gampengrejo, Kediri 83 Anggota 92,038,465.
5. Koperasi Wanita “Tunas Desa Jongbiru, Gampengrejo, Kediri 82 Anggota 119,412,805
Mekar”
6. Koperasi Wanita “Mekar Desa Putih, Gampengrejo, Kediri 113 Anggota 129,846,461
Jaya”
7. Koperasi Wanita “Psm Desa Gampeng, Gampengrejo, Kediri 40 Anggota 85,066,545
Sejahtera”
8. Koperasi Wanita “Amanah” Desa Kalibelo, Gampengrejo, Kediri 84 Anggota 116,455,316.
9. Koperasi Wanita “Mekar Desa Sambiresik, Gampengrejo, Kediri 46 Anggota 94,346,420
Sari”
10. Koperasi Wanita “Sejahtera” Desa Turus, Gampengrejo, Kediri 108 Anggota 152,125,709
Sumber: Koperasi Wanita, 2017
Tabel 2. Profil Koperasi Wanita Kabupaten Nganjuk
No. Nama Koperasi Alamat Koperasi Jumlah Anggota Total Aset
1. Koperasi Wanita “Juwita” Desa Juwono, Kertosono Nganjuk 55 Anggota 73.887.383
2. Koperasi Wanita “Sumber Arta” Desa Pandantoyo, Kertosono Nganjuk 55 Anggota 86.282.268
3. Koperasi Wanita “Anugrah” Desa Tembarak, Kertosono Nganjuk 37 Anggota 45,496,715
4. Koperasi Wanita “Mekar Asri” Desa Bangsri, Kertosono Nganjuk 72 Anggota 73,835,600
5. Koperasi Wanita “Roro Kuning” Desa Lambang Kuning, Kertosono 93 Anggota 105,067,489.
Nganjuk
6. Koperasi Wanita “Tiara Ayu” Desa Drenges, Kertosono Nganjuk 39 Anggota 30,944,900
7. Koperasi Wanita “Kepuh Man- Desa Kepuh, Kertosono Nganjuk 37 Anggota 64,530,100
diri”
8. Koperasi Wanita “Karya Desa Tanjung, Kertosono Nganjuk 152 Anggota 159,244,140.
Manunggal”
9. Koperasi Wanita “Sri Rejeki” Desa Nglawak, Kertosono Nganjuk 66 Anggota 52,549,400.
10. Koperasi Wanita “Sekar Arum” Desa Kutorejo, Kertosono Nganjuk 116 Anggota 157,526,846
Sumber: Koperasi Wanita, 2017

paling besar yaitu koperasi wanita sejahtera Koperasi wanita belum mengases modal
sebesar Rp. 152.125.709. dari perbankan.

Koperasi pada Kabupaten Gresik Program Jamkrida


Koperasi wanita di Gresik pada tahun Berdasarkan data yang diperoleh
2017 menunjukkan jumlah peningkatan dari pengurus koperasi wanita, me-
anggota. Pembentukan awal koperasi pada lalui wawancara, koperasi wanita
tahun 2009 – 2010, syarat minimal anggota belummengases dana dari perbankan
sebesar 25 orang, sebab utama adalah masalah aset yang
Pada koperasi wanita kartini dijaminkan (Anggunan). Pada koperasi
jaya mempunyai jumlah anggota yang wanita belum mempunyai aset yang bisa
paling banyak yaitu sebesar 245 anggota. dijaminkan.Untuk mengatasi masalah aset
Berdasarkan Tabel 1, 2,3 dan 4, sumber yang tidak bisa dijaminkan, PT. Jamkrida
pendanaan koperasi berasal dari anggota. dapat memberikan solusi pada koperasi
Cakrawala: Jurnal Litbang Kebijakan, 13(1) 2019: 93-108 | 101

Tabel 3. Profil Koperasi Wanita Kabupaten Tulungagung


No. Nama Koperasi Alamat Koperasi Jumlah Anggota Total Aset
1. Koperasi Wanita “Dewi Fortuna” Kel. Botoran, Tulungagung 45 Anggota 99,383,125.
2. Koperasi Wanita “Amanah” Kel. Panggungrejo, Tulungagung 67 Anggota 68,623,860.
3. Koperasi Wanita “Melati Jaya” Kel. Karangwaru, Tulungagung 40 Anggota 49,041,867.
4. Koperasi Wanita “Sri Rejeki” Kel. Bago, Tulungagung 54 Anggota 138,925,512
5. Koperasi Wanita “Simpati” Kel. Kepatihan, Tulungagung 61 Anggota 122,874,180
6. Koperasi Wanita “Ceria” Kel. Taman, Tulungagung 84 Anggota 162,513,212.
7. Koperasi Wanita “Melati” Kel. Kutoanyar Tulungagung 70 Anggota 87,738,171.81
8. Koperasi Wanita “Mekar Kenanga” Kel. Kenayan Tulungagung 74 Anggota 184,126,775
9. Koperasi Wanita “Kullit Abadi” Kel. Sembung, Tulungagung 81 Anggota 54,200,610
Sumber: Koperasi Wanita, 2017
Tabel 4. Profil Koperasi Wanita Kabupaten Gresik
No. Nama Koperasi Alamat Koperasi Jumlah Anggota Pelaksanaan RAT
1. Koperasi Wanita “Sejahtera Desa Sembung, Wringinanom 158 Anggota 28/01/2018
Sembung” Gresik
2. Koperasi Wanita “Kartini Jaya “ Desa Sumberwaru, Wringinanom 245 Anggota 28/01/2018
Gresik
3. Koperasi Wanita “Mawar Ber- Desa Sooko, Wringinanom Gresik 81 Anggota 25/02/2018
semi “
4. Koperasi Wanita “Putri Kem- Desa Wates Tanjung, Wringina- 135 Anggota 28/01/2018
bang Tanjung” nom Gresik
5. Koperasi Wanita “Bina Sejahtera Desa Lebanisuko, Wringinanom 179 Anggota 14/01/2018
Lebanisuko “ Gresik
6. Koperasi Wanita “Kidang Desa Sumberame, Wringinanom 116 Anggota 14/01/2018
Wulung “ Gresik
7. Koperasi Wanita “Teratai Putih” Desa Sumengko, wringanom 61 Anggota 03/03/2018
Gresik
8. Koperasi Wanita “Sejahtera Desa Kepuh Klagen, Wringina- 159 Anggota 28/01/2018
Bahagia” nom Gresik
9. Koperasi Wanita “Srikandi Pen- Desa Pasinan Lemah Putih, 139 Anggota 28/01/2018
dowo Limo” Wringinanom Gresik
10. Koperasi Wanita “Putri Srikandi Desa Wringinanon, Wringinanom 139 Anggota 21/01/2018
“ Gresik
Sumber: Koperasi Wanita, 2017
dan UMKM untuk bisa akses di perbankan. • Perjanjian Penjaminan Kredit (P2K)
Untuk memperluas informasi dan manfaat Kontra Bank Garansi.
bagi koperasi dan UMKM PT. Jamkrida • Perjanjian Penjaminan Kredit (P2K)
melalukam terobosan dengan melakukan pola Keppres dan Standby Loan.
kerjasama dengan beberapan Bank • Perjanjian Penjaminan Kredit Usaha
Perkreditan Rakyat (BPR). Rakyat (KUR).
Berikut ini Perjanjian Penjaminan • Perjanjian Penjaminan Kredit Dana
Kredit (P2K) antara PT. Jamkrida Jatim Bergulir Pemprov. Jatim.
dengan :
PT. BPR Jatim, yang meliputi :
PT. Bank Jatim, yang meliputi : • Perjanjian Penjaminan Kredit (P2K)
• Perjanjian Penjaminan Kredit (P2K) Mikro dan Kecil.
Mikro dan Kecil, merupakan revisi atas • Perjanjian Penjaminan Kredit (P2K)
Perjanjian Penjaminan Kredit Mikro. Multiguna/Kusuma.
102 | Eni Wuryani dkk., Pengembangan Model Akses Modal Bagi Koperasi dan UMKM di Jawa Timur

• Perjanjian Penjaminan Kredit Dana Kediri, 14 Desember 2017


Bergulir Pemprov. Jatim.
• Perjanjian Penjaminan Kredit Adapun penerimaan dana dan realisasi
Korporasi. kredit sebagai berikut:
Dana UMKM dan Koperasi (Channeling):
PT. BPR Anggota Perbarindo, yang Dana yang diterima: Rp. 4.833.000.000,00
meliputi :
• Perjanjian Penjaminan Kredit (P2K) Pemupukan modal: Rp. 119.201.035,00
Mikro dan Kecil. Jumlah : Rp. 4.952.201.035,00
• Perjanjian Penjaminan Kredit (P2K)
Dana yang disalurkan s/d 30 November
Multiguna/Kusuma.
2017 : Rp. 4.310.783.438,00
Dana Daguler Sisa dana s/d 30 November 2017
Dana Daguler merupakan dana pinjaman : Rp. 641.417.597,00
yang diberikan oleh bank pelaksana

dengan suku bunga rendah.Berdasarkan
Kediri, 20 November 2017
informasi data dari Dinas Koperasi dan
UMKM Kabupaten Kediri, dana daguler Adapun penerimaan dana dan realisasi
yang disediakan oleh pemerintah belum kredit sebagai berikut:
sepenuhnya dimanfaatkan oleh koperasi dan Dana UMKM dan Koperasi (Channeling):
UMKM. Koperasi belum memanfaatkan Dana yang diterima: Rp. 4.833.000.000,00
dana daguler karena permasalahan harus
ada aset yang di jaminkan. UMKM sudah Pemupukan modal: Rp. 119.201.035,00
banyak yang memanfaatkan dana daguler Jumlah : Rp. 4.952.201.035,00
karena sangat membantu usaha dengan
Dana yang disalurkan s/d 30 Oktober
suku bunga yang rendah.
2017: Rp. 4.379.444.538,00
Berikut ini data realisasi dana
daguler yang disalurkan pada tahun 2018 Sisa dana s/d 30 Oktober 2017;
di kabupaten Kediri: Rp. 572.756.497,00

Kediri, 10 Januari 2018 Kediri, 16 Oktober 2017

Adapun penerimaan dana dan realisasi Adapun penerimaan dana dan realisasi
kredit sebagai berikut: kredit sebagai berikut:
Dana UMKM dan Koperasi (Channeling): Dana UMKM dan Koperasi (Channeling):
Dana yang diterima: Rp. 4.833.000.000,00 Dana yang diterima: Rp. 4.833.000.000,00
Pemupukan modal: Rp. 119.201.035,00 Pemupukan modal: Rp. 119.201.035,00

Jumlah : Rp. 4.952.201.035,00 Jumlah : Rp. 4.952.201.035,00

Dana yang disalurkan s/d 29 Desember Dana yang disalurkan s/d 29 September
2017 : Rp. 4.214.579.038,00 2017 : Rp. 4.557.402.038,00

Sisa dana s/d 29 Desember 2017 Sisa dana s/d 29 September 2017:
: Rp. 737.621.997,00 Rp. 394.798.997,00

Kediri, 20 September 2017
Cakrawala: Jurnal Litbang Kebijakan, 13(1) 2019: 93-108 | 103

Adapun penerimaan dana dan realisasi kredit sebagai berikut:


kredit sebagai berikut: Dana UMKM dan Koperasi (Channeling):
Dana UMKM dan Koperasi (Channeling): Dana yang diterima: Rp 4.833.000.000,00
Dana yang diterima: Rp. 4.833.000.000,00 Pemupukan modal: Rp 119.201.035,00
Pemupukan modal: Rp. 119.201.035,00 Jumlah : Rp 4.952.201.035,00
Jumlah : Rp. 4.952.201.035,00 Dana yang disalurkan s/d 31 Mei 2017:
Dana yang disalurkan s/d 31 Agustus Rp 4.311.559.638,00
2017: Rp. 4.510.344.938,00 Sisa dana s/d 31 Mei 2017:
Sisa dana s/d 31 Agustus 2017: Rp 640.641.397,00
Rp. 441.856.097,00
Kediri, 23 Mei 2017
Kediri, 21 Agustus 2017 Adapun penerimaan dana dan realisasi
Adapun penerimaan dana dan realisasi kredit sebagai berikut:
kredit sebagai berikut: Dana UMKM dan Koperasi (Channeling):
Dana UMKM dan Koperasi (Channeling): Dana yang diterima: Rp 4.833.000.000,00
Dana yang diterima: Rp. 4.833.000.000,00
Pemupukan modal: Rp 119.201.035,00
Pemupukan modal: Rp. 119.201.035,00 Jumlah : Rp 4.952.201.035,00
Jumlah : Rp. 4.952.201.035,00 Dana yang disalurkan s/d 28 April 2017:
Dana yang disalurkan s/d 31 Juli 2017: Rp 4.447.837.938,00
Rp. 4.587.388.038,00 Sisa dana s/d 28 April 2017:
Sisa dana s/d 31 Agustus 2017: Rp 504.363.097,00
Rp. 364.812.997,00
Kediri, 18 April 2017
Kediri, Juli 2017 Adapun penerimaan dana dan realisasi
Adapun penerimaan dana dan realisasi kredit sebagai berikut:
kredit sebagai berikut: Dana UMKM dan Koperasi (Channeling):
Dana UMKM dan Koperasi (Channeling): Dana yang diterima: Rp 4.833.000.000,00
Dana yang diterima: Rp. 4.833.000.000,00 Pemupukan modal: Rp 119.201.035,00

Pemupukan modal: Rp. 119.201.035,00 Jumlah : Rp 4.952.201.035,00

Jumlah : Rp. 4.952.201.035,00 Dana yang disalurkan s/d 28 April 2017:

Dana yang disalurkan s/d 22 Juni 2017: Rp 4.336.588.638,00

Rp. 4.630.148.538,00 Sisa dana s/d 28 April 2017:


Rp 615.612.397,00
Sisa dana s/d 22 Juni 2017:

Rp. 322.052.497,00 Kediri, 14 Maret 2017
Adapun penerimaan dana dan realisasi
Kediri, 15 Juni 2017 kredit sebagai berikut:
Dana UMKM dan Koperasi (Channeling):
Adapun penerimaan dana dan realisasi
104 | Eni Wuryani dkk., Pengembangan Model Akses Modal Bagi Koperasi dan UMKM di Jawa Timur

Dana yang diterima: Rp 4.833.000.000,00 Data Keragaan Koperasi


Pemupukan modal: Rp 119.201.035,00 Tersaji pada tabel 5.
Jumlah : Rp 4.952.201.035,00 UMKM Pada Kabupaten Gresik
Dana yang disalurkan s/d 28 Februari UMKM Bandeng Mentari Gresik yang
2017 : Rp 4.441.050.738,00 dikelolah oleh UD. Multi Sarana Niaga,
UMKM yang mengolah ikan bandeng
Sisa dana s/d 28 Februari 2017: menjadi bandeng otak otak bandeng, bakso
Rp 511.150.297,00 bandeng, kerupuk bandeng, abon bandeng,
kerupuk kulit bandeng, nugget bandeng,
sosis bandeng,. Selain itu memproduksi
Kediri, 10 Februari 2017 ikan dandeng tanpa duri (kukus), sapit
Adapun penerimaan dana dan realisasi bandeng tanpa duri (bakar), bandeng
kredit sebagai berikut: presto, bandeng asap, bandeng sayur.
Dana UMKM dan Koperasi (Channeling): Produknya di kemas higines, vacuum pack,
Dana yang diterima: Rp 4.833.000.000,00 dan frozen food. Sampai saat ini pangsa
pasarnya masih lokal yaitu di daerah Gresik
Pemupukan modal: Rp 119.201.035,00 dan sekitarnya. UMKM ini beralamat di Jl.
Jumlah : Rp 4.952.201.035,00 Pendopo No.7, Sembayat Manyar Gresik,
Jawa Timur (Gambar 1). Mitra kedua
Dana yang disalurkan s/d 28 Februari
adalah UMKM Kerupuk Ikan Ima, UMKM
2017: Rp 4.540.636.438,00
yang mengelola hasil ikan laut menjadi
Sisa dana s/d 28 Februari 2017: kerupuk. Sampai saat ini juga pangsa
Rp 411.564.597,00 pasarnya masih lokal di daerah Gresik dan
sekitarnya. UMKM ini beralamat di Desa
Tabel 5. Rekapitulasi Data Keragaan Koperasi Kabupaten Nganjuk Bulan April dan Bulan
Agustus 2018
NO URAIAN Bulan April Bulan Agustus Kenaikan /
    Tahun 2018 Tahun 2018 Penurunan
1 Jumlah Koperasi 878 875 -3
2 -Aktif 596 592 -4
3 -Tidak Aktif 282 283 1
4 Anggota 90.803 91.544 741
5 RAT 286 297 11
6 Manager 29 29 0
7 Karyawan 350 410 60
8 Ijin Simpan Pinjam     0
9 Sudah 329 329 0
10 Belum 549 546 -3
11 Modal Sendiri 170.854.880 171.748.837 893.957
12 Modal Luar 140.523.555 149.983.193 9.459.638
13 Asset 302.255.068 321.732.030 19.476.962
14 Volume Usaha 282.210.713 283.435.100 1.224.387
15 SHU 14.003.636 14.173.866 170.230
Sumber: Dinas Koperasi Nganjuk, 2018
Cakrawala: Jurnal Litbang Kebijakan, 13(1) 2019: 93-108 | 105

Srowo Kecamatan Sidayu Gresik. Pada Dinas Koperasi di Kabupaten Tulungagung


UMKM Bandeng Mentari dan Krupuk sudah bekerjasama dengan PT. Inka untuk
Ikan Irma sudah mendapatkan kredit dana memberikan kredit kepada UMKM.
Daguler dari Bank Pelaksana. UMKM Beberapa BUMN dan BUMD ada yang
dinilai layak untuk beri pinjaman untuk langsung memberikat kredit langsung
mengembangkan usaha. kepada UMKM dengan ketentuan yang
telah ditetapkan. Upaya meningkatkan
Simpulan pemanfaatan idle money perbankan
Peluang meningkatkan Akses Modal bagi dengan jaminan kredit dari Jamkrida. Bank
Koperasi dan UMKM di Jawa Timur. Pada Pelaksana yang mengucurkan dana berguler
Koperasi Wanita untuk meningkatkan lebih intensif dalam memberikan sosialisasi
modal bisa dari internal dan eksternal. kepada UMKM yang membutuhkan
Sumber pendanaan dari internal berasal modal. Hal ini supaya UMKM yang tidak
dari anggota yaitu berupa simpanan bankable dan fesible untuk diberikan kredit
pokok, simpanan wajib dan simpanan bisa memanfaatkan dana bergulir. a. Dinas
sukarela. Sumber pendanaan dari luar Koperasi dan UMKM Propinsi beserta
(Perbankan) bagi koperasi wanita belum Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten
banyak yang memanfaatkan dan hampir dan Kota membentuk koperasi sekunder,
tidak ada yang memanfaatkan kredit dari belum semua pada kabupaten dan kota yang
Bank. Hal ini terkait aset yang sebagai mempunyai koperasi sekunder. Koperasi
syarat jaminan. Pada Koperasi Wanita sekunder yang ada lebih ditingkatkan
belum mepunyai aset yang bisa dijaminkan dalam operasional untuk meningkatkan
atas nama Koperasi. Solusi untuk akses permodalan bagi anggota koperasi sekunder.
modal koperasi, perlunya masing-masing Bank Pelaksana tetap memberikan fasilitas
koperasi primer membentuk atau ikut kredit dengan bunga rendah. Memberikan
dalam koperasi sekunder, sehingga sarana informasi tentang keuntungan mengunakan
penambahan modal dengan syarat sebagai Dana Tabungan sebagai Jaminan kredit
anggota koperasi sekunder. Pada Usaha (Jamkrida). Dinas Koperasi dan UMKM
Mikro, kecil dan Menengah (UMKM) memberikan pembinaan kepada UMKM
untuk meningkatkan modal bisa melalui untuk terus berkembang dengan pemanfaat
dana yang berasal dari perbankan dengan dana Daguler untuk mengembang usaha
bunga yang rendah atau kecil. Bank akan UMKM. Dinas koperasi dan UMKM
memberikan kredit dengan melihat potensi Propinsi Jawa Timur, Kabupaten dan Kota
UMKM dapat berkembang dan mempunyai menjalin kerjasama dengan BUMN atau
potensi untuk didanai. Bank memberikan BUMD untuk memberikan rekomendasi
kredit rendah supaya modal dari UMKM pemberian kredit yang di lakukan BUMN
meningkat dan pada akhirnya akan dan BUMD. Dinas Koperasi, Bank
meningkatkan pendapatan dari UMKM. Pelaksana dan Jamkrida memberikan
UMKM dapat memanfaatkan Dana informasi dan sosialisasi kepada Koperasi
daguler dengan menggunakan jaminan dan UMKM.
Jamkrida, UMKM dapat menabung
pada Bank Pelaksana (BANk UMKM),
jumlah tabungan minimal 30% dari dana
yang di pinjam dapat dipakai sebagai
Jaminan Kredit. Upaya meningkatkan
pembiayaan non Bank banyak dilakukan
oleh perusahan BUMN atau BUMD. Pada
106 | Eni Wuryani dkk., Pengembangan Model Akses Modal Bagi Koperasi dan UMKM di Jawa Timur

Daftar Pustaka Dipta, I, Wayan, (2004), Pengembangan


Amiseno, Aga., (2006), Identifikasi Klaster Bisnis Untuk Memperkuat
Tingkat Kontribusi Teknologi Daya Saing Usaha Kecil Dan
pada Fasilitas Pengelolaan Menengah, Working Paper, Deputi
Frequent Flyer Program dengan Urusan Penelitian Sumberdaya
menggunakan Model Teknometrik Koperasi, UKM.
(Studi Kasus: PT.Garuda Djamhari, Choirul., (2006), Faktor-
Indonesia), Tugas Sarjana, ITB. faktor Yang Mempengaruhi
Andersson, T., Serger, S., Sorvik, J., and Perkembangan Sentra UKM
Hansson, W., (2004), The Cluster Menjadi Klaster Dinamis, Infokop,
Policies Whitebook, International Nomor 29 Tahun XXII.
Organisation for Knowledge Djohar, S., dan Tanjung, H., (2003),
Economy and Enterprise Building a Competitive Adventage
Development. on CPO through Supply Chain
Atomsa, Tariko., (1997), Analisis Management: A Case Study in PT.
Performansi Industri Kecil Eka Dura Indonesia, Astra Agro
Manufaktur Menurut Persepsi Lestari, Riau, Jurnal Manajemen
Pengusaha, Tesis Magister Teknik & Agribisnis, Vol.1 No. 1.
dan Manajemen Industri, ITB.
Ghozali, Imam, 2005, Model Persamaan
Badan Perencanaan Pembangunan, Struktural, edisi kedua, Badan
Penelitian, dan Pengembangan Penerbit UNDIP, Semarang.
Daerah Kabupaten Gresik. Kajian Handayani, N, (2002), Pengembangan
Kompetensi ini industri daerah Metodologi Dan Perumusan
Kabupaten Gresik. 2014 Strategi Klaster Industri, Tesis
Badan Perencanaan Pembangunan, Magister Teknik dan Manajemen
Penelitian, dan Pengembangan Industri, ITB.
Daerah Kabupaten Gresik. Hany, Irma, (2000), Analisis Kandungan
Perencanaan Pengembangan Teknologi terhadap Perfomansi
Klaster Industri Kecil di Kabupaten Bisnis Industri Kecil: studi kasus:
Gresik. 2014 IKM Logam, Bandung, Thesis
Caniels, M., and Romijn, H., (2001), Small- Magister Teknik dan Manajemen
industry cluster, accumulation Industri, ITB.
of technological capability, and Hair F, Joshep., Anderson E, Rolph., Tatham
development: A conceptual L, Ronald., and Black C,William,
framework, The Centre for (1998), Multivariat Data Analysis,
Innovation Studies, Working Paper Prentice Hall International Inc.
01.05. Herdiani, (2001), Analisis Pengaruh
Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian Faktor Daya Saing Industri Kecil
dan Perdagangan Pemerintah Terhadap Performasi Industri
Kabupaten Gresik. Laporan Kecil dalam Upaya Peningkatan
Potensi IKM Kabupaten Gresik. Pengembangan Industri Kecil,
2014 Thesis Magister Teknik dan
Manajemen Industri, ITB.
Cakrawala: Jurnal Litbang Kebijakan, 13(1) 2019: 93-108 | 107

Humphrey, J. and H. Schmitz (1995) Permadi, D., (2006), Usulan Metode


Principles for promoting clusters Pemodelan Kolaborasi Knowledge
& networks of SMEs. Discussion Pada Klaster Industri Kecil, Tesis
Paper Number 1. Small medium Magister Teknik dan Manajemen
enterprises programme. United Industri, ITB.
Nations Industrial Development Porter, Michael E., (1990), The Competitive
Organization. Advantage of Nations, New York,
Lasch, R., Janker, Christian, G., (2005), Macmillan.
Supply Selectionand Controlling Porter, Michael., (1998), Cluster and the
Using Multivariate Analysis, new economics of competition,
International Journal of Physical Harvard Business Review,
Distribution & Logistics November-December, 77-90.
Management, 35,6. ABI/INFORM
Global pg.409. Porter, Michael., (2000), Locaton,
Competition, and Economic
Mayer, H., (2003), Cluster Monitor, A Development: Local Clusters in
Guide for Analyzing Industry a Global Economy, Economic
Clusters in the Portland-Vancouver Development Quarterly, 14;15.
Metropolitan Region, Institute of
Portland Metropolitan Studies. Reid, N., Carroll, Michael, C., and Smith,
Bruce, W., (2007), Critical Steps
Munandar, M. 2001. Budgeting, in the Cluster Building Process,
Perencanaan Kerja Working Paper, Urban Affairs
Pengkoodinasian Kerja Center at UT and The Center for
Pengawasan Kerja. Yogyakarta: Development at BGSU.
BPFE Universitas Gajah Mada.
Sandee, Henry., and Rietveld, Piet.,
Nicholson, Walter, (2001). Teori Ekonomi (2001), Upgrading Tradisional
Mikro. PT. Raja Grafindo Persada, Technologies in Small-Scale
Jakarta Industry Cluster: Collaboration and
Nu’man, A, Harits., (2004), Kebijakan Innovation Adoption in Indonesia,
Pengembangan Industri Kecil The Jurnal of Development
Menengah Sebagai Suatu Strategi Studies.
Peningkatan Daya Saing Di Era Sukirno, Sadono. 2002. Teori Mikro
Perdagangan Bebas (Studi Kasus Ekonomi. Jakarta: Rajawali Press.
Pada IKM Logam Bandung), Tesis
Magister Teknik dan Manajemen
Industri, ITB. Schmits, H., (1995), Collective Efficiency:
Patti, Anthony, L., (2006), Economic Growth Path for Small-Scale
Clusters and The Supply Chain: Industry, Journal of Development
A Case Study, Supply Chain Studies, 31(4), 889-910.
Management: An International Schmits, H., (1999), Collective Efficiency
Journal. 11/3 266-270. and Increasing Returns, Cambridge
Journal of Economics, 23.
108 | Eni Wuryani dkk., Pengembangan Model Akses Modal Bagi Koperasi dan UMKM di Jawa Timur

Schmitz, H., and Musyck, Bernard., (1994), Staley, Eugene., and Morse, Richard.,
Industrial districts in Europe: (1965), Modern Small Industry for
policy lessons for developing Developing Countries, McGraw-
countries, World Development, Hill Book Company.
22(6), Jun.: 899-910. Trindira, Happy, (2002), Penentuan
Schmits, H., and K, Nadvi (1999), Prioritas Variabel-variabel Unsur
Cluster and Industrialization: An Klaster Industri Kecil Sebagai
Introduction, World Development, Arahan Kebijakan Pengembangan
27 (9). Industri Kecil, Tesis Magister
Sekaran, Uma., (2003), Research Methods Teknik dan Manajemen Industri,
for Business : A Skill Building ITB.
Approach, fourth edition, John Undang-undang Republik Indonesia
Willey & Sons Inc. Nomor 5 Tahun 1984 tentang
Siregar, Ali B., Sutoko, Mame S, dan Perindustrian.
Atomsa, T., (1998), Analisis Untari, R., (2004), Pola Pertumbuhan
Kinerja Industri Kecil Dalam Klaster Industri Kecil, Disertasi
Perspektif Kajian Faktor Kunci Program Doktor Teknik dan
Keberhasilan Pengembangan Manajemen Industri, ITB.
Industri, Jurnal TMI 18.

Anda mungkin juga menyukai