Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

Pembahasan Materi Bab VII Tentang Permasalahan Pendidikan dan


Solusi Pemecahan Permasalahan Pendidikan

Disusun guna memenuhi tugas:

Mata Kuliah: Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan

Nama Dosen: Slamet Hamid, Drs., M.Pd.

Disusun Oleh:

Naila Sabila

202001500356

KELAS R1D

BIMBINGAN & KONSELING

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

2020
1. Pengertian Permasalahan Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia
dimuka bumi ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia. Dalam kondisi
apapun, manusia tidak dapat menolak efek dari penerapan pendidikan. Menurut wadah yang
menyelenggarakan pendidikan, pendidikan dapat dibedakan menjadi pendidikan formal,
informal dan nonformal.
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan.
Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman
perkembangan zaman, selalu memunculkan tantangan-tantangan baru, yang sebagiannya
sering tidak dapat diramalkan sebelumnya. Sebagai konsekuensi logis, pendidikan selalu
dihadapkan pada masalah-masalah baru.
Istilah permasalahan diterjemahkan dari bahasa inggris yaitu “problem“. Masalah
adalah segala sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Sedangkan kata permasalahan
berarti sesuatu yang dimasalahkan atau hal yang dimasalahkan. Jadi Permasalahan
pendidikan adalah segala-sesuatu hal yang merupakan masalah dalam pelaksanaaan kegiatan
pendidikan
2. Permasalahan Pokok Pendidikan
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita
dewasa ini, yaitu:
a. Bagaimana semua warga negara dapat menikmati kesempatan pendidikan.
b. Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang
mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan bermasyarakat.
3. Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan
Terdapat empat permasalahan pokok pendidikan yang telah menjadi kesepakatan nasional
yang perlu diprioritaskan penanggulangannya. Masalah yang dimaksud yaitu:
a. Masalah Pemerataan Pendidikan
>> Pengertian Pemerataan Pendidikan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata pemerataan berasal dari kata
dasar rata, yang berarti: meliputi seluruh bagian, tersebar kesegala penjuru, dan sama-
sama memperoleh jumlah yang sama. Sedangkan kata pemerataan berarti proses, cara, dan
perbutan melakukan pemerataan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemerataan pendidikan
adalah suatu proses, cara dan perbuatan melakukan pemerataan terhadap pelaksanaan
pendidikan, sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan pelaksanaan
pendidikan.
Pelaksanaan pendidikan yang merata adalah  pelaksanaan program pendidikan yang
dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga negara Indonesia
untuk dapat memperoleh pendidikan. Pemerataan dan perluasan pendidikan atau biasa
disebut perluasan keempatan belajar merupakan salah satu sasaran dalam pelaksanaan
pembangunan nasional. Hal ini dimaksudkan agar setiap orang mempunyai kesempatan
yang sama untuk memperoleh pendidikan. Kesempatan memperoleh pendidikan tersebut
tidak dapat dibedakan menurut  jenis kelamin, status sosial, agama, maupun letak lokasi
geografis.
Permasalahan Pemerataan dapat terjadi karena kurang tergorganisirnya koordinasi
antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, bahkan hingga daerah terpencil
sekalipun. Hal ini menyebabkan terputusnya komunikasi antara pemerintah pusat dengan
daerah. Selain itu masalah pemerataan pendidikan juga terjadi karena kurang berdayanya
suatu lembaga pendidikan untuk melakukan proses pendidikan, hal ini bisa saja terjadi jika
kontrol pendidikan yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah tidak menjangkau daearh-
daerah terpencil. Jadi hal ini akan mengakibatkan mayoritas penduduk Indonesia yang
dalam usia sekolah, tidak dapat mengenyam pelaksanaan pendidikan sebagaimana yang
diharapkan.
>> Pemecahan Masalah Pemerataan Pendidikan
Permasalahan pemerataan pendidikan dapat ditanggulangi dengan menyediakan
fasilitas dan sarana belajar bagi setiap lapisan masyarakat yang wajib mendapatkan
pendidikan. Pemeberian sarana dan prasarana pendidikan yang dilakukan pemerintah
sebaiknya dikerjakan setransparan mungkin, sehingga tidak ada oknum yang dapat
mempermainkan program yang dijalankan ini.
Selain itu, banyak macam pemecahan yang telah dan sedang dilakukan oleh
pemerintah untuk meningkatkan pemerataan pendidikan dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, langkah-langkah yang ditempuh melalui cara-cara konvensional dan
cara inovatif :
Cara konvensional antara lain :
a. Membangun gedung sekolah seperti SD Inpres dan atau ruangan belajar.
b. Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian pagi dan sore)
Sehubungan dengan itu yang perlu digalakkan, utamanya untuk pendidikan dasar
ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat / keluarga yang kurang mampu
agar mau menyekolahkan anaknya.
Cara inovatif antara lain :
a. Sistem Pamong (Pendidikan Oleh Masyarakat, Orang Tua dan Guru) atau Inpact Sistem
(Instructional Management by Parent, Community and Teacher). Sistem ini dirintis di
Solo dan didiseminasikan ke beberapa provinsi)
b. SD kecil pada daerah terpencil
c. Sistem Guru Kunjung
d. SMP Terbuka (ISOSA – In School Out off School Approach)
e. Kejar paket A dan B
f. Belajar jarak jauh, seperti Universitas Terbuka
b. Masalah Mutu Pendidikan
>> Pengertian Mutu Pendidikan
Mutu sama halnya dengan memiliki kualitas dan bobot. Jadi pendidikan yang bermutu
yaitu pelaksanaan pendidikan yang dapat menghasilkan tenaga profesional sesuai dengan
kebutuhan negara dan bangsa pada saat ini. Sejalan dengan proses pemerataan pendidikan,
peningkatan mutu untuk setiap jenjang pendidikan melalui persekolahan juga
dilaksanakan. Peningkatan mutu ini diarahkan kepada peningkatan mutu masukan dan
lulusan, proses, guru, sarana dan prasarana, dan anggaran yang digunakan untuk
menjalankan pendidikan..
Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan mutu. Kondisi mutu
pendidikan di seluruh tanah air menunjukan bahwa di daerah pedesaan utamanya di daerah
terpencil lebih rendah dari pada di daerah perkotaan, acuan usaha pemerataan mutu
pendidikan barmaksud agar sistem pendidikan khususnya sistem persekolahan dengan
segala jenis dan jenjangnya di seluruh pelosok tanah air (kota atau desa) mengalami
peningkatan mutu pendidikan sesuai dengan situasi dan kondisinya masing-masing.
>> Pemecahan Masalah Mutu Pendidikan
Dalam mengatasi masalah ini pemerintah telah berusaha dengan sebaik mungkin
untuk meningkatkan kemampuan guru melalui training training dengan menambah
fasilitas dengan menambah dana pendidikan mencari sistem pengajaran tepat guna serta
sistem evaluasi yang sebaik mungkin dengan tujuan dapat meningkatkan mutu pendidikan
secara bertahap.
Upaya pemecahan masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal
yang bersifat fisik dan perangkat lunak, personalia, dan manajemen sebagai berikut :
a. Menyeleksi lebih rasional terhadap masukan mentah untuk SLTA dan PT
b. Pengembangan kemampuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut
c. Penyempurnaan kurikulum
d. Pengembangan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tentram untuk belajar
e. Penyempurnaan sarana belajar
f. Peningkatan administrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran
g. Kegiatan pengendalian mutu yang berupa kegiatan – kegiatan :
1. Laporan-laporan penyelengaraan pendidikan oleh semua lembaga pendidikan
2. Supervisi dan monitoring pendidikan oleh pemilik dan pengawas
3. Sistem pendidikan nasional atau negara seperti EBTANAS, Sipenmaru atau
UMPTN
4. Akreditasi terhadap lembaga pendidikan untuk menetapkan status suatu lembaga
c. Masalah Efisiensi Pendidikan
>> Pengertian Efisiensi Pendidikan
Sesuai dengan pokok permasalahan pendidikan yang ada selain sasaran
pemerataan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan, maka ada satu masalah lain
yang dianggap penting dalam pelaksanaan pendidikan yaitu efisiensi pendidikan.
Permasalahan efisiensi pendidikan dipandang dari segi internal pendidikan. Maksud
efisiensi adalah apabila sasaran dalam bidang pendidikan dapat dicapai secara efisien
atau berdaya guna. Artinya pendidikan akan dapat memberikan hasil yang baik
dengan tidak menghamburkan sumber daya yang ada seperti uang, waktu, tenaga dan
sebagainya.
Pelaksanaan proses pendidikan yang efisien adalah apabila pendayagunaan
sumber daya seperti waktu, tenaga dan biaya, tepat sasaran dengan lulusan dan
produktivitas pendidikan yang optimal. Pada saat sekarang ini, pelaksanaan
pendidikan di Indonesia jauh dari kata efisien, di mana pemanfaatan segala sumber
daya yang ada tidak menghasilkan lulusan yang diharapkan. Banyaknya
pengangguran di Indonesia lebih dikarenakan oleh kualitas pendidikan yang telah
mereka peroleh pendidikan yang telah mereka peroleh. Tidak menjamin mereka untuk
mendapat pekerjaan sesuai dengan jenjang pendidikan yang mereka jalani.
>> Pemecahan Masalah Efisiensi Pendidikan
Penanggulan masalah pendidikan ini dapat dilakukan dengan peningkatan
kualitas tenaga pengajar. Jika kualitas tenaga pengajar baik, bukan tidak mungkin
akan menghasilkan lulusan atau produk pendidikan yang siap untuk menghadapi
dunia kerja. Selain itu, pemantauan penggunaan dana pendidikan dapat mendukung
pelaksanaan pendidikan yang efektif dan efisien. Kelebihan dana dalam pendidikan
lebih mengakibatkan tindak kriminal korupsi di kalangan pejabat pendidikan.
Pelaksanaan pendidikan yang lebih terorganisir dengan baik juga dapat meningkatkan
efektivitas dan efisiensi pendidikan. Pelaksanaan kegiatan pendidikan seperti ini akan
lebih bermanfaat dalam usaha penghematan waktu dan tenaga. Kependidikan
diusahakan agar dapat memperoleh hasil yang baik dengan adanya biaya dan waktu
yang sedikit. Ini artinya harus dicari sistem mendidik dan mengajar yang efisien dan
efektif, yang sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pendidikan.

d. Masalah Relevansi Pendidikan


>> Pengertian Relevansi Pendidikan
Relevansi pendidikan merupakan ketidaksesuaian antara pendidikan dengan
perkembangan di masyarakat. Misalnya, lembaga pendidikan tidak dapat mencetak lulusan
yang siap pakai, tidak adanya kesesuaian antara output (lulusan) pendidikan dengan
tuntutan perkembangan ekonomi.
Dalam kondisi sekarang ini sangat dibutuhkan output pendidikan yang sesuai dengan
tuntutan masyarakat terutama dalam hubungannya dengan persiapan kerja. Hal tersebut
lebih jelas dengan digulirkannya konsep Link and Match yang salah satu tujuannya adalah
untuk mengatasi persoalan relevansi tersebut.
>> Pemecahan Masalah Relevansi Pendidikan
Beberapa upaya pemecahan masalah relevansi pendidikan, sebagai berikut:
a. Pemenuhan kebutuhan individu peserta didik dan tenaga kerja melalui “cooperative
education/dua sistem”.
b. Penguatan program pendidikan kejuruan menengah dan tinggi.
c. Penguatan pendidikan ketrampilan sebagai bagian integral dari kurikulum SMP.
d.  Peningkatan program keterampilan diluar sekolah melalui kejar paket B dan
pemanfaatan BLK/KLK yang bekerjasama dengan Depnaker.
4. Saling Keterkaitan Antara Masalah-Masalah Pendidikan
Pada dasarnya pembangunan di bidang pendidikan tentu menginginkan tercapainya
pemerataan pendidikan dan pendidikan yang bermutu. Terdapat dua faktor yang dapat
dikemukakan sebagai penyebab mengapa pendidikan yang bermutu belum dapat dicapai:
Pertama, gerakan perluasan pendidikan untuk melayani pemerataan kesempatan
pendidikan bagi rakyat banyak memerlukan penghimpunan dan pengerahan dana dan
daya. Kedua, kondisi satuan-satuan pendidikan pada saat demikian mempersulit upaya
peningkatan mutu karena jumlah murid dalam kelas terlalu banyak, pengerahan tenaga
pendidik yang kurang kompeten, kurikulum yang belum mantap, sarana yang tidak
memadai, dan seterusnya.
Meskipun demikian pemerataan pendidikan tidak dapat diabaikan karena upaya
tersebut, terutama pada saat-saat suatu bangsa sedang mulai membangun mempunyai
tujuan ganda, yaitu di samping tujuan politis (memenuhi persamaan hak bagi rakyat
banyak) juga tujuan pembangunan, yaitu memberikan bekal dasar kepada warga Negara
agar dapat menerima informasi dan memiliki pengetahuan dasar untuk mengembangkan
diri sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan.
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan
faktor-faktor yang dapat menimbulkan permasalahan pokok pendidikan tersebut adalah
sebagai berikut.
1. IPTEK
Terdapat hubungan yang erat anatara pendidikan dengan IPTEK (Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi) Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara
sistem dan terorganisasi mengenai alam semesta. Teknologi adalah penerapan yang
direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hiudp masyarakat.
2. Pertambahan Penduduk
Laju eksplosi penduduk yang cukup pesat tentunya menuntut adanya
perubahan, sekaligus pertambahannya keinginan masyarakat untuk mendapatkan
pendidikan yang secara komulatif menuntut dari segi sarana pendidikan yang
memadai.
Kenyataan tersebut menyatakan daya tampung, ruang dan fasilitas pendidikan
sangat tidak seimbang. Hal inilah yang mneyebabkan sulitnya menentukan bagaiman
relevansi pendidikan dengan dunia kerja sebagai akibat tidak seimbangnya antara
output lembaga pendidikan dengan kesempatan yang tersedia.
3. Aspirasi Masyarakat
Aspirasi masyarakat dalam hal meningkat, khususnya aspirasi terhadap
pendidikan hidup yang sehat, aspirasi terhadap pekerjaan semuanya ini mempengaruhi
peningkatan aspirasi terhadap pendidikan tidaklah berarti bahwa aspirasi tetap
dibangkitkan dan ditingkatkan utamanya pada masyarakat di daerah terpencil, sebab
aspirasi menjadi motor penggerak roda kemajuan .
4. Menurunnya Kualitas Pendidikan
Kualitas pendidikan yang dirasakan dewasa ini semakin menurun, ditambah
belum mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi, menuntut adanya sejumlah
perubahan. Bila tidak demikian, jelas akan berakibat fatal dan terus ketinggalan.
5. Kurang adanya relevansi antara pendidikan dan kebutuhan masyarakat yang sudah
membangun.
Dalam era modern sekarang masyarakat menuntut adanya lembaga pendidikan
yang benar-benar mampu untuk diharapkan, terutama yang siap pakai dengan dibekali
skill yang diperlukan dalam pembangunan.
Umumnya, kurang sesuainya materi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat
telah diatasi dengan menyusun kurikulum baru. Oleh karena itu perkembangannya di
Indonesia kita ketahui telah mengalami beberapa kali penggantian kurikulum. Hal ini
dilaksanakan dalam upaya mengatasi masalah relevansi. Dengan kurikulm baru inilah
peserta didik dbina kepribadiaannya melalui pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang sesuai dengan tuntutan masa kini dan masa yang akan datang. Aspek
keterampilan merupakan unsur kurikulum baru yang selalu mendapatkan perhatian
khusus dan prioritas utama.
6. Keterbelakangan Budaya dan Sarana Kehidupan
Keterbelakangan budaya adalah suatu istilah yang diberikan oleh sekelompok
masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung
suatu budaya. Perubahan kebudayaan terjadi karena adanya penemuan baru dari luar
maupun ari dalam lingkungan masyarakat sendiri.
Keterbelakangan itu terjadi karena :
1. Letak geografis tempat tinggal suatu masyarakat (misal terpncil)
2.  Penolakan masyarakat terhadap datangnya unsure budaya baru karena tidak
dipahami atau karena dikhwatirkan akan merusak sendi masyarakat.
3.  Ketidak mampuan masyarakat secara ekonomis, menyangkut unsur kebudayaan
tersebut.
Sebungan dengan faktor penyebab terjadinya keterbelakangan budaya umumnya di
alami oleh :
a. Masyarakat daerah terpencil
b. Masyarakat yang tidak mampu secara ekonomis 
c. Masyarakat yang kurang terdidik.
6. Permasalahan Aktual Pendidikan dan Penanggulangannya
Penanggulangan (pemecahan masalah) sebagai akibat pengaruh ke 4 faktor yang telah
dikemukakan terdahulu secara umum adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan harus senantiasa diperbaharui (direnovasi) sesuai dengan perkembangan
yang terjadi di luar bidang pendidikan itu sendiri. Misalnya kurikulum harus fleksibel,
jika perlu diperbaharui. Kurikulum jangan mengakibatkan para pelakunya (siswa atau
anak didik) selalu tertinggal dibanding dengan kemajuan IPTEK di luar dunia
pendidikan tersebut.
2. Pendidikan (bersama bidang terkait) berusaha menahan laju pertumbuhan penduduk
atau pendidikan harus mencari sistem baru yang dapat melayani semua orang yang
memerlukan pendidikan.
3.  Aspirasi masyarakat terhadap pendidikan didukung dan didorong terus agar lebih
meningkat lagi.
4.   Sistem pendidikan meningkatkan peran/fungsinya sebagai pengembangan kebudayaan
diseluruh plosok tanah air.
7. Solusi Permasalahan Pendidikan
Solusi permasalahan pendidikan adalah jalan keluar untuk menyelesaikan
permasalahan pendidikan melalui faktor internal (masalah atau hambatan tercapainya
tujuan utama dalam pelaksanaaan kegiatan pendidikan), dan eksternal (masalah atau
hambatan dalam pelaksanaaan kegiatan pendidikan).
Solusi permasalahan pemerataan pendidikan
Cara pemerataan pendidikan dapat ditempuh melalui :
a. Meningkatkan kemampuan pendidik lewat penataran-penataran
b. Memperkaya pengalaman dan memperlancarkan proses belajar peserta didik
c. Memantapkan nilai, keterampilan, sikap dan kesadaran lingkingan pada peserta didik
Solusi permasalahan mutu pendidikan
Cara memperluas mutu pendidikan, yaitu melalui :
a. Memberiakan ketetampilan bagi mereka yang tidak pernah sekolah
b. Penyebaran pesan-pesan yang merangsag kegiatan belajar da partisipasi untuk ikut
membangun
c. Penyebaran informasi untukmenumbuhkan kesadaran lingkungan.
d. Usaha memberikan pengalaman pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan
aspirasi yang berkembang dan realistis.
Solusi permasalahan relevansi pendidikan
Cara meningkatkan relevansi (keserasian) pendidikan dengan pembangunan yaitu dapat
ditempuh dengan :
a. Menanamkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang fungsional untuk kehidupan
dimasyarakat kelak.
b. Menentukan kemampuan untuk memahami dan memecahkan permasalahan yang
actual dalam masyarakat.
c. Menunjukan jalan untuk mengembangkan keterampilan hidup dimasyarakat.
Solusi permasahan efisiensi pendidikan
Cara meningkatkan efisiensi pendidikan, dapat ditempuh melalui :
a. Memberikan kebebasan sesuai dengan minat, kemampuan,dan kebutuhan kearah
perkembangan yang optimal.
b. Memberikan pengalaman yang bulat agar peserta didik mandiri dan memiliki sikap
tanggung jawab.
c. Megintegrasikan berbagai pengalaman dan kegiatan pendidikan
d. Mengusahakan isi, metode, dan bentuk pendidikan yang tepat guna, tepat saat, menarik
dan mengesankan.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Masalah pokok pendidikan yang harus diprioritaskan penanggulangannya yaitu, Masalah
Pemerataan Pendidikan, Masalah Mutu Pendidikan, Masalah Efisiensi Pendidikan, dan
Masalah Relevansi Pendidikan.
2. Permasalahan pendidikan dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: Kondisi
sosial ekonomi keluarga, Efektifitas Pendidikan di Indonesia, Efsiensi Pengajaran di
Indonesia, Standarisasi Pendidikan di Indonesia, Mutu dan perolehan tamatan yang
dihasilkan sekolah tidak dapat memenuhi harapan dan kebutuhan dunia kerja, dan Tenaga
kependidikan, terutama mutu tenaga pengajar.
3. Dari keempat masalah pendidikan di Indonesia tersebut, masing-masing dikatakan teratasi
jika pendidikan :
a. Dapat menyediakan kesempatan pemerataan belajar.
b. Dapat mencapai hasil yang bermutu.
c. Dapat terlaksana secara efisien.
d. Produknya yang bermutu tersebut relevan
4. Solusi pemecahan masalah dari berbagai permasalahan yang melanda pendidikan di
Indonesia adalah partisipasi dari semua pihak, dalam hal ini adanya komitmen dari semua
pihak terkait. Tenaga pendidik meningkatkan kualitas pengajarannya, Sekolah
meningkatkan perannya sebagai ujung tombak penjaminan mutu pendidikan dan Instansi
terkait lainnya menjalankan peran sesuai wewenangnya masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai