O 1 PENANGANAN OBAT Poin 5 bertuliskan : Poin 5 dan 6 di RUSAK/KEDALUARSA Obat – obat yang hapuskan, sehingga kadaluwarsa / rusak prosedur SOP menjadi yang sudah dipisah di 4 poin saja tempatkan di tempat khusus di puskesmas untuk di musnahkan setelah data-data di kumpulkan di Dinas Kesehatan Poin 6 bertuliskan : Kegiatan pemusnahan obat menunggu jadwal dari Dinas Kesehatan.
2 PENYERAHAN OBAT DAN 1. Petugas farmasi 1. Petugas farmasi
PEMBERIAN INFORMASI menyerahkan obat memanggil nama PENGGUNAAN OBAT sesuai dengan resep pasien. 2. Petugas 2. Petugas farmasi memberikan mengkonfirmasi informasi cara kembali identitas penggunaan obat pasien.. yang meliputi : 3. Petugas farmasi Waktu penggunaan menunjukkan obat obat (berapa kali yang akan diberikan obat digunakan disertai dengan dalam sehari : pagi, pemberian informasi siang, sore, atau jenis sediaan, malam ) kegunaan obat, Obat diminum aturan pakai, cara sebelum , saat atau penggunaan, efek sesudah makan samping obat dan Lama penggunaan cara penyimpanan obat, apakah selama dengan bahasa yang keluhan masih ada mudah dipahami. atau harus 4. Petugas dihabiskan mengkonfirmasi meskipun sudah kepada pasien/ merasa sembuh keluarga pasien khususnya untuk apakah penjelasan obat anti biotik sudah dimengerti. Cara penggunaan 5. Petugas meminta obat untuk sediaan tanda tangan pasien/ farmasi tertentu keluarga pasien seperti obat oral, sebagai bukti tetes mata, tetes pemberian informasi telinga, obat. suppositoria/salep/k 6. Petugas mengemas rim dan tablet obat dan vagina. menyerahkan kepada 3. Petugas farmasi pasien/ keluarga menyampaikan pasien. makanan dan minuman yang harus dihindari. 4. Petugas farmasi meminta pasien / keluarga pasien mengulang cara penggunaan obat yang telah disampaikan 5. Petugas farmasi memastikan pasien memahami informasi obat yang disampaikan petugas farmasi. 3 PERESEPAN OBAT 1. Petugas farmasi 1. Dokter Umum, NARKOTIKA DAN menerima resep dari dokter gigi PSIKOTROPIK pasien menuliskan tanggal 2. Petugas farmasi resep, nama pasien, memeriksa alamat pasien, kelengkapan resep umur/berat badan yang meliputi : pasien (untuk anak) Persyaratan di kertas resep administratif, yaitu 2. Dokter Umum, nama, tanda tangan dokter gigi dokter, tanggal resep, menuliskan terapi ruangan / unit asal obat yang diperlukan resep, umur, jenids pasien meliputi : kelamin, berat badan nama obat, bentuk dan alamat pasien. dan kekuatan Persyaratan sediaan, dosis dan farmasetik, yaitu jumlah obat serta bentuk dan kekuatan aturan pakai Dokter sediaan dosis dan Umum, dokter gigi jumlah obat, memberikan paraf stabilitas dan 3. Penulisan resep ketersediaan dan cara narkotika dan penggunaan obat. psikotropik Persyaratan klinik, dipisahkan dengan seperti ketepatan penulisan obat atau indikasi , dosis, dan resep non NAPZA waktu penggunaan obat, alergi, efek samping obat, kontra indikasi bila tidak jelas petugas farmasi konsultasi ke dokter yang menjual resep. 3. Apabila sudah jelas petugas farmasi menyiapkan obat sesuai resep. 4. Petugas farmasi melakukan peracikan obat apabila diperlukan. 5. Petugas farmasi memberikan etiket 6. Petugas farmasi melakukan pemeriksaan ulang terhadap resep. 7. Petugas farmasi memanggil pasien atau keluarga pasien untuk memastikan identitas pasien sesuai dengan identitas resep. 8. Petugas farmasi menjelaskan tentang aturan penggunaan obat, efek samping, dan cara penyimpanan obat 9. Petugas farmasi memberikan obat kepada pasien 10. Petugas farmasi menyimpan resep dan mencatat dibuku pemakaian psikotropika dan narkotika. 4 PENCATATAN,PEMANTAUAN 1. Petugas kesehatan 1. Petugas farmasi , PELAPORAN EFEK SAMPING menyerahkan buku menerima keluhan OBAT,KTD laporan ESO ke dari pasien/keluarga Petugas Farmasi pasien/nakes yang 2. Petugas farmasi merawat pasien merekap semua tentang efek buku laporan ESO samping dari petugas penggunaan obat. kesehatan 2. Petugas farmasi 3. Petugas farmasi menanyakan riwayat menentukan ESO alergi sebelumnya. yang sering terjadi 3. Petugas farmasi dan belum pernah menanyakan obat terjadi. yang diminum 4. Petugas farmasi kemudian mencatat identitas mencocokkan pasien dengan catatan 5. Petugas farmasi terapi dalam RM Membuat laporan dan bila ada ESO dicocokkan dengan 6. Petugas farmasi riwayat alergi yang mengirim laporan tercatat. ESO ke Dinas 4. Petugas farmasi Kesehatan. memastikan keluhan yang dilaporkan bukan terjadi karena efek alergi. 5. Petugas farmasi menentukan kemungkinan jenis obat yang menyebabkan efek samping. 6. Petugas farmasi menerima keluhan dari pasien tentang efek samping penggunaan obat. 7. Petugas farmasi menanyakan riwayat alergi sebelumnya. 8. Petugas farmasi menanyakan obat yang diminum kemudian mencocokkan dengan catatan terapi dalam RM dan bila ada dicocokkan dengan riwayat alergi yang tercatat. 9. Petugas farmasi memastikan keluhan yang dilaporkan bukan terjadi karena efek alergi. 10. Petugas farmasi menentukan kemungkinan jenis obat yang menyebabkan efek samping. 11. Petugas farmasi memberi informasi kepada pasien tentang jenis obat yang menyebabkan efek samping dan memberitahukan supaya berhenti minum obat tersebut. 12. Petugas farmasi melaporkan efek samping yang terjadi kepada dokter penanggung jawab pasien. 13. Petugas farmasi mendokumentasikan efek samping yang terjadi pada form MESO. 5 MONITORING PENYEDIAAN Poin 1 tertulis : Poin 1 menjadi: OBAT EMERGENSI DI UNIT Petugas unit Petugas unit KERJA melaporkan jika ada melaporkan jika ada pemakaian obat pemakaian obat emergensi ke petugas emergensi ke petugas farmasi farmasi dengan mengisi Poin 3 tertulis : pada resep/ form Petugas farmasi permintaan obat mengganti obat yang emergency. terpakai dengan obat Poin 3 menjadi: dari gudang dan Petugas farmasi mencatat di penerimaan mengganti obat yang LPLPO obat emergensi. terpakai dengan obat dari apotek dan mencatat di buku monitoring obat emergensi.
6 PENYEDIAAN OBAT UNTUK 1. Petugas Farmasi 1. Petugas pengelola
MENJAMIN KETERSEDIAAN menyusun obat menyiapkan data OBAT menjadi PENYUSUNAN perencanaan obat pemakaian perbekalan RENCANA KEBUTUHAN 2. Petugas Farmasi farmasi dari tahun / bulan sebelumnya OBAT (RKO) menyusun dengan melihat permintaan obat LPLPO. berdasarkan data 2. Petugas pengelola pemakaian obat obat menetapkan LPLPO (Laporan perencanaan perbekalan farmasi Pemakaian Obat dan dari rata-rata lembar Permintaan penggunaan tahun / Obat). bulan sebelumnya 3. Petugas Farmasi untuk dijadikan meminta obat ke patokan dalam Gudang Farmasi merencanakan Dinas Kesehatan kebutuhan obat satu Kabupaten tiap 1 bulan bulan sekali sesuai 3. Petugas pengelola dengan jadwal yang obat mengisikan sudah ditentukan kebutuhan perencanaan sediaan 4. Petugas farmasi farmasi dalam format menyediakan obat di Rencana Kebutuhan setiap unit Obat (RKO) dari pelayanan termasuk Dinkes Blitar dengan pustu polindes mempertimbangkan berdasarkan LPLPO sisa stok. setiap unit masing- 4. Petugas pengelola masing. obat meminta 5. Apabila persediaan persetujuan dan obat di puskesmas berkolaborasi bersama programer (Keswa, menipis dan belum Kecacingan, TB, jadwalnya ambil Diare, Kesga, obat maka petugas Laborat) mengetahui farmasi membuat Kepala Puskesmas . permintaan obat ke 5. Petugas pengelola gudang farmasi obat meneyerahkan 6. Apabila terjadi hasil RKO Kepala kekosongan obat, Instalasi Farmasi maka petugas Kabupaten (IFK) farmasi sebagai acuan RKO memberitahu tahunan sekabupaten 7 PENYEDIAAN OBAT UNTUK dokter/dokter gigi 1. Petugas menyusun MENJAMIN KETERSEDIAAN untuk memakai obat laporan pemakaian OBAT menjadi PERMINTAAN pengganti yang dan lembar OBAT KE IFK lainnya. permintaan obat 7. Apabila terjadi (LPLPO) untuk satu kelebihan obat atau bulan dengan obat yang akan persetujuan kepala kadaluarsa, maka puskesmas. petugas farmasi 1. Petugas obat memberitahu mengirimkan dokter/dokter gigi LPLPO ke IFK dan agar mengeluarkan melakukan obat tersebut konfirmasi jadwal pengiriman obat. Petugas farmasi 2. Petugas melakukan membuat laporan penerimaan obat persediaan obat sesuai jadwal LPLPO kemudian distribusi yang telah setiap bulan ditetapkan dari dilaporkan ke Instalasi Farmasi Kepala Puskesmas Kabupaten. kemudian 3. Jika kebutuhan obat dilaporkanke Dinas meningkat / atau Kesehatan terjadi kekosongan Kabupaten Blitar obat sebelumnya, setiap bulannya maka dapat dengan Peresepan dilakukan obat rasional permintaan khusus (di luar permintaan reguler).