A. Pengertian
Mudharabah merupakan akad kerja sama usaha antara pemilik dana (shahibul
maal) dan pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha, yang mana laba
dibagi atas dasar nisbah bagi hasil menurut kesepakatan kedua belah pihak, sedangkan
bila terjadi kerugian maka akan ditanggung oleh si pemilik dana kecuali disebabkan oleh
si pengelola dana. Melalui pembiayaan ini, pemberi modal dapat memperoleh bagi hasil
secara terus menerus selama usaha masih berjalan. Di mana besar keuntungan yang
diperoleh dibagi atas dasar kesepakatan yang telah ditentukan di kontrak awal.
Dalam kaitannya dengan bank syariah, mudharabah adalah akad kerja sama antara
bank selaku pemilik dana (shahibul maal) dengan nasabah selaku (mudharib) yang
mempunyai keahlian atau keterampilan untuk mengelola suatu usaha yang produktif dan
halal.
2. Mudharabah Muqayyadah
Yaitu mudharabah yang pemilik dananya memberikan batasan kepada
pengelola dana mengenai lokasi, cara, dan atau objek investasi atau sektor usaha.
Misalnya, tidak mencampurkan dana yang dimiliki oleh pemilik dana dengan dana
lainnya, tidak menginvestasikan dananya pada transaksi penjualan cicilan tanpa
penjamin atau mengharuskan pengelola dana untuk melakukan investasi sendiri tanpa
melalui pihak ketiga, (PSAK par 07). Mudharabah jenis ini disebut juga investasi
terikat.
3. Mudharabah Musytarakah
Yaitu Mudharabah yang pengelola dananya turut menyertakan modal atau
dananya dalam kerja sama investasi. Di awal kerja sama, akad yang disepakati adalah
akad mudharabah dengan modal 100% dari pemilik dana, setelah berjalannya operasi
usaha dengan pertimbangan tertentu dan kesepakatan dengan pemilik dana, pengelola
dana ikut menanamkan modalnya dalam usaha tersebut jenis mudharabah seperti ini
disebut mudharabah musytarakah merupakan perpaduan antara akad mudharabah dan
akad musyarakah.
C. DASAR SYARIAH
Sumber Hukum Akad Mudharabah.
Menurut Ijmak Ulama, mudharabah hukumnya jaiz (boleh). Prinsip mudharabah sudah
dipraktikkan sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Jenis bisnis ini sangat bermanfaat dan
sangat selaras dengan prinsip dasar ajaran syariah, oleh karena itu masih tetap ada di
dalam sistem Islam.
Al-Quran
“….Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah
yang dipercaya itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah
Tuhannya…” (Q.S 2:283)
As-Sunah
Dari Shalih bin Suaib r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda, “tiga hal yang di
dalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah),
dan mencampuradukkan dengan tepung untuk keperluan rumah bukan untuk dijual.”
(HR. Ibnu Majah)