Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“LANDASAN ONTOLOGIS DALAM FILSAFAT ILMU”

Dosen Pengampu :

Drs.IRZAL ANDERSON M.SI

DONA SARIANI S.Pd. MP d.

Disusun Oleh :

1. NURUL QURAINI AULIA ( A1A321048)


2. SINTA WAHIDHA ASSALIKHA ( A1A321038)
3. AULIA ARMA PUTRI ( A1A321010)
4. MIFTAHUL IKROM (A1A321066
5. JENNY M.B SIHOMBING ( A1A321028)
6. DWI CAHYA PUANDITA (A1A321020)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

UNIVERSITAS JAMBI
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
dan berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, penulis dapat menempuh dan menyelesaikan
makalah mata kuliah Bahasa Indonesia. Adapun materi pembahasan makalah ini adalah
“LANDASAN ONTOLOGIS DALAM FILSAFAT ILMU”
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
namun demikian penulis tetap berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi pembaca. Penulis menyampaikan seluruh rasa hormat dan ucapan
terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyedikan informasi sehingga penulis
dapat membuat makalah ini dengan baik.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi semua pihak. Semoga Allah SWT membalas jasa dan budi baik semua pihak yang
telah membatu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Terimakasih.

Jambi, Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................4
C. Tujuan Masalah...............................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
A. pengertian filsafat ilmu....................................................................................................................5
B. Pengertian landasan ontologis..........................................................................................................5
C. Objek ontologis................................................................................................................................6
BAB III.....................................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................................11
A. Kesimpulan....................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang
bersifat konkret. Ontologi membahas dengan apa adanya. Pembahasan mengenai ontologi berarti membahas
kebenaran suatu fakta. Untuk mendapatkan kebenaran itu, ontologi memerlukan proses bagaimana realitas
tersebut dapat diakui kebenarannya. Untuk itu proses tersebut memerlukan dasar pola berfikir. Ontologi
membahas apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu.
Ilmu merupakan kegiatan untuk mencari suatu pengetahuan dengan jalan melakukan pengamatan
ataupun penelitian, kemudian peneliti atau pengamat tersebut berusaha membuat penjelasan mengenai hasil
pengamatan atau penelitiannya tersebut. Dengan demikian, ilmu merupakan suatu kegiatan yang sifatnya
operasional.
Ontologi ilmu meliputi ilmu itu, apa hakekat kebenaran dan kenyataan yang inheren dengan
pengetahuan ilmiah, yang tidak lepas dari persepsi filsafat tentang apa dan bagaimana (yang) “ada” itu
(being, Sein, het, zijn). Faham monisme yang terpecah menjadi idealisme atau spiritualisme, faham
meterialisme, dualisme, pluralisme dengan berbagai nuansanya, merupakan faham ontologik yang pada
akhirnya menentukan pendapat bahkan “keyakinan”kita masing-masing mengenai apa dan bagaimana (yang)
“ada: sebagaimana manifestasi kebenaran yang kita cari. Secara ontologis perkembangan psikologi
sebenarnya telah mengalami kemajuan pesat, sehingga mampu menjawab ruang lingkup obyek yang
dipelajarinya, yaitu perilaku. Landasan epistemologi ilmu tercermin secara operasional dalam metode
ilmiah. Penelitian ilmiah adalah penelitian yang sistematik dan terkontrol berdasar metode ilmiah. Oleh
karena itu pengetahuan ilmiah sangat dipengaruhi oleh teori-teori pengetahuan pada bidang ilmu seperti
rasionalisme, empirisme, kritisisme, positivisme dan fenomenologi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari landasan ontologis?

2. Apa saja objek telaah ontologi?


3. Bagaimana pandangan pokok landasan ontologis?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui apa itu landasan ontologis


2. Mengetahui apa saja objek telaah dalam landasan ontologi
3. Untuk mengetahui bagaimana pandangan pokok landasan ontologis

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian filsafat ilmu

Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat
ilmu. Filsafat ilmu memiliki cabang-cabang filsafat yang berkaitan dengan dasar, metode, asumsi
dan implikasi ilmu pengetahuan dari ilmu yang termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan
ilmu sosial. Sering kali muncul pertanyaan sentral dari studi ini menyangkut apa yang memenuhi
syarat sebagai sains, keandalan teori-teori ilmiah dan tujuan akhir sains. Keterkaitan filsafat ilmu
sangat erat dan saling tumpang tindih dengan metafisika, ontologi dan epistemologi.

Filsafat ilmu berusaha menjelaskan masalah-masalah seperti: apa dan bagaimana suatu konsep dan
pernyataan dapat disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep tersebut dilahirkan, bagaimana ilmu
dapat menjelaskan, memperkirakan serta memanfaatkan alam melalui teknologi; cara menentukan
validitas dari sebuah informasi; formulasi dan penggunaan metode ilmiah; macam-macam
penalaran yang dapat digunakan untuk mendapatkan kesimpulan; serta implikasi metode dan model
ilmiah terhadap masyarakat dan terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri.

Filsafat ilmu juga tidak terlepas dari landasan aksiologi dari ilmu. Landasan ini memperdebatkan
manfaat dan dampak ilmu bagi manusia dan lingkungan hidup. Fokus dari landasan ini bukanlah
kebenaran seperti halnya landasan ontologis dan epiestmologis, melainkan kebaikan. Meskipun
landasan ini lebih merupakan urusan dari etika, namun dalam situasi konkret, filsafat ilmu wajib
mempertimbangkan nilai-nilai dan tanggung jawab sosial dari pemilihan dan penggunaan
kebenaran ilmiah oleh manusia Oleh karenanya, aksiologi memerlukan tempat serius dalam filsafat
ilmu.

B. Pengertian Landasan ontologis

Ontologi terdiri dari dua suku kata, yakni ontos dan logos. Ontos berarti sesuatu yang berwujud dan
logos berarti ilmu. Jadi ontologi dapat diartikan sebagai ilmu atau teori tentang wujud hakikat yang ada.
Hakikat dalam kajian ontologi adalah keadaan sebenarnya dari sesuatu, bukan keadaan sementara yang
selalu berubah-ubah.

C. Objek Ontologis
Objek telaah ontologi adalah yang ada. Ontologi membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh
satu perwujudan tertentu. Ontologi membahas tentang yang ada yang universal, menampilkan pemikiran
semesta universal. Ontologi berupaya mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan, atau dalam
rumusan Lorens Bagus; menjelaskan yang ada yang meliputi semua realitas dalam semua bentuknya.

1. Objek Formal

Objek formal ontologi adalah hakikat seluruh realitas. Bagi pendekatan kuantitatif, realitas tampil dalam
kuantitas atau jumlah, tealaahnya akan menjadi kualitatif, realitas akan tampil menjadi aliran-aliran
materialisme, idealisme, naturalisme, atau hylomorphisme.

2. Metode dalam Ontologi

Lorens Bagus memperkenalkan tiga tingkatan abstraksi dalam ontologi, yaitu : abstraksi fisik, abstraksi
bentuk, dan abstraksi metaphisik. Abstraksi fisik menampilkan keseluruhan sifat khas sesuatu objek,
sedangkan abstraksi bentuk mendeskripsikan sifat umum yang menjadi ciri semua sesuatu yang sejenis.
Abstraksi metaphisik mengetengahkan prinsip umum yang menjadi dasar dari semua realitas. Abstraksi yang
dijangkau oleh ontologi adalah abstraksi metaphisik.

Dalam pemahaman ontologi dapat dikemukakan pandangan pokok sebagai berikut :

1. Monoisme

Monisme adalah aliran yang memberikan gagasan metafisis bahwa kosmos terbuat dari satu jenis Zat.
Haruslah satu hakikat saja sebagai sumber yang asal, baik yang asal berupa materi ataupun berupa rohani.
Paham ini kemudian terbagi ke dalam dua aliran :

a. Materialisme

Menurut aliran ini, yang sesungguhnya ada adalah keberadaan yang bersifat material atau bergantung
terhadap materi.

b. Idealisme

Sebagai lawan materialisme adalah aliran idealisme. Aliran ini beranggapan bahwa hakikat kenyataan
yang beraneka ragam itu semua berasal dari ruh (sukma) atau sejenis dengannya, yaitu sesuatu yang tidak
berbentuk dan menempati ruang.

2. Dualisme

Dualisme merupakan aliran filsafat yang mencoba memadukan antara dua faham yang saling
bertentangan yaitu materialisme dan idealisme. Dualisme mengatakan bahwa materi dan ruh sama-sama
hakikat. Tokoh paham ini adalah Descartes (1596-1650 M) yang dianggap sebagai bapak filsafat modern. la
menamakan kedua hakikat itu dengan istilah dunia kesadaran (ruhani) dan dunia ruang (kebendaan).

3. Pluralisme
Paham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Pluralisme bertolak dari
keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu semuanya nyata.

4. Nihilisme

Nihilisme berasal dari Bahasa Latin yang berarti nothing atau tidak ada. Istilah nihilisme diperkenalkan
oleh Ivan Turgeniev. Doktrin tentang nihilisme, yaitu pada pandangan Gorgias (483-360 SM) yang
memberikan tiga proposisi tentang realitas yaitu tidak ada sesuatu pun yang eksis, bila sesuatu itu ada maka
isinya tidak dapat diketahui, sekalipun realitas itu dapat kita ketahui maka isinya tidak akan dapat kita
beritahukan kepada orang lain.

5. Agnostisisme

Agnostisisme adalah aliran yang mengatakan bahwa manusia tidak mungkin mengetahui hakikat sesuatu
di balik kenyataan ini. Baik hakikat materi maupun hakikat ruhani. Aliran ini dengan tegas selalu
menyangkal adanya suatu kenyataan mutlak yang bersifat trancendent.

BAB III
PENUTUP
 Kesimpulan

Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat yang paling kuno dan berasal dari Yunani. Kajian tersebut
membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Tokoh yunani yang memiliki pandangan yang bersifat
ontologis adalah Thales, Plato, dan Aristoteles. Thales, misalnya, melalui perenungannya terhadap air yang
ada di mana-mana, ia sampai pada kesimpulan bahwa air merupakan “substansi terdalam” yang merupakan
asal mula dari segala sesuatu. Yang penting bagi kita sesungguhnya bukanlah ajarannya yang mengatakan
air itulah asal mula segala sesuatu, melainkan pendiriannya bahwa “mungkin sekali segala sesuatu berasal
dari satu substansi belaka.”

Ilmu membatasi diri hanya kepada kejadian yang bersifat empiris. Secara sederhana objek kajian ilmu
ada dalam jangkauan pengalaman manusia. Objek kajian ilmu mencakup seluruh aspek kehidupan yang
dapat diuji oleh pacaindera manusia. Dalam batas-batas tersebut maka ilmu mempelajari objek-objek empiris
seperti batu-batuan, binatang, tumbuh-tumbuhan , hewan atau manusia itu sendiri. Berdasarkan hal itu maka
ilmu ilmu dapat disebut sebagai suatu pengetahuan empiris, di mana objek-objek yang berbeda di luar
jangkaun manusia tidak termasuk di dalam bidang penelaahan keilmuan tersebut.

Ontologi pengetahuan adalah suatu ajaran tentang hakikat yang ada berdasarkan kepercayaan yang benar
yang diperoleh dari informasi yang masuk akal ataupun common sense. Ontologi pengetahuan atau bagian
metafisika yang umum, membahas segala sesuatu yang ada secara menyeluruh yang mengkaji persoalan –
persoalan, seperti hubungan akal dengan benda, hakikat perubahan, pengertian tentang kebebasan, dan
lainnya

DAFTAR PUSTAKA
https://www.researchgate.net/publication/332072673_RUANG_LINGKUP_FILSAFAT_ILMU

https://dinaoctaria.wordpress.com/2012/10/15/ontologi-ilmu/

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Filsafat_ilmu

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JFI/article/download/22695/15480

https://jurnalpendidikan.unisla.ac.id/index.php/reforma/article/download/320/260

http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/KALAM/article/download/455/2640

Anda mungkin juga menyukai