Anda di halaman 1dari 5

Mobilitasi trolly untuk di Matos menggunakan tangga ramp.

Ramp adalah jalur


sirkulasi atau perpindahan orang atau benda yang memiliki bidang dengan kemiringan
tertentu. Ramp yang dibuat harus memenuhi standar desain yang telah diakui, ramp tidak
boleh dibuat terlalu curam karena bisa membahayakan pengguna, namun juga tidak boleh
terlalu panjang karena akan memakan banyak ruang. Beberapa syarat pembuatan ramp
dijabarkan sebagai berikut.
a. Kemiringan suatu ramp untuk di dalam bangunan tidak boleh melebihi rasio
tinggi:panjang = 1:12.
b. Perhitungan kemiringannya tidak termasuk awalan/atau akhiran ramp (curb
ramb/landing). Sedangkan kemiringan suatu ramp untuk di luar bangunan adalah 1:15
atau kemeringan standarnya adalah 10 derajat.
c. Maksimum panjang mendatar dari satu ramp (dengan kemiringan 1:12 ) tidak boleh
melebihi dari 900 cm.
d. Lebar minimum dari suatu ramp adalah 95 cm.
e. Untuk ramp yang juga digunakan sekaligus untuk pejaln kaki adalah dan pelayanan
angkutan barang harus dipertimbangkan secara seksama lebarnya, sehingga bisa
dipakai untuk kedua fungsi tersebut.
f. Landing atau muka datar pada awalan atau akhiran dari suatu ramp harus bebas dan
datar, sekurang-kurangnya bisa untuk memutar kursi roda dengan ukuran minimum
150 cm.
g. Permukaan datar dari landing (baik awalan atau akhiran ramp) harus memiliki tekstur
sehingga tidak licin baik diwaktu hujan atau tidak.
h. Pembatas rendah pinggir ramp (low curb) dirancang untuk menghalangi roda kursi
roda agar tidak terperosok atau keluar dari jalur ramp.
i. Apabila berbatas langsung dengan lalu-lintas jalan umum atau persimpangan harus
dibuat sedemikian rupa agar tidak mengganggu jalan umum.
j. Ramp harus dilengkapi dengan pencahayaan yang cukup yang akan membantu
pengguna ramp saat malam hari.
k. Penerangan khususnya disediakan pada bagian-bagian ramp yang memiliki ketinggian
terhadap muka tanah sekitarnya dan dibagian-bagian yang membahayakan.
l. Ramp juga harus dilengkapi dengan pegangan (handrail) yang dijamin kekuatannya
dan dengan ketinggian yang sesuai untuk pengguna ramp.
m. Material lantai ramp juga harus diperhatikan biasanya menggunakan agregat yang
kasardan juga harus di buta sedikit bantalan pada ramp.

Mekanisme kerja sistem penangkal petir adalah menangkap atau mengalihkan aliran
sambaran petir tersebut agar tak mengenai seseorang ataupun benda-benda yang lainnya.
Cara kerja penangkal petir sebagai terminal udara yang akan memberikan perlindungan
eksternal ke bangunan ataupun struktur dari dampak sambaran petir secara langsung.
Dengan cara itu, penangkal petir harus dipasang selalu di atas titik tertinggi bangunan
atau struktur yang perlu kita lindungi, itu akan bertugas menangkap dan melakukan
pelepasan petir ke tanah dengan aman.
Guna menangkap pelepasan aliran listrik oleh sambaran petir ini, maka penangkal
petir memiliki ujung dari badan logam, yang dihubungkan oleh jaringan konduksi ke
sistem pembumian impendansi rendah yang dimana pelepasan petir tersebut dapat
menghilang. Pada kondisi badai, tegangan tinggi terjadi antara sistem awan-bumi karena
banyaknya muatan listrik yang ada baik di dasar awan maupun di tanah. Tegangan tinggi
inilah yang menjadi pemicu untuk memulai turunan dari balok, yang akan mengebor
udara dielektrik antara awan dan tanah. Medan listrik yang sangat tinggi yang muncul di
zona itu, menghasilkan sirkulasi muatan listrik yang naik melalui badan konduktor petir
dengan tanda berlawanan yang memulai pelacak naik, yang akan bertemu dan bergabung
kembali dengan pemimpin turunan, menangkap dan menurunkannya ke tanah.

a) Keselamatan Kesehatan kerja


1. Menggunakan pakaian safety saat sedang melaksanakan memasang CCTV
2. Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya
3. Meletakkan alat kerja ke tempat semula dan sesuai agar tidak terjasi kecelakaan
kerja
4. Lakukan perawatan dan pemeliharaan alat kerja secara rutin
5. Selalu memperhatikan keselamatan, Kesehatan, dan keamanan (K3) di suatu
pekerjaan.
b) Alat Kerja
1. Cutter
2. Tang potong
3. Obeng
4. Bor

c) Metode/Prosedur Pelaksanaan
A. Langkah pertama
1. Siapkan alat dan bahan
2. Mematuhi prosedur keselamatan kerja
3. Tentukan kabel yang untuk CCTV yaitu dengan kabel RG59 Siamese yang
terdiri dari kabel video dan kabel power (positif dannegatif).
4. Tentukan lokasi dan area pantauan CCTV dengan berdasar jarak pandang dan
keadaan cahayanya.
5. Prioritaskan penempatan kamera CCTV di bawah atap/ tempat terlindung.
6. Cari titik untuk mulai menarik kabel RG59 dari luar ke dalam
7. Menempatkan monitor, DVR, dan Power Supply didalam ruangan
8. Memulai penarikan kabel RG59 untuk menghubungkan ke CCTV
B. Tahap kedua
1. Buat titik pada dinding untuk tempat baut
2. Lubangi dengan bor pada titik yang dibuat
3. Pasang pixer pada lubang
4. Pasang kamera dengan posisi lubang CCTV dipaskan dengan lubang yang di
dinding
5. Pasang baut di lubang yang sudah dibuat
6. Aturlah posisi pada lubang yang sudah dibuat
7. Atur poisisi kamera sesuai arah yang diinginkan
8. Tancapkan kabel power ke kabel yang ada di kamera CCTV
9. Rapihkan kabel-kabel dengan pasang klem dan dipaku
10. Hubugnkan kabel dengan DVR
11. Dan selanjutnya cek monitor posisi kamera apakah sudah tepat
12. Pemasangan CCTV selesai

a) Keselematan Kesehatan Kerja


1. Menggunakan alat sesuai prosedur
2. Meletakkan alat-alat kerja pada tempat yang sesuai agar tidak terjadi kecelakaan
kerja
3. Memperhatikan keselamatan, kesehatan, keamanan kerja dalam melakukan
pekerjaan
4. Menggunakan sarung tangan bila dibutuhkan
5. Hindari air dari kabel listrik

b) Alat Kerja
1. Tang : Untuk menjepit, memotong kabel listrik, dan membuka baut.

2. Obeng : Untuk membuka dan merapatkan sekrup pada kontrol otomatis air

c) Metode/Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan


1. Siapkan alat dan bahan

2. Lepas saklar otomatis dari dudukannya, kemudian pasang sekrup pada keempat
lubang dudukan saklar hingga bisa menempel kuat pada body watertank/tandon.

3. Masukkan tali saklar lewat lubang diatas watertank/tandon hingga masuk kedalam
watertank/tandon.

4. Pasang kembali saklar otomatis pada dudukannya

5. Memasang kedua pelampung dari saklar otomatis


a) Sebelum dipasang, isi air pada pelampung dengan cara melepas tutup
pelampung bagian atas, kemudian isi air ke pelampung dan tutup kembali
hingga rapat.

b) Setelah kedua pelampung terisi air, pelampung siap dipasang


6. Ikat pelampung pertama dengan cara mengikat tali saklar dari saklar otomatis
secara kencang ke lubang pelampung bagian atas. Kemudian tali saklar juga diikat
secara kencang pada pelampung bagian bawah. Pelampung pertama berfungsi
sebagai pengontrol level air bagian atas.
7. Pasang pelampung yang kedua dengan cara menyambungkan tali saklar dari
pelampung pertama tadi dan mengikat secara kencang ke bagian atas pelampung
kedua. Pelampung kedua berfungsi sebagai pengontrol level air bagian bawah.

8. Sesuaikan jarak pelampung pertama (atas) dan pelampung kedua (bawah) sesuai
keinginan.
9. Memasang kabel listrik ke saklar otomatis A1 dan A2
Ket: Karena alat tersebut hanya sebagai saklar, maka yang dipasang hanya
kabel arus fasa (+) saja. Tidak boleh dipasang kedua-duanya (fasa (+) dan netral
(-)), karena akan mengakibatkan hubungan arus pendek/korsleting listrik.

10. Kemudian sambungkan kabel dari saklar otomatis dan kabel fasa netral (-) ke
pompa air.

11. Terakhir hidupkan pompa air dengan memasang steker pompa pada stopkontak.

1. Jelaskan metode pemasangan instalasi pompa Jetpump.


Jawab :
a) Kesehatan Keselamatan Kerja
1. Menggunakan alat sesuai prosedur
2. Meletakkan alat-alat kerja pada tempat yang sesuai agar tidak terjadi kecelakaan
kerja
3. Memperhatikan keselamatan, kesehatan, keamanan kerja dalam melakukan
pekerjaan
4. Menggunakan sarung tangan bila dibutuhkan
5. Hindari air dari kabel listrik
b) Alat Kerja
1. Gergaji Besi : Untuk memotong pipa-pipa agar sesuai ukurannya.

2. Kunci Pipa : Untuk membantu merapatkan dan membuka sambungan-


sambungan pipa.

c) Metode/Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan


1. Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu
2. Sambungkan sock drat pada mata jet menggunakan seal tape agar tidak ada
kebocoran pada sambungan..

3. Selanjutnya, sambungkan Sock drat pada mata jet dengan menggunakan sealtape
dan lem, kemudian sambungkan juga dengan pipa menggunakan lem.

4. Selanjutnya, pasang tusen klep dengan menyambungkan dengan sock drat luar
(SDL) menggunakan sealtape untuk mencegah kebocoran.
5. Kemudian SDL tersebut disambungkan dengan pipa.

6. Selanjutnya sambungkan sock drat pada pompa air menggunakan sealtape, dan
kemudian sambungkan pipa dorong dan pipa hisap pada tempatnya menggunakan
lem pipa.

7. Sambungkan pipa dengan sock drat dengan ukuran masing masing dan
sambungkan.
8. Selanjutnya masukan pipa kedalam sumur, yang pertama yaitu masukan
sambungan tusen klep terlebih dahulu.

9. Sambungkan pipa pada sambungan tusen klep dengan sock drat pada mata jet
bagian bawah menggunakan lem lalu masukkan kedalam sumur.

10. Masukan pipa kedalam sumur, sampai mata jet tenggelam di dalam sumber air.

11. Setelah itu sambungkan knee (sambungan pipa bengkok) pada pipa hisap dan pipa
dorong.

12. Sambungkan pipa keluar dan beri keran pada pipa keluar.

Anda mungkin juga menyukai