Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Paham-paham Baru dan Kesadaran


Kebangsaan di Asia Afrika

Disusun Oleh:
 Siti Hardianti
 Irna Situmorang
 Susi Aruan
 Maria Ulpah
 Zaynudin Tanjung
 Edrian Sihombing

Kelas : XI

SMA SWATA HAPARAN


Tahun Ajaran 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT., yang mana berkat limpahan rahmat-Nya kami
selaku penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “Paham-paham Baru dan Kesadaran
Kebangsaan di Asia Afrika” ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga dan sahabatnya.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Semoga bantuan dari pihak yang telah mendukung kami mendapat
balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Simangalam, 24 Maret 2022

Kelompok

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Paham-paham Baru ..................................................................................................... 2


B. Pergerakan Asia Afrika ............................................................................................... 4
C. Hubungan Kehidupan Perkotaan dengan Munculnya Pergerakan Kebangsaan
Indonesia ..................................................................................................................... 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................................. 8
B. Saran ........................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan pelaksanaan kolonialisme dan imperialisme yang dilakukan bangsa-


bangsa Barat ternyata tidak hanya diterapkan di Indonesia saja, melainkan di negara-
negara Asia-Afrika lainnya. Kolonialisme dan imperialisme akhirnya menimbulkan
reaksi bagi bangsa-bangsa Asia dan Afrika untuk melakukan perlawanan. Inspirasi
perlawanan tersebut muncul seiring dengan masuknya paham-paham baru dari Eropa,
seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi, komunisme, serta paham Pan-
Islamisme yang muncul dari cendekiawan muslim Asia-Afrika.

Pada makalah ini,  penulis akan membahas definisi dan perkembangan paham-
paham baru yang berkembang di Eropa pada abad ke-19 serta dampaknya terhadap
kesadaran pergerakan kebangsaan di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa sajakah perkembangan paham-paham baru yang ada?


2. Bagaimanakah pergerakan kebangsaan di Asia Afrika?
3. Bagaimanakah hubungan kehidupan perkotaan dengan munculnya pergerakan
kebangsaan Indonesia?

C. Tujuan

1. Mengetahui perkembangan paham-paham baru.


2. Mengetahui pergerakan kebangsaan di Asia Afrika.
3. Mengetahui hubungan kehidupan perkotaan dengan munculnya pergerakan
kebangsaan indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Paham-paham Baru

1. Nasionalisme

Paham nasionalisme berkembang dari Eropa dan sejak abad ke-19 menyebar
ke berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.

Nasionalisme diartikan sebagai suatu sikap politik dan sosial dari kelompok
suatu bangsa yang memiliki kesamaan kebudayaan, bahasa, dan wilayah serta
persamaan cita-cita dan tujuan. Dengan demikian, kelompok tersebut merasakan
adanya kesatuan mendalam terhadap kelompok bangsa itu.

Negara-negara pemula penganut paham nasionalisme adalah Inggris, Jerman,


dan Italia. Tokoh-tokoh Asia yang menjadi pelopor paham Nasionalisme antara
lain adalah Soekarno dari Indonesia, Jawaharlal Nehru dari India, Dr. Sun Yat Sen
dari Cina, dan lain-lain.

2. Liberalisme

Liberalisme merupakan paham yang mengutamakan kemerdekaan, terutama


kemerdekaan individu. Paham ini berkembang sangat pesat di kota-kota besar
Eropa. Pendukungnya adalah kaum Borjuis dan kaum terpelajar kota. Aliran
liberalisme tidak memiliki ikatan yang kuat. Peranan kaum Borjuis semakin besar
setelah industri dan perdagangannya menjadi mata pencaharian penting.

Liberalisme adalah paham yang mengutamakan kebebasan individu dalam


berbagai aspek kehidupan. Paham liberal mula-mula berkembang dikota-kota besar
di eropa. Paham ini kemudian menyebar keberbagai Negara. Basis penduduknya
adalah kaum borjuis dan terpelajar kota.

a) Kebebasan di bidang politik dna pemerintahan

Para pendukung paham liberal berpendapat bahwa masyarakat terdiri


dari individu-yang berhak menentukand an mengatur kepentingnnya sendiri.
Wujud dari keinginan itu, melahirkan system politik liberal dengan parlemen
sebagai perwakilan rakyat. Untuk memilih anggota parlemen, maka diadakan
pemilihan umum.  Bagi bansa-bangsa terjajah, paham liberalism sejalan
dengan cita-cita nasionalisme yang menghendaki pemerintahan oleh bangsa
sendiri (the right of self determination).

2
b) Kebebasan di bidang ekonomi dan perdagangan

Dalam bidang perdagangan dan perekonomian, penganut paham liberal


mengingnkan kebebvasan individu untuk mengatur keperluan sendiri.
Semboyannya yang terkenal adalah latsser faire-laisser passer. Artinya,
biarkan setiap orang mengatur dan menentukan diri-sendiri, tanpa perlu
diatur.  Dengan masuknya pengaruh semboyan: bebas bersaing, bebas
berdagang, dan bebas berusaha, maka rakyat indonesia pun ingin hidup
seperti cita-cita liberalisme tersebut.

c) Kebebasan di bidang agama

Menganut suatu agama tertentu adalah hak asasi setiap individu. Oleh
karena itu, setiap orang berhak untuk memeluk agama menurut
keyakinannya.

d) Kebebasan di bidang pers

Dalam bidang pers, pendukung paham liberal berpendapat bahwa


wartawan bebas menuliskan segalah hal yang diketahunya, tanpa harus
dikendalikan oleh pihak penguasa.  Namun, selama masa penjajahan di
indonesia, pers dikendalikan oleh pemerintah colonial.

3. Pan-Islamisme

Pan Islamisme adalah suatu paham yang bertujuan untuk mempersatukan


umat Islam sedunia. Paham ini dalam bahasa Arabnya disebut dengan Al Jami’ah
al Islamiyah yang dicetuskan oleh seorang Afghanistan bernama Jamaluddin al
Afgani (1839–1897). Namun, ada yang berpendapat bahwa paham ini telah ada
pada diri tokoh perubahan dari Mesir bernama Al-Tahtawi (1801–1873).
Jamaluddin al Afghani menyaksikan bagaimana bangsa Barat terutama Inggris ikut
campur dalam urusan negara-negara Islam. Oleh karena itu, beliau mengajak kaum
muslim untuk kembali pada Alquran dan Hadits, juga menyerukan untuk berjuang
melawan imperialisme Barat untuk merebut kemerdekaan bangsa dan tanah air.

4. Sosialisme

Paham sosialisme yang mucul dibeberapa negara eropa, kemudian menyebar


pula kenegara-negara asia dan afrika, termasuk indonesia. Ciri-ciri paham
sosialisme ialah membantu memenuhi kebutuhan rakyat yang menderita; menolak
kemutlakan milik perorangandan menyokong pemilikan bersama; dan mendukung
alur pemikiran yang cendrung bersifat radikal.  Paham sosialisme kemudian
dilarang sejak zaman orde baru karena berhubungan dengan paham komunisme
yang disebut marxisme-leninisme.

3
Beberapa tokoh penganut paham sosialisme antara lain Robert Owen, Saint
Simor, Pierre Joseph Proudhon, Charles Fourier, Karl Heinrich Marx, Dan E,
Angels.

Dari nama-nama tokoh tersebut yang paling terkenal adalah Karl Marx. Ia
dikenal sebagai bapak pergerakan sosialisme dan komunisme internasional. Marx
berasal dari jerman keturunan yahudi. Ia pernah menjadi pemimpin redaksi harian
Reinische Zeitung. Harian itu cenerung menentang pemerintah, sehingga pada
tahun 1849 ia diusir dari jerman. Marx kemudian pergi ke inggris dan menetap di
london sampai akhir hayatnya.

Buku das capital merupakan hasil karya karl marx yang terkenal. Dalam
buku itu diuraikan bahwa sepanjang sejarah umat manusia, pertentangan akan
selalu terjadi antara dua golongan, yaitu golongan kaya dan golongan miskin atau
proletar. Menurut karl marx, sosialisme merupakan langkah penentu menuju
masyarakat sosialis. Ia juga mengatakan bahwa pertentangan antarakelas hanya
dapat diselesaikan melalui kekerasan. Semboyan mereka yang terkenal adalah
“kaum buruh seluruh dunia bersatulah”.

5. Nasionalisme

Nasionalisme mempunyai cirri utama, yakni menempatkan kepentingan


bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan. Atau dengan kata lain,
kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan. Paham
nasionalsisme kemudian meyebar, terutama ke negara-negara asia dan afrika
sebagai bangsa terjajah.

6. Demokrasi

Demokrasi taitu sistem pemerintahan yang mengakui hak segenap anggota


masyarakat untuk mempengaruhi keputusan baik langsung, maupun tidak
langsung. Paham ini berasal dari paham yunani kuno. Beberapa macam praktek
demokrasi di berbagai belahan dunia:

a) Demokrasi parlementer (perancis belgia, dan belanda)


b) Demokrasi dengan pemisahan kekuasaan legilatif, eksekutif, dan yudikatif.
c) Demokrasi mmelalui referendum dan inisiatif rakyat.
d) Demokrasi negara sedang berkembang seperti di asia, dan afrika.

B. Pergerakan Asia Afrika

Di kawasan Asia, kesadaran nasional baru bangkit sekitar permulaan abad ke-20
untuk melepaskan cengkeraman dari kekuasaan Barat. Misalnya, gerakan nasional India
yang dipelopori oleh Mahatma Gandhi, gerakan nasional Cina yang dipelopori oleh Sun
Yat Sen, gerakan nasional Turki yang dipelopori oleh Mustafa Kemal Pasha.

4
1. India

Mahatma Gandhi mengajarkan beberapa hal.

a) Swadesi, yaitu gerakan rakyat India untuk membuat dan memakai bahan
buatan dalam negeri sendiri.
b) Ahimsa, artinya melawan tanpa kekerasan (dilarang membunuh) artinya tidak
berbuat apa-apa.
c) Satyagraha, artinya gerakan rakyat India untuk tidak bekerja sama dengan
penjajah (Inggris) sehingga disebut gerakan nonkooperatif.
d) Hartal, artinya berkabung karena ada kejadian yang menyedihkan.
Berkabung sebagai tanda protes (mogok).
e) Purnaswaray, yaitu merdeka penuh.

Hasil perjuangan rakyat India ialah pada tanggal 15 Agustus 1947 rakyat
mendapatkan status dominion dan berhak mengatur urusan dalam negerinya
sendiri. Pada tanggal 26 Januari 1950, negara India mendapat kemerdekaan penuh
dengan Nehru sebagai perdana menterinya.

2. China

Sun Yat Sen, pelopor gerakan nasional Cina, mengajarkan Sun Min Chu I
(tiga asas kerakyatan), yaitu Min Chu (nasionalisme), Min Chuan (demokrasi), dan
Min Shen (sosialisme). Gerakan nasional Cina berhasil mengusir Inggris serta
melahirkan Republik Cina (1912).

3. Turki

Gerakan nasional Turki dipelopori oleh Mustafa Kemal Pasha. Sebelumnya,


terjadi Gerakan Turki Muda yang bertujuan untuk menyelamatkan Turki dari
keruntuhan, mengembangkan rasa nasionalisme, dan membulatkan semangat
kebangsaan Turki.

Adapun Gerakan Turki Muda meliputi hal-hal berikut.

a) Modernisasi Turki, yaitu membangun Turki secara modern.


b) Nasionalisme berarti menebalkan rasa kebangsaan Turki sehingga rakyat
berjuang mempertahankan Turki dari rongrongan penjajahan.
c) Demokrasi berarti membentuk pemerintahan atas dasar kedaulatan rakyat
dengan UUD, sebab keikutsertaan rakyat dalam pemerintahan memperkukuh
negara.

Selanjutnya, Kemal Pasha mengambil tindakan, antara lain,

a) Memproklamasikan Turki menjadi republik pertama dengan Mustafa Kemal


Pasha sebagai presidennya pada tanggal 29 Oktober 1923;
b) Melaksanakan pemerintahan modern, yakni pengesahan UUD, kota Ankara
sebagai ibukota, modernisasi agama, dipakainya huruf Latin;

5
c) Modernisasi ekonomi dengan cara mengadakan rencana pembangunan lima
tahun;
d) Modernisasi pertahanan dan persenjataan modern.

C. Hubungan Kehidupan Perkotaan dengan Munculnya Pergerakan Kebangsaan


Indonesia

Kota memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat


Indonesia dan selalu menjadi tujuan masyarakat dari berbagai daerah. Kehidupan dan
mentalitas masyarakat kota, biasanya mencari dan menemukan identitas baru, pluralistis
(suku, agama, profesi), modern (relative maju dan toleran). Oleh karena itu, kota menjadi
tempat yang sangat strategis dalam upaya memunculkan dan mengembangkan
pergerakan nasional Indonesia. Dari kota-kota tersebut muncullah golongan-golongan
elite baru dalam kehidupan masyarakat Indonesia, seperti golongan terpelajar, golongan
profesional, dan golongan pers.

1. Golongan Terpelajar

Golongan terpelajar termasuk ke dalam kelompok elite minoritas dari bangsa


Indonesia, tetapi kedudukan dan peranannya sangat besar dalam lingkungan
masyarakat. Dikatakan minoritas karena di dalam susunan masyarakat jumlahnya
relatif kecil apabila dibandingkan dengan kelompok-kelompok di bawahnya.
Golongan ini muncul pada kota, khususnya kota-kota besar yang dijadikan pusat
dan tempat untuk mengadu nasib, juga merupakan tempat bertemunya ide-ide para
pelajar, mahasiswa, sarjana dan pemuda lain dari berbagai daerah dengan adat
istiadat yang berbeda-beda.

Para pemuda pelajar mulai menyadari pentingnya persatuan dan kesatuan


dalam menghadapi penjajah Belanda. Mereka juga melihat pentingnya perluasan
pengajaran bagi kemajuan bangsa seperti yang ditegaskan oleh para pelajar
STOVIA di Batavia. Begitu pula di dalam menghadapi kaum kapitalis asing, tidak
ada jalan yang lebih baik kecuali jika para pedagang pribumi bersatu seperti yang
dinyatakan oleh pendiri Sarekat Islam, yaitu Haji Samanhudi.

2. Golongan Profesional

Golongan profesional lebih banyak muncul dan mengembangkan profesinya


pada daerah perkotaan. Pada masa kekuasaan pemerintahan kolonial Belanda,
golongan profesional ini memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat di
daerah perkotaan. Golongan profesional terdiri atas berbagai profesi seperti profesi
guru, dokter, dan sebagainya.

3. Peranan Pers Indonesia

Pada abad ke-19, pers masuk ke wilayah Indonesia dan sangat besar
pengaruhnya terhadap perkembangan kota-kota di Indonesia. Wujud
perkembangan pers itu dalam bentuk surat kabar ataupun majalah. Munculnya

6
surat kabar dimodali oleh orang-orang Cina dengan menggunakan bahasa Melayu.
Derngan demikian, surat kabar yang diterbitkan secara tidak langsung ikut serta di
dalam mempopulerkan penggunaan bahasa Melayu. Surat kabar juga memuat isu-
isu politik yang sedang berkembang, sehingga secara tidak langsung telah banyak
memberikan pendidikan politik pada masyarakat Indonesia. Surat kabar berbahasa
Melayu berkembang sejak awal abad ke-20, antara lain sebagai berikut.

a) Sumatra: Sinar Soematra, Tjahaja Soematra, Pemberita Atjeh, Pertja Barat.


b) Jawa: Bromantani, Pewarta Soerabaja, Kabar Perniagaan, Pemberitaan
Betawi, Pewarta Hindia, Bintang Pagi, Sinar Djawa, Hampaet, Melayu,
Poetera Hindia.
c) Kalimantan: Pewarta Borneo.
d) Sulawesi: Pewarta Manado.

Surat kabar mempunyai fungsi sosial dasar, yaitu memperluas pengetahuan


bagi para pembacanya dan dapat membentuk opini umum. Akan tetapi, ruang
gerak persuratkabaran pada zaman kolonial Belanda dibatasi dan dikontrol ketat.
Selain surat kabar yang membawa suara nasionalisme, terbit surat kabar yang
merupakan pembawa suara pemerintah kolonial Hindia Belanda, seperti  Pantjaran
Warta dan Bentara Hindia di Jakarta, Sinar Matahari di Makassar, dan Medan
Priyayi di Bandung.

Muncul dan berkembangnya pergerakan nasional dipengaruhi oleh beberapa faktor,


baik dari dalam maupun dari luar, yaitu sebagai berikut:

1. Pengaruh dari dalam  (internal)

a) Kenangan kejayaan masa lampau, misalnya  kejayaan kerajaan Sriwijaya,


dan Kerajaan Majapahit.
b) Penderitaan dan kesengsaraan akibat imperialisme dari kaum penjajah.
c) Muncunya golongan cendekiawan yag berasal dari sekolah dalam negeri
buatan belanda, dan dari sekolah di luar negeri, maupun cendekiawan dari
negeri belanda.
d) Kemajuan dibidang politik, sosial- ekonomi, dan kebudayaan, yaitu
munculnya partai- partai poltik, pengahpusan eksploitasi ekonomi asing, dan
perlindungan kebudayaan asli akibat kedatangan budaya dari barat.

2. Pengaruh dari luar (eksternal)

a) Kemenangan Jepang atas Rusia (1905).


b) Pergerakan kebangsaan India dalm mengahadapi penjajaahan Inggris.
c) Gerakan kebangsaan Filipina melawan Spanyol, dan Amerika Serikat.
d) Gerakan Nasionalis China yang dipimpin Dr. Sun Yat Sen.
e) Pergerakan Turki muda (1908).
f) Pergerakan Nasionalisme Mesir, dipimpin oleh Arabhi Pasha (1881- 1882).

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa  Kolonialisme dan imperialisme


akhirnya menimbulkan reaksi bagi bangsa-bangsa Asia dan Afrika untuk melakukan
perlawanan. Inspirasi perlawanan tersebut muncul seiring dengan masuknya paham-
paham baru dari Eropa, seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, demokrasi,
komunisme, serta paham pan Islamisme yang muncul dari cendekiawan muslim Asia-
Afrika.

Kehidupan dan mentalitas masyarakat kota, biasanya mencari dan menemukan


identitas baru, pluralistis (suku, agama, profesi), modern (relatif maju dan toleran). Oleh
karena itu, kota menjadi tempat yang sangat strategis dalam upaya memunculkan dan
mengembangkan pergerakan nasional Indonesia. Dari kota-kota tersebut muncullah
golongan-golongan elite baru dalam kehidupan masyarakat Indonesia, seperti golongan
terpelajar, golongan profesional, dan golongan pers.

B. Saran

Diharapkan, dengan adanya paham-paham baru tersebut yang meliputi


Nasionalisme, Liberalisme, Sosialisme, Demokrasi, dan Pan-Islamisme bangsa Indonesia
dapat merubah menjadi bangsa yang lebih baik dari berbagai segi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ramlan. 2013. Paham-paham Baru dan Kesadaran Kebangsaan di Asia Afrika dan
Timbulnya Nasionalisme, [Online]. Tersedia: http://ramlan77.blogspot.co.id. [26
Januari 2016]

Saragih. Nurafni. 2012. Munculnya Kesadaran Kebangsaan di Asia dan Afrika, [Online].
Tersedia: http://nurafnisaragih.blogspot.co.id. [26 Januari 2016]

Setyandi, Agus. 2013. Paham-paham Baru yang Memengaruhi Kesadaran dan Pergerakan
Bangsa Indonesia, [Online]. Tersedia: http://agussetiyandi46.blogspot.co.id. [26
Januari 2016]

Admin. 2011. Paham-paham Baru dan Kesadaran Kebangsaan di Asia-Afrika, [Online].


Tersedia: http://peristifakta.blogspot.co.id. [26 Januari 2016]

Anda mungkin juga menyukai