Anda di halaman 1dari 3

Nama : FITRA AULIA.

J
Kelas : HTN E
Nim : 10200120205

UJIAN AKHIR SEMESTER SOSIOLOHI HUKUM


1. PELANGARAN HAM
Pengertian dan Contoh Pelanggaran HAM di Masyarakat
Pasal 1 angka 1 UU no. 39 tahun 1999 mengatur tentang pelanggaran Hak Asasi Manusia
(HAM). Berikut penjelasan mengenai pelanggaran HAM dan contohnya di masyarakat Hak
Asasi Manusia (HAM) adalah hak dasar atau hak pokok milik manusia sejak lahir, sebagai
anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. HAM merupakan hak dasar yang melekat dan sifatnya
universal. Jadi, HAM bisa berlaku dimana saja, untuk siapa saja, dan kapan saja. Hak Asasi
Manusia dibagi menjadi 3 yaitu hak dasar (hak pokok), hak manusia sejak lahir, dan anugerah
dari Tuhan Yang Maha Esa. Pasal 1 angka 1 UU no. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia,
yakni seperangkat hak setiap individu. Hak ini wajib dihormati, dilindungi oleh negara, hukum,
dan perlindungan harkat martabat manusia. Pasal diatas juga membahas kasus pelanggaran yang
diakibatkan karena seseorang, kelompok, termasuk aparat negara. Pelanggaran HAM ini bisa
terjadi karena sengaja atau tidak sengaja, secara hukum bermaksud untuk membatasi peran hak
pada individu atau kelompok.
Bentuk Pelanggaran HAM

Pelanggaran HAM sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, contoh kasusnya yaitu
pembunuhan, pemerkosaan, penculikan, pengeroyokan, sampai pelecehan. Berdasarkan bentuk
pelanggaran HAM dibagi menjadi dua yaitu diskriminasi dan penyiksaan.
A. Berdasarkan Bentuk

Diskriminasi Diskriminasi adalah suatu pembatasan, pengucilan, dan pelecehan atas dasar
perbedaan agama, suku, ras, etnis, kelompok, golongan, jenis kelamin, dan keyakinan.
Diskriminasi termasuk bentuk pelanggaran HAM karena pengurangan atau penghapusan
kebebasan dasar kehidupan individu atau kelompok.
B. Penyiksaan
Penyiksaan adalah suatu perbuatan yang dilakukan secara sengaja oleh kelompok atau
seseorang. Penyiksaan ini menimbulkan rasa sakit, penderitaan, dan trauma seseorang secara
jasmani dan rohani.
Berdasarkan Sifat

 Pelanggaran HAM Berat


Pelanggaran HAM berat sampai mengancam nyawa manusia seperti pembunuhan,
perampokan, perbudakan, penganiayaan, dan penyanderaan. Menurut UU RI Nomor 26 Tahun
2000, memuat tentang pengadilan HAM ada dua pelanggaran HAM berat yaitu genosida dan
kejahatan kemanusiaan. Genosida adalah perbuatan untuk memusnahkan atau menghancurkan
kelompok etnis, bangsa, ras, dan kelompok agama. Genosida bisa mengakibatkan fisik dan
mental pada para korban. Sedangkan kejahatan kemanusiaan adalah serangan yang ditujukan
pada masyarakat sipil. Contoh kejahatan kemanusiaan yaitu perbudakan, pemusnahan,
pengusiran paksa, dan perampasan kemerdekaan yang melanggar hukum internasional.

 Pelanggaran HAM Biasa


Kasus pelanggaran HAM ini tidak mengancam keselamatan seseorang. Tetapi kasus ini
masuk kategori berbahaya. Contoh kasus pelanggaran HAM ringan yaitu pencemaran
lingkungan, pemakaian bahan berbahaya untuk makanan atau minuman, pemukulan, pencemaran
nama baik, dan menahan kebebasan berekspresi
Kasus Pelanggaran Ham di Indonesia
Kasus ini terjadi karena manusia memiliki dua sisi baik sementara yang lain memiliki
sisi jahat. Keinginan jahat ini membuat manusia melakukan pelanggaran HAM. Pelanggaran
HAM bisa juga terjadi karena interaksi aparat pemerintah dan masyarakat sendiri. Contoh kasus
pelanggaran HAM biasa yaitu kasus pencemaran i Laut Timor dan kasus pembakaran hutan di
Jambi dan Riau. Berikut contoh kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia

Kasus Pelanggaran HAM Berat


A. Kerusuhan Tanjung Priok (1984)

Kasus pelanggaran ini terjadi pada 12 September 1984, mengakibatkan 24 orang tewas,
36 orang luka berat, dan 19 orang luka ringan. Dalam peristiwa ini terjadi kerusuhan antara
aparat dan warga sekitar.
B. Penculikan aktivis politik (1998)

Tahun 1998 terjadi penculikan dan hilangnya beberapa aktivitas. Menurut catatan dari
Kontra ada 23 orang terdiri dari 1 orang meninggal, 9 orang dilepaskan, sedangkan 13 orang lain
dinyatakan hilang.
C. Peristiwa Trisakti dan Semanggi (1998 dan 1999)

Tragedi Trisakti terjadi pada 12 Mei 1998, menewaskan 4 mahasiswa Trisakti dan
puluhan lainnya luka-luka. Tragedi Trisakti Semanggi I terjadi pada 11-13 November 1998 dan
tragedi Semanggi II terjadi pada 24 September 1999.
D. Kasus Terbunuh Marsinah (1994)
Marsinah adalah aktivitas hak-hak pekerja di PT Catur Putera Surya, Porong Jawa Timur.
Dia menjadi korban pelanggaran HAM yang kini para pelaku belum ditemukan.
E. Kasus Munir (2004)

Munir Said Thalib adalah aktivis HAM pada zaman orde baru. Munir melakukan
pembelaan pada orang-orang yang tertindas. Namun tahun 2004, Munir ditemukan meninggal
dunia dalam pesawat menuju ke Amsterdam. Dari hasil autopsi forensik Belanda, menemukan
racun arsenik dalam jasad Munir.
Faktor Penyebab Terjadinya Pelanggaran HAM
ada 2 faktor internal dan eksternal penyebab terjadinya pelanggaran HAM.

Faktor Internal
Faktor Internal berasal dari diri pelaku pelanggar HAM. Faktor internal ini
dilatarbelakangi oleh sikap egois, rendahnya kesadaran HAM, dan sikap tidak toleran.
Pelanggar HAM biasanya memiliki sikap egois yang semaunya sendiri sehingga
mengabaikan kewajibannya. Pelaku memakai segala cara supaya haknya terpenuhi sampai
melanggar hak orang lain. Selain itu pelanggar HAM akan berbuat seendaknya dan melakukan
penyimpangan. Sikap tidak toleran ini menyebabkan diskriminasi pada orang lain..
Faktor Eksternal

Faktor ini berada di luar manusia namun mengubah individu atau kelompok melakukan
pelanggaran HAM. Faktor ini disebabkan oleh penyalahgunaan kekuasaan, tidak tegasnya aparat
penegak hukum, penyalahgunaan teknologi, kesenjangan sosial dan ekonomi tinggi.

 SOLUSI TERHADAP PELANGGARAN HAM

1. Mempelajari segala sesuatu tentang HAM dan hukum yang berlaku, apabila terjadi
pelanggaran HAM sebagai warga negara yang baik yang menjunjung tinggi rasa
keadilan dan kemanusiaan kita harus melaporkan pada pihak yang berwajib.

2. Bersikap jujur apabila ada orang yang melanggar HAM, sebaiknya kita tegur atau
kita laporkan pada pihak yang berwajib.

3. Bersikap toleransi dan menaati hukum dan aturan yang berlaku.

4. Menghargai perbedaan yang ada, tidak bersifat rasis.

Anda mungkin juga menyukai