Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TIDAK MENIKAH DALAM PANDANGAN KRISTEN


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Agama
Dosen Pengampu : Bernat Sitorus, Pdt., S.Th., M.Th.

OLEH :

MONIKA RODEARNI DAMANIK


NPM : 221430019

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan penulisan makalah tentang Tidak Menikah Dalam Pandangan Kristen.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas yang diberikan
oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi saya.

Saya telah berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik, namun saya pun menyadari bahwa
saya memiliki akan adanya keterbatasan saya sebagai manusia biasa.

Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan,
maupun dari isi, maka saya memohon maaf dan kritik serta saran dari dosen pengajar.
Daftar Isi

Judul....................................................................................................................i

Kata Pengantar....................................................................................................ii

Daftar isi..............................................................................................................iii

Bab 1 Pendahuluan

A. Latar belakang masalah.................................................................................1

B. Rumusan masalah..........................................................................................1

C. Tujuan pembahasan.......................................................................................1

Bab 2 Pembahasan

A. Pengertian pernikahan ..................................................................................2

B. Tujuan pernikahan dalam agama kristen ......................................................2

C. Apakah menikah itu wajib dalam pandangan kristen....................................3

D. Alasan seseorang tidak menikah....................................................................3

E. Keuntungan tidak menikah.............................................................................4

F. Konsekuensi tidak menikah...........................................................................4

Bab 3 Penutup

A. Kesimpulan......................................................................................................5

B. Saran.................................................................................................................6

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pernikahan memiliki arti sebagai sebuah perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk
bersuami istri dengan resmi sedangkan perkawinan artinya ikatan lahir batin antara seorang pria
dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga. Pernikahan dan
perkawinan menjadi berbeda karena pernikahan lebih pada aspek legal dan transedental serta
bersifat sakral sedangkan perkawinan lebih pada dimensi praksis dan juga yuridisformal karena
itu dibuatlah undang-undang perkawinan. Pernikahan memiliki tujuan untuk membangun,
membina dan memelihara hubungan kekerabatan yang rukun dan damai. Pernikahan juga
merupakan unsur tali temali yang meneruskan kehidupan manusia dan masyarakat. Laki-laki dan
perempuan yang dipersatukan dalam pernikahan adalah dua orang manusia dengan perbedaan
mereka, sehingga dari perbedaan itu mereka dapat bertumbuh menjadi kesatuan satu daging.

B. Rumuasan Masalah

1. Apa pengertian Pernikahan?

2. Jelaskan tujuan Pernikahan dalam agama kristen!

3. Jelaskan apakah menikah itu wajib dalam pandangan kristen!

4. Jelaskan alasan seseorang tidak menikah!

5. Jelaskan keuntungan tidak menikah!

6. Sebutkan konsekuensi tidak menikah

C.Tujuan Masalah

1. Mendeskripsikan pengertian pernikahan


2. Mendeskripsikan tujuan pernikahan dalam agama kristen
3. Mendeskripsikan apakah menikah itu wajib dalam pandangan kristen
4. Mendeskripsikan alasan seseorang tidak menikah
5. Mendeskripsikan keuntungan tidak menikah
6. Mendeskripsikan konsekuensi tidak menikah

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pernikahan

Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan


oleh dua orang pria dan wanita dengan maksud meresmikan
ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial. Upacara
pernikahan memiliki banyak ragam dan variasi menurut tradisi suku
bangsa, agama, budaya, maupun kelas sosial. Penggunaan adat atau aturan tertentu
kadang-kadang berkaitan dengan aturan atau hukum agama tertentu.
Pernikahan bukanlah sesuatu yang mudah untuk dijalankan. Dalam kehidupan
pernikahan terjadi suatu penyatuan antara dua individu yang berasal dari budaya,
lingkungan dan keluarga yang berbeda. Banyak hal yang dihadapi pasangan yang baru
dalam mengarungi kehidupan pernikahan, seperti perbedaan minat, hobi, pandangan
tentang sesuatu hal. Kehadiran anak, hubungan dengan mertua atau ipar, masalah
aktivitas bersama atau pekerjaan menjadi hal-hal yang dapat menjadi pembicaraan atau
perdebatan pasangan

B. Tujuan Pernikahan dalam Agama Kristen

Tujuan pernikahan kristen tidaklah jauh berbeda dengan tujuan pernikahan pada

umumnya. Sepasang ciptaan Tuhan ditakdirkan bersama dan mengikatkan janji

suci sehidup semati atas nama Kristus yang penuh cinta kasih.

 Relasional

Tujuan pernikahan kristen pertama sesuai dengan Alkitab adalah untuk

membangun relasi atau persahabatan. Sebab, manusia diberi kesempurnaan

berupa akal oleh Allah serta mampu menyampaikan pikiran serta

perasaannya ke dalam bahasa dan perbuatan. (Kejadian 1:26-28: 2:15,19,20;


Roma 1:21) Hal ini bertujuan untuk terjalinnya sebuah persahabatan yang

baik di antara sepasang kekasih. Keinginan dan hasrat ini ditanamkan Allah

kepada manusia untuk menjadi penolong satu sama lain seperti berbagi

kesulitan hingga kebahagiaan yang dirasakan bersama-sama. Agar

memperkuat hal ini, selalu hargai persahabatan yang terjalin di antara Anda

dengan pasangan.

 Saling Melengkapi

Saling mengisi dan melengkapi satu sama lain merupakan tujuan pernikahan

kristen yang berikutnya. Meski pada dasarnya diciptakan sama dalam hal

derajat, harkat, dan martabatnya, namun sejatinya wanita dan pria memiliki

perbedaan dasar. Hal ini seperti yang tertuang pada Matius 19:4. "Jawab

Yesus: Tidaklah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak

semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan?"

 Rekreasi

Tujuan pernikahan kristen selanjutnya adalah untuk saling menikmati

kesenangan dan kebahagiaan atau rekreasi. Pernikahan juga dirancang

Tuhan untuk tujuan kesenangan dan kepuasan bagi sepasang pria dan

wanita dalam ikatan suci. Hal ini sesuai dengan firman Tuhan pada Kejadian
1:27 yang menyebutkan bahwa seks antara sepasang suami dan istri

merupakan wujud dari kesenangan yang diberikan Tuhan. "Allah

menciptakan manusia menurut rupa dan gambar-Nya, laki-laki dan

perempuan diciptakan-Nya dengan kapasitas-kapasitas untuk kesenangan

seks yang intens dan dengan panggilan untuk berkomitmen dalam

pernikahan.."

 Mendapatkan Keturunan

Seperti halnya tujuan pernikahan pada umumnya, tujuan pernikahan kristen

adalah untuk mendapatkan keturunan. Sebab, Tuhan telah menciptakan

manusia secara sempurna dengan hasrat seksual untuk suami istri. Seperti

pada Alkitab Kejadian 1:28, disebutkan bahwa Allah memberi manusia hak

untuk beranak dan bertambah banyak. Maka dari itu untuk menjalankan

perintah-Nya, manusia harus terikat pada sebuah pernikahan terlebih

dahulu, bukan sebaliknya.


C. Apakah Menikah itu Wajib

Apakah menikah itu wajib? Jawabannya ialah tidak. Tidak wajib karena Paulus pun
tidak menikah untuk memusatkan diri dalam pelayanan. Ini lebih ke arah keputusan
pribadi dan panggilan apa yang Tuhan taruh dalam hidup kamu. Jikalau memang Tuhan
memanggil kamu untuk menikah maka menikahlah dan kalau tidak maka tidak.

Apa yang Alkitab nyatakan tentang orang Kristen yang tidak pernah menikah sering
disalahpahami. Di surat 1 Korintus 7:7-8, Paulus menyatakan, "Namun demikian
alangkah baiknya, kalau semua orang seperti aku; tetapi setiap orang menerima dari
Allah karunianya yang khas, yang seorang karunia ini, yang lain karunia itu. Tetapi
kepada orang-orang yang tidak kawin dan kepada janda-janda aku anjurkan, supaya
baiklah mereka tinggal dalam keadaan seperti aku."
Paulus menyatakan bahwa beberapa orang memang memiliki karunia melajang,
sementara yang lainnya akan menikah. Meskipun tampaknya hampir semua orang
menikah, pernikahan belum tentu merupakan kehendak Allah bagi semua orang. Paulus,
misalnya, tidak perlu khawatir tentang berbagai masalah dan tekanan yang datang dari
pernikahan dan/atau keluarga. Dia mengabdikan seluruh hidupnya untuk memberitakan
Firman Tuhan. Paulus mungkin tidak bisa menjadi utusan yang setekun seperti yang
dikisahkan Alkitab jika ia menikah.
Jika kita meminta Allah untuk menyatakan diri-Nya kepada kita, maka Dia akan
menanggapinya (Mat 7:7). Jika kita meminta kepada-Nya untuk memakai kita untuk
menggenapi pekerjaan-pekerjaan-Nya yang baik, maka Dia juga akan melakukannya.
"Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah:
apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna" (Rom 12:2).

D.Alasan Seseorang tidak Menikah

1. Mereka tidak percaya kalau kehidupan sempurna cuma berasal dari memiliki keluarga
sendiri
Buat mereka yang memutuskan untuk tetap single, kehidupan dan kebahagiaan yang
sempurna juga bisa berasal dari hal lain. Sebut saja dengan kegiatan sosial, membantu orang
tua yang sudah lemah, membantu saudara yang sakit, dan masih banyak lagi.Dengan
menjadikan diri mereka berguna buat orang lain, mereka akan bahagia. Mereka merasa
hidupnya penuh dengan manfaat. Itulah alasan mereka ada di dunia.

2. Mereka tidak akan menikah hanya karna alasan tipe-tipe tertentu


Menikah karena pasangan menawan, mapan, satu golongan, dan tipe-tipe lainnya
adalah konsep yang janggal buat mereka yang memilih untuk melajang. Justru hal
seperti ini seolah-olah mengkotak-kotakkan manusia. Jika semua orang seperti itu,
tentu orang di luar tipe tersebut tidak akan mendapatkan porsinya. Karenanya, lebih
baik mereka tidak menikah dengan dasar menikah itu tidak untuk semua orang.
Dengan menikah, tidak semena-mena seseorang akan merasa hidupnya komplit atau
normal.

3. Mereka berpikir, bisa melakukan yang lebih baik di dunia ini tanpa memiliki pasangan

Selama ini, masyarakat punya pandangan jika tetap single di usia matang adalah
penyimpangan dari hakikat manusia, yaitu berpasangan. Pada pelaksanaannya,
memulai hubungan adalah hal yang mudah. Mempertahankannya dari segala macam
ketidakpastian dan ekspektasi yang berbeda adalah masalahnya. Hal ini sangat
melibatkan dan menguras emosi.

4. Mereka tak tertarik menikah karena merasa cukup dengan cinta yang bisa dibagi dan
diterima

Mereka yang tidak menikah karena alasan ini dapat dikatakan benar-benar tidak
tertarik untuk menikah. Mereka telah menemui begitu banyak bentuk hubungan. Ada
yang terbuka, LDR, jadi pasangan idaman, sampai penuh dengan kekerasan. Di sisi
lain, pernikahan hanya sekedar status legal agar nampak suci tetapi kita tak pernah
tahu di baliknya. Di sisi satunya, pernikahan hanya sekedar peringatan yang mewah.
Dari sekian banyaknya hubungan tersebut, tak ada satu pun yang jadi kehidupan ideal
mereka. Hidup sendiri bukan berarti mereka kesepian. Justru mereka menemukan
kenyamanan dan ketenangan hidup. Inilah karunia yang selalu mereka syukuri.

5. Mengapa harus menikah jika mendapatkan apapun yang dibutuhkan tanpa menikah

Alasan ini biasanya terjadi pada seseorang yang menyaksikan atau mengalami sendiri
hubungan yang cenderung abusif. Pasca melepaskan diri dari hubungan negatif
tersebut, kenapa mereka harus menikah kalau pernikahan hanyalah jalan untuk
menyakiti orang lain? Sedangkan tetap single saja, mereka gembira dan bisa
mendapatkan apa saja dari usahanya sendiri. Mereka pun bisa mendapatkan kasih
sayang dari orang lain yang lebih tulus tanpa adanya status pernikahan.
5

6. Dimana pun dan kapan pun mereka selalu lebih suka menikmati hidupnya sendiri
Bayangan akan hidup dan berbagi semua ke satu orang adalah bayangan yang aneh bagi
mereka yang memutuskan tidak menikah. Bukan karena mereka antisosial. Namun ketika
mereka punya sahabat dan keluarga yang selama ini jadi tempat berbagi, tiba-tiba harus
mengubah prioritasnya untuk berbagi dengan seorang di luar mereka? Belum dengan setiap
keputusan yang harus mereka bicarakan dan putuskan bersama, tidak boleh sepihak. Ini
tentunya akan lebih ribet.
E. Keuntungan tidak Menikah

Hidup mereka yang melajang dianggap belum lengkap ketika belum menemukan pasangan
hidupnya. Di sisi lain, sejumlah pakar lain menjelaskan, hidup sendirian dan bebas dari
kehidupan romantis justru memiliki banyak keuntungan. Apa saja keuntungan tersebut?

1. Pikiran Bersih

Pakar hubungan Susan Winter mengatakan, sebuah hubungan cenderung "mahal"


secara mental. Mengelola keintiman dan kebersamaan, dua insan harus
menyisihkan ruang dalam pikiran mereka. Meski hal ini tidak secara sadar
dirasakan, namun mereka yang memiliki pasangan cenderung punya kapasitas
fokus individu yang lebih sedikit dibanding ketika mereka melajang. Winter
mencontohkan, waktu yang dihabiskan seseorang untuk mengkhawatirkan
pasangannya pada situasi tertentu atau merenungkan pertengkaran-
pertengkaran kecil hingga besar. Hal-hal itu dianggap sebagai "harga" dari
sebuah hubungan percintaan. Stres semacam itu bisa menghalangi
kebahagiaan seseorang. Sebaliknya, para lajang dianggap memiliki ruang lebih
untuk berpikir, bernafas dan tumbuh. Mereka yang lajang juga lebih terbuka
terhadap kemungkinan-kemungkinan hidup.

2. Lebih Berani Terhadap Resiko

Status lajang membuat seseorang lebih terbuka menghadapi kemungkinan-


kemungkinan buruk dalam hidup. "Hampir seperti tak punya pilihan lain. Ketika kita
melajang, kita harus lebih berkecukupan," kata Psikolog dan Pakar hubungan dari
New York, Dr. Niloo Dardashti. Ketika melajang, seseorang tak dihalangi siapa pun
untuk mengejar ambisinya. "Kita juga akan cenderung mau mengambil risiko dan
petualangan terhadap hal-hal baru dalam perjalanan hidup," ujar dia

3. Waktu Bersama Diri Sendiri

Ketika memiliki pasangan, banyak orang berpotensi menjadi tak memiliki waktu untuk diri
sendiri, karena mereka jarang sendirian. Padahal, ketika kita seorang diri, kita punya
banyak kesempatan untuk lebih mengenal diri sendiri.
9
4. Mengejar Keinginan Dalam Hidup

Dr. Jenny Taitz, Psikolog klinik dan penulis "How to Be Single and Happy"
memandang mereka yang lajang punya lebih banyak kesempatan untuk
menemukan misi dalam hidupnya. Hal itu dinilai sebagai poin kritis
seseorang untuk menemukan apa yang dicari dalam hidup. "Ketika melajang,
kita cenderung punya waktu untuk mendalami nilai-nilai dalam hidup kita,"
kata dia. Momentum itulah yang digunakan untuk mengevaluasi dan
merefleksikan hal-hal yang bisa dipelajari pada hubungan masa lalu. "Sikap
apa yang mau dibangun? Ketika melajang kita punya waktu untuk
memikirkan itu dan fokus pada satu faktor konsisten yang akan membuat
perubahan dalam diri kita," ujar Winter.

F. Konsekuensi tidak Menikah


1. Harus benar-benar mandiri dan independen dalam mengurus diri sendiri
Di satu sisi, memilih melajang seumur hidup mungkin menyenangkan karena kamu
bebas dalam menjalani hidup. Namun, di sisi lain, kamu pun harus siap untuk
mengurus segalanya sendiri. Kamu harus mandiri, mulai dari mencari uang untuk
bertahan hidup, mengurus diri sendiri, mengurus tempat tinggal, hingga masalah-
masalah yang datang kepada hidupmu. Kamu tidak memiliki rekan untuk diajak
memanggul beban bersama dan harus bisa mengandalkan diri sendiri. 
2. Ada saat di mana kamu harus mengerti kesibukan semua orang di sekitarmu

Memilih untuk melajang seumur hidup juga memiliki konsekuensi, yaitu ada saatnya
nanti kamu harus memahami kesibukan orang-orang di sekitarmu. Mau itu keluarga,
teman, sahabat, bahkan orang-orang yang kamu kenal. Kamu tidak bisa berkata apa-
apa jika mereka menolak undanganmu atau tidak bisa membantumu karena sibuk.
Pada dasarnya, setiap orang akan sibuk dengan hidupnya sendiri dan kamu harus
pahami itu. 
3. Mudah merasa kesepian ketika sedang tidak ada kegiatan

Konsekuensinya yang ketiga jika memilih hidup berstatus lajang ialah mudah merasa
kesepian ketika sedang tidak ada kegiatan. Kamu berada di rumah sendirian atau
berada di suatu tempat menikmati waktu sendiri sambil melamun memikirkan hidup.
Pada momen itu, kamu bisa saja merasa kesepian. Akan tetapi, kalau kamu tahu
bagaimana membahagiakan diri sendiri dan memanfaatkan waktu untuk rileks,
sepertinya hal ini tak akan menjadi masalah.
4. Harus tahan mendengar omongan orang terhadap pilihan hidupmu

Keempat, kamu harus tahan untuk mendengar omongan orang terhadap jalan
hidupmu yang memilih untuk melajang dan tak menikah. Kita semua tahu kalau rata-
rata orang suka mengomentari hidup orang lain. Jadi, ketika kamu memilih untuk
melajang dan beda prinsip dengan mereka, siap-siaplah tahan batin dan pikiran
supaya tidak stres. Cukup yakini pilihanmu. Jika menurutmu melajang seumur hidup
adalah keputusan terbaik, jalani saja.
5. Menghabiskan sebagian besar waktu pada masa tua sendirian

Jika memilih melajang seumur hidup, kamu harus siap dengan konsekuensi yang satu
ini, yakni menghabiskan sebagian besar waktu sendirian pada masa tua. Setelah
pensiun dari pekerjaan, tidak ada pasangan ataupun anak yang akan menemanimu.
Paling sanak saudara, teman, tetangga, atau bahkan menikmati waktu sendiri di rumah
yang kosong. Kebanyakan orang baru merasa kesepian ketika tua, lho. Semua pilihan
yang kita ambil pasti ada dampak dan konsekuensinya, termasuk memilih melajang
seumur hidup. Bukan hal yang benar atau salah, itu hakmu untuk memilih jalan hidup
sendiri jika memang tak ingin menikah. Kalau sanggup dengan lima konsekuensi tadi
maka tak menjadi masalah.
13
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan
Pernikahan adalah sebuah komitmen antara seorang laki laki dan perempuan yang melibatkan
hak-hak seksual secara timbal balik. Dan pernikahan merupakan lembaga untuk menampilkan
citra Allah dengan sebaik-baiknya. Menikah atau pun tidak menikah adalah pilihan. Semua
orang Kristen dipanggil untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, pikiran, jiwa, dan
kekuatan mereka, serta untuk mengasihi sesama mereka seperti diri mereka sendiri. Namun,
Tuhan memanggil sebagian orang Kristen untuk melayani Dia dalam status pernikahan, dan
yang lainnya untuk melayani Dia dalam status tidak menikah. Bagi kebanyakan orang, status
single hanya merupakan status sementara sebelum pernikahan. Beberapa yang lain, tetap tidak
menikah sepanjang hidup mereka, entah karena itu merupakan pilihan mereka atau karena
keadaan. Semua orang berhak menentukan pilihan nya dalam melayani Tuhan, dengan cara
menikah atau tidak menikah. Paulus menyatakan bahwa beberapa orang memang memiliki
karunia melajang, sementara yang lainnya akan menikah. Meskipun tampaknya hampir semua
orang menikah, pernikahan belum tentu merupakan kehendak Allah bagi semua orang. Paulus,
misalnya, tidak perlu khawatir tentang berbagai masalah dan tekanan yang datang dari
pernikahan dan/atau keluarga. Dia mengabdikan seluruh hidupnya untuk memberitakan Firman
Tuhan. Paulus mungkin tidak bisa menjadi utusan yang setekun seperti yang dikisahkan Alkitab
jika ia menikah.

B.Saran
Sebagai makhluk ciptaan, sebaiknya segala sesuatu yang terkait hidup ini, kita harus meminta
hikmat kepada Allah.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pernikahan
https://m.merdeka.com/trending/tujuan-pernikahan-kristen-ketahui-hakikatnya-agar-tak-salah-
arah-kln.html
https://www.google.com/amp/s/www.idntimes.com/life/relationship/amp/vita/7-alasan-kenapa-
orang-gak-menikah-meski-berusia-matang
https://lifestyle.kompas.com/read/2018/09/23/130205820/9-keuntungan-hidup-melajang?page=3
https://www.google.com/amp/s/www.idntimes.com/life/relationship/amp/afifah-hanim/5-
konsekuensi-jika-memilih-lajang-seumur-hidup-c1c2

Anda mungkin juga menyukai